Lovable Bad Boy

By xlooo_

10.4M 534K 16.2K

(Dibuat dan dipublish pertama kali pada : 2016) Nathaniel Derlanova Tanubrata Kalau kebanyakan bad boy suka g... More

LOVABLE BADBOY-1
LOVABLE BAD BOY-2
LOVABLE BADBOY-3
LOVABLE BADBOY-4
LOVABLE BADBOY-5
LOVABLE BADBOY-6
LOVABLE BADBOY-7
LOVABLE BADBOY-8
LOVABLE BAD BOY-9
LOVABLE BAD BOY-10
LOVABLE BAD BOY-11
The Cast :*
LOVABLE BAD BOY-12
LOVABLE BAD BOY-13
Kosong
LOVABLE BAD BOY-14
LOVABLE BAD BOY-15
LOVABLE BAD BOY-17
LOVABLE BAD BOY-18
LOVABLE BAD BOY-19
LOVABLE BAD BOY-20
LOVABLE BAD BOY-21
LOVABLE BAD BOY-22
LOVABLE BAD BOY-23
LOVABLE BAD BOY-24
LOVABLE BAD BOY-25
LOVABLE BAD BOY-26
LOVABLE BAD BOY-27
LOVABLE BAD BOY-28
LOVABLE BAD BOY-29
LOVABLE BAD BOY-30
LOVABLE BAD BOY-31 (A)
LOVABLE BAD BOY-31 (B)
BUKAN UPDATE-AN
LOVABLE BAD BOY-32
LOVABLE BAD BOY-33
LOVABLE BAD BOY-34
LOVABLE BAD BOY-35
LOVABLE BAD BOY-36
LOVABLE BAD BOY-42
LOVABLE BAD BOY-43
LOVABLE BAD BOY-44
LOVABLE BAD BOY-45 (A)
LOVABLE BAD BOY-45 (B)
LOVABLE BAD BOY-46
|PENTING BANGET❗| LOVABLE BAD BOY-47
GIMANA?
EPILOG
Sequel is up!
BACA YUK
Numpang Promo
INFORMASI
VOTE COVER
INFORMASI
DISKON
NEW STORY
"AMBIGU"
Married with Mr. Dipta

LOVABLE BAD BOY-16

182K 12K 274
By xlooo_

AUTHOR

Dava melajukan mobilnya melewati gerbang rumah Kayla, setelah gerbang itu terbuka lebar. Terlihat seorang wanita berpakaian daster berlari ke arah tepi setelah membuka gerbang tersebut.

Setelah mobil berhenti, Kayla masih tetap diam dan tidak bergerak. Pandangannya terlihat kosong ke arah depan, yang membuat Dava semakin cemas.

"Kay, udah sampai." ucap Dava pelan, berusaha tidak membuat gadis di sampingnya terkejut.

Karena tidak kunjung mendapatkan respon, Dava akhirnya melepaskan seatbelt-nya sendiri, lalu membuka pintu mobil.

"Kayla, ayo turun dulu," Ucap Dava, sambil menahan pintu mobil tetap terbuka. Ia menatap miris ke arah lebam berwarna biru keunguan di tulang pipi Kayla.

Kayla tidak bergerak, tetapi kelopak matanya memejam, sehingga bulir air mata yang sudah tertimbun sejak tadi akhirnya menetes.

Melihat air mata Kayla semakin deras, membuat Dava mengatupkan rahangnya. Ia tidak tau caranya menenangkan gadis yang baru saja mengalami hal buruk.

"BRENGSEK! GUE BENCI SAMA DIA!" teriak Kayla tiba-tiba, yang sukses membuat Dava menjengkit kaget.

"GUE BENCI SAMA DIA! GUE BENCI ARGA!"

Dava menelan ludahnya, saat mendengar teriakan Kayla yang terdengar frustasi. Dengan susah payah, akhirnya Dava mengangkat tubuh mungil Kayla dan menggendongnya ala bridal ke arah pintu.

Kayla terus meronta, bahkan sesekali menjerit, hingga suara pintu terbuka membuat Dava kembali fokus ke depan.

"Kayla?! D-dia kenapa?" Lira tampak panik, sambil membuka pintu lebar-lebar, memberikan jalan kepada Dava supaya masuk ke rumah tersebut dengan mudah.

Dava membawa Kayla ke kamarnya, dengan diikuti oleh Lira di belakangnya, yang masih sibuk menelepon Bara dan Riyan untuk segera pulang.

"Aaaaaaaarrrrrgggh! Gue mau mati aja!" racau Kayla, semakin menjadi-jadi.

Untunglah sudah sampai di kamar bernuansa violet tersebut, sehingga Dava dapat membaringkan Kayla di tempat tidur.

Dava menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, karena menggendong Kayla yang terus meronta, seakan dapat membuat tulangnya remuk.

Ya, seharusnya ini tugas Nathan.

"Ada apa sama Kayla? Kenapa dia seperti itu?" tanya Lira dengan cemas, ia melirik ke arah Kayla yang masih menggeliat di atas tempat tidur sambil menangis meraung-raung.

"Ceritanya panjang, Tante." ucap Dava, yang membuat Lira semakin penasaran.

"Yasudah, nanti kalau Papa sama Abang nya Kayla udah dateng, kamu jelasin ke kami, ya." Kata Lira, yang membuat Dava mengangguk pelan, "Sekarang, kamu tunggu di bawah aja, biar tante yang mengurus Kayla." lanjut Lira, sambil mengulas senyum manisnya ke arah Dava.

"Iya, Tante."

Dava melangkah keluar dari kamar Kayla, lalu berjalan menuruni tangga tepat saat pintu depan terbuka dan masuklah seorang laki-laki remaja dengan seragam putih abu-abu yang terlihat berantakan, dan sebuah sapu tangan berwarna biru donker yang diikat melingkari dahi nya.

Cowok tersebut berlari menaiki tangga, lalu berhenti saat mendapati Dava berdiri di tengah tangga sambil menatapnya dengan tatapan aneh.

"Lo.. temennya Nathan, 'kan? Ngapain di sini?" Bara bertanya, sambil mengamati Dava dari ujung kaki hingga ujung kepala, yang membuat Dava semakin tidak nyaman.

"Bara! Buruan naik!"

Mendengar seruan Mama nya, Bara pun mengenyahkan rasa penasarannya terhadap Dava, lalu berlari menaiki tangga menuju kamar adiknya.

"Dedek, elo kenapa, hm?" Tanya Bara panik, saat melihat Kayla terus menangis, sambil berteriak. Bahkan, saat ini kening Kayla hangat pertanda bahwa gadis itu sedang demam.

"Gue takut, gue takut, Ba! Gue malu! ARGA BRENGSEK!" racau Kayla, dengan suara parau nya. Bara menatap Kayla dengan tatapan bingung.

"Arga apain lo, De? Biar gue yang urus itu anak!" Bara bangkit dari sisi ranjang Kayla, sambil menyingsingkan lengan nya, seakan sudah siap bertempur.

"Hik dia jahat ba—"

Tok Tok.

Semua yang berada di kamar Kayla sontak menoleh ke arah pintu, saat suara ketukan dua kali terdengar, lalu masuklah seorang cowok berbadan tinggi tegap, dengan kaos basket yang tampak lusuh.

Bara mengernyitkan dahinya, saat melihat Nathan berjalan mendekat ke arah ranjang adiknya.

"Lo kok berani-beraninya—"

"Bara." tegur Lira, sambil menatap anak sulungnya dengan tatapan tidak suka, yang membuat Bara mencebikkan bibirnya, lalu memilih diam.

Kayla masih meringkuk di atas kasur, sambil meremas ujung selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Saat ini, ia sudah mengenakan piyama bermotif beruang kecil-kecilnya.

"Gue benci Arga, hik." lirih Kayla, dengan mata terpejam.

Nathan berjongkok di samping ranjang Kayla, sambil tangannya terulur ke arah tangan mungil Kayla yang lembab akibat keringat. Gadis itu benar-benar kacau, dan Nathan merasa bersalah atas keterlambatannya.

Lira menarik lengan Bara, supaya meninggalkan Kayla dan Nathan berdua. Siapa tau, Nathan mampu membuat Kayla lebih tenang.

"Hik, gue takut..," racau Kayla.

Nathan membelai rambut Kayla dengan lembut, dengan tangannya mengeratkan genggamannya pada tangan mungil tersebut.

"Sssst, lo gak perlu takut lagi," Bisik Nathan, yang membuat Kayla membuka matanya walau sedikit, "gue ada di sini, buat lo." lanjut Nathan.

"Nathan.. pipi lo belum sembuh..," ucap Kayla, dengan suara seraknya. Sedangkan Nathan hanya diam, tidak membalas ucapan Kayla mengenai luka kecil di pipinya karena tinjuan Arga tempo hari.

"Gara-gara gue, lo jadi banyak massalahh...," Ucap Kayla, lalu air mata merembes membasahi pipinya lagi.

"Gak, sama sekali nggak." kata Nathan, lembut.

"Arga nyakitin lo," Kayla berucap lagi, membuat Nathan menggeleng.

"Gak, Kay. Lo jangan cemasin gue,"

"Tapi—"

"Ssstt," Desis Nathan, seraya membelai lembut rambut Kayla, yang berhasil membuat gadis itu tidak bergerak gelisah seperti sebelumnya.

Nathan menatap Kayla lebih dalam. Ia tau persis bahwa Arga telah berbuat macam-macam terhadap Kayla sebelum dirinya datang, hingga kondisi Kayla sekacau ini.

Tak lama setelahnya, mata Nathan menangkap kelopak mata Kayla sudah terpejam sempurna, dan deru nafasnya sudah teratur.

Dengan perlahan, Nathan melepaskan pagutan tangan mereka, lalu bangkit dari posisi jongkok di samping ranjang lalu membungkukkan tubuhnya dan mengecup kening Kayla cukup lama.

Sudah cukup bagi Nathan mengabaikan perasaannya. Ia harus berani membuka hati nya untuk perempuan selain Karissa.

"Gue sayang sama lo, Kay." Bisiknya pelan. Sangat pelan, ditambah Kayla saat ini sudah terlelap, sehingga tidak mungkin mendengar pernyataannya barusan. Mungkin lain waktu, ia akan mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada Kayla.

Cklek.

Nathan menutup pintu kamar Kayla, lalu berjalan menuruni tangga.

Sejenak Nathan terdiam, saat melihat tatapan-tatapan tajam yang tertuju ke arahnya. Mereka adalah Dava, Bara, Lira dan Riyan, yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan tegang.

"Bagaimana Kayla?" tanya Riyan, sambil bangkit dari duduknya. Lelaki paruh baya itu masih mengenakan jas hitam dan kemeja berwarna biru donker di dalamnya.

"Kayla sudah tidur, Om." Kata Nathan, sambil menyampirkan ransel hitam nya di bahu. Ia beralih menatap Dava yang sedang duduk dengan Bara berdiri di samping nya.

"Sebenernya ada apa sama Kayla?" tembak Bara, dengan tatapan tidak bersahabat ke arah Nathan dan Dava bergantian.

Melihat reaksi Bara, juga penasaran dengan kehadiran Bara di rumah ini, Nathan pun balas menatapnya sengit.

"Kayla hampir diperkosa." jawab Nathan dengan tegas, tanpa berusaha menutupi apapun, yang sontak membuat setiap pasang mata di ruangan tersebut melotot, bahkan Lira sudah menitikkan air matanya.

"HAH?! SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN HAL ITU KEPADA ANAK SAYA!" Riyan mengepalkan tangannya, hingga buku jarinya memutih.

"Arga, mantan pacar Kayla." Bara menyahuti, dengan rahang mengeras. Tanpa diberi tau oleh Nathan pun ia sudah dapat menebaknya.

Mantan pacar Kayla yang satu itu, memang sangat keterlaluan.

Riyan menatap tajam ke arah Bara, "Oke, Papa akan langsung ke kantor polisi untuk melaporkan kasus ini. Saya tidak terima Kayla dilecehkan seperti ini." Riyan berucap dengan suara penuh amarah, lalu berjalan cepat meninggalkan rumah.

"Tapi sebelumnya, Bara akan ngancurin tubuh bocah sialan itu!" Bara menggeram, lalu meraih kunci mobil yang ia letakkan di atas meja, sebelum ia berjalan dengan langkah panjang menyusul kepergian papa nya.

Melihat hal itu, Dava pun bangkit dan menghentikan langkah Bara. Sementara Nathan, hanya berdiri dengan menghela nafas berat, berusaha sekuat tenaga menahan hasratnya untuk membantu Bara membunuh Arga.

"Arga udah babak belur. Dia sekarat." kata Dava, yang membuat Bara menyipitkan mata nya.

"Haha, terus kenapa kalo dia sekarat? Itu memudahkan gue matiin dia. Dia udah kurang ajar ke adek gue."

Dava menghela nafas kasar, karena saat ini Bara sudah dikuasai oleh amarah.

"Lo mau Kayla sedih karena abangnya dipenjara karena kasus pembunuhan?" Dava akhirnya bersuara, dengan tatapan tajam ke arah Bara, yang saat ini langsung terdiam.

Bara melirik Lira—mamanya, yang masih menangis sesenggukan di sofa seorang diri, dengan Nathan yang hanya mematung di seberang meja. Mana mungkin, ia menjerumuskan dirinya ke penjara dan membuat kedua orang tua nya sedih.

Bara memutar bola matanya malas, lalu melemparkan kunci mobilnya asal, sebelum berjalan cepat ke arah kamar nya yang terletak di lantai dasar.

Dava menghembuskan nafas lega, lalu berjalan menghampiri Nathan yang masih terlihat kacau. Rambut Nathan yang biasanya tampak rapi, saat ini benar-benar berantakan, dan wajahnya juga terdapat sedikit lebam.

"Nath, mendingan kita pulang dulu." bujuk Dava, yang membuat Nathan bergeming.

"Gue pengen nemenin Kayla." kata Nathan datar, lalu melirik ke arah Lira yang sudah berhenti menangis, sambil memperhatikan kedua nya.

"Kalian bisa pulang dulu, nanti kalian bisa jenguk Kayla lagi. Kalian pasti capek, 'kan?" Lira berucap dengan suara sumbangnya.

"Tapi—"

"Kalau ada apa-apa sama Kayla, Tante akan telepon kalian. Kalau boleh tau, nama kalian siapa?" Tanya Lira, yang membuat Nathan langsung menyalim tangan Lira.

"Saya Nathan, Tante."

"Saya Dava,"

"Baiklah, sekarang kalian bisa pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat, besok kalian bisa jenguk Kayla di sini."

"Iya, Tan. Saya permisi dulu," pamit Dava, lalu berjalan menuju teras, meninggalkan Nathan yang masih terlihat tidak rela meninggalkan rumah Kayla.

"Tante harus janji sama saya, untuk nelepon saya kalau ada apa-apa sama Kayla." ucap Nathan, yang membuat Lira mengangguk.

"Tante janji,"

"Saya pamit dulu, Tan."

Sepeninggal dua remaja laki-laki yang tampak sangat peduli dengan puterinya, Lira pun menghela nafas, lalu berjalan menaiki tangga ke lantai dua, untuk menemani Kayla yang masih tertidur.

*****

A/N :

Entahlah, part macam apa inii! :'D

Aku gak mahir buat story yang menegangkan atau sedih atau apalah. Harap maklum yaa karena aku pemulaa :)

Jangan lupa VOTE DAN KOMENTAR ya bagi yang mampir di story iniii

Thanks

See you on the next chapter!

Continue Reading

You'll Also Like

328K 22.6K 13
Mingyu menikah? Si berandal dari Shinki Senior High itu menikah? Ia menolak tentu saja! Apalagi ia dijodohkan dengan laki-laki dan laki-laki itu adal...
405K 19.3K 56
[17+] "Ketika kamu hadir menjadi pewarna hidupku dan juga sumber lukaku." Blurb : KEZIALITA AULIA Gadis cantik dengan segala kelebihan dan kekurangan...
242K 12.3K 33
(BELUM DI REVISI, MAAF JIKA MASIH BANYAK KESALAHAN) Mungkin cerita ini gak sebagus Dear Nathan, gak sekeren My Ice Girl, gak semenarik Mariposa, gak...
ALBERIC By nnaiev

Teen Fiction

8.4M 387K 60
[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seorang remaja lelaki yang bernama Alberic K...