Chapter 2

1K 120 6
                                    

Jinhwan berdiri mematung di depan studio vocal yang tertutup rapat. Ingin rasanya ia membuka pintu itu untuk melihat siapa penghuni ruangan itu dan apa yang sedang terjadi di dalam ruangan itu. Tapi sepertinya ia tak sampai hati untuk membukanya. Dia hanya tak mau melihat sesuatu hal yang akan menyakiti perasaannya.

"Hanbin sedang bersama Lee Hi di studio vocal."

Tapi kata-kata Bobby menjadi fikiran untuk dirinya. Jujur saja dia ingin tau apa yang sedang Hanbin dan Lee Hi lakukan di dalam sana. Apakah mereka hanya berdua saja ? Atau ada orang lain selain mereka ? Jinhwan benar-benar ingin melihat sosok namja yang sejak tadi pagi memenuhi fikirannya itu. Hanya untuk melihat wajah Hanbin satu menit saja, tak apa.

Tangan kanan Jinhwan mulai bergerak pelan mendekati knop pintu yang ada di depannya. Matanya mulai terpejam. Dia menghembuskan nafasnya berat. Dia hanya ingin melihat Hanbin, itu saja. Apakah salah jika dia masuk ke dalam ruangan ?

Soljikhage jigeumui nan byeol bol il eopsjiman
yeol bol il eopsjiman
kok yaksokhalge salme eonjenga
Girl i'm gon make you proud

Suara nada dering telpon dari handphonenya mengurungkan niat Jinhwan untuk membuka pintu studio vocal. Dia lalu melepas knop pintu yang sudah siap untuk ia buka itu. Tangannya lalu merogoh saku sweaternya. Mengambil handphonenya.

"Hyung kau dimana ? Apa kau sudah sampai ?" Suara Bobby terdengar dari hp Jinhwan.

"Ne. Aku sudah sampai. Kau ada dimana ?"

"Aahh kau sudah sampai. Ya sudah tunggu aku di dance room hyung. Aku akan kesana."

"Yaa! Kau menjengkelkan sekali Bobby-ahh."

"Tunggu saja di dalam dance room hyung. Sebentar lagi aku kesana."

Klik.

Bobby menutup telponnya.

"Aaiisshh dasar si kelinci ini merepotkan saja." Jinhwan menggerutu kesal. Dia sudah tak mengingat lagi niatannya sebelumnya yang ingin masuk ke studio vocal.

Jinhwan melangkah meninggalkan tempatnya berbijak. Dia menuju dance room yang tak jauh dari studio vocal. Ini sudah cukup malam, gedung YG sudah tak begitu banyak penghuni. Toh besok juga hari libur, jadi tak banyak yang melanjutkan kesibukan mereka di gedung itu. Tiba di depan ruangan dance, Jinhwan langsung membuka pintu ruangan.

"Annyeongha--"

Jinhwan mengucapkan salam kalau-kalau di dalam ruangan ada penghuninya. Tapi belum selesai ia berucap salam, bibirnya sudah tak bisa melajutkan salamnya. Pandangannya tertuju lurus kedalam ruangan. Kakinya terpaku berdiri tegak. Tubuhnya seakan membeku. Degub jantungnya melaju lebih cepat, sangat cepat ia rasakan. Dan tepat di dalam dadanya, ia merasakan sakit yang teramat sakit.

Lebih dari tiga menit Jinhwan mematung dalam posisi bedirinya. Entah apa yang membuat tubuhnya sulit sekali untuk dia gerakkan. Bahkan untuk berbalik dari posisinya saja rasanya sulit. Dia menyesal membuka pintu itu. Dia tak seharusnya membuka pintu itu. Dia tak seharusnya melihat apa yang sekarang sedang ia lihat.

Hanbin diam, pandangannya tertuju ke arah Jinhwan yang berdiri di ambang pintu. Reflek dengan gerakan cepat ia menurunkan kedua tangannya dari posisinya.

Tak ada suara yang terdengar. Sunyi. Ruangan itu benar-benar sunyi. Padahal lebih dari satu orang berada di dalamnya. Sampi akhirnya suara Bobby memecah kesuyian.

"Yaa hyung. Kenapa kau berdiri di tengah pintu begini ? Ayo masuk." Bobby sudah berdiri di belakang Jinhwan. Dia tak bisa masuk ke dalam ruangan karena tubuh mungil Jinhwan memblokir jalannya.

Between Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang