The Story ↠chara x reader

By NikishimaKumiko

176K 9.2K 1.8K

"A story between you and him."  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ Hanya berisi kumpulan oneshot, drabble, ataupun songfic u... More

Only Mine
I Hope I Can be Agresif
Jealous
EXP?
Patient
1 Meter!
Chance
Chance [Asano's Ending]
Chance [Karma's Ending]
Saikou no Present
Glasses
Halusination
Samhian Holiday
Menyatakan Perasaan [KnB]
Regret
Valentine [KnB]
A Game
Childish Kareshi
Suki desu ka?
Initial Song
Fighting!
Stay Alive
Friend, right?
My Turn'
Hiding
Regret
Haiiro no Palette
Hero
Melody
Soulmate
Black Room
There She is!
Reflection

Restart

4.7K 252 9
By NikishimaKumiko

Restart

Akashi x Reader

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Story © Nikishima_Kumiko
[Cerita ini hanya kupindahkan dari book The Taste of Love || KnB, yang berganti menjadi Hatsukoi. Daripada ceritanya sia-sia, mending ku up disini aja www /nak.]

Sudah dua minggu kau memperhatikannya. Kapten tim basket Rakuzan, Akashi Seijuuro. Bukan berarti kau mengikutinya seperti para stalker-nya Akashi. Hanya saja, pandanganmu tidak dapat lepas darinya.

Pertemuan kalian sama seperti gadis dan pemuda pada umumnya. Yah... bisa dibilang hampir sama seperti di manga-manga shoujo ataupun film bergenre romance. Uh, tidak bisa dibilang pertemuan sih. Kau mengenalnya, tapi dia mungkin saja tidak mengenalmu.

Mainstream kan?

Kau terkekeh pelan. Lagipula, kau selalu bertanya alasan kenapa bisa jatuh pada pesonanya? Hei, jangan salahkan dirimu. Siapapun yang melihatnya bisa saja takluk pada pesonanya.

"[Name]-san! Kau melamun lagi!" ujar Kumiko, temanmu. Lambaian tangannya di depan wajahmu serta suaranya, menyadarkanmu dari lamunanmu. Segera saja, kau mengulum senyum tipis. Tidak ingin membuatnya curiga.

Kumiko menghela nafas lalu memberikan sebuah brosur padamu, kau hanya menerimanya dengan tanda tanya di kepalamu.

"Kemarin aku dapat dari Hayama-senpai. Siapa tau kau berminat," ucapnya sambil memperlihatkan cengirannya lalu berjalan pergi.

Kau mengerjapkan mata. Tunggu, kenapa ia bisa ada disini dan kenapa brosur itu ada di tangannya sedangkan dia anak Seirin? Ok, lupakan.

Yang terpenting sekarang adalah, apa kami-sama baru saja mengabulkan doaku agar bisa lebih dekat dengannya? Pikirmu sambil memeluk brosur itu dengan erat. Ah, kalau seperti ini, kau berpikir kalau kau sama saja seperti fans-nya yang lain.

Tapi, bolehkan kalau kau berharap? Berharap kalau kau bisa menggapainya.

•••

Akashi selalu memperhatikanmu sejak kejadian itu. Dia tau kalau kau juga memperhatikannya. Tapi entah kenapa, ia merasa tidak ingin menyapamu, merasa kau sangat dekat tapi tidak bisa ia gapai.

Semua kenangan tentang kalian, hilang begitu saja. Tak menyisakan apapun. Di musim dingin dimana Akashi Seijuuro berulang tahun, ia tidak mampu mengelak terhadap ketentuan takdir.

Kembali, ia mengingat memori dimana kau bersimbah penuh dengan darah. Di malam yang harusnya membahagiakan itu, malah menjadi salah satu kenangan terburuknya. Terlebih lagi, saat kau tidak mengingat setitik apapun tentang dirinya.

Sebagaimanapun mutlaknya dirinya, ia hanyalah manusia biasa---sosok yang tidak mampu melawan takdir.

Dan sudah bisa dipastikan jika rasa cinta yang Akashi alami saat ini adalah...

Pahit.

Akashi memejamkan matanya, mendesah pelan lalu kembali melanjutkan permainannya yang tertunda. Mencoba men-shoot bola itu ke ring berkali-kali. Setiap shoot yang ia lemparkan, tidak ada yang meleset sekalipun. Lain hal dengan pikirannya saat ini.

Yah, tidak ada yang sadar kalau pikiran Akashi sedang kacau.

•••

"[Fullname] desu. Yoroshiku..."

Kau membungkukkan dirimu, sebagai salam formal. Kembali ke posisi semula dan mengambil nafas dalam-dalam. Akhirnya, kau diterima menjadi manager di klub basket Rakuzan. Juga, kau bisa selangkah lebih maju untuk menggapai Akashi―walau kau tau itu adalah hal yang tidak mungkin.

Tapi tetap saja, kau yakin. Selama masih ada harapan, tentu saja ada kesempatan bukan?

"Kau sudah tau siapa aku bukan? Yang lain, segera kembali latihan." Mendengar perintah itu, langsung saja yang lain segera kembali ke latihan mereka masing-masing. Walaupun ada yang menanggapinya dengan malas-malasan.

"Dan kau, siapkan apa yang diperlukan." perintah Akashi.

Kau mengangguk pelan lalu segera menyiapkan apa saja yang diperlukan. Kau tau, sikapnya tidak akan sesuai dengan harapanmu. Kau tau... tapi entah kenapa kau masih berharap.

Ah, padahal dia sudah sedekat ini, tapi aku tidak bisa menggapainya, batinmu sambil tersenyum miris.

Disaat kau memperhatikannya di bench, tak sadar kalau Akashi juga memperhatikanmu dalam diam. Ingin rasanya bersikap baik padamu, tapi dia takut kalau misalnya ia bersikap baik dan membuat kenangan baru. Ia takut memorimu akan kembali hilang.

Brak!

Pintu Gym itu di dobrak, dan pelakunya adalah gadis kecil yang memakai syal. Kau mengerjapkan matamu kaget begitu juga dengan yang lain.

"HAYAMA-SENPAI! KAU! KAU MENGAMBIL KEYCHAIN HIKARI MILIKKU YAH?!" teriak Kumiko dengan suara cemprengnya sambil menunjuk sang pelaku. Sedangkan Hayama hanya nyengir ria, yang memperlihatkan taring miliknya.

"Akashi-senpai! Aku izin ingin menyelesaikan urusanku dengan Hayama-senpai!" pinta Kumiko yang sepertinya tidak takut pada sosok Akashi dan malah men-deathglare Hayama.

"Baiklah, Koutaro selesaikan urusanmu dengannya."

"B-baik!"

Dengan berakhirnya respon Hayama, Kumiko pun menyeretnya keluar dari Gym. Kau terkekeh pelan melihat tingkah teman beda sekolahmu itu sekaligus merasa iri karena sikapnya yang tidak tanggung-tanggung pada Akashi.

Kau pun menoleh, dan betapa terkejutnya kau ketika mendapati iris Akashi yang sedang menatap ke arahmu dan tatapannya itu adalah tatapan yang... sendu?

•••

Sudah hampir setengah tahun kau menjadi manager diklub basket. Tak terasa pula, musim dingin akan segera tiba. Kau mengeratkan syalmu, lalu menengadah ke langit.

Sudah banyak hal yang kau lakukan untuk mendekati Akashi. Tapi sudah banyak pula ia membalasnya dengan sikap dingin dan kau memutuskan untuk mengakhirinya.

Ya, mengakhiri semuanya.

Sepertinya percuma saja semua yang kau lakukan. Kau selalu memperhatikannya, ia sangat dekat namun...

"Hhh, tidak bisa kugapai," gumammu sambil mengangkat tangan kananmu ke atas lalu mengepalnya.

"[Name]." panggil Akashi.

"Ah? Akashi-san? Ada apa? Kenapa kau ada disini?"

"Tidak apa, hanya saja aku melihatmu dalam perjalanan pulang, jadi aku memutuskan untuk menghapirimu."

Bingung dengan perubahan sikapnya yang terlalu mendadak ini, kau mundur beberapa langkah. Memerhatikan setiap inchi tubuhnya, untuk memastikan kalau sosok di hadapanmu ini benar-benar adalah Akashi.

"Jangan berpikir kalau aku adalah orang lain [Name]." Akashi mendelik kesal dengan iris heterochrome miliknya. Kau segera saja terkekeh pelan sambil meminta maaf.

Bagus, dia memberikan harapan lagi padamu. Kau merasa kesal dengan perasaanmu yang sangat plin-plan ini.

"Uhm, Akashi-san... musim dingin sudah tiba ya? Haha,"

Kau tertawa kikuk sembari menggaruk pipimu yang tidak gatal, berusaha untuk mencari topik. Akashi hanya menjawabnya dengan gumaman. Membuat tawamu sirna dan kembali berada dalam keheningan.

Kau mengeratkan syalmu, merasa kedinginan. Sepertinya suhu tahun ini menurun drastis dibanding tahun sebelumnya. Tanpa sadar, kau menoleh ketika merasakan jas Akashi yang telah berada di pundakmu.

"Ah, arigatou."

"Hm."

"O-oh ya! Akashi-san kapan ulang tahun?"

"Kenapa aku harus memberitahumu?" tanya Akashi dengan nada yang tidak suka.

"Ehm, kalau Akashi-san tidak ingin memberitahu, tidak apa kok," ujarmu yang mengulas senyum paksa. Kau pun menghela nafas pelan, merasa tidak enak ketika menanyakan hal yang Akashi tidak sukai.

Suasana kembali hening, kalian berdua hanya menatap salju yang masih setia turun itu. Merasa tidak tahan dengan suasana itu, kau pun memutuskan untuk pergi. Kemudian mulai berlari ke sisi seberang jalan.

"Akashi-san, aku pulang du―"

Tiit~




Sebuah mobil melaju dengan cepat dan hampir saja menabrakmu jika saja Akashi tidak menarikmu ke dalam pelukannya. Kau mengerjapkan matamu, berusaha memproses kejadian yang baru saja terjadi.

"Bodoh! Apa kau mau mati?!"

Ia mengeratkan dekapannya lalu membenamkan kepalanya dalam tengkukmu. Kau hanya diam tak merespon.

Dan butuh beberapa waktu kau tersadar kalau bahumu sekarang sudah basah. Yah, Akashi Seijuuro tengah menangis sambil memelukmu.

"Ehm, Akashi-san? A-apa aku berbuat salah sampai kau menangis?"

Kau tidak punya alasan apapun kenapa Akashi sampai bisa menangis. Akashi diam masih dengan isakan pelannya. Merasa iba, kau pun mengelus surai merahnya.

Setelah reda, kau dan Akashi pun duduk di sebuah halte bis. Akashi menceritakan semuanya termasuk kecelakaanmu di hari ulangtahunnya dan juga amnesia yang kau derita. Akashi tau kalau kau sering memperhatikannya karena ia juga sering memperhatikanmu.

"Eh? Eh?! J-jadi Akashi-san tau kalau aku sering memperhatikanmu?"

Akashi terkekeh pelan sambil memejamkan matanya, "Tentu saja aku tau [Name]."

Kau pun membenamkan wajahmu yang memerah karena perkataan Akashi dalam syalmu. Tentu saja apalagi kalau bukan menyembunyikannya dari emperor merah ini.

Eh, tapi Akashi yang menangis itu adalah kejadian yang langka juga. Ah~ andai saja kau mengabadikan adegan tadi dengan kamera ponselmu. Ok, lupakan.

"Panggil aku Seijuuro. Aku akan berusaha untuk membangun semuanya dari awal."

Mendengar ucapan Akashi, kau merasa senang. Kau pun mengulum senyum lebar, sambil memiringkan kepalamu. Kau pun mengepalkan kedua tanganmu.

"Bukan aku, tapi kita!" koreksimu.

Continue Reading

You'll Also Like

498K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
69.2K 6.2K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
827K 87.4K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
198K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...