Kelas 88 [SUDAH TERBIT] [END]

By syifakap

65.4K 30.5K 4K

Apa jadinya jika kita kehilangan orang yang kita sayang? Ini tentang Syifa, gadis kecil yang menyukai Arya... More

Prolog
❀️ Part 1
🧑Part 2
πŸ’› Part 3
πŸ’š Part 4
πŸ’™ Part 5
πŸ’œ Part 6
πŸ–€ Part 7
❀️ Part 8
🧑 Part 9
Coretan
πŸ’› Part 10
🐏
🌺
🌼
🐘
🌡
🦌
🍍
πŸ₯€
Visual Real
Golongan Darah
πŸ’
🏡️
πŸ“
🍳
πŸ₯ž
πŸ₯₯
πŸ₯•
β˜•
🍎
πŸ„
πŸƒ
🍷
🌿
🌳
πŸ₯ƒ
πŸ‹
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66-Jogja
Chapter 67-Kasih Gue Kesempatan
Chapter 68-Keraton
Chapter 69-Batu Alien
Chapter 70-Permintaan Maaf
71. Mimpi
Mengapa Harus Pergi?

🦐

949 416 25
By syifakap

Bu Susi, guru mata pelajaran Seni Budaya mengabsen satu persatu nama di kelas 8-8. Materi yang diajarkan kali ini menyanyi. Bu Susi pengin tau kemampuan menyanyi para muridnya.

Bu Susi mulai mengabsen dari nama atas. Syifa menguap lebar, jantungnya deg-degan. Suaranya sumbang, pasti ditertawakan yang lain.

"Aulia Ainurul," panggil Bu Susi.

Aulia dengan percaya dirinya maju ke depan kelas. Satu kelas juga tau kalau Aulia berbakat dalam menyanyi.

Aulia berdeham. "Disini saya akan membawakan lagu rasa ini dari Vierra."

Aulia menarik napas dalam, menghembuskannya pelan-pelan.

"Ku tak percayaa kau ada disini.."

"CAKEEPP." Jawab yang lain.

"Menemaniku disaat dia pergi.."

"DIA NYA SIAPA TUHHH!!" teriak Razan.

"Sungguh bahagia kau ada disini.."

"Menghapus semua sakit yang kurasa..."

"SEMUANYAA JOGETT!!!" Putra menggoyangkan pinggul diikuti yang lain.

Aulia tampak menghayati lagu yang dinyanyikan, tampaknya Syifa tau untuk siapa lagu itu ditunjukan.

"Semua yang ku pasrahkan.."

"Kenanglah kasih..".

Saat dibagian reff Aulia berhenti nyanyi, ia menatap Bu Susi.

"Bu aku boleh duet nggak?" tanya Aulia.

"Sama siapa?"

"Sama Syifa dan Rafi."

"Boleh."

Syifa memelototkan matanya pada Aulia yang hanya dibalas cengiran. Dengan terpaksa Syifa maju. Seisi kelas bersorak.

"KU SUKA DIRINYA NAMUN AKU SAYANGGG!!" Teriak Rafi.

Syifa menepuk jidatnya. Sabar..

"Namun apakah mungkin kau menjadi milikku.." nyanyi Syifa, teringat dia.

"ARYAAA TERUSSS!" ledek satu kelas.

"Namun salahkah aku bila ku pernah merasa ini.." nyanyi Aulia.

"Namun apakah mungkin kau menjadi milikku?" Rafi memandang Aulia mengkoreksi kalau ada lirik yang tertinggal.

"WOYY FI LO NEMBAK AUL?!" Sakha menggebrak meja.

"PAJAK JADIAN DITUNGGU!" Zidan ikut menggebrak meja.

"EMANG YA KALAU SAHABATAN PASTI SALAH SATU DIANTARANYA ADA YANG SUKA!" Razan ikut-ikut.

Bu Susi menghela nafas. Hanya ada di kelas ini membutuhkan tenaga extra dalam mengajar.

"Apaan sih anjir orang itu liriknya ada yang ketinggalan." ujar Rafi, sewot.

"Yah elah lo serasi sumpah sama Aul. Gas lah." ujar Sakha. Zidan, Latief, Razan, Putra, Afima dan yang lain mengacungkan jempol setuju.

Rafi menghela berat. Mukanya merah padam. Begitu pula dengan Aulia, membuat Syifa cekikikan melihat kedua sahabatnya itu.

"Baiklah, kalian bertiga boleh duduk." ucap Bu Susi jengah sendiri. "Untuk Aulia, kamu dapat nilai 95, suara kamu bagus. Tinggi rendahnya juga sudah pas. Tinggal dikembangkan lagi ya."

"Saya berapa, Bu?" tanya Syifa dan Rafi.

Bu Susi memutar bola mata. "Buat Syifa, dapat nilai 70. Suara kamu false."

"Yah Bu jangan jujur-jujur amat kenapa," Syifa bete.

"Kalau saya?"

"Kamu 87, intonasi nya kurang." ucap Bu Susi kepada Rafi.

"Alhamdulillah nilai gue lebih tinggi dari pada Syifa," ujar Rafi, menyindir.

"HEH APA LO KATA?!!" Syifa menabok pipi Rafi. Sakit, bodoamat!

✅✅✅✅

Syifa dan yang lain mengganti seragam putih biru menjadi baju olahraga. Materi minggu kemarin adalah basket dan hanya main aja, sekarang pengambilan nilai.

Seperti biasa Sakha memimpin pemanasan selama lima menit. Usai pemanasan, Pak Ahmad, guru olahraga berumur kepala lima itu memanggil buat kumpul.

"Karena minggu kemarin sudah Bapak ajarkan bagaimana cara men-shoot dan menggiring basket yang benar, hari ini kalian pengambilan nilai. Buat letter U, sebutin nama nanti Bapak nilai. Gak harus sesuai absen, boleh ngacak. Mengerti?" ujar Pak ahmad panjang lebar.

"NGERTI, PAK!" jawab seisi kelas serempak.

Sakha berdiri paling depan. Dengan santai ia menggiring bola lalu men-shoot. Bola itu masuk ke dalam ring. Sakha mengikuti eskul basket, gak heran kenapa dia jago dalam dunia perbasketan. Satu persatu pun maju diakhiri oleh Nuzla yang paling akhir.

Setelah semuanya mengambil nilai, Pak Ahmad kembali memanggil buat ngumpul.

"Bapak bangga sama kelas kalian. Meski nakal, tapi di bidang olahraga kelas kalian sangat bagus." ucap Pak Ahmad.

"Bonus, abis ini kalian free. Bukan buat yang lain ya, maksud Bapak boleh main permainan olahraga yang lain kayak voli, kasti, dan hulahop. Ambil aja di gudang penyimpanan. Jangan lupa dibalikin lagi. Kalau mau ke Kantin, tunggu bel. Awas!" peringat Pak Ahmad.

Yang lain tanpa aba-aba langsung bermain basket, ada juga yang mengambil voli dan kasti di gudang.

Syifa hanya duduk-duduk di tepi. Jujur, dia tidak terlalu suka olahraga kecuali renang. Apalagi lari. Bisa-bisa pingsan yang ada. Maka dari itu Syifa memilih untuk duduk melihat yang lain main. Sedangkan Aulia dan Rafi asik bermain kasti berdua.

Benar saja, baru jam sembilan tapi tenggorokannya sudah terasa kering.

"Mau minum Mbak nya?" tanya seseorang.

Syifa menengok, mendapati Bian yang tersenyum manis sambil memegang es teh dalam plastik.

Yang lain tercengang melihat menyodorkan es ke Syifa. Bentar lagi bel istirahat bunyi, jadi banyak yang keluar dari kelas. Hal itu membuat Syifa jadi pusat perhatian.

Syifa menatap Bian, mukanya merah malu. "Bi dilihatin ish!"

"Gak papa, biar semua orang tau kalau kita dekat." jawab Bian.

"Ngeselin lo!" cibir Syifa, mengambil es teh dari tangan Bian. "Makasih Bi."

"WOYY SYIF BUKANNYA IKUT MAIN SAMA KITA MALAH NGE-BUCIN! KEHED SIA!" teriak Rafi.

"Biarin aja, doinya banyak." kekeh Aulia.

"Udah baikan lu Sip?" tanya Rafi.

Syifa berdecak. Punya temen pada bawel amat.

"UDAH BAIKAN!" balas Syifa keras.

Rafi manggut-manggut. "Udeh lu sama Bian aja Sip dari pada sama Arya yang ada makan hati mulu. Kasian gue."

Syifa mendengus. "Siapa lo ngatur-ngatur gue."

Rafi terkekeh, cowok itu menghampiri Syifa dan Bian diikuti Aulia dibelakang sambil membawa bola kasti dan pemukulnya.

"Kenalin gue Rafi," ucap Rafi kepada Bian. "Tolong bilangin Syifa biar gak terlalu over sama Arya. Bosen gue dengernya."

"Kampret lo Fi!" dengus Syifa.

"Hahaha tau sendiri Syipa gimana, bucin akut dia sama Arya." ujar Bian, tertawa.

Syifa menyenggol Bian. "Suka-suka dong."

"Yah, namanya juga cinta. Cinta monyet," kikik Rafi.

Teng teng teng

Bel istirahat berdering. Semua murid berhambur keluar, rata-rata menuju Kantin.

Syifa yang melihat Arya melewatinya pun memanggil cowok itu.

"Arya ke Kantin bareng yuk!" ujar Syifa menghampiri cowok itu.

Arya menghentikan langkahnya sambil melirik Bian. "Kan lo sama sahabat lo!" ujarnya dingin.

Mendengar namanya disebut. Bian ikut menghampiri Arya. "Lo nolak ajakan Syipa kan? Ya udah gue bareng dia."

"Terserah!" jawab Arya dingin.

Tanpa menunggu balasan dari Bian, Arya berlalu meninggalkan Syifa begitu saja.

Syifa menatap kepergian Arya dengan kecewa. Ia kira Arya sudah lulu padanya. Nyatanya jauh dari kata luluh.

"Ayo Syip, katanya mau ke Kantin." semua pasang mata tertuju pada Syifa yang digandeng oleh Bian. Banyak yang menatap Syifa iri.

Syifa menghela berat. "Iya, ayo Bi."

Aulia dan Rafi hanya bisa membuka mulut lebar. Bahkan Aulia yang meminta es teh yang tadi diminum Syifa pun sampe tersedak dibuatnya.

"Kayaknya ada yang cinta segitiga disini." kikik Aulia.

Di sisi lain, Arya berjalan menuju Kantin yang tinggal beberapa langkah lagi dengan ketiga temannya dibelakang.

Arya menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Mengapa ia tidak rela kalau Syifa dekat dengan cowok lain walau sekedar sahabat?

"ARRRGHHH GAK TAU LAH!" Arya mengacak rambutnya.

Bersambung-

Gmn part ini?

Nyambung gak ceritanya?

Jangan lupa vote dan komen, thank u 😘

Yg bener tuh sekedar apa sekadar?

Continue Reading

You'll Also Like

814K 58.3K 34
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
115K 16.5K 51
"Cinta itu bagai hukum atom, ada saatnya memiliki namun ada saatnya juga untuk melepaskan." Nusantara Lencana seorang penunggang kuda yang memiliki t...
4.2K 388 51
Kisah seorang remaja menengah SMA yang kehilangan jati dirinya, ia yang harus berpura-pura menjadi orang lain karna sebuah kesalahan. Sebuah rahasia...
34.2K 2.9K 66
Bernostalgia. Tidak masalah berapa umurmu di dunia, bukankah kita sama? Awal penulisan: 3 Januari 2018 Akhir penulisan: 30 Desember 2019 Pembaruan s...