"Seminggu aku berpacaran dengan nya, aku merasa lebih baik. Aku juga merasa jadi perbincangan akhir-akhir ini di sekolah, maklum saja. Adrian adalah pacarku yang hitz di sekolah. Aku banyak mendengar omongan sana sini tentang hubungan kita"
-Maura Veyra Marista-
~ ~ ~
Jangan lupa untuk vote dan komentarnya sebelum membaca yaa :)
~ ~ ~
Happy Reading...
Hari ini tepat satu minggu lebih Maura dan Adrian berpacaran, Maura diajak Adrian untuk main ice skating lagi di mall berbeda dari yang mall sebelumnya. Jelas-jelas mall itu letaknya di Jakarta.
"Kedua kalinya kamu ngajakin aku kesini" Maura berkata lalu melegakan suasana malam dengan minum jus alpukat yang ia bawa dari rumah. Selain es krim oreo, Maura juga suka jus alpukat.
"Yang penting kamu senang, kan kita bisa berduaan. Jarang-jarang kan kita kayak gini. Haha" Adrian menjawab.
"Inget setan, jangan yang sepi tempatnya"
"Always ramai lah"
Mereka berdua telah menyelesaikan main ice skatingnya, lalu Adrian mengajak Maura untuk makan malam berdua. Sebutan nya lebih terkenal dengan dinner sih.
"Maura kamu pesan apa?" Tanya Adrian menyilahkan Maura duduk di kursi tepat di hadapannya.
"Biasa Kak, es krim oreo aja sama tiramisu" Maura menjawab pertanyaan Adrian dengan senyum. Lalu Adrian memberitahu pesanan nya kepada pelayan.
Hening. Tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Mereka sama-sama sedang memegang handphone mereka. Adrian langsung menaruh handphone nya lalu ia berniat tinggi untuk memberitahu masa lalunya kepada Maura.
"Maura, kamu kenal Agnes Artha Megita darimana?" Adrian mencoba menanyakan hal-hal tentang masa lalu nya.
"Jadi waktu itu aku kan lagi buru-buru rapat OSIS. Ternyata pas diruang OSIS aku hanya berdua dengan anak cewek, aku gak tau namanya. Yaudah aku kenalan sama dia katanya nama dia Agnes. Kebetulan dia juga anak dua belas, yaudah aku panggil dia dengan sebutan kak. Disitu aku sama Kak Agnes saling kenal pertama kali"
Adrian menganguk mengerti apa yang Maura katakan.
"Dari perkenalan itu, aku jadi lebih dekat banget sama dia, kayak adik kakak. Sayangnya dia sekarang sekolah di Jerman, waktu itu dia pernah balik ke Indonesia hanya empat hari. Itu dia mengajakku ke SMP Marion Foxie, aku sampai lupa ingin bertukar nomor dengannya"
"Sabar ya, dia pasti kembali. Aku yakin banget" Adrian menjawabnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
"Kenapa kakak yakin banget sih kalau dia akan kembali ke sini?" Tanya Maura.
"Karena aku, mantan pacarnya"
Maura kaget mendengar hal itu, kaget. Maura tidak pernah tahu hubungan Adrian dan Agnes sedekat itu. Maura tidak percaya.
"Gak usah ngada-ngada deh kak"
"Ihh, aku serius"
"Berapa lama kalian berpacaran?"
Adrian menceritakan semua masa lalu kebersamaannya dengan Agnes hingga dua tahun lamanya. Dari mulai ia pertama kali bertemu dengan Agnes di lapangan bola, pertama kali ia jatuh cinta dengan Agnes di UKS, dan pertama kali juga ia merasakan sakit hati karena Agnes pergi meninggalkannya dan saat ia bilang putus tetapi hatinya masih ingin memiliki dan menyayangi Agnes.
"Kenapa sih, disaat itu aku bilang ingin putus tapi hati aku bilang bahwa aku masih ingin memilikinya" Kata Adrian dengan penuh kekesalan.
"Sabar kak, itu kalian sembunyikan dan tidak ada yang tau kecuali aku. Hanya aku?" Tanya Maura
"Iya, aku harap kamu bisa jaga rahasia ini. Jangan sampai Adriana tau"
"Semoga aku bisa menjaganya"
Mereka menghabiskan makanan dan minuman mereka masing-masing. Maura mengajak Adrian untuk ke toko buku, Maura mulai senang dengan novel. Apalagi yang bergenre horor.
"Kakak, betah kan di sini? Dengan banyak tumpukan buku" Tanya Maura.
"Asal ada kamu, aku betah Ra" Adrian menjawab sambil tersenyum.
"Gombal deh"
"Gombal sama pacar sendiri gak apa-apa kan? Daripada gombalin cewek lain"
"Udah deh, aku mau cari buku dulu"
"Yaudah aku ikut"
"Ngapain ikut?"
"Takut ada yang ngapa-ngapain kamu nanti gimana"
"Yaudah"
Sekitar satu jam Maura habiskan untuk mencari novel kesukaannya. Maura yang kelelahan karena terlalu lama berdiri ia duduk di sofa, ia meminum jus alpukat sisa tadi yang ia bawa dari rumah.
Ia melihat sekeliling tidak ada Adrian dimana-mana. Tidak ada. Yang ada hanya orang berkumpul mengobrol tentang novel apa yang ingin mereka beli. Maura takut. Ia hampir menangis. Sampai ada seseorang yang menyentuh pundaknya, Maura kaget.
"Ngapain nangis? Takut kehilangan aku ya? Tadi aku lagi cari buku buat UN kelas dua belas" Ucap Adrian yang tiba-tiba sudah duduk di sofa disamping Maura.
"Oh gitu, gak kok cuma takut aja" Maura menjawabnya.
"Aku gak akan bikin kamu takut. Aku akan selalu bikin kamu ceria"
Aku tau kata-kata ku bohong. Entah sampai kapan aku menjalani ini semua. Batin Adrian dalam hatinya.
Maura bersama Adrian menuju kasir untuk membayar tiga novel yang Maura beli.
"Makasih ya, udah anterin kesini untuk kedua kalinya" Kata Maura sambil melihat buku yang ia beli.
"Iya sama-sama, semoga aja ini bukan yang terakhir kalinya ya"
Tepat jam delapan malam, Maura menuju mobil Adrian yang terpakir tak jauh dari toko buku. Maura lelah. Ia tertidur sampai suara itu mengagetkan Maura.
"MAURA KITA TERSESAT DI HUTAN!" Adrian mencoba membangunkan Maura dengan berbagai cara, tidak mungkin ia menggendong Maura dari mobilnya sampai masuk rumahnya. Ia takut di curigai apa-apa oleh keluarga Maura.
"HAH KITA DIMANA SEKARANG!?!" Maura menjawabnya dan langsung terbangun dari tidurnya lalu berkata lagi "Aku ketiduran ya? Sekarang kita gak benar-benar dihutan kan?" Maura bertanya, ia melihat sekelilingnya. Tidak tampak seperti hutan.
"Tadi aku sudah bangunin kamu pakai segala cara tapi kamu gak bangun juga, syukur deh sekarang kamu sudah bangun. Kamu sudah di depan rumah kamu sekarang"
Adrian mencoba menjelaskan apa yang terjadi, Maura mengangguk mengerti lalu Maura berkata "Makasih ya kak sudah ngajak aku jalan-jalan, ngajarin aku main ice skating, nonton bioskop, sama beli buku novel"
"Sebagai pacar yang baik" Adrian menjawab dengan senyuman dan ada suatu kata yang menghalangi pikiran Adrian. Taruhan. Taruhan. Taruhan. Selalu itu. Sampai sadar sudah seminggu ia berpacaran dengan Maura. "Yaudah, aku balik ya, takut dicariin Tante Fenita" Kata Adrian.
"Yaudah hati-hati ya" Maura menjawab dan ia melihat kalau Adrian sudah masuk ke dalam mobilnya.
"Iya" Adrian menjawab nya dengan suara yang agak keras.
"Hati-hati dan jangan ngebut" Kata Maura, sekali lagi.
"Iya babe"
Adrian lalu meninggalkan Maura yang pipinya sedang dibuat merona. Adrian selalu saja membuat pipi Maura merona dan Adrian juga selalu membuat Maura terbang entah kemana.
Aku harap dia akan selalu bersamaku, karena dia cinta pertama ku. Dia cinta pertama ku di SMA ini. Dia juga pacar pertama ku. Aku harap dia akan membawaku terbang menuju warna pelangi yang berwarna-warni. Bukan di bawa pergi ke awan hujan yang berwarna abu-abu.
Jika dia membawaku ke awan yang berwarna abu-abu itu, aku tidak segan untuk membuat petir dihatinya. Dan aku akan segara pergi mencari kehidupan pelangi baru yang berwarna-warni.
~ ~ ~