g. mau marah

642 131 34
                                    

Hari ini Suzy sudah kehilangan mood baiknya. Setelah bertemu dengan Sehun entah mengapa rasanya hampa. Padahal, Suzy sendiri juga sudah tidak ingin mengharapkan Sehun lebih.

Sudah beberapa kali Suzy menghembuskan napasnya. Dirinya juga tidak terlalu memperhatikan ocehan dosen yang menjelaskan materi ataupun akan memberikannya tugas. Pikiran Suzy sudah bergerak menjauhi kelas saat ini.

"Oke, kelompok sudah saya bagi. Jadi minggu depan tugas harap di kumpulkan. Selamat siang." ucap Dosen perempuan yang setelah itu melenggang meninggalkan kelas.

Sontak, kepala Suzy langsung menoleh kearah Sully yang duduk di sampingnya. "Tugas?! Kelompok?!" kata Suzy dengan kaget.

Pastilah dia kaget. Sedari tadi dia asik melamun tentang Sehun, sampai tidak tau apa yang di bicarakan dosennya itu.

"Lo gak dengerin ya?!"

Dengan melas, Suzy menganggukkan kepalanya. Seketika, rasa nyesel langsung menggerogoti relungnya.

"Ada tugas bikin makalah. Gak susah sih, cari di internet juga banyak." jelas Sully yang sedang memasukkan beberapa alat tulis di handbag berwarna merah mudanya.

"Terus? Gue sekelompok sama lo ya?!"

Sully langsung menatap Suzy. "Gue udah sama si Hobi ehehehe." lalu cewek itu nyengir. "Kan tadi di umumin siapa kelompoknya."

"Nahhhhh, gue sama siapaaaaaaa?????" Suzy menjambak ujung rambutnya yang menjuntai menutupi dada.

"Suzy?"

Tiba tiba ada sesorang cowok yang berdiri di samping tempat duduk Suzy. Yang sedang pakai headphone di lehernya.

"Nah, lo satu kelompok sama dikta." ucap Sully yang setelah itu meninggalkan Suzy dan juga Dikta yang saling bertukar pandang.

Dimana Suzy memasang muka cengonya saat menatap Dikta. Sebelumnya ia tidak pernah satu kelas dengan Dikta, dan saat ini ia satu kelompok dengan cowok itu. Cowok yang kata anak anak selalu senyum lebar lebar. Tapi, Suzy sendiri belum pernah lihat si Dikta itu senyum.

"Minta nomor telfonnya. Atau id line juga boleh." ucap Dikta dengan suaranya yang bening.

"Ha?! Buat apa?!"

Dikta menghembuskan napasnya. "Kita satu kelompok, dan gue butuh kontak lo." ujarnya yang saat ini menyodorkan ponsel keluaran dari pabrik korea selatan itu.

"Oh." Suzy manggut-manggut dan langsung mengetikaan id linenya di ponsel Dikta. "Kita kelompok kapan? Habis ini gak ada kelas kan?"

"Nanti gue kabari. Habis ini gue ada kumpul bareng anak dance dulu."

***

Tadi Dikta chat Suzy, memintanya untuk menunggu di kantin fakultas yang dekat dengan gedung d. Tapi, sudah satu jam berlalu dan Dikta belum menunjukan bulu ekornya.

Suzy melirik jam yang ada di layar ponselnya. Jam sebelas lebih sedikit. Ia hanya bisa menghela napas sambil meminum jus stroberi yang ketiga.

Tidak kurang akal, Suzy juga membom Dikta dengan chat ataupun panggilan-panggilan, agar cowok itu segera merapat ke tempat janjian.

"Zy?"

"Lama banget sih lo!!!" omel Suzy sambil mendongakkan kepalanya, melihat Dikita.

Namun, sayang seribu kali sayang. Yang datang bukan Dikta, tapi malah Gio. Cowok itu mendadak datang dan duduk di depan Suzy sekarang.

Tanpa memperdulikan Gio yang duduk di kursi depannya, Suzy berdiri dan hendak meninggalkan meja itu.

"Zy, bentar. Gue mau ngomong." lirih Gio.

RecallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang