Chapter 22

839 89 17
                                    

Harus serumit inikah kisah cinta yang di lalui oleh namja mungil bernama Kim Jinhwan. Menentukan satu pilihan dimana dia harus memilihnya dengan tepat tanpa kesalahan yang akan menimbulkan luka untuknya maupun untuk orang lain. Menjalani sebuah keadaan dimana hatinya selalu saja terkoyak oleh situasi yang ada. Menerima resiko atas apa yang sudah ia pilih meskipun hal itu jujur saja menjadi sebuah beban tersembunyi di dalam hatinya. Apa yang sudah ia tetapkan sebagai pilihannya sungguh tak mudah untuk ia jaga dan ia pertahankan. Jangan salahkan akan dirinya yang mudah terbuai keadaan. Hanya saja hati kecilnya memang tak mudah untuk ia kendalikan. Hati tetaplah hati, bukan logika yang mudah untuk ia bohongi.

Meski semua terasa rumit, tapi cara untuk membuatnya menjadi rapi kembali tetaplah ada. Jinhwan hanya perlu untuk memikirkan cara tersebut. Bagaimana ia menyelesaikannya dan membuat keadaan menjadi senyaman mungkin. Jangan fikirkan resiko yang akan terjadi setelah itu. Karena itulah yang harus ia terima. Rasakan saja semua kepedihan itu, dengan begitu Jinhwan sudah melalui kerumitan ini. Ia sudah melaluinya, dia sudah menyelesaikannya. Meskipun kata akhir itu sendiri akan menjadi awal sebuah kisah yang baru. Kisah yang sudah ia tetapkan sebagai pilihannya.

Bersama Junhoe, namja tinggi yang selama ini sungguh tak pernah terfikirkan oleh Jinhwan akan menjadi pengobat hatinya. Dia sudah memilihnya. Memilih namja ceroboh yang sejak dulu memang sudah menaruh perasaan pada Jinhwan, sebelum namja manis itu menjadi milik Hanbin sang leader. Junhoe sudah menyukai hyung tertuanya itu. Hanya saja isi hatinya tak kuasa untuk ia utarakan. Sampai pada akhirnya kecintaannya itu menjadi milik orang lain. Dia masih tetap sama, tetap mencintai Jinhwan. Dan kini pada akhirnya, Jinhwan sudah memilihnya. Dia sudah menjadikannya sang pemilik namja manis itu. Sungguh tidak ada yang akan Jinhwan lakukan selain mencintai Junhoe setulus namja itu mencintai dirinya selama ini. Jinhwan sudah menyadari ketulusan itu. Setelah selama ini dengan bodohnya ia mengabaikan hal itu dan terbuai dengan kisah masa lalunya. Dia sudah bertekad akan menguatkan pilihannya itu. Karena tak sepantasnya dia membuat keadaan menjadi rumit kembali.

Seperti kali ini, saat suara hati seorang yang pernah mengisi hatinya sampai kepadanya. Keadaan kembali menguji kekokohan tekadnya. Saat kedua matanya membaca setiap kata yang tertulis menjadi sebuah lirik lagu ciptaan Hanbin, mantan kekasihnya. Desir di hatinya mulai terasa. Jinhwan tak bisa membohongi dirinya sendiri. Ia merasakan feel yang amat dalam dari lirik lagu tersebut. Apakah itu ungkapan terdalam yang tulus dari sang penulis atau hanya rangkaian kata sebagai penghibur saja. Jinhwan tak tau.

"Baiklah cepat mainkan musiknya." Yunhyeong memecah keheningan yang tercipta di antara mereka. Ia meminta Hanbin untuk memutar musik yang sudah sang leader itu buat.

"Hanbin-ahh.. bisakah kita bicara sebentar."

Belum juga alunan musik terdengar di ruangan, Jinhwan berbicara dengan spontan. Ia seketika keluar dari persembunyiannya yang berada di belakang tubuh kekar Junhoe. Menampakkan dirinya pada yang lain. Semua mata langsung menatapnya. Terkecuali Junhoe, dia masih fokus menundukkan pandangannya ke sebuah kertas putih yang ada di genggaman tangannya.

Hanbin mengalihkan tatapannya ke arah Jinhwan. Ekspresi wajahnya tampak ragu. Dahinya sedekit mengernyit membuat kedua matanya menjadi sipit.

"Aku tunggu kau di luar." Seru Jinhwan sebelum akhirnya membalikan tubuhnya dan keluar dari ruangan.

Semua tetap diam, tak ada yang berbicara. Hanbin bangun dari duduknya. Ia lalu berjalan mengikuti Jinhwan.

Apa yang akan Jinhwan katakan padanya ? Hanbin tak tau. Apakah itu sangat serius hingga dia ingin berbicara hanya berdua saja padanya. Bahkan mengajaknya bicara di luar ruangan pula, menghindar dari member yang lain. Hanbin hanya menurut saja, mengikuti hyung tertuanya itu menuju keluar ruangan. Begitu ia sudah tiba di luar ruangan, Jinhwan sudah menantinya berdiri bersandar di dinding sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Salah satu tangannya masih memegang kertas berisikan lirik lagu baru yang Hanbin ciptakan.

Between Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang