Between Me And You

By kim_nann

26.3K 2.5K 446

"Jika mencintaimu akan membuat hati orang lain terluka, maka meninggalkanmu adalah hal yang paling membuatku... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Survey... :)
Chapter 23 - End
Epilog
Last Page

Chapter 11

896 88 15
By kim_nann

Kejadian malam tadi ternyata tak merubah sikap Junhoe terhadap Jinhwan. Ia masih menunjukan sikapnya seperti biasa. Tak merasa canggung sedikitpun. Bahkan seolah dia menganggap ciuman sepihaknya semalam tak pernah terjadi. Sewaktu ia bangun dari tidur dia hanya mengucapkan selamat pagi kepada Jinhwan, lalu segera keluar dari kamar Jinhwan dan pergi ke kamarnya. Setidaknya dia berusaha agar ia tak membuat Jinhwan merasa canggung atau terganggu dengan sikapnya semalam dan perkataan yang ia ucapkan semalam. Junhoe hanya tak mau membuat Jinhwan semakin terbebani dengan hal itu.

Meskipun begitu, tapi apa yang di rasa Jinhwan sangatlah berbeda dengan Junhoe. Ia masih ingat betul dengan ciuman Junhoe semalam. Ciuman yang hendak ia balas namun tak sempat. Jinhwan juga masih mengingat setiap ucapan Junhoe. Yang memintanya untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri. Memintanya untuk melupakan Hanbin dan meminta dirinya untuk mencoba mencintai orang lain. Jinhwan tak bisa semudah itu mengabaikan apa yang terjadi di malam tadi. Saat jantungnya berdegub kencang tak karuan ketika Junhoe menciumnya. Dan satu lagi yang tak mudah Jinhwan lupakan. Kenyamanan yang Junhoe berikan. Dia tak akan memungkiri hal itu. Dia mengakuinya, berada di dekat Junhoe sangat membuatnya merasa nyaman dan lebih tenang.

Kini setiap penglihatannya beradu dengan tatapan Junhoe, jantung Jinhwan langsung berdegub cepat. Ia menjadi tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Seperti merasa grogi atau apalah itu Jinhwan juga tak mengerti. Seperti ada gemuruh di dalam hatinya ketika ia mendapati Junhoe sedang melihat ke arahnya. Raut wajahnya juga langsung merah padam. Jinhwan salah tingkah. Fikirannya melayang penuh tanda tanya. Kenapa dia bisa seperti ini ? Semudah itukah hanya dengan satu malam saja Junhoe sudah menakhlukkan hatinya ? Membuatnya menjadi kelimpungan begini. Dan dari ciuman semalam bisakah ia menyimpulkan bahwa Junhoe menyukainya ? Aahh pikiran macam apa itu Kim Jinhwan. Jinhwan berusaha menepis semua dugaannya itu.

Take vocal kali ini akhirnya selesai. Satu lagu untuk album baru iKON yang akan datang sudah mereka rampungkan. Tapi masih ada 6 lagu lagi yang harus mereka garap. Untuk hari-hari kedepan schedule mereka akan lebih padat. Belum lagi dengan tour mereka yang belum selesai. Tapi setidaknya schedule tour ke Cina masih lumayan lama. Jadi sedikit bisa mengurangi rasa capek mereka.

"Hyung, aku lapar. Ayo kita makan."

Jinhwan tersentak kaget ketika suara seseorang hadir di samping telinga kirinya. Padahal ia sedang fokus membaca pesan dari eommanya. Ia menolehkan wajahnya untuk melihat siapa yang baru saja mengagetkannya barusan. Wajah Junhoe sudah berada di sampingnya persis, dekat sekali dengan wajahnya. Saat itu juga jantungnya berdetak kencang. Dia terbengong. Lagi-lagi Junhoe membuatnya seperti ini. Untuk beberapa saat Jinhwan berusaha mengatur dirinya. Dia buru-buru memalingkan wajahnya kembali, membenarkan posisi duduknya dan menjauhkan kepalanya dari Junhoe. Junhoe yang berdiri di belakang kursi tempat Jinhwan duduk menegakkan kembali tubuhnya yang tadi sedikit membungkuk untuk mendekati wajah Jinhwan. Ia lalu menepuk bahu Jinhwan.

"Yaa! Kenapa malah diam ? Ayo kita makan hyung. Aku sudah sangat lapar sekali. Baru take vocal satu lagu saja rasanya tenagaku sudah habis." Seru Junhoe mencairkan suasana yang tadi sempat terdiam oleh kecanggungan Jinhwan.

"Ehh.. ayo kita ajak yang lain."

"Sudahlah ayo kita berdua saja. Aku tak melihat yang lain sejak tadi." Junhoe meraih tangan Jinhwan. Ia menariknya lembut, menyuruh tubuh Jinhwan agar bangun dari posisi duduknya.

Jinhwan mau tak mau mulai bangkit dari duduknya karena tarikan Junhoe. Setelah ia sudah berdiri, Junhoe mulai menariknya keluar dari ruangan. Ia masih saja menurut. Lebih tepatnya lagi dia bingung mau berbuat apa. Mau mengelak rasanya tak bisa. Tentu saja rasa grogi sudah menguasainya.

Akhirnya Junhoe melepaskan tangan Jinhwan begitu mereka sudah tiba di luar ruangan. Dan itu membuat Jinhwan merasa lega. Setidaknya dia lebih bisa mengontrol hatinya. Tapi tetap saja gemuruh di dalam hatinya masih belum berhenti. Ia kini berjalan di samping Junhoe.

"Kau mau makan apa hyung ?" Tanya Junhoe.

"Ehh.. emm terserah kau saja."

"Tapi aku harus tau apa sedang ingin kau makan hyung. Agar aku tak salah memilih restoran."

"Aku ikut mau mu saja June. Terserah kau mau membawaku kemana."

Ganjal, Jinhwan merasa ganjal mengucapkan hal itu. Fikirannya mulai berfikir yang tidak-tidak.

"Kalau aku membawamu ke hotel bagaimana ?"

"Mwo ???" Jinhwan tersentak kaget mendengarnya. Dia menghentikan langkahnya. Pandangannya tertuju ke arah Junhoe.

Mengetahui hal itu Junhoe ikutan berhenti.

"Kenapa kau sekaget itu hyung ?"

"Yaa! Untuk apa kau membawaku ke hotel ? Bukankah kita mau makan ?"

"Hahaaa." Junhoe tertawa.

Jinhwan bingung melihat reaksi Junhoe. Kenapa sekarang dia malah tertawa ? Apa ada yang lucu ?

"Aku hanya ingin menggodamu hyung." Junhoe berbisik di depan muka Jinhwan.

Damn.

Jinhwan langsung terhanyut. Wajahnya kini merah padam. Ia merasa malu. Sangat malu. Dia tak tau mau berkata apa lagi. Dilihatnya Junhoe yang langsung kembali berjalan setelah berucap hal itu di depan wajahnya persis.

"Yaa!!!! Kaauu.." Jinhwan segera menyusul langkah Junhoe. Dan..

Plak.

Jinhwan mendaratkam sebuah jitakan di kepala Junhoe.

"Aawww. Kenapa kau memukulku hyung ?"

"Karena kau sudah menggodaku."

Entah Jinhwan juga tak tau dengan dirinya saat ini. Padahal baru saja ia merasakan grogi dengan sikap Junhoe tadi, tapi sekarang dia sudah bisa bersikap biasa dengan Junhoe. Hatinya tiba-tiba saja merasa bahagia. Cara Junhoe menggodanya barusan, Jinhwan menyukainya.

"Tapi kau menyukainya kan hyung ?"

"Aaa.. aa.. ani." Jawab Jinhwan terbata.

"Sudahlah jangan jual mahal begitu. Aku tau kau menyukainya." Junhoe berusaha menggoda Jinhwan lagi. Dia mulai bersikap sok imut di depan Jinhwan. Hal itu membuat Jinhwan menjadi tidak fokus untuk berjalan. Tapi sebisa mungkin Jinhwan menutupi rasa groginya dan tetap berjalan menelusuri lorong gedung YG.

"Yaa.. Jinan hyung jawablah pertanyaanku tadi." Junhoe berusaha mendekati wajah Jinhwan. Ia tersenyum manis menggoda hyungnya itu.

Tapi Jinhwan berusaha untuk tak bergeming. Dia diam, tak menjawab. Berusaha untuk menjaga image nya. Pandangannya lurus ke depan.

"Aaiihh ayolah jawab saja hyung. Kau tak perlu malu padaku." Junhoe masih merengek manja di samping Jinhwan.

Sampai pada akhirnya langkah Jinhwan berhenti tiba-tiba. Pandangannya masih lurus kedepan.

"Aku tau kau akan menjawab ya hyung. Ayo cepat katakan kalau kau menyukainya. Aku akan menunggumu." Seru Junhoe mendekatkan wajahnya ke wajah Jinhwan. Ia mulai menunggu wajah mungil itu menggerakan bibirnya untuk berbicara. Tapi lama ia menunggu ternyata bibir itu tak juga bergerak. Junhoe menatap wajah Jinhwan lekat. Kali ini ia merasa ada yang berbeda di wajah Jinhwan. Ia lalu menatap mata Jinhwan. Mata itu ternyata tak melihat ke arahnya. Pandangannya ternyata lurus kedepan. Junhoe segera menolehkan wajahnya, mengikuti arah pandang Jinhwan.

Kini ia tau apa yang sedang Jinhwan lihat. Ada Hanbin dan Lee Hi yang sedang berjalan menuju ke arah mereka. Mereka tampak sedang mengobrol asik. Sesekali tawa mereka terdengar meski tak begitu keras.

Padangan Jinhwan tetap tak berpindah kemanapun. Ia masih menatap lurus ke depan melihat sepasang namja dan yeoja cantik yang berjalan menuju ke arahnya. Ia merasa terpaku. Ini bukanlah hal yang ingin ia lihat. Bahkan ia sangat membenci melihat hal seperti ini. Tapi kenapa kali ini ia harus melihatnya lagi ? Membuat mood di hatinya yang tadi sudah merasa bahagia dengan sikap Junhoe berubah menjadi buruk ? Jinhwan benci saat ini.

Cukup lama Jinhwan dan Junhoe diam menatap Hanbin dan Lee Hi yang berjalan ke arahnya. Sampai pada akhirnya dua orang yang sedang mereka tatap menyadari akan keberadaannya. Hanbin menghentikan langkahnya, membuat Lee Hi yang melingkarkan salah satu tangannya di lengan tangan Hanbin juga ikut berhenti. Jinhwan tersenyum sinis. Matanya melihat ke arah tangan Lee Hi yang menggandeng mesra lengan Hanbin. Sadar akan apa yang sedang Jinhwan lihat, dengan perlahan Hanbin menurunkan tangan Lee Hi dari tangannya. Tatapannya masih saja menatap Jinhwan lekat-lekat.

Diantara perasaan yang tak karuan ini Jinhwan masih mematung melihat lurus ke depan. Dia juga tak tau mau bersikap apa. Sampai pada akhirnya tangan Junhoe mengagetkannya. Junhoe merangkul bahu Jinhwan. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Jinhwan. Lalu berbisik pelan.

"Kita hanya butuh beberapa langkah lagi untuk sampai di depan lift. Ayo kita lanjut berjalan."

Tangan Junhoe yang berada di bahu Jinhwan seolah seperti mendorongnya untuk kembali berjalan menuju lift yang berada beberapa langkah lagi dari tempatnya berdiri. Keduanya akhirnya kembali berjalan.

"Berhentilah menatapnya."

Junhoe berseru berbisik pelan sekali di telinga Jinhwan. Jinhwan yang mendengar hal itu tau-tau langsung melakukan apa yang Junhoe katakan. Ia segera memalingkan tatapannya dari sosok Hanbin yang masih cukup jauh darinya. Sampai akhirnya ia menghentikan langkahnya di depan lift. Tangan Junhoe seolah menuntun tubuhnya untuk menghadap ke arah pintu lift. Jinhwan mengikutinya.

Tangan Junhoe lalu memencet tombol lift. Mereka menunggu lift itu terbuka. Tak perlu lama menunggu ternyata lift langsung terbuka. Junhoe segera membimbingnya untuk masuk ke dalam. Tapi belum juga mereka masuk ke dalam lift, suara Lee Hi terdengar cukup kencang.

"Jinhwan oppa !! Tunggu."

Jinhwan dan Junhoe sudah berada di dalam lift. Mereka seperti mengabaikan teriakan yeoja cantik itu. Sampai pada akhirnya saat pintu lift akan tertutup, sebuah tangan menahannya. Pintu lift kembali terbuka. Lee Hi masuk ke dalam sambil menarik tangan Hanbin yang muncul di belakangnya.

Damn.

Batin Jinhwan di dalam hatinya. Kenapa mereka harus ikut masuk juga ? Jinhwan merasa kesal.

"Kalian mau kemana ?" Seru Lee Hi seraya menatap Jinhwan dan Junhoe bergantian, begitu ia sudah berada di dalam lift.

"Kita mau pergi cari makan." Junhoe mewakili menjawab pertanyaan Lee Hi.

"Ahh kebetulan sekali. Aku dan Hanbin juga mau mencari makan. Ayo kita pergi bersama-sama saja. Akan lebih seru jika lebih banyak orang, bukan begitu Hanbin-ah ?" Lee Hi menautkan kembali tangannya di lengan Hanbin. Wajahnya meminta persetujuan Hanbin. Hanbin hanya membalasnya dengan senyum, seperti di paksakan.

Jinhwan yang melihat hal itu merasa risih sendiri. Kenapa dia harus bertemu dengan dua orang ini ? Kenapa juga dia harus bertemu di dalam lift begini ? Ahh Jinhwan tiba-tiba merasa kesal. Apa lagi saat dilihatnya tangan Lee Hi yang tertaut di lengan tangan Hanbin.

Hening tak ada yang berbicara. Lift sudah bergerak menuju lantai dasar. Tapi ketika lift baru sampai di lantai 5, lift berhenti. Pintu lift langsung terbuka. Pertanda ada seseorang di luar sana yang memencet tombol lift tersebut. Dan benar saja, begitu lift terbuka nampaklah seorang yeoja berpostur tubuh ideal yang sangat cantik disana.

"Yaa Koo Junhoe !"

Semua yang berada di lift langsung menatap yeoja cantik yang baru saja masuk ke dalam lift tersebut. Dia adalah Lee Sunbin, aktris model yang dulu sempat menjadi partner Junhoe di MV Apology.

"Aah noona."

"Yaa! Kemana saja kau selama ini ? Kita sudah jarang bertemu."

"Ehh aku sibuk noona. Schedule iKON sedang padat sekali. Kita sedang ada tour Asia. Belum lagi kita sedang mempersiapkan album baru juga." Junhoe mendekat ke arah Sunbin.

"Aigo.. sombong sekali kau. Pantes saja kau sekarang tak pernah menghubungiku. Membalas pesanku saja tidak."

"Hahahaa.. miane noona."

Junhoe dan Sunbin lalu tertawa bersama. Keduanya tampak akrab sekali. Seperti kawan lama yang sudah tidak lama berjumpa. Terlihat dari gerak-gerik mereka yang kadang melakukan skinship di sela-sela pembicaraan mereka. Sunbin tak segan-segan memukul lengan Junhoe. Bahkan ia sempat menyentuh rambut Junhoe, sekedar untuk mengacak-acak ujung rambutnya mengekspresikan rasa gemasnya.

Suasana di dalam lift tampak heboh dengan bercakapan Junhoe dan Sunbin. Sementara Hanbin dan Lee Hi, mereka juga sedang bercakap-cakap. Tapi percakapan mereka sangat pelan. Dan Jinhwan, dia diam seorang diri. Berdiri di pojok lift sambil menatap orang-orang di sekitarnya itu yang sedang mengacuhkannya.

Jinhwan mulai merasakan emosi di dalam dirinya. Ia benci hal ini. Perasaan emosi yang dia sendiri juga tak mengerti kenapa perasaan itu bisa muncul. Terlebih dia juga tak tau pasti itu adalah emosi atau sebuah perasaan cemburu. Cemburu ? Tunggu, Jinhwan merasa cemburu dengan siapa ? Hanbin dan Lee Hi ? Atau Junhoe dan Sunbin ? Tidak. Jinhwan berusaha menepis keras dugaannya itu. Bukankah dia sudah berusaha keras untuk melupakan Hanbin ? Dan sepertinya usahanya sudah membuahkan hasil. Jadi kenapa dia mesti cemburu melihat Hanbin bersama Lee Hi ? Lalu apakah dia cemburu dengan Junhoe dan Sunbin ? Heyy,, Junhoe bukan siapa-siapa Jinhwan. Memangnya ada hubungan apa dia dengan Junhoe sehingga dia harus cemburu melihat Junhoe dekat dengan Sunbin seperti itu. Tapi..

Ada apa dengan diriku ? Kenapa aku tak suka melihat mereka semua ? Perasaan apa ini ?

Shit. Jinhwan benci keadaan ini. Ia ingin cepat-cepat pergi dari tempatnya sekarang. Sampai akhirnya lift sudah sampai di lantai dasar. Dan akhirnya pintu lift terbuka. Jinhwan sedikit merasa lega. Ia lalu keluar dari lift paling belakang. Tapi tetap saja. Saat mereka sudah keluar dari lift, ternyata dia masih saja diacuhkan. Hanbin sudah berjalan lebih dulu bersama Lee Hi yang masih saja memegang lengan tangan Hanbin. Dan Junhoe dia juga masih dalam percakapannya bersama Sunbin.

Sial. Aku benci sekali melihat mereka. Seperti inikah aku ? Kau benar-benar menyedihkan Kim Jinhwan. Tak seorangpun menganggapmu ada disini. Sebaiknya kau pergi saja.

Hati Jinhwan sudah tak bisa ia kendalikan lagi. Sepertinya dia sudah di kuasai perasaan entah emosi atau sebuah perasaan cemburu. Jinhwan juga tak tau.

Ia lalu melangkahkan kakinya dengan cepat. Berjalan mendahuli dua pasang namja dan yeoja yang masih dalam percakapan mereka. Jinhwan keluar dari gedung YG. Berjalan cepat menuju ke jalan raya yang ada di depan gedung. Matanya menyusuri jalanan. Mencari sebuah taxi.

"Taxi !" Teriak Jihwan begitu ia melihat sebuah taxi hendak menuju ke arahnya. Ia melambaikan tangannya memanggil taxi tersebut.

Begitu taxi sudah tiba di depannya, ia segera membuka pintu mobil.

"Jinhwan hyung !"

Tapi baru saja Jinhwan mau masuk ke dalam taxi, ia sempat mendengar seseorang memanggilnya. Tanpa berniat untuk menoleh sedikitpun, Jinhwan langsung masuk ke dalam mobil. Suara yang tadi memanggil namanya, Jinhwan tak begitu mendengar dengan jelas suara siapa itu. Karena hiruk pikuk suara deru mobil dan bus di jalan raya terlalu bising, membuatnya tak mengetahui pasti siapa yang baru saja memanggilnya. Hanbin ataukah Junhoe, Jinhwan tak tau pasti.

...

Pandangan Jinhwan menembus kaca jendela mobil. Ia diam dalam lamunan. Tiba-tiba saja kondisi mood dalam dirinya berubah sangat buruk. Hatinya terasa sangat kesal. Ia menjadi benci pada keadaan.

Melihat kebersamaan Hanbin dan Lee Hi tadi rasanya sangat menyebalkan. Ahh dia tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia tak suka melihat kedekatan mereka. Jinhwan sangat tak suka melihat sikap Lee Hi yang seperti bersikap manja kepada Hanbin. Tangannya yang bahkan seperti tak mau lepas dari tangan Hanbin. Ia benci melihat hal itu.

