Hurts

By journalsfour

35K 1.9K 148

"If you love two people at the same time, choose the second one. Because if you really love the first one. Yo... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
CAST
Part 14
Part 15
Part 16
PART 17
PART 18
Part 19
Part 21
Part 22

Part 20

1K 52 12
By journalsfour

Suara alunan piano yang merdu memenuhi ruangan kedap suara.

Kate masih berkutik dengan piano yang berada di hadapannya. Teman-teman nya sudah meninggalkan sekolah karena memang jam ekskul sudah habis. Tetapi, Kate masih berada di ruang musik untuk sekedar memainkan beberapa lagu karena ia harus menunggu Katy selesai ekskul.

Tadi pagi Kate berangkat ke sekolah dengan menumpang mobil Katy dikarenakan ban mobil Kate kempes.

Kate melirik jam ditangan kanannya, jam 4 sore. Kate mendengus. "Lama banget sih bocah," Lalu ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke luar ruang musik.

Ia berjalan melewati koridor yang sepi tanpa adanya satu manusia pun Kate merogoh HP nya dan mengetik sebuah pesan ke kakaknya.

To: Sassy Queen

Heh lama banget sih lo selesai nya? Pantat gue udah bengkak kek Kim Kardashian nih!

Send!

Semenit kemudian, tak ada jawaban. Mungkin Katy masih sibuk dengan pom-pom nya.

Kate menatap layar HP nya, tak ada sms dari orang misterius itu lagi karena ia sudah mengganti nomor HP nya dengan yang baru secepat mungkin. Karena ia tak mau mengambil resiko jika orang itu adalah psikopat.

"Kate!" Seru seseorang di telinganya.

"PANTAT KIM KARDASHIAN!!" Pekik Kate refleks.

Kate menatap dengan geram orang yang sudah mengagetkannya. Terlihat seorang cowok yang sedang memakai baju basket sekolah dengan rambut yang basah karena keringat.

"Anjir Fasya bisa gak sih lo gausah ngagetin gue?!!" Omel Kate kesal.

"Sorry sorry, tolong balikin ini ke UKS dong Kate yang cantik nan baik berbudi pekerti luhur." Fasya menyodorkan kotak P3K yang berada di tangannya ke tangan Kate.

"Gue harus eskul lagi. Oh iya nanti lo pulang bareng gue. Katy yang nyuruh, jangan pulang duluan ya ntar diculik!" Lanjut Fasya sambil kembali masuk Kembali ke dalam lapangan indoor itu.

Sembari mendengus kasar, Kate melangkahkan kakinya ke arah UKS. 'pasti ada yang cidera' Gumam Kate sambil melirik kotak berwarna putih yang berada di tangannya.

PRANG!!!

Mendengar suara itu Kate tersentak kaget sampai ia dengan tak sadar menjatuhkan kotak P3K itu ke lantai. Dengan segera Kate memunguti semua isi dari kotak itu yang sekarang berceceran di lantai dan menaruhnya kembali ke tempat semula.

BUG! BUG!

Kate mengerutkan kening ketika mendengar suara tersebut. Suara itu berasal dari ruangan tepat di sebelahnya. Kate mendongakkan kepala melihat sebuah tulisan yang berada di puncak pintu berwarna coklat tepat di sebelahnya saat ini.

RUANG GANTI

Begitulah tulisan yang bisa Kate lihat saat ini. Kate bangkit dari posisi jongkoknya dan melihat sebuah tanda yang membuat hatinya mencelos. Ruangan yang berada di hadapannya saat ini adalah ruang ganti pria.

BUG! BUG! BUG!

Sial suara pukulan itu kembali terdengar bahkan sekarang lebih keras dari yang sebelumnya. Kate berniat untuk mengabaikannya dan pergi sejauh mungkin dari tempatnya berdiri saat ini. Tapi pikiran anehnya berkeliaran di dalam kepalanya. Jangan-jangan ada orang tak bersalah di dalam sana yang sedang di bully dan membutuhkan bantuan Kate sekarang juga. Atau ada psikopat?

'Astaga tidak ada psikopat di sekolahan Kate.' Ujarnya dalam hati.

BUG! BUG! PRANG!

Sialan. Oke, buka pintu terus teriak. Sip! Kate mengangguk mantap diiringi tangannya yang terulur untuk membuka knop pintu. Ia mengambil aba-aba untuk teriak berbarengan dengan didorongnya pintu berwarna coklat itu. Pintu itu terbuka. Dan

"AAaaa—" Teriakan Kate melemah saat melihat seseorang dengan tangan berdarah di hadapannya.

"S-Sergio?"

!@#$%^&*()_+

"Bro lo yakin masih mau latihan?" Tanya Jean sambil menepuk pundak kerabatnya yang sedang men-drible bola basket di hadapannya.

"Ya." Jawab Matteo singkat.

"Tapi lo abis di gebok bogem Mat!" Protes Jean.

Matteo mengabaikan ucapan Jean dan berlari sambil men-dribble bola basket ke arah ring dan langsung melakukan lay up. Bola basket tak mendarat dengan sempurna di ring. Bukannya masuk dan mencetak score, bola itu malah memantul ke arah sebaliknya.

Matteo berlari mengejar bola itu dan kembali men-drible ke arah ring. Rasa nyeri di pipi Matteo membuatnya memikirkan tentang apa yang baru saja di lakukan sahabatnya beberapa saat lalu.

Matteo tak habis pikir apa maksud sahabatnya yang tiba-tiba datang dengan rahang yang mengeras dan langsung meluncurkan sebuah bogem ke arah pipi dan rahangnya. Bahkan Matteo tak mengerti apa yang sudah terjadi diantara dia dan Sergio.

Bola kembali memantul ke luar saat Matteo melemparkannya ke arah ring. Matteo kembali mencoba dan mencoba tetapi tak ada satu lemparan yang berhasil masuk.

"Sialan!!" Geram Matteo frustasi sambil melempar bola basket ke arah lantai dengan keras dan membuat bola tersebut memantul tinggi ke atas. Dengan amarah yang membara Matteo merampas tas nya yang berada di kursi penonton dengan kasar dan langsung keluar lapangan sambil membanting pintu.

!@#$%^&*()_+

Serpihan kaca dan bercak darah berceceran dimana-mana. Begitu juga darah yang mengalir dari tangan Sergio. Tembok yang berada di sebelah Kate pun penuh dengan jeplakan kepalan tangan Sergio yang penuh dengan darah. Tempat ini lebih tepat disebut kapal pecah daripada sebuah ruang ganti. Kate bertanya-tanya siapa yang akan membersihkannya besok.

Kate meletakkan perban, obat merah, dan plester kembali ke dalam kotak P3K. Dan menaruh tangan Sergio yang tadinya berada di atas pahanya ke atas permukaan kayu dingin yang saat ini mereka duduki dengan sangat hati-hati.

Hening

Tak ada suara apapun yang mengisi kesunyian di antara mereka. Kate meraih kotak P3K yang berada di samping kanannya dan beranjak berdiri dari duduknya. "Umm gue harus balikin ini, jangan nonjok tembok lagi ya." Ucap Kate seraya melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar lalu menepuk kepalanya pelan. 'Kenapa gue ngomong begitu?! anjir bego banget gue' Rutuk Kate.

"Kate,"

Mendengar suara serak itu memanggil namanya, Kate pun menghentikan langkah kakinya dan berbalik ke arah orang yang memanggilnya tadi. "Iya?" Jawab Kate sambil menatap punggung yang sedang membungkuk di hadapannya.

"Apa salah kalo gue sayang banget sama orang yang bahkan gak sayang sama sekali sama gue?" Tanya Sergio tanpa perlu menatap Kate.

Mendengar hal itu Kate terpaku di tempat.

Apa yang dimaksud Sergio? Siapa orang yang dimaksud olehnya? Dan sebenarnya Kate bertanya-tanya mengapa dia menjadi kacau dan menghancurkan ruang ganti? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang sedang melayang-layang di kepalanya. "Mmm..." Gumam Kate yang masih berdiri tegak beberapa meter di belakang sergio. "Gak salah sih."

"Apa lo pernah ngerasain?" Tanya Sergio parau.

'Sekarang ini, bahkan sama lo.'

"Pernah," Jawab Kate. "Untuk waktu yang lama pula."

"Apa rasanya?" Tanya Sergio lagi.

'Jangan ditanya.' Batin kate

Kate memberanikan diri untuk melangkah mendekat ke arah Sergio. Mungkin ia sedang butuh seseorang untuk menemaninya saat ini. Kalau tidak ia pasti sudah menyuruh Kate pergi sedari tadi.

Kate duduk tepat di sebelah Sergio, tetapi menghadap ke arah yang berlawanan dengan Sergio. Kate melirik Sergio yang sedang menunduk menatap sepatunya yang kotor.

"Ketika sayang sama orang yang gak sayang sama kita emang gak gampang. Rasanya pasti sakit. Sakit banget. Apalagi ngeliat dia bahagia sama orang lain. Ngeliat dia bisa ketawa bareng walaupun bukan sama kita. Pasti dalem hati, lo bakal bilang 'that should be me' Tapi namanya juga sayang, gue cuma bisa liat dia bahagia sama orang yang dia sayang dari kejauhan dan bilang, 'I'm okay' Walaupun sebenernya hati ini remuk banget. Dan rasanya kayak pengen pergi ke hutan dan teriak sekenceng kencengnya, pasrah sama hidup dan tinggal nunggu serigala muncul dan hap! Terus gue nya ngek."

Terdengar suara kekehan dari arah Sergio. Seakan tidak percaya dengan pendengarannya sendiri, Kate menoleh ke arah Sergio duduk. Dan benar saja cowok itu sedang tersenyum sambil terus menatap sepatunya. Dan tanpa sadar Kate pun ikut tersenyum melihatnya. Tetapi senyuman di wajah menawan cowok itu tak berlangsung lama, Sergio kembali ke wajah semulanya, yang tak disukai Kate.

"Kalo lo tau dia gak sayang sama lo, kenapa lo masih aja sayang sama dia?"

"Otak gue bilang berhenti buat sayang sama dia, tapi hati gue berkata sebaliknya." Jawab Kate mantap.

"Gak adil" Gumam Sergio.

"Emang gak adil, tapi mau gimana lagi. Kita gabisa memaksakan kehendak orang yang kita sayang untuk bahagia bersama orang yang mereka sayang. Mungkin tuhan punya rencana tersendiri untuk kita, agar kita bisa bahagia... pada waktunya nanti" Jelas Kate.

Mata lelah Sergio menatap Kate yang sedang memperhatikannya. Dia menarik sudut bibirnya ke atas, membentuk sebuah senyum menawan yang bisa membuat Kate tergila-gila padanya. "Lo cocok jadi qouters, kayak Mario Teguh" Sergio terkekeh.

Mendengar hal itu, tanpa sadar Kate pun ikut terkekeh. "Super sekali." Ucap Kate.

Sergio tertawa mendengar Kate mengatakan hal itu. Dan mereka pun tertawa bersama untuk waktu yang cukup lama.

Kate merasa ada banyak sekali kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Melihat Sergio tertawa di hadapannya dan mengingat bahwa faktanya Kate lah yang membuat manusia dingin itu tertawa.

Benar-benar hari yang indah untuk Kate bisa berada sedekat ini dengan cowok idamannya. Dan Kate merasa bangga pada dirinya sendiri karena ia bisa membuat Sergio kembali ceria di saat ia sedih. Tetapi ada sesuatu yang mengganjal di hati Kate.

'Apa yang membuat dia jadi begini?'

******

HAI!!!!
Berapa lama nih ga apdet apdet? Biasa lah Maudi Ayunda banyak job. Tapi alhamdulillah kita bisa apdet sekarang. Btw demen dah gue ngeliat komen komen di part sebelumnya, terharu :'). Sering sering komen gitu ya biar kita semangat ngerjain ni cerita oke? Oke.

Jangan lupa vote sama komennya yaaa alasyuu
Ps. Kevin di mulmed

Continue Reading

You'll Also Like

5.3M 357K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

404K 19.5K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
647K 43.9K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
487K 25.5K 36
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...