Chapter 11

896 88 15
                                    

Kejadian malam tadi ternyata tak merubah sikap Junhoe terhadap Jinhwan. Ia masih menunjukan sikapnya seperti biasa. Tak merasa canggung sedikitpun. Bahkan seolah dia menganggap ciuman sepihaknya semalam tak pernah terjadi. Sewaktu ia bangun dari tidur dia hanya mengucapkan selamat pagi kepada Jinhwan, lalu segera keluar dari kamar Jinhwan dan pergi ke kamarnya. Setidaknya dia berusaha agar ia tak membuat Jinhwan merasa canggung atau terganggu dengan sikapnya semalam dan perkataan yang ia ucapkan semalam. Junhoe hanya tak mau membuat Jinhwan semakin terbebani dengan hal itu.

Meskipun begitu, tapi apa yang di rasa Jinhwan sangatlah berbeda dengan Junhoe. Ia masih ingat betul dengan ciuman Junhoe semalam. Ciuman yang hendak ia balas namun tak sempat. Jinhwan juga masih mengingat setiap ucapan Junhoe. Yang memintanya untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri. Memintanya untuk melupakan Hanbin dan meminta dirinya untuk mencoba mencintai orang lain. Jinhwan tak bisa semudah itu mengabaikan apa yang terjadi di malam tadi. Saat jantungnya berdegub kencang tak karuan ketika Junhoe menciumnya. Dan satu lagi yang tak mudah Jinhwan lupakan. Kenyamanan yang Junhoe berikan. Dia tak akan memungkiri hal itu. Dia mengakuinya, berada di dekat Junhoe sangat membuatnya merasa nyaman dan lebih tenang.

Kini setiap penglihatannya beradu dengan tatapan Junhoe, jantung Jinhwan langsung berdegub cepat. Ia menjadi tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Seperti merasa grogi atau apalah itu Jinhwan juga tak mengerti. Seperti ada gemuruh di dalam hatinya ketika ia mendapati Junhoe sedang melihat ke arahnya. Raut wajahnya juga langsung merah padam. Jinhwan salah tingkah. Fikirannya melayang penuh tanda tanya. Kenapa dia bisa seperti ini ? Semudah itukah hanya dengan satu malam saja Junhoe sudah menakhlukkan hatinya ? Membuatnya menjadi kelimpungan begini. Dan dari ciuman semalam bisakah ia menyimpulkan bahwa Junhoe menyukainya ? Aahh pikiran macam apa itu Kim Jinhwan. Jinhwan berusaha menepis semua dugaannya itu.

Take vocal kali ini akhirnya selesai. Satu lagu untuk album baru iKON yang akan datang sudah mereka rampungkan. Tapi masih ada 6 lagu lagi yang harus mereka garap. Untuk hari-hari kedepan schedule mereka akan lebih padat. Belum lagi dengan tour mereka yang belum selesai. Tapi setidaknya schedule tour ke Cina masih lumayan lama. Jadi sedikit bisa mengurangi rasa capek mereka.

"Hyung, aku lapar. Ayo kita makan."

Jinhwan tersentak kaget ketika suara seseorang hadir di samping telinga kirinya. Padahal ia sedang fokus membaca pesan dari eommanya. Ia menolehkan wajahnya untuk melihat siapa yang baru saja mengagetkannya barusan. Wajah Junhoe sudah berada di sampingnya persis, dekat sekali dengan wajahnya. Saat itu juga jantungnya berdetak kencang. Dia terbengong. Lagi-lagi Junhoe membuatnya seperti ini. Untuk beberapa saat Jinhwan berusaha mengatur dirinya. Dia buru-buru memalingkan wajahnya kembali, membenarkan posisi duduknya dan menjauhkan kepalanya dari Junhoe. Junhoe yang berdiri di belakang kursi tempat Jinhwan duduk menegakkan kembali tubuhnya yang tadi sedikit membungkuk untuk mendekati wajah Jinhwan. Ia lalu menepuk bahu Jinhwan.

"Yaa! Kenapa malah diam ? Ayo kita makan hyung. Aku sudah sangat lapar sekali. Baru take vocal satu lagu saja rasanya tenagaku sudah habis." Seru Junhoe mencairkan suasana yang tadi sempat terdiam oleh kecanggungan Jinhwan.

"Ehh.. ayo kita ajak yang lain."

"Sudahlah ayo kita berdua saja. Aku tak melihat yang lain sejak tadi." Junhoe meraih tangan Jinhwan. Ia menariknya lembut, menyuruh tubuh Jinhwan agar bangun dari posisi duduknya.

Jinhwan mau tak mau mulai bangkit dari duduknya karena tarikan Junhoe. Setelah ia sudah berdiri, Junhoe mulai menariknya keluar dari ruangan. Ia masih saja menurut. Lebih tepatnya lagi dia bingung mau berbuat apa. Mau mengelak rasanya tak bisa. Tentu saja rasa grogi sudah menguasainya.

Akhirnya Junhoe melepaskan tangan Jinhwan begitu mereka sudah tiba di luar ruangan. Dan itu membuat Jinhwan merasa lega. Setidaknya dia lebih bisa mengontrol hatinya. Tapi tetap saja gemuruh di dalam hatinya masih belum berhenti. Ia kini berjalan di samping Junhoe.

Between Me And YouWhere stories live. Discover now