Lovable Bad Boy

By xlooo_

10.4M 534K 16.2K

(Dibuat dan dipublish pertama kali pada : 2016) Nathaniel Derlanova Tanubrata Kalau kebanyakan bad boy suka g... More

LOVABLE BADBOY-1
LOVABLE BAD BOY-2
LOVABLE BADBOY-3
LOVABLE BADBOY-4
LOVABLE BADBOY-5
LOVABLE BADBOY-6
LOVABLE BADBOY-7
LOVABLE BADBOY-8
LOVABLE BAD BOY-9
LOVABLE BAD BOY-10
LOVABLE BAD BOY-11
The Cast :*
LOVABLE BAD BOY-12
LOVABLE BAD BOY-13
Kosong
LOVABLE BAD BOY-14
LOVABLE BAD BOY-15
LOVABLE BAD BOY-16
LOVABLE BAD BOY-17
LOVABLE BAD BOY-18
LOVABLE BAD BOY-19
LOVABLE BAD BOY-20
LOVABLE BAD BOY-21
LOVABLE BAD BOY-22
LOVABLE BAD BOY-23
LOVABLE BAD BOY-24
LOVABLE BAD BOY-25
LOVABLE BAD BOY-26
LOVABLE BAD BOY-27
LOVABLE BAD BOY-28
LOVABLE BAD BOY-29
LOVABLE BAD BOY-30
LOVABLE BAD BOY-31 (A)
LOVABLE BAD BOY-31 (B)
BUKAN UPDATE-AN
LOVABLE BAD BOY-32
LOVABLE BAD BOY-33
LOVABLE BAD BOY-34
LOVABLE BAD BOY-35
LOVABLE BAD BOY-42
LOVABLE BAD BOY-43
LOVABLE BAD BOY-44
LOVABLE BAD BOY-45 (A)
LOVABLE BAD BOY-45 (B)
LOVABLE BAD BOY-46
|PENTING BANGET❗| LOVABLE BAD BOY-47
GIMANA?
EPILOG
Sequel is up!
BACA YUK
Numpang Promo
INFORMASI
VOTE COVER
INFORMASI
DISKON
NEW STORY
"AMBIGU"
Married with Mr. Dipta

LOVABLE BAD BOY-36

137K 8.5K 522
By xlooo_

AUTHOR

Apa kau berdusta?
Apa kau hanya bercanda?
Engkau yang ciptakan asa, lalu kau juga goreskan luka menganga, hingga kini hatiku seperti telah kehilangan nyawanya.

***

Kayla dkk baru saja ganti seragam, setelah jam pelajaran olahraga usai. Mereka melangkah menuju kantin SMA Nusa Bangsa, sambil berbincang mengenai banyak hal.

"Lo semalem kemana aja si, Kay? Bikin heboh aja lo pake ngilang kayak apa banget deh." tanya Tere.

"Sampe Nathan mau nonjok Dylan pula." Timpal Lisa.

"Sumpah? Nathan mau nonjok Dylan? Hubungannya sama gue ngilang apa?" tanya Kayla, heran.

"Katanya sebelum lo ngilang, Nathan liat lo sama Dylan berduaan. Jadinya, Nathan mau nonjok Dylan, saking kalapnya." Tutur Tere, yang membuat Kayla memutar otaknya.

"Astaga, itu gue cuman ngobrol sebentar banget sama Dylan. Terus, Dylan gak kenapa-kenapa, 'kan, girls?" tanya Kayla, ke arah Tere dan Lisa.

"Gak kenapa-kenapa, kok. Itu orangnya aja cengar-cengir di depan lo." kata Lisa, sambil mengendikkan dagunya ke arah Dylan, yang sudah berdiri di depan mereka.

"Pagi, kesayangan." Sapa Dylan, sambil mengerling ke arah Kayla, yang membuat cewek tersebut nyinyir, lalu meninju pelan perut rata Dylan.

