-AFTER RAIN-

By andinienggar

41.1K 1.7K 50

{(COMPLETED}) Pasti di antara kalian ada yang suka hujan. Yah pasti banyak. Hujan itu indah. Ketika menikmat... More

Sekolah Baru
Teman Baru
jawaban masalalu yang terungkap
Lapangan Basket
Mobil Sport metalik
Jus alpukat
Karena Matematika wajib
Meet again
secangkir kopi hitam
x²-5x+4 = jadian yuk?
Dia kembali (again?)
cooking
one day full with most wanted ( Aldo)
Melatiku kembali
dua pangeran berkuda putih
malam penerbitan (part 1)
malam penerbitan (part 2)
three hopes (Lian)
Hukuman yang mengesankan
Lian tidak membenci hujan (lagi)
pertama dan terakhir (part 1)
pertama dan terakhir (part 2)
pertemuan yang tak di sangka
Gubuk Impian
penculikan paling indah (part 1)
penculikan paling indah (part 2)
Danau Pelangi
Pengakuan sebenarnya
not me
but she
kebenaran perasaan
kepergian (lagi)
penghindaran
penjelasan dan kejelasan
with you
Update Instagram ( Rano)
Surprise for you
bertemu lagi
Menghilang
dua hati satu cinta
terulang kembali
pernyataan dan kepergian
Kotak merah dan pesan singkat
Dear Desky
After Rain .. (end)
PENTING!

Extra part

677 19 4
By andinienggar

4 tahun lebih cepat berlalu. Hidup silih berganti. Kenangan demi kenangan tercipta di setiap dentingan jam. Masalalu tinggalah masalalu. Manusia silih berganti memberikan jejak kenangan. Baik itu sedih maupan suka. Tawa maupun tangis. Kadang gelisah di iringi hampa.

Tapi itu semua telah berlalu. Badai sudah berlalu. Hujan deras sudah pergi. Guntur dan petir telah menghilang di hidup Lian. Yang ada sekarang hanyalah kebahagiaan.

Tuhan adil. Dia selalu memberikan pelangimu di akhir kerja kerasmu.

Seperti yang terjadi di balik pagar bergerbang hitam yang tinggi menjulang. Menyembunyikan dua rumah yang berdiri kokoh bertolak belakang dengan gaya klasik tapi terlihat megah dan mewah. Dua rumah itu bercat berbeda. Dengan gaya arsitektur yang berbeda. Di salah satu rumah itu hampa. Kosong. Jika di buka, hanya akan ada kenangan. Kenangan yang mungkin sudah membusuk. Di sisi rumah lainnya, ada kebahagian. Satu keluarga bahagia dengan kehadiran dua anak di dalam hidup mereka. Dua anak laki-laki dan perempuan, yang satu berumur 4 setengah tahun dan yang satu lagi masih ada di dalam kandungan.

"sayang, bangun dong" Lian mengguncang tubuh Bara yang masih tertidur pulas di tempat tidurnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Sedangkan Lian sudah bangun dari jam 4 pagi.

"ihhh! Kebo banget sih, bangun dong, udah jam 7" sekali lagi. Lian menguncang Bara. Tapi kali ini lebih keras dari awal.

Bara menggeliat "iya iya ini bangunn" Bara membuka matanya.

"itu bukan bangun, itu namanya cuma buka mata doang!"

"magerrr" Ucap Bara dengan nada manjanya.

" ihh kamu susah banget sih, timbang bangun doang!"

"ini dulu" Bara menunjuk nunjuk bibirnya.

Saking jengkelnya, Lian langsung mencium bibir Bara. Ciuman itu di balas oleh Bara dengan lembut. Bara membawa Lian ke pangkuannya. Ciuman itu berlangsung lama. Sampai tiba-tiba...

"bundaa nglapain cama ayah? Kok pangku pangkuan gitu?" Terdengar suara anak kecil berumur 4 setengah tahun dengan muka polosnya.

Bara dan Lian yang mendengar suara anak mereka langsung bangkit dari posisinya. Muka Lian merah merona. Untung anaknya mereka masih kecil, jadi belum ngerti.

"egg....tadi bunda capek sayang, jadi minta pangku ayah" jawab Bara bohong.

Anak kecil itu mangut-mangut. Anak kecil itu yang bernama Alfa Sandika Putra. Anak pertama dari Lian dan Bara.

"egg, ya udahh, Alfa ke kamar yuk, ganti baju, biar Ayah mandi dulu"

Lian menggendong Alfa keluar dari kamarnya.

"di dalam kamar, Lian mengantikan Alfa pakaian. Alfa loncat-lancatan di kasurnya. Hingga Lian kesusahan untuk memakaikan pakaian ke Alfa.

"Alfa diem dulu dongg"

"bunda! Bunda!" Alfa memanggil nama bundanya sambil sesekali tertawa. Lian yang tadinya kesal, jadi luluh mendengar suara tawa itu. Rasanya marahnya hilang menguap entah kemana.

"nahh, udah rapi nih"

"Alfa mau ikut bunda sama ayah enggak? Hmm?"

"mau! Mau!" jawab Alfa semangat

"kita ke om Rano ya?"

"om Lano om Lano, hole kita ki lumah om Lano" Alfa girang, meskipun ngomongnya masih agak celat.

"Alfa tunggu sini ya? Bunda mau ganti baju dulu, nanti di jagain sama bi Ijahh" Lian mencium pipi Alfa yang seperti bakpao "biii.... Alfa di jagain bentar ya, saya mau ganti baju duluu" Teriak Lian

"iyaa mbak Liann"

Lian berlalu meninggalkan Alfa menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Baru saja dia memasuki kamarnya, ralat, kamarnya dan kamar Bara, dia menemukan Bara shirtless. Alias telanjang dada. Menampakkan perutnya yang kotak-kotak kayak roti sobek. Lian yang ngeliat itu langsung mupeng.

"kenapa? Masih kagum sama aku? Hmm?" Bara sengaja mendekati Lian.

Lian yang di dekati Bara memundurkan langkahnya. Setiap Bara maju satu langkah, Lian mundur satu langkah. Begitu terus, sampai akhirnya Lian mentok di sudut dinding. Kini Bara mempersempit jarak di antara keduanya. Semakin dekat semakin dekat. Kening mereka menyatu.

Dan sedetik kemudian, ciuman lembut mendarat di bibir Lian yang mungil. Lian menikmati ciuman Bara. Dia membalasnya. Bibir Lian adalah candu bagi Bara.

Bara semakin liar, dia mulai mencium tengkuk Lian. Lian yang sadar, menjauhkan diri dari Bara. Bara heran.

"kenapa?"

"kamu gak inget sama baby kita?" Lian menunjuk perutnya yang membesar itu.

Bara menganggaruk tenguknya yang tidak gatal.

"kamu mau anak kita sundulan?" Lian setengah marah

"ya maaf, habis kamu sih bikin aku kecanduan" Bara nyengir, sejenis nyegir orang dengan tampang tak berdosa.

Semenjak kehamilannya yang ke dua ini, Lian jadi cepat marah. Moodnya juga cepat berubah ubah. Kadang nyidam yang aneh-aneh. Yang membuat Bara harus mencari saat itu juga, walaupun itu tengah malam. Karena Bara di ancam sama Lian, kalau gak nurutin apa yang jadi kemauan Lian, nanti anaknya ileran. Tentu saja Bara tidak mau anaknya ileran.

Bara membungkukkan badan sejajar dengan perut Lian

"maafin ayah ya nak, tadi ayah khilaf, lupa kalo sekarang baru ada kamu, baik-baik ya di sana" Bara mencium perut Lian, mengelus elus perut Lian penuh sayang.

"kita jadi kan?"

"jadilah, Alfa di ajak enggak?"

"ajak aja, biar dia tahu om nya"

☔☔☔

Di sinilah Bara, Lian dan anak mereka berada. Di sebuah pemakaman umum khusus keluarga Wijaya. Nisan yang bertuliskan nama Rano sudah berwarna kecoklatan. Kini makam itu sudah di tumbuhi rerumputan yang segar.

Bara meletakkan bunga di dekat nisan. Lian menaburkan bunga di makam Rano. Mereka sejenak berdoa untuk Rano.

Lian diam. Lagi-lagi dia teringat dengan Rano beserta kenangannya. Rano yang baik, Rano dengan segala kelucuannya, Rano dengan segala ide gilanya, Rano dengan segala keanehannya, dan satu lagi, Rano dengan keterbukaannya mau menerima hati Lian yang mati. Mau memupukkan dan mencoba menumbuhkan hati Lian yang luka.

"haii Ran, apa kabar? Gue sama Bara baik-baik aja. Oh iya, elo nambah satu keponakan lagi lho, doain ya semoga cewek" Lian mencoba berkomunikasi dengan gundukan makam di depannya, seolah-olah Rano ada di depannya, bukan gundukan tanah.

"halo bro, gimana kabar lo? Pasti baik dong ya? Semoga aja baik-baik. Gue udah tepatin janji gue buat jaga tuan putri lo" giliran Bara yang berbicara.

"om Lano! Alpa di sini, tapan tapan kita main baleng ya? Alpa tunggu om Lano ke rumah Alpa" Alfa tampak bersemangat, seolah gundukan tanah itu bisa menjawab apa yang di bicarakan. Seperti bisa mengerti apa yang dia bicarakan. Tapi mustahil. Yang ada gundukan tanah itu diam dan membeku.

Tak Terasa air mata Lian menetes. Bara memeluk istrinya itu. Mengusap punggungnya perlahan.

"jangan di tangisin lagi dong yang, kasian Rano, kan kamu pernah bilang sama dia kalo kamu bahagia"

Lian diam. Dia hanya memeluk Bara lebih erat dari sebelumnya. Berharap dengan begitu dapat sedikit menenangkannya.

"kita pulang yuk?"

Lian menganggukkan kepalanya. Dia berdiri.

"Alfa, ayo sayang, kita pulang"

"Dadah om Lano! Nanti maen ke lumah Alpa ya?" Setelah itu Alfa berlalu meninggalkan makam Rano, diikuti Bara dan Lian di belakangnya.

Lian bersyukur, karena sekarang bahagianya itu datang melimpah. Ia tahu kebahagiaannya sekarang ini tidak di dapatkan dari hasil instan, melainkan melalui kerja keras, bahkan ada yang harus di korbankan dan jadi korban. Maka dari itu Lian tidak mau menyia nyiakan kebahagiaannya kali ini.

Ia tahu, sekarang dia sudah memiliki Bara yang mencintainya, dan juga dua anak yang menambah warna dalam hidupnya. Dia sekarang bisa menerima semuanya dengan hati ikhlas. Sepenuhnya, hati Lian untuk Bara. Lian sudah menyimpan Rano di sudut terdalam pikirannya, sudut terdalam hatinya. Bukan untuk di cintai atau di sayangi, tapi untuk di kenang. Agar suatu saat nanti dia akan selalu ingat dengan Rano. Laki-laki yang pernah ada di hidupnya. Sempat membuatnya jatuh cinta, sempat membuatnya menaruh rasa sayang, dan yang penting sempat membuat Lian bangkit dari keterpurukannya. Dari Rano, Lian belajar, jika cinta tidak harus memiliki. Jika memang kamu benar-benar cinta tulus dari hati, relakan dia bahagia dengan jalan pilihannya sendiri.

☔☔☔

Haii!!! Akhirnya ekstra part nya jadi jugaa, ini part terakhir dari cerita AFTER RAIN.




FOR YOUR INFORMATION!

Saya membuat new story teman-teman!! 😊 judulnya HIDDEN. Jangan lupa baca ceritaku yang baru itu ya! Tinggalkan jejak kalian juga ya! Thanks 😍😍

Biar mudah carinya ini dia cover HIDDEN

SELAMAT MEMBACA!!

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 1K 35
Pernah kah kamu merasa ada hal yang ganjil pada keluargamu sendiri? Bagaimana jika kamu diberitau pada keluargamu bahwa kamu, adik dan para sepupumu...
231 61 56
Misteri arwah penghuni Guci
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 101K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.9K 361 16
(Vote and comen yah) Gimanasih perasaan lo jika sebuah hubungan yang lo bangun selama ini tapi hanya lo yang berjuang mati-matian tapi tidak dengan d...