Chapter 19

929 83 23
                                    

Sekuasa apa dirimu memiliki seorang yang kita cinta jika hati orang tersebut belum sepenuhnya tertuju kepadamu, kau hanya akan memeluk sebuah bayang semu. Junhoe sadar betul akan semua itu. Perasaan Kim Jinhwan, kekasihnya sepertinya belum sepenuhnya tertuju untuk dirinya. Apa yang sudah ia lakukan selama ini, rasanya belum pantas untuk diperhitungkan. Meskipun baginya, itu semua sudah lebih dari cukup. Tapi nyatanya, dia belum merasa puas akan apa yang sudah ia miliki.

Ya, benar.. Jinhwan sudah menjadi kekasihnya. Dia sudah memiliki Kim Jinhwan. Tapi hati namja manis itu apakah sudah sepenuhnya menjadi miliknya ? Junhoe hanya akan tersenyum sinis jika hati kecilnya bertanya akan hal itu. Bagaimana jika kekasihnya itu masih menaruh hati pada mantan kekasihnya dulu, Kim Hanbin. Sang leader group yang kini sedang membawanya kabur. Memang selama ini dia sudah berusaha sebisa mungkin untuk mengobati luka hati Jinhwan. Segalanya juga sudah ia korbankan untuk namja kecintaannya. Tapi apa dia bisa menjamin betul dengan perasaan Jinhwan ? Junhoe merasa semakin kalah jika kekasih tercintanya itu sudah berada di dekat Hanbin. Takut. Yaa, dia terlalu takut kehilangan kecintaannya. Apa perlu untuk kedua kalinya dia harus merelakan Jinhwan untuk Hanbin lagi ? Apa dia harus mengalah lagi ? Jika dulu dia membiarkan mereka menjadi satu, apa untuk kali ini dia juga harus membiarkannya lagi ? Melepas kecintaannya itu di saat dia sudah memilikinya.

Junhoe menenggelamkan wajahnya. Ia sandarkan dahinya di atas tangannya yang berada di lutut. Ia merasa lelah. Setelah semalaman berkeliling Seoul mencari keberadaan Jinhwan. Mencoba menemukan kekasihnya yang pergi tanpa kabar apapun itu. Rela terguyur oleh derasnya hujan yang turun dari langit gelap, membiarkan tubuhnya basah sekalipun. Semalam dia sudah seperti orang gila saja. Mondar-mandir di jalanan kota ditemani derasnya hujan hanya untuk mencari kecintaannya. Bodoh memang. Menghabiskan waktu mencari sosok Jinhwan disaat dia sendiripun sudah mengetahui dimana kekasihnya itu. Tunggu, bukan keberadaan kekasihnya. Lebih tepatnya dengan siapa kekasihnya saat itu. Junhoe sudah mengetahuinya. Tapi tetap saja ia berusaha untuk mencarinya.

Dinginnya air hujan yang semalam membuatnya basah kuyup, kali ini masih menempel di tubuhnya. Setelah kembali ke dorm pagi-pagi buta tadi, Junhoe langsung menuju kamar Jinhwan. Berdiam diri duduk di atas ranjang sambil memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya. Dia sama sekali tak mengeringkan tubuhnya yang basah oleh air hujan. Mengganti bajunya yang basah kuyup pun tidak. Dia hanya membiarkan kulit tubuhnya itu terselimuti dengan pakaian basah yang siap untuk membuat badannya demam.

.
.

Dengan langkah pelan, kaki mungil yang baru saja terdiam sesaat di depan pintu kamar akhirnya bergerak. Jinhwan berjalan mendekati ranjang tempat tidurnya, yang semalam sudah ia tinggalkan. Ia merasakan tangannya sedikit kaku. Jantungnya tak usah ditanya lagi. Sudah berdebar tak karuan. Dan fikirannya, jika ia bisa memecahkan isi kepalanya saat itu juga pasti akan dia lakukan.

Entah dia sendiri juga tak tau apa yang terjadi pada dirinya. Melihat Junhoe sang namjachingunya duduk berkutat seperti itu rasanya benar-benar membuat hatinya merasa miris. Apa yang sedang Junhoe lakukan di dalam kamarnya itu ? Duduk bersimpuh sambil memeluk kedua kakinya yang berada di depan dadanya itu, dan menyembunyikan wajahnya dalam-dalam. Benarkah semalaman Junhoe menunggu kepulangannya ? Apakah namja tinggi itu terjaga sepanjang malam menanti kehadirannya ? Menanti dia kembali ke dorm, yang ternyata dirinya malah tidur dengan nyamannya di sebuah kamar apartemen bersama mantan kekasihnya dulu.

Dengan tangan yang sedikit bergetar Jinhwan meraih surai hitam Junhoe. Basah. Itu yang Jinhwan rasakan begitu tangan mungilnya berhasil menyentuh rambut Junhoe.

"Jun.. June-ya.."

Dengan suara lirihnya Jinhwan membangunkan kekasihnya yang ia fikir sedang tertidur itu. Tangannya bergerak lembut membelai kepala Junhoe yang masih lembab oleh air hujan.

Between Me And YouWhere stories live. Discover now