"Dasar mantan pe'a." Cibir Kayla, yang membuat Dylan terkekeh.

"By the way, gue baik-baik aja kok, Kay. Lo gak usah cemasin gue. Lagipula, otot bisep gue cukup kok buat menangkal segala serangan. Kecuali serangan cinta dari muu." Cerocos Dylan, yang diakhiri dengan tawa geli, membuat ketiga cewek di depannya berakting ingin muntah.

"Udah, deh, Lan. Sono pergi. Kalo Nathan liat, dia bisa apa-apain elo." kata Kayla, yang membuat Dylan berkacak pinggang.

"Gue gak takut sama Nathan."

"Terserah lo, dah. Gue udah laper, mau kantin dulu. Bye, Dylan!" Kayla melangkah pergi bersama kedua sahabatnya, meninggalkan Dylan, yang sedang menatapnya dari kejauhan.

"Wait, Kayla!" Tere tiba-tiba berteriak, membuat Kayla dan Lisa menghentikan langkah mereka di depan pintu kantin.

"Apa, Re?" tanya Kayla, heran.

"I-itu, si murid baru, 'kan?" tanya Tere, sambil menunjuk ke arah seorang cewek berambut blonde, yang sedang dibopong ala bridal oleh seorang cowok berjambul, Nathan.

Mata Kayla melebar, saat melihat Nathan tampak tergesa-gesa berlari ke arah UKS. Dari raut wajahnya, Kayla dapat merasakan betapa Nathan cemas dengan Kimberly.

"Apa-apaan, kenapa Nathan gendong Kimberly?" Lisa gusar sendiri.

"Gak seru, ih, si Nathan." Timpal Tere, kesal.

Sementara Kayla, cewek tersebut hanya tersenyum tipis, tanpa mau ikut menjelek-jelekan Nathan.

"Be positif aja, girls. Kimberly pingsan. Siapa tau aja, gak ada orang lain yang kuat gendong dia." ucap Kayla, enteng.

"Lo ikhlas, Kay?" tanya Lisa, tidak percaya.

"Gue ikhlas, karena gue percaya sama Nathan." Sahut Kayla, mantap, "udahlah, yuk jajan. Udah laper nih." Lanjut Kayla, lalu melangkah memasuki kantin.

***

"Tadi, Kimberly pingsan, ya?" tanya Kayla, saat mereka berdua sedang berjalan beriringan menuju parkiran.

"Ho'oh,"

"Kok kamu yang gendong?" tembak Kayla, sambil melirik sekilas ke arah wajah tampan Nathan, yang terlihat menegang.

"G-gak ada yang nolongin, jadinya... ya, terpaksa..," sahut Nathan, tergagap, yang membuat Kayla mengulum senyumnya, "Kamu gak cemburu, 'kan?" tanya Nathan, cepat.

Mendengar pertanyaan Nathan, membuat Kayla mendongak dan menggeleng pelan, "Aku percaya sama kamu."

Nathan menghembuskan nafas lega, lalu mengacak rambut Kayla, sayang.

"Makasih," ungkap Nathan, dengan senyuman manisnya.

Kayla hanya mengangguk pelan, lalu mereka melanjutkan langkah mereka ke parkiran.

Sebelum mereka berpisah masuk ke mobil masing-masing, Nathan menarik tangan Kayla, yang membuat Kayla tersentak, dan mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Kayla, sambil mendongak, karena mereka berdua berdiri sangat dekat dan Nathan lebih tinggi daripada Kayla.

"Aku sayang kamu,"

"I know," Kayla tersenyum tipis, ke arah Nathan, membuat cowok tersebut menghela nafasnya, lalu menyandarkan punggungnya di body mobilnya.

"Seperti janji kamu," Nathan menyeringai ke arah Kayla, "Nanti sore kita ketemu di danau, aku tunggu hadiah ulang tahun buat aku."

Mendengar perkataan Nathan, membuat Kayla tertawa kecil, lalu mencubit pelan hidung mancung Nathan.

"Iya-iya, hadiahnya nanti aku kasiih."

"Yauda, jam 4, yah. Gak usah bawa mobil." Nathan menegakkan tubuhnya, lalu mengecup singkat pipi kiri Kayla, sebelum membiarkan cewek tersebut masuk ke mobil Jazz berwarna sylver nya.

Nathan menutup pintu mobil Kayla, lalu tersenyum tipis, "See you, Sayang."

"See you." Sahut Kayla, sebelum kaca mobilnya naik.

Please, keep our relationship, God. Batin Kayla, memohon.

***

"De," Bara tiba-tiba menjatuhkan tubuh besarnya di atas kasur Kayla, yang sontak membuat Kayla terkejut.

"Anjir! Lo ngapain si, Ba? Bikin gue jantungan aja. Gimana kalo gue kaget, terus mati, hah?!" cerocos Kayla, sambil melepaskan ear phone yang menyumpal telinganya.

"De, Rena, De."

"Kak Rena kenapa?"

"Rena minta cerai, de. Eh, maksudnya minta putus! Huaaa." Rengek Bara, yang sontak membuat Kayla melebarkan matanya.

"What? Kok bisa?"

"Gue dikirain selingkuh sama pembantunya. Yakali, gue selingkuh sama cabe-cabean kayak begitu." Bara kembali menenggelamkan wajahnya di atas boneka beruang milik Kayla.

Kayla mengernyitkan dahinya, "Pembantu? Gak akan ada asap kalo gak ada api, Ba. Pasti lo genit 'kan sama pembantunya kak Rena?" tanya Kayla, sambil menatap Bara dengan tatapan mengintimidasi.

Bara menggeleng kuat, "Gue gak genit, kok, De. Gue cuman...,"

"Cuman apa?"

"Cuman minta id line nya doang, kok. Gak lebih!"

Mendengar ucapan Bara, sontak membuat Kayla memutar bola matanya malas. Dia menjitak kepala Bara, lalu menggeplak wajah Bara dengan majalah, yang dibacanya.

"Emang gitu, ya. Cowok emang gak punya perasaan. Gue juga cewek, Babang. Gue juga pasti bakalan bersikap sama kayak Kak Rena, kalo mergokin cowok yang gue sayang malah minta id line sama cewek lain!" cerocos Kayla, setengah kesal.

"Yawla, de! Gue punya perasaan kok. Makanya gue pacaran sama Rena. Kalo gue gak punya perasaan, gue jomblo pastinya."

"Serah, ba, serah! Udahlah, sonoh pergi aja sama temen-temen berandalan lo. Gue mau mandi!" Kayla bangkit dari tempat tidurnya, yang membuat Bara mengernyitkan dahinya.

"Kok tumben mandi jam segini?"

"Mau pacaran dong, sama Nathan!" Kayla tersenyum miring, ke arah Bara, yang langsung mewek, saat mendengar kata 'pacaran'.

"Plis, de, plis. Jangan bikin gue nangis kejer di depan lo. Bisa hilang ke-macho-an gue!" teriak Bara, frustasi, membuat Kayla tertawa ngakak di dalam kamar mandi.

***

Sore ini, Kayla sengaja tidak membawa mobil, karena Nathan mengatakan akan mengajaknya jalan-jalan dengan mobilnya setelah pertemuan ini.

Kayla melangkah pelan menyusuri dermaga, yang terbuat dari deretan papan kayu tersebut, sambil menikmati angin sore yang menerpa kulit wajahnya.

"Semoga Nathan suka sama hadiahnya," Kayla tersenyum tipis ke arah kotak berwarna biru dengan hiasan pita di atasnya. Lucu.

Kayla menghela nafasnya, lalu melirik ke arah arloji di tangannya, yang sudah menunjuk pukul 16.00.

"Mungkin Nathan lagi kejebak macet." Kayla duduk di ujung dermaga tersebut, dan meletakkan kotak kado itu di sampingnya.

16.30

16.59

17.15

Kayla menengadahkan wajahnya, saat menyadari langit sudah mulai gelap. Hanya semburat oranye di ufuk barat, yang terpampang di depannya.

"Nathan kenapa belum dateng?" gumam Kayla gusar, sambil berusaha men-dial nomor Nathan, tapi tidak ada jawaban.

Ting!

Nathan : Sayang maaf. Aku g bisa dateng. Next time aja ya

"Hah?! Gak bisa?!" Kayla menggigit bibir bawahnya, kesal.

Kayla : Kenapa?

Nathan terlalu sering mengumbar janji, yang sering diingkarinya sendiri. Kayla kecewa dengan itu.

Jadi begini, rasa benar-benar mencintai?. Pikir Kayla, pias.

Dengan langkah gontai, Kayla berjalan meninggalkan dermaga, yang mulai gelap tersebut. Sementara hadiah untuk Nathan, masih erat di pelukannya.

.

Kayla menghentikan langkahnya di sebuah halte, saat rintik-rintik air hujan, semakin deras mengguyurnya.

"Anjir. Pake hujan segala." Umpat Kayla, sambil berusaha menghubungi Bara, agar menjemputnya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi, tutt.. tutt.

"Babang tuh kamvret! Saat kayak begini aja gak aktif!" gerutu Kayla, sambil menyedot ingusnya.

Ting!

Nathan : Jessie demam tinggi, aku bawa dia ke rumah sakit. Maaf.

Saat bbm dari Nathan terpampang di layar handphone nya, Kayla mendengus lega, karena Nathan tidak sedang bersama Karissa.

Kayla : Gpp kok, Get well soon for Jessie

Read

Senyum Kayla lebih cerah, sekarang. Dia duduk dengan nyaman, sambil menatap lalu lalang kendaraan di jalanan. Benar, dia harus lebih berpikiran positif.

Sebuah taxi berhenti di depannya, membuat Kayla langsung bangkit dan hendak masuk ke taxi tersebut.

Kayla tidak sengaja melihat ke arah minimarket di seberang jalan, tepat di depan halte tersebut. Tapi, tubuhnya menegang saat pandangannya terhenti pada Nathan dan Karissa yang baru saja keluar dari sana.

Jessie demam tinggi, aku bawa dia ke rumah sakit, maaf.

Ingatan mengenai pesan Nathan, sontak terputar di memorinya. Dia menutup kembali pintu taxi tersebut, dengan tangan gemetar.

"Gak jadi, Pak!" kata Kayla, yang membuat Taxi itu melaju pergi dari hadapannya.

Mata Kayla memandang kosong ke arah Nathan dan Karissa, yang tampak saling berdialog, lalu tertawa kecil, dan sekarang, tangan Karissa merapikan jambul Nathan, yang basah terkena hujan.

Kenapa Nathan tega. Kenapa. Kenapa.

Kayla menyeberang jalan, dan berhenti di samping mobil Nathan. Dia membiarkan dirinya basah oleh hujan. Kayla tidak perduli lagi.

"Nathan, dedek bayinya pengen aku nyentuh jambul kamu. Haha,"

"Hahaha ap—"

"Nathan." Panggil Kayla, dengan suara bergetar, yang sontak menghentikan percakapan di antara Nathan dan Karissa, yang baru saja sampai di samping mobil.

"Kayla?" Nathan menatap Kayla dengan tatapan yang sulit diartikan, sementara kedua barang belanjaannya langsung terjatuh di atas aspal, "Kamu ngapain di sini?"

Sementara Karissa, yang menyaksikan hal tersebut pun hanya tersenyum miring.

"Kayla, aku bisa jelasin semuanya."

"Iya, kamu bisa jelasin semuanya." Kayla tertawa hambar, "dengan kebohongan." Lanjut Kayla, penuh penekanan.

Nathan menghampiri Kayla, dengan penuh penyesalan, "Sayang, please dengerin aku dulu!"

"Kamu udah terlalu banyak bohong, Than. Kamu juga terlalu banyak mengingkari janji." Kayla menatap nanar ke arah Nathan, "Kamu pikir, aku gak tau apa-apa?" tanya Kayla, pias.

"Dulu, kamu pernah bilang ke aku, bahwa kamu benci pengkhianatan dan kamu gak pernah berkhianat. Tapi, nyatanya apa? Kamu terus-terusan berkhianat, Than." tutur Kayla, dengan air mata bergulir, menyatu dengan air hujan.

"Kayla, maaf. Maafin aku. Aku sayang sama kamu, Kay." Nathan meraih tangan Kayla, dan menggenggamnya. Kayla membiarkannya. Dia tidak punya lagi tenaga untuk berontak.

"Bulshit, Nathaan! Bulshit!" jerit Kayla, yang membuat Nathan terhenyak.

Kayla beralih menatap Karissa, yang masih berdiri di belakang Nathan, dengan wajah bosannya.

"Oh? Kayaknya sekarang aku tau. Karissa dan Kimberly yang tadi kamu gendong adalah orang yang sama."

Mendengar ucapan Kayla, sontak membuat Karissa menegakkan tubuhnya.

"Kamu salah!" protes Karissa, yang membuat Kayla berdecih.

"Nathan, aku tau dia cinta pertama kamu, 'kan? Aku ngerti, cinta pertama sulit dilupain. Kamu masih sayang sama Karissa. Jadi, karena sekarang dia udah balik, kamu boleh kok milih dia dan tinggalin aku." ucap Kayla, dengan menggigit bibir bawahnya. 

"Kayla, kamu ngomong apa, hm? Aku sayangnya sama kamu!"

"Kamu ngomong itu berulang kali, Nathan. Percuma kamu ngomong 'sayang' tiap hari, cuman buat aku seneng doang. Kalau kamu masih sayang sama Karissa, yauda. Mau gimana lagi." Kayla tersenyum pias, lalu melepaskan genggaman tangan Nathan.

"Dari tadi aku nunggu kamu di Danau. Tapi, seenaknya kamu bilang gak bisa dateng. Dan.. maaf buat kadonya, udah jatoh plus basah." Kayla menyeka air matanya, lalu menatap Nathan.

"Kita udahan aja." ucap Kayla, dengan suara sumbangnya.

"Kay, please. Aku gak mau putus sama kamu! Aku sayang kamu, Kayla! Sayang, aku mohon!" teriak Nathan, sambil berlutut di depan Kayla.

"Taxi!" secepat kilat, Kayla sudah masuk ke dalam taxi, meninggalkan Nathan, yang terus meneriakkan namanya, bahkan ingin berlari mengejarnya tapi dicekal oleh Karissa.

"Nathan, kamu lupa, ya? Dedek bayinya nanti sakit kalo aku hujan-hujan terus." Kata Karissa, sambil melirik ke arah perutnya, yang membuat Nathan mengerang frustasi.

Bangsat!. Umpat Nathan, frustasi.

***

A/N :

Mulmed nya diputer yaa biar agak greget

Selamat malam, readers!

Maaf mungkin part ini rada gaje aneh gak nge-feel sama sekali because aku gak tau gimana caranya menyampaikan sakit hatinya si Kayla. WKWK.

Makasih buat yang udah nge-vote dan komentaarrr  bikin semangat serius!

Semoga nggak bosen, yah, readerss.

Jangan lupa VOTE dan KOMENTAR yang buanyak yaaa makasiiih

See you on the next chapter!

Continue Reading

You'll Also Like

5.5M 585K 75
"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksu...
6M 163K 17
Syera Gladistya, seorang gadis yang mampu masuk SMA Garuda yang dikenal elite dengan populasi anak konglomerat akibat otak cerdasnya. Yap, beasiswal...
796K 54K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
1.7M 117K 62
[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, boleh minta tolong jemput aku?" "Gue lagi...