Epilog

879 86 11
                                    

Seorang namja tampan mulai mengerjapkan kedua matanya pelan. Samar-samar matanya mulai melihat sekelilingnya. Dahinya sedikit mengkerut saat ia mencoba membuka matanya lebar-lebar. Bibir ranum yang masih terlihat polos di pagi hari seperti ini mulai berbentuk kerucut. Namja itu mempoutkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang menunggu botol susu menghinggapi bibirnya. Tapi dia bukan mengharapkan botol susu, ia hanya butuh air untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering setelah bangun dari tidur seperti ini.

"Hhooaammm...."

Kedua tangannya ia bentangkan lebar-lebar. Badannya mengeliat menikmati kebugaran tubuhnya di pagi hari. Dengan mata yang belum terbuka lebar, namja itu bangun dari posisi favoritnya. Ia duduk sejenak. Matanya lalu melirik ke sebuah ranjang yang tak jauh dari ranjang yang ia tempati.

"Anak itu benar-benar. Tidurpun tak mau lepas dari gadget." Serunya lirih saat dilihatnya teman satu kamarnya masih tertidur lelap dengan posisi terlentang dan sebuah gadget berada di atas dahinya persis. Dia adalah Chanwoo, roommate nya.

Setelah beberapa detik ia memperhatikan teman satu kamarnya itu, Hanbin... namja tampan itu lalu bergerak turun dari ranjang. Dengan langkah terseret ia berjalan membawa tubuhnya itu keluar kamar. Salah satu tangannya mengacak rambut hitam yang tampak berantakan.

Hanbin berjalan menuju ke arah dapur. Dia ingin segera membasahi tenggorokannya dengan seteguk dua teguk air putih. Rasanya tenggorokannya terasa sangat kering sekali pagi ini. Padahal kemarin dia tidak menghabiskan waktunya dengan latihan vocal, tapi Hanbin merasa sangat haus. Mungkin karena suhu udara malam tadi terasa panas, membuat tubuhnya kegerahan dan membuatnya kehausan begini. Maklum saja saat ini sudah memasuki musim panas, jadi tidak heran jika ia sudah merasa kehausan meskipun baru bangun dari tidur seperti ini.

Tangannya segera membuka pintu kulkas. Di raihnya sebotol air putih yang ada di dalamnya. Ia lalu berjalan mendekati rak untuk mengambil gelas. Tentu dia tidak akan meminum air itu langsung dari botol tersebut, Hanbin tidak pernah melakukan kebiasaan seperti itu. Ia lalu menuangkan air dingin itu ke dalam gelas.

"Haahhh.."

Hanbin menghembuskan nafas panjang setelah ia selesai meneguk satu gelas air putih dingin. Tenggorokannya langsung terasa segar. Kedua matanya yang tadi masih terasa berat untuk terbuka, kini mulai bisa terbuka lebar.

"Kenapa aku merasa haus sekali." Gumam Hanbin.

Ia kembali menuangkan air putih dingin itu ke dalam gelas lalu meneguknya lagi. Wajahnya mulai berbinar ceria. Dua gelas air dingin sudah membuat paginya menjadi segar.

Kini ia bisa segera kembali ke kamarnya lalu membasuh tubuhnya dengan air dingin agar semakin membuatnya merasa segar. Tapi sesuatu menyita perhatiannya. Saat tangannya meletakan gelas yang ia pakai tadi di pojok atas meja rak, matanya menangkap sesuatu.

Bibir ranumnya bergerak sedikit. Ia tersenyum manis.

"Sudah berapa lama aku tak menjailimu lagu hyung ?"

Hanbin meraih sebuah kotak tempat susu sereal milik Jinhwan yang berada di pojokan meja rak. Wajahnya kembali menampakan senyum manis.

"Emm sepertinya sudah sangat lama. Kau pasti senang tidak perlu bersusah payah lagi meraih serealmu ini. Tapi kapan tubuhmu akan meninggi jika seperti itu terus."

Seperti tak peduli dengan siapa ia berbicara, Hanbin terus bermonolog sendiri.

"Aaahh aku merindukan nyanyian di setiap pagi seperti dulu." Hanbin mempoutkan bibirnya. Ia seperti sedang berfikir.

"Apa aku bisa mendengar nyanyian merdu itu pagi ini ? Baiklah aku akan mencobanya."

Tangan kanan Hanbin bergerak ke atas. Ia membuka pintu rak yang paling atas. Kedua kakinya sedikit ia jinjitkan untuk mencapainya. Kotak sereal yang ia pegang kini sudah berada di dalam laci rak paling atas. Hanbin mendorong kotak tersebut agar semakin masuk ke dalam.

Between Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang