Bestie Boy

By MutiaAnzani4

204K 8K 225

Airiona Kezia Aristama. Cewek cantik perfect, tomboy, jutek tapi ceria. bingung kan? ketua osis yang pinter... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Epilog
*AUTHOR MINTA SARAN*

Chapter 23

4.8K 196 12
By MutiaAnzani4

"Samlekum abang-abang," ucap gue saat nyamperin Bella,Tasya,Sofi, dan Gita.

"Saoloh darimane aja luuu" kata Sofi kemudian

"Tau dah yang sibuk mah Osis" ucap Bella sok merajuk.

"Ett elu kalo mau ikut mah bilang kocagggg" balas gue pada Bella.

Gita pun hanya tersenyum saat gue melemparkan pandangan ke arah-nya, kalau Tasya, hmmm.. "Eh bangke, lu sini dah mending cerita-in ada kejadian apa aja dari kemaren-kemaren pas lo cabut hah?!" Kata-nya seperti orang yang sedang nanyain maling.

"Hmm its a long story, gengs" kata gue kemudian.

"Kaga ada long-long-an dah, buru dah cerita cepet" sekarang Sofi menambahkan.

"Iyadong ceritain apa ajaa" kembali Bella dan Gita menyaut.

Gue pun memulai kisah gue di acara nginep kemaren, ribuan komentar keluar dari mulut mereka yang diakhirin dengan jeritan najis ala-ala cewek seperti, 'aaaa sosweet banget sih Keziaaaaaa' yaa semacam itulah. Inti-nya mereka tuh temen paling rada-rada deh.

"kez nanti kantin yaaaa," ucap Tasya di tengah-tenah pelajaran Biologi. "Iyaaa" jawab gue seadanya.

Tak selang berapa lama bel tanda istirahat pun berbunyi. Lantas kami berlima pun segera berangkat menuju kantin tercinta.

***

"Kez, kez, ada Zevan" ucap Bella dengan lantang dan bodoh-nya saat kami berada di kantin.

"Begooo.." Sontak kami berempat menengok ke arah Gita.

"Gitt.." Ucap gue pelan

"Wooo Daebak!" Sekarang Sofi yang yang berteriak.

"Ups," jawab Gita salah tingkah.

"Gita jahat sama Bella," kata Bella kemudian sok-sok merajuk

"Yaa abis-nya elo suara-nya gede banget, kalo ngomong tuh dijaga" kata-nya memberitahu Bella.

Weh weh Gita baik banget sama gue, jaga rahasia gue aja sampe segitu-nya.

"Tau lo Bel," ucap Sofi sambil melihat-lihat makanan yang tersaji di etalase kantin.

Tapi daritadi gue tak mendengar suara yang terlontar dari mulut Tasy, biasanya dia yang paling bacot.

Hm pantesan aja, orang Tasya-nya lagi asik memandangi anugerah Tuhan yang dikirimkan ke bumi.

"Tas, euyyyyy!" Tak hanya Tasya yang terbangun dari lamunan-nya karna suara kami berempat, tetapi perkumpulan Kak Kelvin yang tentu saja disana ada Bang Vano dan Bang Vino pun menoleh ke arah kami.

Pipi Tasya sukses bersemu merah saat dia kembali menoleh ke arah Kak Kelvin lagi. Oh dengan ganteng-nya Kak Kelvin menatap ke arah kami..? Nggak,nggak, dia ngeliatin Tasya. Loh kenapa ini kenapa?

"Tasya!" Panggil gue saat Tasya menuju pintu keluar kantin

"Itu anak kenapa dah?" Tanya Bella terlambat memahami situasi.

"Eh gue kejar yaa," kata gue kemudian.

"Iyagih sana, gue mah laper" kata Sofi yang diikuti Gita dan Bella.

Kok kayaknya mereka biasa aja yaa ngeliat pemandangan seperti ini, jujur gue kepo banget loh ada apa.

Saat gue mau menyusul Tasya, tiba-tiba saja Bang Vano berteriak "Kezia!"

Gue menoleh dan menjawab tanpa suara, "apaan?" Kata gue bingung. Plis yah, bang Vano manggil di saat yang tidak tepat.

"Siniiiiiiii" ucap-nya menggunakan tangan-nya. Walaupun perkumpulan itu adalah perkumpulan anak kelas XII, tapi gue tidak begitu canggung karna ada kedua abang gue disana.

"Apaansih? Gue ada urusan dulu," kata gue tak sabar.

"Biar si Kelvin aja yang nyusul si Tasya," kata bang Vano kemudian.

"Hah? Lah Kak Kelvin-nya mana?" Tanya gue bingung karna tak melihat batang hidung orang yang sedang dibicarakan.

"Yaudah keluar-lah bego, maksud gue, lo gausah ngikutin Tasya, nanti ganggu mereka" kata Bang Vano lagi.

"Ih adek gue katanya Ketos, tapi kok lemot banget sih" ucap bang Vino sekarang ikut nimbrung.

"Yee biasa dong, gue kan gatau apa-apa" ucap gue mulai kesal karna hinaan yang keluar dari mulut bang Vino.

"Yee kaco dah lo Vin, si Kezia cantik gini lo katain lemot" ucap salah satu temen abang kembar gue yang gue ketahui bernama Andrew.

"Yee lo naksir ya ama Kezia," goda bang Vino kemudian

"Jangan kata Andrew, gue juga mau Vin," ucap seseorang lagi yang bernama Alvin.

Yang lain terlihat tertawa-tawa mendengar lelucon-lelucon kampret yang mau tidak mau harus gue gubris dengan senyuman tak ikhlas.

Kalo udah nyamper geng-nya bang Vano-Vino, pasti deh ending-nya gue digoda-goda-in gitu. Yaemang dasarnya cantik mau gimana juga susah sih.

Untuk keberapa kali-nya yang pasti dapat diitung dengan jari tangan, Gita melontarkan kata-kata seperti itu. Gue salut deh kalo Gita udah bisa ngatain Bella, itu adalah awalan yang bagus. Yaa daripada dia senyam-senyum mulu kalo mau ngomentarin orang yakan.

"Yaudah deh, gue duluan makan aja kalo gitu" ucap gue pada bang Vano-Vino yang tentu saja tak mendapat respond karna mereka sedang asik tertawa mendengar gombalan-gombalan

"Silahkan Kezia,"

"Makan yang banyak yaaa, jangan sampe sakit,"

"Kalo kamu sakit aku sedih loh"

"Kezia love you,"

Dasar geng orang aneh.

***

Tasya POV

'Ah Bella mah emang dongo-nya ngga selesai-selesai dah bege banget' batin gue dalem hati.

Gue menghela napas menuju ke taman belakang, sebenernya gue gatau arah tujuan gue mau kemana. Setelah gue sukses dibikin blushing karna diliatin Kak Kelvin, gue pun mencoba melarikan diri ke kamar mandi. Di kamar mandi tentu gue mengatur detak jantung dan sebagai-nya. Lama-lama, efek tatapan Kak Kelvin ngga bagus deh buat kesehatan gue.

"Kenapa cabut sih? Cemen banget"

Deg.

Itu.. Suara.. Siapa...

Gue pun memundurkan langkah kaki dan melihat sesosok cowok yang sedang nyenderkan badannya dan madep ke arah gue. Setelah gue mundur, dia pun mendongakkan wajah-nya.

"K-ka--kakk Kell--vinn?" Ucap gue terbata-bata.

Anjing situasi bangsat apalagi ini. Kenapa dia disini sih.

"Lo tuh lucu ya, suka banget blushing gue liatin doang" ucap-nya tanpa memandang gue.

"Ah? Hah? Engga kak, tadi aku cuma kebelet aja kak" kata gue mencari alasan.

"Kenapa ngga langsung ke kantin tapi malah kesini?" Tanya-nya lagi masih dalam ekspresi datar.

"Aku hmm.. Cuma udah ngga laper aja kok, ehehe" jawab gue cengengesan.

"Boong," katanya.

Ni orang mau-nya apaan si?

"Gue bagi Line lo deh," ucap Kak kelvin tiba-tiba

*njing. Ini apaansih. Mimpi bukansih? Ahelah baru mimpi aja gue deg-deg-annya udah hampir pengen pipis gini, apalagi beneran-nya yaa.. Ucap gue dalam hati.

"Lo ngga mimpi kok, udah sini mana handphone lo" kata-nya kemudian merebut hp yang sebelmya gue pegang.

"Nih, kalo nanti malem gue chat, bales ya. Jangan ngga dibales" katanya lagi.

Gue pun masih membisu. Tak bisa berkata dan berbuat apapun.

"Biasa aja dong reaksi-nya," dia tertawa dan menggelengkan kepala serta meninggalkan gue yang masih mematung.

GILA. Seketika itu jantung gue mencelos turun kebawah.

***

"Makan sendirian ajasih.." Ucap suara-suara yang gue tau sangat amat tengil.

Zevan mengganggu gue saat teman-teman gue yang lain sudah selesai makan dan harus mencontek PR gue.

Keadaan kantin juga sudah mulai sepi karna sudah jam masuk. Gue mengurungkan niat untuk pergi keatas karna gue harus rapat Osis setelah ini.

"Ya sendirian lah, ngapain bagi-bagi coba, beli-nya aja pake duit gue sendiri"

"Oiyaiya santai dong santai ngomong-nyaa.. Kan gue cuma becanda"

"Yang laen mana temen-temen lo?" Tanya Zevan kemudian.

"Au," kata gue tak acuh.

"Yaela masih aja sih lo jutek gitu sama gue,"

"Apaan sih orang biasa aja" gue mendongakkan wajah dan tercengang melihat darah segar yang mengalir dari hidung Zevan.

"Zev! Idung looo! Lo mimisan!" Sontak gue pun berlari ke meja sampigng untuk mengambil tisu yang tersedia.

"Thankyou Kez" kata Zevan saat ia menerima tisu dari gue.

"Astaga kok lo bisa gini sih Zev, maen mulu sih lo," kata gue karna khawatir

"Iyanih kayaknya gue kecapekan" kata dia kemudian.

"Lo lucu deh Kez, muka lo khawatir gitu, segitu takut-nya gue kenapa-napa?" Ledek-nya sambil mendongakkan wajah dan memegangi tisu yang menahan darah mimisannya itu.

"Apaansih lo," ucap gue langsung seraya menempeleng kepala-nya.

"Duh," ucap Zevan.

"Eh eh Sorry-sorry gue ga sengaja" ucap gue takut-takut hal buruk terjadi lagi.

"Hahahahaa" tawa pelan Zevan pun mengalun.


A/N:

please vote and comment yaaa. 

Continue Reading

You'll Also Like

32.9K 2.5K 31
Nada adalah seorang penyiar radio sekolah. yang bertemu dengan laki-laki rese tanpa di sengaja. Dan tanpa disadari, cinta itu tumbuh. Laki-laki yang...
3.4M 278K 47
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
4.7M 201K 50
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...