Chapter 10

892 92 11
                                    

Jinhwan menangkupkan kedua tangannya di atas dada. Pandangannya lurus ke atas, ke langit-langit kamarnya. Lampu kamar sudah ia matikan. Tinggalah lampu meja kecil yang menyala remang menyinari ruangan. Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam. Tapi kedua matanya belum juga terpejam.

Saat ini fikirannya seperti sedang dilema. Dia sendiri juga tak tau kenapa dia harus repot-repot memikirkan hal yang beberapa hari ini sudah jarang sekali singgah di fikirannya. Dia sudah berusaha tak peduli, tapi sepertinya usahanya sia-sia.

"Aaiisshh ayolah Kim Jinhwan, berhentilah memikirkan dia. Bukankah dari kemarin kau sudah berhasil melupakannya ?" Serunya terdengar mengeluh pada dirinya sendiri. Kedua matanya lalu terpejam.

"Tapi tatapan matanya tadi ? Ucapannya tadi ? Kenapa sangat mengganggu fikiranku ?"

Kedua mata Jinhwan kembali terbuka. Dia gagal lagi untuk menuju alam mimpinya.

"Aku tau tatapan mata yang seperti itu. Kau pasti sedang menyimpan masalah Hanbin-ah." Seru Jinhwan lirih.

Hatinya kembali merasakan perasaan yang dulu sering menyinggahinya. Perasaan sakit disaat ia melihat orang yang dulu sangat ia cintai itu sedang bersedih. Moment-moment bersama Hanbin di kala dulu melintasi khayalannya. Ingatannya flashback ke cerita cintanya dulu.

"Stop Kim Jinhwan !"

Jinhwan memukul kepalanya pelan. Lalu menggelengkan kepalanya itu. Dia berusaha menepis semua ingatan yang mencoba hadir ke fikirannya saat ini.

"Sudahlah.. lupakan semuanya. Ini sudah berakhir Jinhwan. Lebih baik aku tidur sekarang. Besok ada schedule take vocal, aku tak boleh bangun kesiangan."

Jinhwan langsung menutup kepalanya dengan selimut tebal yang tadi hanya menutupi kaki hingga dadanya saja. Ia pejamkan matanya itu dalam kegelapan di balik selimut.

Tok Tok Tok

Namun belum ada satu menit matanya terpejam, terdengar suara ketukan pintu. Jinhwan membuka selimutnya dari kepalanya. Wajahnya tampak mengernyit keheranan.

"Jinhwan hyung, apa kau sudah tidur ?"

Itu suara Junhoe. Jinhwan langsung mengenal suara serak yang terdengar pelan itu. Baru saja dia hendak menyahut, pintu kamarnya terbuka pelan. Junhoe sudah membuka pintu yang memang tak pernah Jinhwan kunci itu.

"Ada apa June-ya ?" Tanya Jinhwan sambil menatap namja tinggi yang berjalan ke arahnya itu.

Junhoe berjalan mendekat ke arah tempat tidur. Ia langsung merebahkan tubuhnya di samping tubuh mungil Jinhwan. Badannya sudah menelusup masuk di balik selimut tebal Jinhwan.

"Yaa! Kenapa kau kesini ? Apa Yunhyeong memarahimu lagi ?" Jinhwan kembali bertanya meskipun pertanyaannya tadi belum juga di jawab oleh Junhoe. Dia berusaha menggeser tubuhnya, memberi ruang untuk tubuh Junhoe.

"Aku yakin malam ini kau tak akan bisa tidur, makanya aku datang kesini untuk membuatmu tidur nyenyak hyung."

Jinhwan nampak heran dengan jawaban Junhoe. Ia menatap wajah Junhoe.

"Apa maksudmu ?"

"Sudahlah, aku tak perlu menjelaskannya. Tapi perkataanku tadi benar kan ?" Junhoe merubah posisi tidurnya. Ia memiringkan tubuhnya ke arah Jinhwan. Sehingga membuat matanya itu lebih leluasa melihat setiap lekuk wajah Jinhwan. Ia diam menatap Jinhwan, menunggu sebuah jawaban dari hyungnya tersebut.

Jinhwan mengambil nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya cepat. Apa yang Junhoe katakan memang benar. Dia memang tak bisa tidur.

"Entahlah aku juga tak tau kenapa."

Between Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang