-AFTER RAIN-

By andinienggar

41.1K 1.7K 50

{(COMPLETED}) Pasti di antara kalian ada yang suka hujan. Yah pasti banyak. Hujan itu indah. Ketika menikmat... More

Sekolah Baru
Teman Baru
jawaban masalalu yang terungkap
Lapangan Basket
Mobil Sport metalik
Jus alpukat
Karena Matematika wajib
Meet again
secangkir kopi hitam
x²-5x+4 = jadian yuk?
Dia kembali (again?)
cooking
one day full with most wanted ( Aldo)
Melatiku kembali
dua pangeran berkuda putih
malam penerbitan (part 1)
malam penerbitan (part 2)
three hopes (Lian)
Hukuman yang mengesankan
Lian tidak membenci hujan (lagi)
pertama dan terakhir (part 1)
pertama dan terakhir (part 2)
pertemuan yang tak di sangka
penculikan paling indah (part 1)
penculikan paling indah (part 2)
Danau Pelangi
Pengakuan sebenarnya
not me
but she
kebenaran perasaan
kepergian (lagi)
penghindaran
penjelasan dan kejelasan
with you
Update Instagram ( Rano)
Surprise for you
bertemu lagi
Menghilang
dua hati satu cinta
terulang kembali
pernyataan dan kepergian
Kotak merah dan pesan singkat
Dear Desky
After Rain .. (end)
Extra part
PENTING!

Gubuk Impian

650 28 0
By andinienggar

Hari ini entah ada angin apa, sekolah Lian memulangkan semua muridnya lebih awal. Ah, memang surga dunia anak sekolahan.  Hal yang paling Lian suka ketika sekolah adalah, yang pertama jam kosong, kedua istirahat, ketiga libur, dan ke empat pulang lebih awal. Hari ini dirinya tidak berangkat bareng Rano, dia juga tidak akan pulang bersama Aldo.  ia memilih berangkat di antar abangnya dan pulang naik taksi. Lian masih tidak ingin melihat muka Rano karena kejadian kemarin. Entah, Lian juga tidak tau dengan alasan yang muncul dari hatinya itu. Apakah ia cemburu? Ah, lupakan hal itu. Biarkan itu menjadi rahasia Lian dan hatinya. Ia berjalan santai menyusuri lorong demi lorong kelas untuk mencapai parkiran. Kedua telingannya di sumpelin dengan headset, mulutnya sedikit membuka mengikuti setiap lirik yang di dengarnya dari headset putihnya. Dan ketika kurang dari 100 meter ia sampai di parkiran, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyeretnya. Lian kaget setengah mati. Ia meronta melepaskan diri dengan sekuat tenaganya.

"Tolong!!! Tolong!!" Lian menjerit-jerit.

"Heh! Bego! Stttt!! Ini gue Rano. Makanya melek dong!" Tangan yang tadi menggeretnya ngomong dengan santainya seperti tidak terjadi apa-apa. Lian yang mengenali suara itu memberanikan diri membuka matanya. Dan detik kemudian ..

"Anjir!! Tai!! Gue kira gue di culik, taunya lo! Dasar manusia gak guna lo!" Lian memukul dada dan punggung Rano dengan keras. Ia mencak mencak gak karuan.

"Sakit bego!" Rano mengelus elus bagian badannya yang di pukul Lian.

"Bodo! Lagian siapa suruh lo nyeret-nyeret gue? Hem? Di kira gue karung beras apa?" Lian menatap Rano tajam, tapi detik kemudian, benar saja, ketika Lian menatap wajah Rano, sekelebat kejadian kemarin menguak kembali di pikiran Lian. Jujur. Ia masih penasaran. Jujur semenjak kejadian itu hatinya tidak tenang. Seperti ada yang mengganjal.

"Elah, bentukan lo aja udah mirip" jawab Rano dengan tampang watadosnya.

"Sekali lagi lo ngomong gitu, pulang tinggal nama lo!" Lian menekankan setiap katanya, dengan telunjukknya menuding muka Rano.

Rano kicep. Ia tidak ingin membuat gadis di depannya ini marah. Jika itu terjadi, maka Rano sama saja membangunkan singa yang tidur di diri Lian.

"Piss deh, iya maaf"  Rano memelas

"Gak. Gak gue maafin" Lian melengos

"Ah elah, kok lo gitu sih? Ya udah deh gue traktir ice cream deh,  mau?"

Ketika mendengar kata ice cream mata Lian langsung berbinar " serius lo!?"

" iyalah, kapan sih gue gak serius sama elo?" Rano tersenyum miring

"heleh, elo kan playboy cap kampungan yang sukanya ngasih janji manis ke semua cewek"

"sembarangan! mau kaga  nih?"

"Mau dong, iya gue maafin, tapi bellin ice cream" Lian sudah seperti anak kecil ketika meminta ice cream. Rano langsung bingung. Gadis di depannya ini benar benar moody dan sulit di tebak.

"Apakah hanya dengan sebuah kata ice cream saja bisa ngubah sifat lo secara drastis jadi kaya gini? Tau gitu mah gue beliin ice cream segrobak grobaknya, biar kalo marah gak jadi marah" Rano membatin dalam hati.

"Ya udah lo bareng gue aja"

"Tapi nanti gue pulangnya di anter plus di beliin coklat. Gak mau tau, titik." Lian mengancam

"Gak, lo nanti pulang ngesot aja sana!"

"Dasar! Manusia gak berperasaan!" Lian melengos

"Ya gak lah, masa gue setega itu"

"Ya udah buruan cap cus! Ayokk"

"Iya elah, giliran ice cream aja langsung deh" Rano berdecak

Rano dan Lian berjalan menuju parkiran. Lian naik ke motor sport Rano. Dan detik kemudian, motor itu menghilang di tikungan.

***

Rano dan Lian kini sedang ada di sebuah cafe. Tepatnya cafe favorit Rano. Namanya cafe key. Lian sibuk menyendokkan ice cream vanila ke dalam mulutnya dengan sangat lahap. bahkan ia sampai tidak sadar bahwa orang yang ada di depannya sedang mengamatinya lekat-lekat sambil sesekali tersenyum. Rano sangat menyukai Lian yang sedang makan ice cream. wajahnya nampak sangat imut. Andai waktu bisa di putar, maka ia akan memilih gadis yang ada di depannya ini untuk ada di dalam hidupnya sejak ia di lahirkan.

"ngapain lo ngeliatinnya kaya gitu banget? suka sama gue? hem?" Lian mengehentikan aktivitas menyendokkan ice cream ke dalam mulutnya. pandangannya beralih ke Rano.

"kepedean lo! siapa juga yang ngeliatin elo?"tangan Rano bergerak mengambil tissue yang ada di depannya " makan ice cream aja masih belebotan lo kek anak kecil" Rano membersihkan sisa ice cream di sekitar mulut Lian dengan tissue tadi.

"elah sini, gue bisa sendiri" Lian merebut tissue tadi dan mengelap mulutnya sendiri

"dasar cewek jadi jadian lo, kaga bisa di romantisin dikit"

"bodo!"

"udah makannya?"

"udah"

"nah, berati gue di maafin kan ya?"

"gak."Lian menjawab dengan ketus

"lah? maen curang lo ya"

"gue gak curang lho ya, gue bakalan maafin lo kalo lo pulang nanti beliin gue coklat" Lian tersenyum miring

"perasaan tadi perjanjiannya gak gitu deh ya" Rano tampak berpikir, iamerasa telah di bohongi oleh gadis yang ada di depannya ini.

"pokoknya beliin gue coklat dulu, baru gue maafin, titik gak pake koma dan kawan-kawannya!" Lian melengos

Rano menghembuskan napasnya pelan "oke-oke"

"sabar ran , cewek selalu benar dan Rano selalu ucul" Rano menyemangati dirinya sendiri

"eh, ran , lo mau gak anterin gue dulu"

"lah? mau kemana?"

"ah elah, banyak bacot lu, mau kaga?"

"iya deh mau,"

"ya udah cepetan ayok, ntar gue tunjukin jalannya"

"iya-iya,"

***

setelah setengah jam perjalanan Rano dan Lian sampai di sebuah pedesaan. Rano celingukan, ia mengedarkan pandangan ke sekitarnya. matanya masih asing dengan suasana desa yang sekarang ia pijaki.

"kita ada dimana des?"

"kepo lu, ikut gue aja deh, kita lewat pematang sawah ini, nanti lo juga tau sendiri"

Rano nurut. mereka berdua melintasi pematang sawah di pinggir desa. motor Rano di taruh di pinggiran rumah warga. selang beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat yang di maksud Lian. Rano mengedarkan pandangan ke sekitarnya. di situ terdapat gubuk sedang terbuat dari anyaman bambu-bambu. gubuk itu di hiasi origami berbentuk burung dan macam-macam gambaran lainnya. di depan gubuk tersebut terdapat papan nama bertuliskan "gubuk impian". Rano dan Lian masuk ke dalam gubuk tersebut. dan seketika kedatangan mereka berdua di sambut hangat oleh orang-orang yang ada di dalam gubuk tersebut. Rano sempat terdiam. ternyata di dalam gubuk itu terdapat lumayan banyak anak-anak usia sekolah. muka mereka lusuh, kucel, tetapi raut wajah mereka mengambarkan semangat yang luar biasa.

"sore adik-adik ku semua" Lian menyapa mereka dengan hangat

"sore kak Lian" anak-anak tadi menjawab dengan semangat dan kompak

"hari ini kita kedatangan guru baru loh, namanya kak Rano" Lian mengenalkan Rano

"hai kak Rano" anak-anak menyambut Rano dengan semangat

"hai juga adik-adik," rano tersenyum ramah

"kak Rano ini bakalan ngajar di sini"

"Hai adek-adek ku semua, kakak di sini mau ngasih tau kalian tentang sesuatu,  kalian tau gak wish trees? "

Anak-anak di situ hanya geleng-geleng kepala dengan muka polosnya.

"Wish trees itu pohon harapan, jadi kalian bisa nulis di kertas terus di masukin ke dalam botol, habis itu di gantungin di pohon, nah sekarang kalian nulis harapan kalian di kertas origami yang kak Lian bagiin" Rano menjelaskan panjang lebar

"Ini kertas origaminya, kalian bisa nulis di sini. kak Rano sama kak Lian juga nulis kok" Lian membagi kertas origami satu persatu kepada anak-anak di situ.

Anak-anak di situ sangat antusias, mereka mulai menulis di kertas origami itu. Bahkan ada beberapa yang membuat sedikit gambaran di dekat tulisan itu. 

"udah selesai belum nulisnya?"

"udahh kak" anak-anak menjawab dengan kompak

"ya udah, sekarang masukin kertas yang udah kalian tulisin tadi di botol botol yang ada di depan kalian, terus di iket pake benang ya di kepala botolnya kayak punya kak Rano" Rano menunjukkan kertas yang sudah ia tulisi tadi dan di masukkan ke dalam botol.

"udah kan? yuk sekarang kita keluar ke pohon yang di sana" Lian menunjukkan pohon yang ada di depan gubuk impian.

anak-anak berhamburan keluar dari gubuk menuju pohon yang ada di depan gubuk di ikuti Lian dan Rano.

"adek-adek, sekarang gantungin permohonan yang udah di tulis di kertas tadi di ranting-ranting pohon yang ada"

anak-anak begitu semangat memasang harapan mereka masing-masing di wish trees. Lian dan Rano ikut membantu memasang. setelah semua terpasang, kini giliran Rano dan Lian yang memasang wish mereka.

"sekarang permohonan kalian udah di gantung di sini. semoga apapun yang kalian harapkan bakalan tercapai"

"ya udah, sekarang kan udah sore, kalian boleh pulang"

"makasih kak" anak-anak berseru kompak, mereka satu persatu menyalami Rano dan Lian lalu pergi dan pulang ke rumah masing-masing. kini tinggal Rano dan Lian yang ada di dekat wish trees itu. Lian duduk di dekat pohon itu, di ikuti Rano yang duduk di sebelahnya. sejujurya hati rano sungguh sangat di buat takjub oleh perilaku dan sikap Lian. Rano tidak menyangka bahwa Lian yang super duber cuek ini juga mempunyai sisi sosial yang luar biasa.

"des?"

"hem?"

"boleh nanya gak?"

"boleh lah"

"kok lo bisa kenal sama mereka? dan kok lo bisa ngajar mereka ?" Rano bertanya dengan penuh kehati-hatian

"kok lo nanyanya kek takut gitu sih?"

"gak papa sih, takut lo marah aja sama pertanyaan gue"

Lian terkekeh pelan

"ah elah, kaga lah, gue tau lo udah kepo semenjak lo masuk ke gubuk itu"

"tau aja lo" Rano tersenyum tipis

"ceritanya sih panjang banget, yang jelas seenggaknya dengan gue ngajarin mereka, mereka gak buta huruf,  mereka gak buta angka, jadi mereka gak bakalan kena tipu nantinya. seenggaknya ada gitu hal yang bisa gue lakuin buat anak-anak kurang beruntung kaya mereka. ya, gue tau efeknya paling cuma sebutir debu doang sih, tapi seenggaknya gue bisa ngurangin" jelas Lian

"gak, sebutir debu bagi lo itu kayak segenggam butiran debu bagi mereka,"

"gue seneng aja sih bisa bagi ilmu buat orang-orang kurang beruntung kaya mereka. mereka itu semangat belajarnya tinggi banget" Lian tersenyum.

"lo tau gak?"

"kaga, orang lo belum ngomong"

"dari anak-anak itu gue belajar, kalo kita harus bersyukur masih di kasih fasilitas, masih bisa sekolah, masih bisa nikmatin masa-masa sekolah, sedangkan mereka? mereka ngorbanin masa remaja meraka, bahkan masa kecil mereka untuk kerja banting tulang menuhin kebutuhan hidup, gue jadi malu sama mereka " Rano menerawang jauh ke depan.

"sama gue juga"

"gue gak cuma malu sama anak-anak tadi des, tapi juga malu sama elo, lo baik,gue suka. lo peduli sama sesama. dan lagi-lagi gue gak bisa menyangkal kalo gue suka." Rano membatin

"des"

"hm?"

"lo tadi nulis apa di wish trees?"

"rahasia" Lian menjulurkan lidah ke arah Rano

"dasar pelit"

"biarin, ntar juga lo tau sendiri"

"kapan?"

"kapan-kapan"

"tai lo!"

"bodo amat! wekk!!"

"udah ah capek gue debat sama lo, pulang yuk, udah sore , "

"yukk"

Lian dan Rano beranjak dari tempat duduknya. mereka menyusuri sawah-sawah, dan sampai di rumah warga yang di titipin motor tadi. Rano dan Lian menaiki motor sport itu, dan sepersekian detik kemudian, motor itu sudah hilang di tikungan jalan.  hari ini, sekali lagi, Rano melihat sisi lain dari seorang Lian. ia melihat sisi sosial Lian yang tinggi. bagaimana bisa Lian berpikiran membuat sebuah gubuk dan menampung anak-anak jalanan dan anak-anak kampung yang tidak dapat bersekolah untuk di ajarinya belajar? bahkan hal itu pun tidak pernah sekalipun terbesit di pikiran Rano. kali ini Rano tau, bahwa Lian memang gadis yang berbeda. Lian bukan hanya sekedar gadis yang super dube cuek, tapi ia adalah gadis tangguh yang peduli dengan sekitarnya. dan Rano berharap bahwa dirinya bisa tetap bersama dengan gadis unik dan lucu itu.

***




Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 81.4K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
1.7K 875 46
[Selamat membaca] ◌Dalam tahap revisi◌ Angin berhembus menerpa rambut Glory, rumput dan bunga bergoyang seakan menikmati suasana tenang. "Maafkan gu...
1.9M 94.5K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
1K 208 61
⚠️ [Cerita tidak lengkap] ⚠️ Cerita ini telah di terbitkan di Penerbit Keraton Publisher. Jika berminat untuk menyentuh buku fisiknya bisa kirim pesa...