Between Me And You

By kim_nann

26.3K 2.5K 446

"Jika mencintaimu akan membuat hati orang lain terluka, maka meninggalkanmu adalah hal yang paling membuatku... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Survey... :)
Chapter 23 - End
Epilog
Last Page

Chapter 13

912 93 29
By kim_nann

Semua member iKON kini sedang berada di ruang latihan. Jadwal mereka hari ini adalah berlatih dance untuk MV di salah satu lagu album terbaru mereka nanti. Sudah sejak tadi pagi mereka sibuk berlatih. Hanbin sang leader berkerja keras membantu membernya melakukan setiap koreografi yang dia buat. Dia memantau setiap pergerakan membernya satu persatu. Semua member sudah bekerja keras melakukan yang terbaik. Pukul 5 sore mereka memutuskan untuk menyudahi latihan mereka kali ini.

Semua member kini duduk melingkar di atas lantai. Hanbin ingin membahas tentang dance mereka terlebih dahulu sebelum ia mengakhiri latihan mereka kali ini. Meskipun semua member sudah tampak kelelahan dengan latihan kali ini tapi mereka tetap berusaha untuk mendengarkan apa yang sang leader sampaikan. Mereka mencoba fokus menyimak setiap ucapan Hanbin, termasuk Jinhwan.

Jinhwan menatap leadernya itu lekat-lekat. Melihat pergerakan bibir Hanbin yang bergerak berbicara. Mendengarkan setiap penjelasan Hanbin. Lama ia menatap sang namja yang sedang berbicara itu, tiba-tiba saja fikirannya mulai buyar. Kejadian pagi hari kemarin mulai melintasi bayang-bayangnya. Sikap Hanbin yang terlihat panik saat salah satu tangannya teriris pisau. Namja itu dengan sigap langsung menarik tangannya, menghisap jari telunjuknya itu. Walaupun kemarin ia berusaha menarik tangannya itu dari tangan Hanbin, tapi namja itu tak melepasnya juga.

Kini fikiran Jinhwan sudah tak fokus lagi. Setiap gerakan di latihan mereka tadi kini mulai buyar. Apa yang sedang Hanbin ucapkan kali ini, dia juga tak mendengarnya. Fikirannya tetap terbayang-bayang dengan sikap Hanbin kemarin. Hatinya mulai bergemuruh tak tenang.

Sepanik itukah dia kemarin saat jariku teriris pisau ? Sampai-sampai dia rela menghisap darah yang keluar dari jariku ini. Aku ingat betul, dia sama sekali tak meludahkan darahku itu. Apa dia benar-benar menelannya ? Apa dia sebodoh itu mau menelan darah ku ? Yaa! Kau.. kenapa kau bersikap seperti ini padaku ? Hanbin-ahh.. Apa kau masih mencintaiku ?

Lamunan Jinhwan terhenti ketika dia merasakan tangan seseorang menempel di salah satu pipinya. Dia segera mengalihkan pandangannya dari wajah Hanbin, lalu menoleh ke sisi kirinya.

Junhoe, namja tampan yang duduk di samping kirinya itu tersenyum. Ternyata kekasihnya itulah yang baru saja menempelkan tangannya ke pipi Jinhwan. Dia menyeka keringat Jinhwan yang mengalir di sana.

"Tidak bisakah kau -biasa saja- melihat wajahnya ?" Junhoe tiba-tiba berbisik tepat sekali di depan telinga Jinhwan. Pelan, sangat pelan sekali suaranya. Tapi Jinhwan cukup mendengarnya. Dia juga mendengar ada sebuah penekanan saat Junhoe mengucapkan kata -biasa saja-.

Apakah Junhoe memperhatikan Jinhwan ? Hingga dia tau kalau kekasihnya itu memang sedang menatap Hanbin lekat-lekat. Bukan, bukan tatapan biasa seperti yang di lakukan member lain. Tatapan biasa dari para member kepada leader mereka yang sedang menjelaskan koreografi dance dengan sangat serius. Ini tatapan berbeda. Tatapan Jinhwan benar-benar berbeda dari member lain. Dan sepertinya Junhoe menyadari perbedaan itu.

Jinhwan hanya membalas ucapan Junhoe dengan senyum simpul. Ia lalu kembali mengarahkan pandangannya ke arah Hanbin yang masih berbicara serius. Tapi baru saja ia ingin kembali fokus, ia merasakan tangannya di sentuh oleh orang lain. Tentu saja itu Junhoe. Kekasihnya itu meraba jemari tangan Jinhwan. Lalu memasukkan jari-jarinya di sela-sela jemari tangan Jinhwan. Junhoe menggenggam tangan mungilnya.

"Kalau kau terus saja menatapnya seperti itu, aku bisa cemburu."

Kembali Junhoe berbisik di telinga Jinhwan. Tentu saja bisikannya sangat pelan.

"Ternyata kau mudah cemburu." Jinhwan sedikit menoleh ke arah Junhoe, lalu membalas ucapan Junhoe tak kalah berbisik.

Junhoe menyenggol badan mungil Jinhwan dengan sikunya. Bibirnya lalu mencibir ke arah Jinhwan. Jinhwan yang melihat ekspresi wajah kekasihnya itu terkekeh pelan. Raut wajah Junhoe tampak seperti anak kecil yang bersikap manja dengan eommanya.

Keduanya malah asik sendiri saling sama-sama menggoda. Tangan Junhoe yang terus saja menyenggol badan Jinhwan. Membuat Jinhwan sesekali memelototkan matanya seperti meminta Junhoe untuk diam. Tapi Junhoe tetap saja melakukannya. Kini jarinya malah bergerak menggelitik punggung tangan Jinhwan yang ada di genggamannya. Jinhwan langsung merasa geli.

"June-yaa.." Seru Jinhwan spontan.

Dan...

"YAAA!!!"

Sebuah teriakan keras menggema di ruang latihan. Membuat para member iKON terkaget. Mata mereka langsung menatap orang yang baru saja berteriak.

Hanbin, sang leader yang sejak tadi sibuk berbicara serius mengenai koreografi dance kini menatap tajam ke arah dua namja yang tadi sibuk bercanda. Matanya menyala tajam, ada sesuatu yang berbeda dengan sorot mata itu. Tatapan emosi tapi bukan hanya sebuah tatapan emosi saja.

"Bisakah kalian berdua keluar saja jika ingin tetap bercanda ?!" Seru Hanbin tegas. Matanya kini menatap sosok namja mungil yang kini sedikit menundukan kepalanya. Seperti menghindari tatapan tajam Hanbin.

"Apa kalian fikir kalian berdua sedang berkencan hahh ? Kita sedang bekerja ! Tidak bisakah kalian berdua menghargai aku dan yang lain disini ? Kalian benar-benar sangat menggangguku !"

Brak.

Hanbin bangkit dari tempatnya. Dia melemparkan gulungan kertas yang tadi ia pegang ke lantai. Lalu mulai melangkah pergi meninggalkan yang lain. Semua member menatapnya shock. Mereka tak menyangka leadernya itu akan marah begitu. Sudah sangat lama mereka tak melihat Hanbin marah ketika mereka sedang latihan seperti ini.

"Hanbin-ahh."

Jinhwan yang tadi sempat menundukan kepalanya saat Hanbin menatapnya tajam kini mencoba untuk beranjak berdiri. Dia tak bisa membiarkan kekacaun ini terjadi. Sebagai member tertua di dalam iKON dia tak boleh diam saja, disaat sang leader marah seperti ini. Terlebih lagi, ini semua adalah kesalahannya sendiri.

Tapi baru saja ia berhasil berdiri dan hendak melangkah, Junhoe menahan tangannya.

"Diam disini !" Seru Junhoe tegas. Raut wajahnya tampak serius, sangat berbeda saat ia bercanda tadi.

Setelah mengucapkan itu Junhoe berjalan menuju ke arah pintu. Meninggalkan Jinhwan dan yang lainnya.

Jinhwan hanya diam di tempat, dia patuh begitu saja dengan perkataan Junhoe yang memintanya diam. Matanya menatap punggung lebar Junhoe. Namjachingu nya itu kini menghilang di balik pintu. Perasaan Jinhwan kembali terasa tak karuan. Dia mulai resah. Apakah Junhoe benar-benar menyusul Hanbin ? Apa yang akan Junhoe katakan pada Hanbin ? Bisakah dia membiarkan Junhoe berbicara empat mata dengan matan kekasihnya itu ? Apa tak akan terjadi sesuatu diantara keduanya ? Bagaimana jika terjadi sesuatu ? Jinhwan mulai resah. Jantungnya berdegub kencang menambah keresahan di hatinya.

Sementara Jinhwan yang masih terdiam mematung, member lain mulai saling menatap satu sama lain. Mereka seperti ingin tau apa yang akan terjadi setelah ini.

Buk.

Bobby menjatuhkan badannya di lantai.

"Haahhh.. hidup ini terlalu penuh dengan drama." Serunya seraya menghembuskan nafas panjang.

...

Jinhwan meletakan dagunya di atas kedua tangannya yang ia tengkerkan di atas meja dapur. Di malam yang mulai larut ini dia duduk termenung di dapur sendirian. Member lain mungkin sudah terlelap di kamar masing-masing. Tapi Jinhwan yang tadi berusaha keras untuk terlelap dari tidurnya kini duduk termenung. Dia tak bisa tidur. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke dapur, untuk membuat susu sereal kesukaannya. Tapi bukannya segera membuat minuman kesukaannya itu, dia malah duduk dulu.

Fikiran tentang kejadian tadi sore masih memenuhi kepalanya. Dia merasa bersalah terhadap yang lain. Dia sudah mengacaukan latihan kali ini. Sementara itu rasa penasaran dengan apa yang terjadi diantara Hanbin dan Junhoe setelah kejadian itu juga memenuhi pikirannya. Dia ingin tau apa yang Junhoe dan Hanbin bicarakan tadi. Setelah pulang dari tempat latihan tadi ia berusaha keras mendekati Junhoe. Menanyakan apa yang mereka berdua bicarakan. Tapi Junhoe tak memberitahunya sama sekali. Sekalipun dia sudah memohon-mohon, tapi Junhoe tetap diam. Kekasihnya itu hanya menjawab bahwa tidak ada yang dibicarakan antara ia dan Hanbin. Tapi Jinhwan bukanlah anak kecil yang bisa di bohongi. Dia sama sekali tak percaya dengan apa yang Junhoe katakan.

Salah satu cara lain agar dia bisa mengetahui pembicaraan dua namja itu adalah bertanya langsung dengan pelaku yang lain. Tentu saja itu Hanbin. Tapi Jinhwan tak bisa semudah itu mendekati Hanbin dan bertanya mengenai hal itu. Sejak selesai latihan tadi dia tak melihat namja itu. Dan sepertinya sampai saat ini juga, leadernya itu belum kembali ke dorm.

"Huufff kenapa aku jadi seperti ini ?" Jinhwan menggelengkan kepalanya. Mencoba untuk menepis semua fikiran yang muncul.

"Tapi aku sangat ingin tahu dengan pembicaraan mereka berdua. Haruskah aku bertanya pada Hanbin langsung ? Aku mau memohon-mohon seperti apa pada June, dia pasti tetap akan diam. Dia tak akan memberitahuku. Aaiissshhh aku bisa gila kalau seperti ini terus." Tangan mungil Jinhwan lalu mengacak-acak rambutnya. Menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak terasa gatal itu.

"Sudahlah.. bukankah aku mau membuat sereal ? Kenapa aku malah memikirkan hal ini ? Aaiisshh."

Jinhwan lalu bangkit dari duduknya. Dia lalu mendekat ke arah rak. Mencari susu sereal kesukaannya. Tapi sepertinya dia tak menemukannya.

"Aaiishhh Yunhyeong pasti memindahkannya lagi. Sudah berapa kali aku bilang padanya, jangan pernah menaruh serealku di rak paling atas. Apa dia mau mengerjai ku ?" Jinhwan berusaha menegakan badannya. Menjinjitkan kakinya agar tubuhnya berdiri lebih tinggi lagi. Tangannya ia julurkan ke atas berusaha untuk membuka pintu rak paling atas.

"Mintalah bantuan orang lain kalau kau memang tak bisa meraihnya."

Sebuah suara mengagetkan Jinhwan. Ia segera menoleh ke belakang, ke arah pintu dapur.

Deg.

Jantung Jinhwan langsung berdegub kencang. Hanbin berdiri di pintu dapur. Menatap ke arahnya. Namja itu lalu berjalan mendekatinya. Sepertinya ia baru kembali dari kepergiannya yang tiba-tiba menghilang setelah latihan usai tadi.

Hanbin berjalan mendekat ke arah Jinhwan. Ia lalu berdiri tepat di depan tubuh Jinhwan persis. Tangannya lalu menjulur ke atas. Posisinya sekarang sama persis dengan kejadian waktu itu, saat ia pernah melukan hal seperti ini untuk Jinhwan. Mengambilkan sereal Jinhwan yang berada di rak paling atas. Dan pada akhirnya dulu keduanya berciuman.

Malam ini rasanya seperti deja vu saja bagi Jinhwan. Dia menahan nafasnya saat tubuh Hanbin terlalu dekat dengan tubuhnya. Ingatannya mulai kembali ke adegan ciuman yang dulu pernah mereka lakukan dengan posisi yang sama persis seperti malam ini. Apakah malam ini hal itu akan terulang lagi ? Apakah Hanbin akan menciumnya lagi ?

Baru saja Jinhwan mulai berfikir yang tidak-tidak, tubuh Hanbin mulai bergerak menjauh darinya. Namja itu sudah berhasil mengambil serealnya. Ia lalu berjalan menuju sisi kanan Jinhwan. Mengambil sebuah mug dari rak.

Jinhwan menghembuskan nafas lega saat Hanbin sudah menjauh dari tubuhnya. Hal yang dulu pernah terjadi akhirnya malam ini tak terulang.

"Aku akan membuatkannya untukmu."

Suara Hanbin memecahkan keheningan yang sempat melanda diantara keduanya. Jinhwan hanya diam, memperhatikan mantan kekasihnya itu menyeduhkan susu sereal untuknya. Ingatan akan masa lalu dulu mulai membayang. Dulu saat Hanbin masih menjadi kekasihnya, dia selalu rajin menyeduhkan susu sereal seperti ini padanya. Canda tawa bersama Hanbin kala ia menunggu kekasihnya menyeduh sereal yang dulu selalu terjadi di dapur ini mulai berkelebat di fikiran Jinhwan. Bahagia. Jinhwan mengingat kebahagian yang selalu tercipta di kala pagi bersama Hanbin kala itu. Hanbin yang akan memanjakannya selalu.

Dengan cepat Jinhwan mulai menepis semuanya. Kenangan itu mulai ia tolak untuk hadir ke dalam ingatannya. Ia kembali menatap Hanbin. Mungkin ini saat yang tepat untuk menanyakan mengenai hal yang ia ingin tau tadi.

"Miane."

Baru saja Jinhwan ingin membuka mulutnya untuk bicara, ternyata Hanbin mendahuluinya.

"Aku minta maaf sudah membentakmu tadi." Seru Hanbin lagi. Ia sudah selesai menyeduh sereal milik Jinhwan.

Jinhwan diam. Kenapa dia harus menerima permintaan maaf dari Hanbin ? Bukankah seharusnya dialah yang mengucapkan maaf ?

"Bukankah aku yang seharusnya meminta maaf ?" Tanya Jinhwan seraya menatap wajah Hanbin yang kini namja itu sudah berdiri di sampingnya. Tubuhnya menyandar pada rak.

"Jika kau sudah tau, lalu kenapa kau tak mengatakannya ?"

Hati Jinhwan langsung mencelos mendengarnya.

"Miane." Serunya lirih.

"Aku tak bermaksud mengganggu latihan kita tadi."

"Sudahlah tak perlu di bahas. Aku sudah melupakannya." Hanbin tersenyum manis ke arah Jinhwan.

Keduanya kembali diam. Berkutat pada fikiran masing-masing.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu ?" Jinhwan memulai pembicaraan.

"Hhhmm." Hanbin hanya menjawabnya seperti itu, seraya menganggukan kepalanya. Ia lalu memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

"Apa yang kalian bicarakan tadi ?" Seru Jinhwan langsung to the point.

Hanbin sedikit memincingkan matanya ke arah Jinhwan. Dia seperti tak mengerti dengan ucapan Jinhwan.

"Kau dan June." Jinhwan langsung memperjelas maksudnya.

Dilihatnya lekuk wajah Hanbin yang tampak dari samping. Tampan. Jinhwan tak bisa menampik ketampanan dari wajah itu. Ia sangat mengakui betul Hanbin memanglah berwajah tampan.

"Kita tak bicara apa-apa."

"Bohong." Tegas Jinhwan.

"Apa kau begitu ingin tau hyung ?" Kini Hanbin mengubah posisi tubuhnya. Kali ini menghadap ke arah Jinhwan. Dia menatap namja mungil yang dulu sangat ia cintai itu. Dan sampai sekarang, sepertinya ia masih mencintainya juga.

Jinhwan diam menunggu Hanbin bercerita. Namun cukup lama ia menunggu, dia hanya mendapat tatapan tajam namja di depannya itu. Dalam sekali, tatapan Hanbin menembus matanya. Membuat hatinya bergetar hebat. Dia mulai merasa grogi.

"Itu hanyalah percakapan antara dua orang yang mencintaimu."

Jlep.

Jinhwan shock mendengar penuturan Hanbin. Apa maksudnya itu ? Kenapa Hanbin berkata seperti itu ? Percakapan antara dua orang yang mencintaimu. Jinhwan langsung berfikir keras dengan maksud dari kalimat itu.

"Berbahagialah dengan June, dia lebih pantas untukmu."

Jinhwan merasa tubuhnya bergetar. Apa lagi ini ? Jantungnya kini sudah berdegub sangat cepat. Ucapan Hanbin barusan seketika langsung membuatnya terpaku. Tubuhnya terasa sulit untuk digerakan. Matanya hanya menatap wajah Hanbin lekat. Mencoba mencari maksud dari ucapan pemilik wajah itu.

"Ini sudah malam, cepatlah kau minum serealnya lalu tidur. Istirahatlah yang nyenyak."

Dengan penuh kelembutan Hanbin mengelus kepala hyungnya itu. Dia tersenyum manis. Manis sekali, membuat Jinhwan mulai terhipnotis dengan senyum itu. Tubuhnya benar-benar terpaku tak bergerak. Dia diam saja dengan perlakuan Hanbin yang mengelus lembut rambutnya. Tak beberapa lama setelah itu Hanbin melepasnya. Dia lalu berjalan meninggalkan Jinhwan yang masih terbengong.

Apa lagi ini ? Jinhwan rasanya mau gila dengan perasaannya kali ini. Kenapa Hanbin masih saja bisa membuatnya terpaku tak berdaya begini ? Bukankah kini hatinya sudah milik Junhoe. Bukankah dirinya kini juga sudah mulai menyukai Junhoe. Lalu dengan ucapan Hanbin tadi, apa maksudnya itu ? Apa yang sebenarnya dibicarakan Hanbin dan Junhoe ? Apa maksud dari percakapan dua orang yang mencintainya itu ? Percakapan seperti apa itu ? Dan ucapan terakhir Hanbin tadi, yang memintanya berbahagia dengan Junhoe. Lalu kata-kata Hanbin yang berkata bahwa Junhoe lebih pantas untuknya. Jinhwan benar-benar tak mengerti.


☆☆☆


Author hadir lagiii...
Apa ada yang nungguin author ????
*GAAAKKKKK

Okey dehh author kabur lagii 😊😊😊
Thanks buat semua yg udah vote 🙏🙏🙏
Author juga mo minta maaf gak pernah bales setiap coment kalian satu per satu ㅠㅠ
Mian mian mian 🙇🙇🙇 maapiin author
*crying 😭😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

183K 28.7K 52
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
13.1M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
335K 35.8K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
887K 39.2K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...