-AFTER RAIN-

By andinienggar

41.1K 1.7K 50

{(COMPLETED}) Pasti di antara kalian ada yang suka hujan. Yah pasti banyak. Hujan itu indah. Ketika menikmat... More

Sekolah Baru
Teman Baru
jawaban masalalu yang terungkap
Lapangan Basket
Mobil Sport metalik
Jus alpukat
Karena Matematika wajib
Meet again
secangkir kopi hitam
x²-5x+4 = jadian yuk?
Dia kembali (again?)
cooking
one day full with most wanted ( Aldo)
Melatiku kembali
dua pangeran berkuda putih
malam penerbitan (part 1)
malam penerbitan (part 2)
three hopes (Lian)
Hukuman yang mengesankan
Lian tidak membenci hujan (lagi)
pertama dan terakhir (part 1)
pertama dan terakhir (part 2)
pertemuan yang tak di sangka
Gubuk Impian
penculikan paling indah (part 2)
Danau Pelangi
Pengakuan sebenarnya
not me
but she
kebenaran perasaan
kepergian (lagi)
penghindaran
penjelasan dan kejelasan
with you
Update Instagram ( Rano)
Surprise for you
bertemu lagi
Menghilang
dua hati satu cinta
terulang kembali
pernyataan dan kepergian
Kotak merah dan pesan singkat
Dear Desky
After Rain .. (end)
Extra part
PENTING!

penculikan paling indah (part 1)

723 36 0
By andinienggar

Rano duduk di pinggiran kolam renang belakang rumahnya. ia mengedarkan pandangan ke sekitar kolam renang itu. sepi. rumah itu memang sepi seperti hari-hari biasanya. dan Rano sudah terbiasa dengan hal itu semenjak kepindahan sahabatnya ke Jerman untuk pengobatan. kalo boleh jujur, Rano sangat merindukan sahabatnya itu. memang, sebenarnya ada Melati di rumahnya, tapi dia jarang ke rumah besar itu dan memilih tinggal di apartemen karena dekat dengan sekolahannya.  ia ingin bersama sahabatnya itu lagi. seperti dulu lagi. ia memandang pantulan dirinya di genangan air kolam. ia mengambil gitar yang ada di samping kanannya. perlahan, ia memetik senar gitar itu, dengan lincah ia memainkan setiap tangga nada yang di buatnya sendiri, menyusun nada-nada tersebut menjadi sebuah alunan musik yang ia ciptakan sendiri. malam ini, ia berhasil menciptakan sebuah lagu buatannya sendiri. lagu itu dibuatnya karena terinspirasi dari seorang gadis yang akhir-akhir ini masuk ke kehidupannya. bukan. bukan Melati, melainkan Lian. yah Lian. ah, gadis itu sudah memenuhi pikiran Rano sekarang. ia tidak pernah tau apa yang ia rasakan pada gadis itu. namun gadis itu sangat lucu dan unik. gadis itu sudah menjebak hati seorang Rano. ia masih tidak habis pikir, bagaimana gadis semuda dan secuek bebek itu ternyata punya hati yang tulus? sepertinya Rano mulai jatuh cinta pada Lian. ia mulai senyum-senyum sendiri membayangkan betapa lucunya Lian saat marah. membuat pesona cantiknya itu menguak seketika. tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di otak Rano. ia menaruh gitar di sampingnya dan beralih pada handphone dengan merk apel di gigit itu. ia mencari cari kontak Lian. dan ketemu. Rano mengirim pesan ke Lian.

Hirano : hei, lagi apa lo?

di sisi lain, Lian yang sedang asik makan cupcake mendengar ada notif masuk, segera ia membuka notif itu. dan ternyata dari Rano.

GiliancaDesky : lagi makan, da paan?

Hirano : kaga, gue cuma mau bilang, besok lo siap-siap ya jam 4 pagi lo udah harus prepare. gue jemput lo.

Lian hampir saja tersedak cupcake gegara baca pesan dari Rano.

"buset, nih kunyuk mau ngajak kemana sih, berani beraninya ngatur-ngatur gue"

GiliancaDesky : kalo gue udah bangun.

Hirano : bodo. pokoknya gue jam 4 pagi gue udah ada di rumah lo buat jemput lo. Dan, lo gak usah mbatin deh, gue tau.

Gilss! Nih bocah cenayang pa gimana sih? Bisa-bisanya dia tau kalo gue lagi mbatin tentang dia"

GiliancaDesky : elah, mau kemana sih?

Hirano : nanti juga lo tau, pokoknya lo bakalan suka. lo tinggal bawa baju ganti, stok makanan, sama stok minuman yang lo butuhin.

GiliancaDesky : iya-iya, gue gak janji. kalo gue bisa bangun gue ikut.

Hirano : terserah pokoknya gue jemput lo jam 4 titik. bye Desky 😊

GiliancaDesky : hm

Lian menaruh handphonenya. ia masih memikirkan tentang Rano. kira-kira akan di ajak kemanakah dirinya itu? perasaan Lian juga gak pernah janjian mau pergi ke mana-mana sama Rano. tapi ia sudah dapat memastikan bahwa ia dan Rano akan pergi jauh. dan itu pasti. entahlah, Lian tidak mau memikirkannya terlalu panjang. ia memilih tidur, dan beberapa menit kemudian, Lian sudah terlelap memasuki alam mimpinya.

***

Rano sudah siap dengan semuanya. Ia kini sedang duduk ruang tamu yang tak lain dan tak bukan adalah ruang tamu rumahnya Lian. Rano sedang menunggu gadis yang sedang bersiap-siap. Memang cewek itu bawaannya kemana-mana ribet dan ngeribetin. Iya gak? Iya. Setengah jam kemudian, Lian menuruni tangga dan mengahampiri Rano yang tengah duduk di ruang tamu rumahnya.

"Yuk, buruan ah lama lo" Lian duduk di dekat Rano. Rano yang mendengar kata itu sontak langsung menatap Lian sinis.

"Adanya elo yang dari tadi lama! Gak peka banget sih, udah di tungguin, nyuruh-nyuruh pula"

Lian yang menyadari hal itu langsung tersenyum kikuk. Ia sadar bahwa dirinyanya lah yang membuat semuanya jadi lama.

"Iya deh iya, gue yang salah. Iya gue minta maaf. Buruan ayo berangkat, jadi gak? Sebelum gue mager nih"

Hari ini Lian memakai hot pans jeans warna biru dongker, dengan tang top biru dongker di balut kemeja kotak kotak warna biru dongker dan merah marun, tak lupa sepatu adidas warna senada. Hari ini Lian tampak sangat manis. Membuat Rano sedikit meneguk ludahnya.

"Heh! Jangan ngalamun dong! Ayo buruan!"

"Eh, iya, yok ke mobil"

Lian dan Rano masuk ke dalam mobil. Setelah mereka masuk ke dalam mobil milik Rano, si pengemudi tidak kunjung menyalakan mobil itu, membuat Lian mengeluarkan pertanyaan kepada si empu mobil.

"Heh,kita mau berangkat gak sih? Kok gak jalan-jalan?"

"Iya ini mau berangkat, tapi sebelum berangkat gue ada peraturan di sini"

"Buruan , paan peraturannya?"

"Oke, yang pertama, gak boleh pegang handphone, handphone harus di matiin"

"Lah? Gak bisa dong! Handphone juga handphone gue, napa lo ngatur?"

"Ya udah kalo gak mau ya gak papa, tapi kita gak jadi" Rano tersenyum licik

Lian mendengus sebal " iya deh iya" Lian mengeluarkan handphone dari tasnya, menekan tombol off pada handphonenya "nih liat, udah gue matiin"

"Nice! Yang kedua, dilarang kentut sembarangan apalagi didalam mobil"

"Elah, gue gak sejorok itu"

"Dan yang ketiga di larang ngorok "

"Hellow! Gak kali. Gue ini cewek anggun you know? Kalo lo sampe ngorok, gue bunuh lo!" Lian menatap tajam Rano. Dan Rano bergidik ngeri.

"Gimana? Lo bersedia?"

"Oke, deal!" Lian menjabat tangan Rano pertanda setuju

"Oke, and let's goo!!" Rano menancapkan gas.
 
Selama di dalam mobil, Lian tak banyak bicara dengan Rano. Mungkin di karenakan hari masih pagi, dan Lian masih terbawa suasana ingin tidur. Di perjalanan, bahkan masih petang dan matahari belum menampakkan dirinya. Lian hanya memandang keSetelah jendela. Memandang mobil yang lalu lalang dengan sorotan lampu redupnya. Sesekali Lian menguap, dan benar saja, dalam hitungan menit, Lian terlelap dalam tidurnya.

