Recall

By jekajco

17K 3.2K 696

Sehun ❌Suzy ❌Ong Recall Book One ( Completed ) Recall Book Two ( Coming Soon ) Ada satu alasan kenapa ada ses... More

prolog
a. si mantan
b. ketahuan
c. jangan nangis
e. mereka itu lucu
gossip
f. keramik
g. mau marah
trailer
h. gebetan baru ya?
i. astaga
j. astaga part dua
k. tabrakan
l. luka dan obat
m. kursi roda
n. suzy juga patah hati
o. meruntuhkan air mata
p. melupakan sebentar
q. mutilasi panca
r. kita mau kemana?
s. merelakan
t. mantra untuk suzy
epilog : aku, kamu, dan suara dalam cerita
[Extra] Tulus - Teman Hidup.

d. dia beneran balik

707 160 42
By jekajco

Lagi, lagi, dan lagi Jiyo menghembuskan napasnya dengan kasar untuk yang kesekian kalinya. Apalagi ini sudah tempo satu jam dirinya sampai di rumah, dan berpisah dari Suzy.

Kalau bukan karena Mama yang ngotot nyuruh Jiyo masuk kedalam bilik kakaknya dan memberikan segelas susu coklat yang masih mengepulkan asap itu, Jiyo tidak akan sudi masuk ke dalam kamar singa yang sedang meraung-raung akibat ditinggal oleh sang pujaan hati.

Mama juga gitu. Tahu banget bagaimana kelakuan anak sulungnya. Bahkan hafal banget sama kebiasaan Suzy kalau Jiyo sudah bilang 'lagi galau' pasti nangisnya gak berhenti-henti dan gak bakalan keluar kamar kalau belum hati dan pikirannya tertata apik apik.

"Kak??" Jiyo menyembulkan kepalanya ketika membuka pelan pelan pintu berplitur di kamar Suzy.

Huhuhuhuhuhuhu

Tidak ada jawaban. Kakaknya yang usianya hampir menginjak angka dua puluh satu tahun itu tengah meringkuk, disofa yang ada di kamarnya dengan jutaan lembar tisu yang sudah penuh dengan air mata dan ingus yang tersebar.

"Ew." gumam Jiyo saat melihat Suzy membuang pelepasannya. Ingus bening yang tertahan di hidung.

Dengan langkah yang sangat amat hati hati -takut kalau kakinya bakalan menginjak tisu yang ada ingusnya- , Jiyo mendekat ke arah sang kakak dan duduk disofa yang belum terkontaminasi dengan ingus. Oke, jujur saja Jiyo memang sedikit jijik dengan ingus ingus Suzy.

"Tadi mama buatin susu. Nih kakak minum." Jiyo menyodorkan segelas susu yang ada di nampan.

Tanpa banyak bicara, Suzy langsung menegak habis satu gelas susu coklat yang masih anget-anget itu. Kakak satu satunya yang dimiliki Jiyo memang seperti itu, kalau sudah berhubungan dengan Mama. Disuruh nyemplung segara kidul aja bakalan dia ijabahin.

"Kak udahan nangisnya. Mama khawatir loh." Jiyo mulai bersuara, agak pelan agar kakaknya tidak mengamuk. Karena habis nangis nangis seperti ini, kakaknya sangat sensitif.

Suzy menghembuskan napasnya. Perlahan dirinya mengelap matanya kembali dengan tisu yang semakin lama permukaan tisu tersebut terasa kasar.

"Kakak jangan khawatir. Nanti kalau aku ketemu sama bang gio, biar aku kasih pelajaran." jujur saja, Jiyo itu sebenarnya sedikit kasihan dengan kakaknya. Sedikit? Oke memang sedikit, tidak banyak. Dan sangat amat iba kalau melihat kakaknya menangis. Makanya dirinya memilih untuk menghindar.

Suzy tersenyum mendengar penuturan adiknya itu. Ini adalah kali pertamanya Jiyo berucap seperti itu setelah menjabat sebagai adiknya Suzy selama kurang lebih lima belas tahun.

"Gak usah yo. Kamu percaya karma kan?"

Jiyo mengangguk dan menghembuskan napasnya bersamaan.

"Biar tuhan yang balas. Kakak tinggal nunggu waktunya aja."

"Terus, kakak aku mohon. Jangan nangis-nangis lagi kayak gini. Jiyo gak suka, rasanya pengen banget ninju mukanya bang gio!"

Suzy mengangguk. "Iya, Kakak gak bakalan nangis nangis kayak gini lagi." lanjutnya sambil mengusap pelan rambut hitam kelam milik Jiyo.

"Mau aku kenalin ke temen aku kak? Pindahan dari taiwan." ucap Jiyo yang berusaha mengalihkan pembicaraannya.

"Kokoh kokoh dong?"

Jiyo mengangguk. "Namanya guan lin. Tinggi banget, gak kalah ganteng sama bang gio."

Sebelum menjawab, Suzy terkikik lirih mendengar penuturan adiknya yang seperti anak tk itu. "Ogah ah. Nanti kakak di kira pedofil lagi, kalau pacaran sama anak smp."

"Ahahaha, bener juga sih ya. Yaudah, tungguin bang Sehun sampe sini aja." lalu Jiyo berlari agar cepat menuju pintu kamar Suzy dan pergi dari kakaknya itu setelah mengucapkan nama Sehun.

"JIYOOO!!!!"



***



Sekitar jam lima, Sehun sudah sampai bandara. Dirinya benar benar pulang saat tahu Suzy menangis karena patah hati. Bukannya apa-apa, hanya saja rasanya ada sesuatu yang mengganjal setelah Kaizel menelfonnya tadi. Mengatakan kalau Suzy saat ini menangis bagai bayi yang kehilangan dotnya.

Sehun masih menyukai Suzy? Entahlah. Rasanya begitu susah untuk melupakan sang mantan kekasihnya yang pernah ia tinggal berhijrah ke ibu kota sekitar tiga tahun. Karena ya kalian tahu sendiri bagaimana kelakuan Suzy, yang hobi banget olah raga hati itu membuat hati Sehun sedikit tergelitik.

"Jadi kita langsung cabut kerumahnya Suzy?" tanya Panca ketika Sehun sudah berada di depannya.

Saat ini Panca dan juga Kaizel tengah berada di Bandara juga, untuk menjemput Sehun.

"Iyalah."

"Lo jangan buat baper dia hun. Kasian." ucap Kaizel.

"Iya ah bawel banget sih lo semua!"

"Dia lagi patah hati. Kasian aja sih gue."

"Sebenernya apasih alesan lo balik ke sini?! Padahalkan waktu lo di bali masih lama."

Sehun menghentikan langkahnya ketika pertanyaan Panca menembus gendang telinganya dengan nyaring.

"Gue sendiri gak tau. Denger berita Suzy nangis nangis gitu gue langsung pengen balik aja."

"Lah, terus yesti lo tinggal sendirian?"

"Purel kayak dia itu gak bakalan kesepian di bali sendirian. Lagian, katanya karin juga mau nyusulin si yesti. Tau ah, males gue."

Lalu Sehun berjalan mendahului dua kunyuk yang sialnya merangkap sebagai sahabat baiknya itu.




***




Bukannya pulang ke apartemennya, Sehun malah pulang ke rumahnya mantan.

Iya, sekarang dia lagi berdiri di depan rumahnya Suzy sambil bawa satu kresek merah yang besar berisikan berbagai macam oleh oleh dari pulau dewata. Oh, jangan lupakan Kaizel dan juga Panca yang masih ngintilin si Sehun.

Ting nong ting nong

"Ada orangnya kagak sih?!" gerutu Sehun saat pintu di depannya itu tidak kunjung di buka.

"Sabar dulu kek. Bawel!" lalu Kaizel kembali memenceti bel. Sedangkan Panca lagi asik balesin chat chat random yang datangnya entah dari mana.

Ceklek

Akhirnya pintunya ke buka bung. Dan muncullah adeknya Suzy yang rambutnya masih basah.

"Ada apa bang?" tanya Jiyo saat mendapati tiga cowok yang tinggi tinggi itu berdiri didepannya.

Lalu, batin Jiyo tersenyum senang. Sehun ada di antara tiga cowok tersebut, yang artinya sebentar lagi kakaknya tidak akan ngroweng ngroweng tentang Honggio lagi.

"Suzynya ada?"

Ah kalau yang ini Jiyo tau. Sehun namanya, mantan pacar kakaknya ituloh. Yang buat Suzy belum bisa move on.

"Ada bang. Masuk dulu, biar aku panggil si kakak."

Lalu Jiyo dan trio ubur ubur itu masuk kedalam rumah. Dan tentu saja di sambut oleh tante Irine yang masih pakai celemek, dan bau bau bawang khas gitu. Cantik, sexy, dan ibu ibu banget. Model model calon ibu masa depan. Eh, sayang udah brojolin dua anak.

"Loh temen temennya Suzykan?"

"Iya tante."

"Duh, Suzynya lagi broken heart tuh. Coba kalian naik ke atas deh, kalau disuruh ke bawah pasti Suzynya gak mau."

Ketiga cowok itu melongo. Gampang banget, pikir mereka. Gak perlu mohon mohon buat ketemu sama anaknya. Beda sama orang tua kebanyakan yang suka mengekang anaknya jika di apeli cowok.

Oh sorry, bagi tante Irine mereka hanyalah temannya Suzy. Toh kalau mau berbuat hal yang tak senonoh pasti terdengar kok.

"Biar Sehun aja tante. Aku, panca sama Jiyo mau main pes aja."

Tante Irine mengangguk mendengar Kaizel berbicara. Lalu menoleh kearah Sehun.

"Sehun mantannya Suzy kan?"

"Iya tante. Oiya, ini ada sedikit oleh oleh dari bali buat tante."

"Kamu repot repot banget sih!! Yaudah kamu buruan naik. Kamarnya masih ingetkan?"

Sehun mengangguk dan langsung melesat menuju kamar Suzy yang letaknya tidak berubah sedikitpun. Masih sama seperti dulu, saat Sehun apel untuk pertama kalinya saat menjabat status sebagai kekasih dari mbak yu seangkatannya itu.

Toktoktok

"Jiyo masuk aja sih! Gak usah ketok ketok!!" teriak Suzy dengan suara serak plus nada sebalnya yang sangat kentara.

Sehun malah tersenyum. Ini adalah saatnya menggoda Suzy.

Toktoktoktok

Oke, Sehun memang tidak mengindahkan perkataan Suzy.

"Gue gaplok pake raket nyamuk juga ya lo yo!"

Sehun takut sih. Kasihan wajah tampannya yang mirip dengan dewa cinta mitologi yunani yang di puja puja itu harus memerah dan juga melepuh akibat di tabok raket nyamuk elektrik milik Suzy. Ngeri.

Akhirnya Sehun masuk juga deh. Dan yang pertama kali dia lihat adalah tisu yang berserakan dimana mana. Oke sangat menjijikan. Lalu, perlahan tapi pasti Sehun juga mendengar isakan lirih dari seseorang yang mengurung diri di bawah selimut merah muda.

"Jiyo kamu mau apa lagi?!"

"Hai zy?"

Suzy langsung bangkit dan duduk dengan tegap ketika kupingnya menangkan suara yang tidak asing.

"Sehun?! Ngapain sih lo kesini?!"

"Buat ketemu sama lo lah. Mau apa lagi emangnya?"

Suzy berjalan mendekati Sehun dan sedikit mendorong pria itu. "Pergi! Gue gak butuh lo!!"

"Yakin? Dada gue siap loh buat lo peluk."

"PERGI!!!"

Eeeee Sehun malah meluk Suzy.

"Gue gak bakalan pergi sampai lo tenang dan gak nangis lagi. Sini dada gue siap buat lo. Bahkan baju gue, lo buat lap ingus aja gue rela."






Ada yang kangen cerita ini?

Huhuhu ngaret banget ya? Wkwkwkwk lagi sibuk. Sibuk ngurusin dek jiyo yang mau debut wkwkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

756K 75.7K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
220K 20.3K 73
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
74.8K 9.8K 103
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy reading💜
70.8K 197 5
FEM HYUCK! KARYAKARSA ONLY! JOROK BANGET! MINOR DNI! MARKHYUCK AREA "Kisah aca dan selingkuhannya, sopir angkot langganan aca ke pasar, abang malik"