Lalu Junhoe dan Sunbin. Apakah sedekat itu mereka ? Jinhwan tak habis pikir. Ternyata setelah kerjasama mereka menjadi partner di MV Aplogy dulu hubungan mereka masih terjalin dengan baik. Bahkan dirinya sediri saja sudah lupa dengan partnernya di MV tersebut. Tapi mereka tampak akrab sekali. Walaupun sudah lama tak bertemu tapi tak ada rasa kecanggungan diantara mereka.

Jinhwan mengembuskan nafas panjang. Ia pejamkan matanya sejenak. Mencoba untuk menjernihkan fikirannya.

Kau fikir kau siapa Jinhwan ? Kau sudah tak pantas untuk cemburu lagi dengan Hanbin dan Lee Hi. Ingatlah hubungan kalian sudah berakhir. Hanbin bukanlah siapa-siapa mu lagi. Kau sudah tak berhak mencampuri urusannya lagi.

Jinhwan mulai bermonolog sendiri di dalam hatinya. Ia berusaha keras menepis perasaan di hatinya. Seharusnya dia memang tak perlu cemburu lagi dengan Hanbin. Toh mereka sudah berpisah. Dia juga suda melupakan Hanbin, walaupun belum sepenuhnya lupa.

Tapi kenapa hatiku menjadi tak terima begini ? Untuk siapa sebenarnya perasaan ini. Aahh rasanya aku benci sekali melihat mereka. Ternyata seperti inilah aku, terabaikan.

Bibir tipis Jinhwan tersenyum tipis. Senyuman merendahkan. Tentu saja ia sedang merendahkan dirinya sendiri.

Yaa! Kau hanya laki-laki bodoh yang tak pantas mendapatkan cinta Jinhwan. Laki-laki tak normal yang menyukai seorang pria. Siapa lagi yang mau padamu ? Kau cuma bocah kecil yang terabaikan. Bahkan tak ada satu yeoja pun yang akan menatapmu sebagai seorang namja yang pantas untuk di kagumi. Siapa juga yang mau dengan laki-laki pendek yang sangat lemah begini. Jangan pernah bermimpi lagi Jinhwan. Wajahmu tak seperti Hanbin ataupun Junhoe, mereka sangat tampan. Beribu-ribu wanita akan selalu mengagumi mereka. Tidak sepertimu. Dasar bodoh.

Suara hati Jinhwan mulai bergemuruh hebat. Ia meremehkan dirinya sendiri. Apalah dia ini, hanya seorang pria dengan tubuh kecil yang sangat lemah. Sangat bodoh oleh cinta. Yang hanya bisa menangis ketika hatinya terluka. Jinhwan merasa kesal dengan dirinya sendiri. Ia lalu membenturkan kepalanya di kaca mobil.

"Dasar bodoh." Seru Jinhwan mengutuk dirinya sendiri.

Jati dirinya yang memang tergolong lemah kini sudah muncul. Matanya mulai berkaca-kaca. Sampai akhirnya airmata menetes juga ke pipi halusnya.

"Yaa! Kenapa aku sangat lemah sekali ?" Kini airmatanya malah semakin deras mengalir. Isak tangis Jinhwan mulai terdengar.

Menyedihkan, Jinhwan merasa kisah cintanya begitu menyedihkan. Baru saja ia ingin menautkan hati kepada sosok Junhoe, hatinya malah sudah tak ada nyali. Apakah seberani itu dia mencintai sosok namja yang begitu sempurna di matanya. Sedangkan dia hanya namja kecil pendek yang sangat lemah. Andai saja hubungannya dengan Hanbin tidak berakhir seperti ini, mungkin kini dia masih bahagia bersamanya.


☆☆☆


Author sedang berusaha buat fast update nih.. biar cepat kelar ini FF 😊
thanks buat semua para readers 😘

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 480K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
720K 67.4K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
247K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...