***

Rano POV

Setelah perjalanan 3 jam, akhirnya gue sama Desky sampai di tempat yang gue tuju. Gue ngeberhentiin mobil gue. Di samping gue, Desky masih terlelap dalam tidurnya. Gur pengen ngebangunin dia. Sebenernya gak tega. Tapi mau gimana lagi? Gue mendekatkan diri ke arah Desky, menyingkirkan beberapa helai rambut yang berjatuhan menutupi wajahnya. Ah, sungguh ini anugrah tuhan yang maha kuasa. Sungguh dia kelihatan sangat cantik ketika tidur. Baru beberapa menit gue mengamati wajahnya Desky, tiba-tiba dia terbangun dan ngedorong gue.

"Heh! Lo mau ngapain gue lo!" Desky mencak-mencak gak jelas. Sungguh mukanya sangat lucu saat bangun tidur seperti ini.

"Enak aja lo! Orang gue mau bangunin elo!" Tepis gue.

Desky menatap gue sebentar, lalu dia angkat bicara lagi "oh, gue kirain mau ngapain"

"Dasar ome" kata gue lirih

"Lo barusan bilang apa?"

"Kaga, gue cuma mau bilang kita udah sampe" dan gue pun ngeloyor turun gitu aja ninggalin Desky yang masih terbengong.

Author POV

Lian masih terdiam di dalam mobil, sedangkan Rano sudah turun beberapa menit yang lalu. Ia baru mengumpulkan nyawanya. Ia menarik napas dalam dalam dan mengeluarkannya. Detik kemudian dia turun dari mobil. Ia menghampiri Rano yang sedang berdiri di ujung sana. Lian penasaran apa yang sedang di lihat Rano. Dan ketika ia sampai di tempat Rano berdiri, ia mematung. Kakinya seperti di patri untuk berdiri di tempat itu. Lidahnya kelu. Detik kemudian dia tersenyum sangat lebar. Sungguh ia begitu kagum dengan pemandangan yang ia lihat sekarang. Lian sekarang ada di depan tebing, dan di depannya terdapat lautan dan deburan ombak yang membiru. Ia menoleh ke arah Rano.

"Ran, gue gak lagi ada di surga kan? Gue masih hidup kan?"

Rano hanya terkekeh pelan.

"Jawab Ran"

"Iya, lo ada di surga, surga dunia ciptaan maha kuasa"

"Ran, gue masih hidup kan ya?"

"Lo masih krasa napak kaga?"

"Masih"

"Berati lo belum mati"

"Ran, gue gak mimpi kan ya?"

Rano terdiam, ia mencubit pipi Lian.

"Adaw! Sakit bego!" Lian mengelud elus pipinya

"Berati lo gak mimpi"

Sumpah ran, ini keren banget! " Lian kegirangan

"Mending kita balik ke mobil. Kita turun ke sana"

"Serius lo?" Lian tampak antusias

"Iya, gue serius"

"Ayokkk!!" Lian menggeret Rano masuk ke dalam mobil. Dan Rano hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Gue seneng lo bahagia. Bahagia lo bahagia gue juga. itu pasti. Dan akan selalu seperti itu" Rano tersenyum.

***

Lian menengok jam tangannya sebentar. baru jam 7. dan ini masih pagi. Lian sekarang sedang duduk di atas karang yang ukurannya sedang. pandangannya lurus ke depan. ia masih terhipnotis dengan pemandangan di depannya itu. ia sangat menikmatinya, sampai Lian tidak sadar bahwa sedari tadi ada yang memandangnya dari kejauhan sana. siapa lagi kalo bukan Rano. dari tadi pandangannya tak lepas dari gadisnya itu. rambut yang menjuntai sepunggung, wajahnya terpapar matahari pagi, dan hal itu membuat wajah Lian tampak sangat anggun. Rano menghampiri Lian dan duduk di sebelahnya. pandangannya juga lurus ke depan. untuk beberapa waktu yang lama mereka saling diam. berbicara kepada hati dan berbisik kepada angin laut. sampai akhirnya Rano membuka pembicaraan.

"lo lagi ngapain di sini?"

"duduk"

"ah elah, anak kemarin sore aja juga tau kalo lolagi duduk"

"lha situ udah tau pake nanya"

"susah emang kalo ngomong sama batu berjalan" Rano bergumam

"apa lo bilang?" Lian melotot ke arah Rano

"kaga ada. lo ngapain di sini?"

"lagi nikmatin ombak aja sih" Lian tersenyum

"emang ombaknya kenapa? perasaan bentukan ombak gitu-gitu aja" Rano mengerutkan keningnya

"dasar manusia gak punya perasaan! lo ngeliatnya pake mata sih, kalo gue pake hati"

"emang bisa?"

"ya maksudnya pake perasaan Rano!" Lian geram

Rano ber oh ria.

"lo tau gak ran?"

"kaga"

"gue seneng deh bisa ada di sini, gue bahagia. dan baru kali ini gue ngerasa bahagia gue kembali. gue suka ngelihat ombak. karena ombak itu mau kembali ke bibir pantai lagi walaupun ia di usir berkali kali untuk kembali oleh bibir pantai itu sendiri."

"dan sama kaya hujan, hujan juga mau kembalilagi, meski ia tau gimana rasanya jatuh berkali kali."

Lian tersenyum. Rano tersenyum.

"gue pengen deh, di satu masa dalam hidup gue, satu kali aja gue pengen keluar dari dunia yang penuh sama masalah ini"

"berati lo pengecut" kata Rano singkat

"lha kok?"

"iya, dengan lo bicara kayak gitu berati lo nyerah sama dunia, berati lo nyerah sama rintangan, berai lo orang pengecut yang lari dari kefanaan dunia. denger ya, hidup itu gak menarik kalo ga ada masalah. percaya deh semua ada jalan keluar.

"lo bener ran, gue pengecut. "

"iya juga sih" Lian mangut mangut

"tapi manusiawi kok kalo lo pernah punya keinginan kaya gitu, gue juga pernah punya keinginan sama kaya elo"

"oh ya?"

"iya, karena ada satu masa di mana manusia mencapai titik terlelah dalam hidupnya, dan ia menyerah ingin lari dari dunia. setiap orang akan mengalami masa itu tanpa terkecuali."

"lo hebat ran, sekarang gak tau kenapa gue beruntung lo masuk ke kehidupan gue"

"lo keren" Lian tersenyum "ran , lo pernah denger suara paling merdu gak selain dari alat musik sama suara manusia?"

untuk sesaat Rano bingung, "enggak, emang ada?"

"ada, coba deh lo diem, lo pejamin mata lo"

Rano menuruti perintah Lian, ia memejamkan matanya.

"apa yang lo denger?"

"emm, suara ombak?"

"yups! sekarang lo boleh buka mata lo"

"apa hubungannya sama suara ombak?"

"menurut gue, deburan ombak adalah musik alam paling merdu. gak tau kenapa, gue dari kecil suka banget sama pantai, terutama sama ombaknya. gak tau kenapa suaranya pas dia berbenturan sama karang itu kaya ngebentuk alunan musik yang merdu di telinga gue. nenangin hati gue."

"iya lo bener. dan gue baru tau itu. perasaan lo ternyata peka juga ya?"

Lian tersenyum. "bisa aja lo"

"iya, ombak memang musik alam paling merdu. tapi bagi gue, ombak adalah musik alam paling merdu setelah suara lo manggil nama gue" Rano membatin dalam hati.

"mau main sisir pantai gak? sekalian maen ombak"

lagi-lagi Lian tersenyum "leh uga, ayokk!!" Lian langsung turun dari karang dan berlari di tepi pantai. di susul Rano di belakangnya. Mereka berdua berlari lari menyusuri pantai sesekali Lian menyipratkan air laut ke arah Rano begitupun sebaliknya. kadang mereka juga menghadang ombak bersama sama. sesekali Lian berpegangan tangan dengan Rano takut dirinya terbawa ombak. mereka berdua terlihat bahagia. sampai mereka tidak merasakan beban sama sekali. yah, mungkin bebannya hilang terlarung bersama arus ombak.

***

heii semua! salam!ketemu sama gue lagi. maaf ya gue gak sering update. tapi kali ini gue janji deh bakalan sering update, insyaallah. oke. jangan lupa ya votte and comment. AYOLAH! JANGAN MENJADI PEMBACA GELAP YA GUYS! SEKIAN DARI GUE TERIMAKASIH. SALAM JOMBLO!

Continue Reading

You'll Also Like

1K 208 61
⚠️ [Cerita tidak lengkap] ⚠️ Cerita ini telah di terbitkan di Penerbit Keraton Publisher. Jika berminat untuk menyentuh buku fisiknya bisa kirim pesa...
297 80 42
(TAMAT) Desa bunglon terkenal dengan peran kamuflasenya. Melawan hukum alam, mereka menukar peran antar kehidupan umat manusia. Dimana kamu adam ditu...
1.7K 875 46
[Selamat membaca] ◌Dalam tahap revisi◌ Angin berhembus menerpa rambut Glory, rumput dan bunga bergoyang seakan menikmati suasana tenang. "Maafkan gu...
3.5M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...