Chapter 18

906 86 18
                                    

Silau cahaya mentari pagi yang menembus tirai jendela menyinari wajah mungil namja yang masih tertidur lelap. Salah satu tangan seorang namja tampan yang sudah bangun dari alam mimpinya mencoba menghalangi sinar mentari itu menerangi wajah mungil namja kecintaannya.

Hanbin menatap setiap lekuk wajah Jinhwan yang ada di depannya. Mantan kekasihnya itu masih tertidur pulas di samping tubuhnya. Untuk waktu yang sudah cukup lama ia tak bersanding dengan Jinhwan di atas ranjang yang sama seperti kali ini. Dan sudah cukup lama pula ia tak merasakan tidur berdampingan dengan kecintaannya itu. Karena memang semua sudah berakhir. Hubungan kisah cinta mereka. Yang dulu memang sangatlah indah bagi keduanya. Kini meskipun Hanbin bisa merasakan kembali tidur berdampingan dengan kecintaannya itu, status mereka sudah berbeda. Mereka bukan lagi sepasang kekasih. Kini mereka hanyalah teman antar satu member saja, tidak lebih.

Tapi meskipun semua sudah berakhir, ternyata belum ada kata akhir bagi perasaan Hanbin untuk Jinhwan. Masih sama, dan tetap sama. Namja tampan itu masih mencintai Jinhwan.

"Semoga kau bahagia bersama June hyung."

Masih dengan tatapan lembutnya Hanbin mengelus surai hitam Jinhwan. Ia tersenyum manis. Menatap kedua mata Jinhwan yang masih tertutup rapat. Mengamati wajah imut yang dulu selalu menampilkan senyum cerianya hanya untuk Hanbin seorang. Satu persatu kenangan indah mereka yang dulu pernah ia lalu mulai melintasi fikiran Hanbin. Ketika Jinhwan selalu dengan mudahnya membuat rasa lelahnya hilang hanya dengan tawa renyah namja manis itu. Lalu suara cerewetnya yang menggema di telinga Hanbin ketika namja itu terlalu sibuk berkutat pada lirik-lirik lagu. Jinhwan akan selalu mengomelinya jika ia hanya menghabiskan waktunya di dalam ruangan kerjanya bersama laptop dan kertas-kertas yang penuh dengan coret-coretan.

Hanbin merindukan masa-masa indahnya dulu. Dan moment bersama Jinhwan yang sangat ia rindukan adalah moment mereka sewaktu pagi hari. Hanbin akan menunggu suara cempreng Jinhwan memanggil dirinya dari arah dapur.

"Binie-ahh.. hanbin-ahhh.."

Saat itu juga meskipun Hanbin masih berkutat dibalik selimut tebalnya, ia akan segera berlari menemui kecintaannya itu ke arah dapur. Dengan hati bahagia dan senyum sumigrahnya ia akan memeluk kekasihnya itu dari belakang. Yang saat itu sedang berusaha meraih susu serealnya di rak atas. Saat itu juga Hanbin akan menuntun Jinhwan ke kursi dan memintanya untuk duduk.

"Kau memang kekasihku yang paling terbaik Hanbin-ah."

"Yaa.. memangnya kau punya kekasih berapa ?"

"Eemmm.. dua." Jinhwan tampak berfikir sejenak.

"Ahh ani.. ani.. tiga."

Hanbin langsung mengerucutkan bibirnya maju. Sejak kapan dia ditigakan oleh namja kecil ini ?

"Kekasihku yang pertama dia adalah seorang leader yang selalu bersikap tegas dan adil pada semua member. Saat aku salah dalam berlatih dia akan tetap memarahiku tanpa memandangku sebagai kekasihnya sedikitpun. Kekasihku yang kedua, aahh aku terlalu sebal dengan yang ini. Tapi aku juga sangat mengagumi kerja kerasnya. Dia adalah namja pintar yang selalu menghabiskan waktunya di depan laptop dan kertas-kertas berserakan di atas mejanya. Dia akan selalu mengabaikanku jika sudah berkutat pada lirik-lirik lagu. Dia juga selalu lupa waktu untuk tidur, makan, mandi dan.. lupa untuk menemuiku. Lalu kekasihku yang terakhir..."

Jinhwan tersenyum menggoda ke arah Hanbin. Kedua mata sipitnya ia kejapkan berulang kali tanda menggoda.

"Dia adalah kau. Kekasih terbaikku. Yang setiap pagi selalu membuatkan sereal untukku. Yang setiap pagi selalu bergegas menemuiku hanya dengan satu kali panggilan dariku. Kekasih yang selalu memanjakanku. Aku sangat sangat mencintainya. Dialah yang paling terbaik diantara yang lain."

Between Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang