m. kursi roda

465 113 14
                                    

"Emang, lo mau jadi istri gue dengan keadaan gue yang seperti ini?"

Satu pertanyaan itu bisa membuat Suzy terdiam untuk sesaat. Otaknya yang jarang bekerja itu ia gunakan untuk merangkai kata-kata yang pas, dan tidak menyinggung Dikta barang sedikitpun.

"Lo gak bisa jawabkan?" lanjut Dikta ketika tidak mendapat jawaban dari Suzy.

"Insyaallah, gue bisa." Suzy menjawab, dengan mata yang terpejam dan juga suara yang mantap.

Dikta malah mengusak rambut Suzy. "Sayangnya lo gak bakal bisa jadi istri gue."

Suzy membuka kelopak matanya dan mengamati Dikta yang saat ini tengah tersenyum kearahnya. Setelah mengatakan satu kalimat berjumlah sembilan kata tersebut, Dikta malah tersenyum kearah Suzy.

Dan Suzy merasa sedikit aneh disini.

"Maksud lo gimana?"

"Gak ada maksud kok." sekali lagi, Dikta mengusak rambut Suzy pelan dengan senyum yang masih terpatri di bibir cowok itu. "Mending lo pulang sekarang, biar Putra gue yang urusin."


***

Karena, Suzy merasa kalau dirinya tengah di usir secara halus oleh Dikta. Akhirnya dia pulang juga. Ya, walaupun saat ini ia masih duduk-duduk di taman yang ada di depan rumah sakit.

Bau obat masih menusuk, padahal Suzy sudah berada di luar dan itu sangat mengganggu indera penciuman Suzy. Ia sebenarnya ingin pulang, tapi entah kenapa badannya tidak ingin beranjak dari tempat ini.

Seperti ada gaya gravitasi yang begitu kuat di kursi yang Suzy duduki.

Drrrttt drrrttt

Suzy merogoh saku celananya dan mengambil ponsel yang baru saja bergetar itu.

Incoming call
Kaizel

Melihat nama yang tertera di layar, sebelah alis Suzy terangkat. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Kaizel bisa menelfonnya. padahal di hari-hari biasa, cowok itu terkenal karena kefakirannya, entah itu wifi ataupun minta-minta pulsa layaknya sms dari nomor nyangkut yang bilang, mama minta pulsa dan bla-bla-bla.

"Halo? Tumben."

"SUSIIIII!!!!!!" teriak Kaizel begitu kencang dari seberang sana.

Tentu saja, Suzy langsung menjauhkan ponselnya dari telinga. Bisa-bisa ia menderita budek dini, gara-gara teriakan dari Kaizel.

"Ada apa sih tai! Gak usah teriak-teriak!!" ketus Suzy.

"Gue putus."

"Akhirnya, Krystal sadar juga."

"Susiiiii!!!!"

"Ehehhe tapi beneran loh. Mungkin dia sudah dapet pencerahan kali ya? Makanya putus sama lo." Suzy malah terkikik puas.

Gimana ya, ia sebenarnya tidak menyangka kalau cowok dekil dan juga super pelit itu bisa pacaran sama Krystal yang notabene adalah sesosok manusia di kampus yang menjadi buah bibir setiap insan di seluruh pelosok kampus. Dan, Krystal mau-maunya jadian sama Kaizel yang jarang mandi.

"Percuma gue telfon lo."

"Lebih percuma lagi kalo lo telfon panji."

Diseberang sana Suzy dapat mendengar kalau Kaizel tengah menghela napas begitu panjang. Mendengar hal itu, jiwa simpati Suzy muncul. Sedikit.

"Lo bisa putus kenapa?"

"Gue ketauan jalan sama Naeun."

Sebelah sudut bibir Suzy berkedut. Astaga, emang Kaizel itu tidak pernah bisa bersyukur.

"BELAGU BANGET SIH LO TEM?! Kayak lo ganteng aja jalan sama cewek lain!!!"

"Zy, gue nyesel Ya Allah. Udah gak ada yang mau sama gue selain Krystal."

"Rasain!!! Sukurin!!!! Dasar kerdus!!!!"

"Zy, jangan marah sama gue dong."

Suzy menghela napas. "Mending lo omongin baik-baik sama Krystal. Dia maunya gimana. Kalau diajak balikan mau, ya kelakuan lo jangan di umbar lagi. Kalau si Krystalnya gak mau, yaudah jangan dipaksa. Nangis aja lo." nasehat Suzy panjang lebar untuk Kaizel.

"Kata-kata lo jahat banget, Zy. Tapi makasih ya?"

"Iya."

Setelah mengucapkan kata 'iya' panggilan langsung dimatikan oleh Kaizel. Tidak sopan, batin Suzy.

Suzy berdiri dan membersihkan pantatnya yang kotor karena debu yang menempel. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh, dan dia harus pulang.

Namun, saat dirinya berjalan menuju parkiran mobil. Ia melihat Sehun yang sedang mendorong kursi roda. Dimana kursi roda tersebut di duduki oleh seorang gadis berambut hitam nan panjang. Ia tidak kenal. Dan setahu Suzy, Sehun tidak memiliki kakak ataupun adik. Kalaupun cewek yang berada di kursi roda tersebut adalah Mamanya, itu tidak mungkin. Mama Sehun ada di L.A.

"Itu? Sehun beneran bukan sih?"

Ehehehehe aku update malem minggyu terus ya? Ketahuan kalo gak ada kerjaan banget wkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehehehehe aku update malem minggyu terus ya? Ketahuan kalo gak ada kerjaan banget wkwkwkwk

RecallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang