-AFTER RAIN-

By andinienggar

41.1K 1.7K 50

{(COMPLETED}) Pasti di antara kalian ada yang suka hujan. Yah pasti banyak. Hujan itu indah. Ketika menikmat... More

Sekolah Baru
Teman Baru
jawaban masalalu yang terungkap
Mobil Sport metalik
Jus alpukat
Karena Matematika wajib
Meet again
secangkir kopi hitam
x²-5x+4 = jadian yuk?
Dia kembali (again?)
cooking
one day full with most wanted ( Aldo)
Melatiku kembali
dua pangeran berkuda putih
malam penerbitan (part 1)
malam penerbitan (part 2)
three hopes (Lian)
Hukuman yang mengesankan
Lian tidak membenci hujan (lagi)
pertama dan terakhir (part 1)
pertama dan terakhir (part 2)
pertemuan yang tak di sangka
Gubuk Impian
penculikan paling indah (part 1)
penculikan paling indah (part 2)
Danau Pelangi
Pengakuan sebenarnya
not me
but she
kebenaran perasaan
kepergian (lagi)
penghindaran
penjelasan dan kejelasan
with you
Update Instagram ( Rano)
Surprise for you
bertemu lagi
Menghilang
dua hati satu cinta
terulang kembali
pernyataan dan kepergian
Kotak merah dan pesan singkat
Dear Desky
After Rain .. (end)
Extra part
PENTING!

Lapangan Basket

1.5K 67 0
By andinienggar

Pagi yang cerah. Secerah senyuman Lian. Pagi ini dirinya tampak bersemangat. Genap seminggu  ia bersekolah di SMA gempita 1. Lian mulai mengenal teman-teman sekelasnya. Walaupun tidak semua. Ada beberapa yang dekat dengan Lian. Setidaknya ada. Itu yang di katakan Lian dalam hatinya.

Kebetulan kelas Lian sedang ada jam kosong selama 3 jam, pas pelajaran matematika peminatan lagi. Serasa hidup banyak rasa deh kalo matematika jam kosong. Kayak good day.

"Heh! Bengong aja neng?" Nadin duduk di samping bangku Lian.

"Iya nih ngelangut nih" Lian menjawab dengan malas, tangannya bertopang dagu di atas mejanya.

"Heh! Lagi pade ngerumpi ye?" tiba-tiba Anya sudah ada di hadapan Lian dan Nadin.

"Enak aje, emang nya elo? Biang rumpi?" cibir Lian

" yee, miror dong!?" sempot Anya

"Husss hussss! Berantem aja kaya kucing sama tikus" Nadin melerai kedua temannya dekatnya itu

"Iya, gue kucingnya Lian tikusnya?" Anya tersenyum jahil ke arah Lian

"Iya, gue tikus rumahan, elo kucing gotnya" semprot Lian tak mau kalah

"Loh udah dong ceman ceman berantemnya, gak malu sama umur?" Nadin berusaha menjadi penengah

"Gak!!!" sontak Lian dan Anya menjawab kompak

"Iya deh, gue kalah, serah lo bedua deh mau ngapain" Nadin pasrah dengan dua singa afrika ini.

"Udah ah, gue mau ke kantin dulu, biasa apel pak encus sama si Rafia ( pak Encus adalah penjaga kantin yang sering di kerjain sama Anya dan Rafia adalah kucing putih milik pak Encus) elo bedua ikut kaga?" Anya menawarkan, menatap Lian dan Nadin bergatian.

"Gue ikut, lagian cacing di perut gue udah konser rock and roll nih"

"Oh iya, siapa tau gue di kantin ketemu sama most wanted di sekolah kita? Siapa lagi kalo bukan Rano si cowok cool itu" muka Anya berubah jadi muka mupeng

"Gue kaga ah, mager" Lian menjawab dengan males malesan.

Lian sebenernya pengen mutah di tempat pas Anya ngomong Rano adalah cowok cool di sekolah. Iya itu bagi Lian doang. Tapi bagi hampir satu sekolahan Rano adalah cowok idola. Gimana enggak? Udah kece, cool, manis, tinggi, kapten basket lagi? ( baper kan jadinya)

"Iya gue tau, kerjaan lo kan kalo gak mager ya baper" Celutuk Nadin di barengi cekikikan Anya.

"Awas lo ya! Liat lo bedua, pulang-pulang ban lo gak genep!?" Lian memelototi Anya dan Nadin

"Iya gak genep" semprot Nadin

"Tapi ganjil, jadi tiga deh tu ban" tambah Anya

"Awas ya lo nyettt!!!"

"KABURRRRRRR!!!!!!!" Anya dan Nadin lari terbirit-birit takut singa Afrika alias Lian ngejar mereka.

Lian menarik nafas panjang.

"Pfffftttt untung gue gak lagi PMS, coba aja kalo iya, udah gue makan gue cabik-cabik gue cakar-cakar dan gue potong jadi dadu kecil" gerutu ngomel-ngomel gak jelas.

"dari pada gue di sini kaya orang ilang, lontang lantung gak jelas, mending gue basket aja ah"

Kebetulan Lian membawa bola basket.Diambilnya bola basket di bawah kursinya, lalu bergegas menuju lapangan basket yang berjarak beberapa meter dari kelasnya.

☔☔☔

Sudah hampir setengah jam Lian berada di lapangan basket. Tetapi tampaknya Lian masih ingin bergelut dengan tiang ring setinggi 3,5 meter ini. Basket memang hobinya dari dulu.
Lian mendribrell bolanya, melakukan lompatan kecil di sisi tepi kanan ring dengan jarak 2 meter, dan ....

"Anjirr!!! Brengsek!! Hampir aja masuk" Lian ngedumel sendiri.

Lian tidak putus asa. Di ambilnya bola basket itu. Kini ia mencoba memasukkan bola itu kembali. Di dribble nya bola basket itu, tangannya senada mengikuti ayunan dribble bola. Ia memfokuskan pandangannya ke satu titik, yaitu ring. Dan setelah yakin ia melompat, dannn ...

"HOPPP" bola masuk dengan mulus dan sempurna.

"Marvelous!!! 3 point girl!" tiba-tiba suara Berat itu memenuhi lapangan basket in door, di ikuti dengan tepuk tangan.

"Sejak kapan lo di sini?" Lian Kaget bukan kepalang dengan seorang cowok yang ada di depannya sekarang.

"Emm, sejak elo ada di sini" Cowok itu menjawab dengan santai.

"Loh, elo ngikutin gue ya?"

"Jangan ge-er deh, gue emang dari tadi udah ada di sini duluan. Cuma elonya aja gak liat kalo gue ada di pojokan sana. Pas gue liat elo ada di sini, ya udah deh gue pantengin aja, lumayan deh buat vitamin A" senyum jail kini tersungging di bibir cowok itu.

"Plaakkkkk!" tanpa menjawab sepatah kata pun, Lian sukses mendaratkan tangannya di pipi cowok itu dengan mulus.

"Loh kok gue di tampar? Ada yang salah dari omongan gue?" cowok itu mengelus elus pipinya yang kini memerah

"Pikir sendiri! Punya otak kan lo?" Kata Lian ketus

"Kok judes banget sih?"

"Suka suka gue, hidup hidup gue, yang judes juga gue, kenapa elo yang protes?" Kini nada bicara Lian sedikit meninggi, dia memandang cowok itu lekat-lekat.

"Karna elo cantik kalo senyum, tapi kalo judes kaya nenek lampir" kata cowok itu tulus.

"Gombal! Gak ngaruh yang kaya gituan buat gue!!" Kini emosi Lian semakin memuncak.

"Gue mau ngajak elo taruhan" tiba-tiba cowok itu berubah ekspresi menjadi ekspresi serius.

"Taruhan apaan?" Lian menjawab masih dengan nada ketus.

"Kita tanding basket sekarang, one on one. Kalo gue menang, elo harus nurutin apapun kemauan gue selama satu bulan ke depan. Tapi kalo gue kalah, gue bakal pergi dari kehidupan elo, kalo perlu gue pindah sekolah. Gimana? Mau?"

Kini muka Lian berubah drastis. Mukanya tampak berpikir keras, mencoba mencari penyelesaian akan menerima tawaran itu atau tidak.

'Kalo gue nerima, gue bisa juga kalah? Dia kan kapten basket? Ya pasti dia jago dong maennya? nanti gue harus nurutin kemauan dia dalam waktu satu bulan? Satu bulan loh? Bayangin li? Gue aja ketemu ni cowok setengah jam aja empet, apalagi satu bulan? Bisa-bisa mati di tempat deh gue. Tapi kalo gue gak nrima tawaran dia, harga diri gue turun dong? Gengsi. Entar gue di kira gak gentel girl ( kan cewek, jadi gentel girl . hehehe) . ' Lian terlibat konflik dengan dirinya sendiri.

"Halo?? Kok malah bengong? Mau nggak?" cowok itu melambai lambaikan tangannya 5 cm di depan mata Lian.

"Oke!! Siapa takut!"

Kini mereka berdua sudah berada di area kandang macan. Lian menatap sengit cowok itu, tetapi justru cowok itu membalas tatapan Lian dengan tatapan santai dan sok cool. Kini bola di pegang kendali oleh Lian, baru ingin mendribble, bola basket sudah berpindah tangan ke cowok tadi. Cowok tadi gesit menghindari Lian yang mengahalanginya, ia mendribble bola itu, melompat dan ..

"HOPP" bola itu masuk dengan mulus

"3 point" teriak cowok itu santai.

Sudah satu jam mereka bermain basket, namun Lian masih saja ketinggalan point. Dan sekarang Lian ketinggal 3 point.

Bola kini di pegang kendali oleh cowok itu, tapi tidak lama kemudian bola itu sudah di sambar oleh Lian. Dia sempat berpikir, kenapa cowok ini membiarkan dirinya merebut bola dari tangannya dengan mudah. Apa itu di sengaja? Lian tidak mau berpikir jauh tentang itu, ia mendribble bolanya dari garis putih, melompat dan ....

"Aduhhh!! Sakitt" Lian jatuh terduduk tepat 1,5 meter di depan tiang ring, kakinya keseleo. Baru saja ia meratapi kakinya, tiba-tiba bola yang tadi ia lemparkan mengenai kepalanya.

"Adauu!! Sakit" dua kali sudah ia merasakan kesialan pada hari ini. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Cowok di depan Lian yang melihat kejadian itu langsung tanggap menghampiri. Tanpa basa basi, cowok itu langsung menggendongnya.

"Apa apaaan sih lo??!! Turunin gue gak!? Gue masih bisa jalan sendiri!?" Lian mencak mencak di gendongan cowok itu.

"Diem bawel" Cowok itu membawa Lian ke tepian lapangan basket. Di dudukkannya Lian di bangku panjang.

Cowok itu mengambil kotak P3K di dekat bangku, lalu duduk di samping Lian. Menaruh kaki Lian yang keseleo di pangkuannya. Di lepasnya sepatu Lian. Tampak ada luka lecet di kaki Lian. Cowok itu mengobati Lian dengan penuh kehati-hatian. Sambil mengobati, Cowok itu mengurut kaki Lian yang keseleo.

"Au! Pelan-pelan bego" Lian merintih kesakitan.

"Ini juga udah pelan-pelan. Tuh dah selesai ngobatinnya. Lain kali kalo mau basket pake sepatu khusus basket, biar gak lecet sama keseleo"

"Iya, makasih" Lian memakai sepatunya kembali.

"Apa lo bilang tadi?"

"Makasih" Lian mengulangi perkataannya tadi dengan nada ketus

"Elo kelas miia 2 kan?" Cowok itu menatap Lian tajam

"Dan elo yang waktu itu sok kenal sok deket, nawarin gue tumpangan payung itu kan?"

"Lagian elonya juga mau?"

"TERPAKSA" ucap Lian dengan tegas

"Nama lo siapa?"

"Gilianca Kalisa Desky. Panggil aja gue Lian" Kini Lian menjawab dengan nada normalnya.

"Nama yang bagus. Gue Rano"

"Udah tau" kata Lian datar

"Oh, sefamous itu kah gue? Sampe-sampe gue belum kenalan dan elo udah tau nama gue? Ya maklum lah, gue kan most wanted" kata Rano dengan nada kepedean abis

"Gak usah ge-er deh, pede bgt!" kata Lian ketus

Kini Rano tidak membalas cibiran Lian, malah ia semakin mendekatkan wajahnya ke arah wajah Lian, mempersempit jarak keduanya. Dan semakin dekat, dan... Sesuatu itupun terjadi juga. Bibir Rano dan bibir Lian berhasil bersentuhan. Rano mencium bibir Lian dengan lembut. Lian sontak kaget dengan tindakan Rano yang dadakan itu. Seketika Lian melepas ciuman itu secara sepihak dan ..

"Plakkkkk" dua kali sudah tangan Lian mendarat di wajah Rano

"Loh? Kenapa?"

"Kenapa? Dasar bangsat! Asal nyosor aja!? Lo kira gue ini apaan?" Lian meninggikan nadanya

"Emang gue bebek apa?" Rano menjawab dengan santai

"Kenyataannya emang gitu!!!" Lian ketus sekali, nampak nada kesal terlihat di wajahnya.

"Elo gak lupa kan taruhan kita?"

"Iya gue inget. Dan gue bukan tipe orang yang melanggar janji gue sendiri" semprot Lian.

"Elo kalah 3 point dari gue, jadi elo harus nurutin permintaan gue selama satu bulan"

"Tapi ini gak adil, harusnya kalo aja gue tadi gak jatuh, pasti gue udah menang ngelawan elo!" kata Lian sambil menunjuk muka Rano

"Itu resiko elo. Takdir elo emang di pertemukan sama gue dan ada di hidup gue. Yang namanya takdir gak bisa lo sangkal nona"

"Brengsek!! Jadi apa mau lo? Gue gak mau ngelakuin kalo di luar batasan" kata Lian tegas

"Terserah gue, kan sesuai kesepakatan. APAPUN" Rano menekankan pada kata apapun

Pfffttttt, brengsek! Gue kalah satu langkah dari dia. Oke sabar Lian. Turuti aja maunya si bangsat ini .

"Oke, apa mau elo?"

"Nanti gue kasih tau elo lewat line" tanpa menunggu Lian menjawab, Rano sudah berlalu meninggalkan Lian yang tengah duduk terbengong sendirian.

"Brengsek tu cowok! Masak ninggalin gue dalam keadaan keseleo kaya gini? Gak tanggung jawab!!" omel Lian

Lian mengambil ponsel di dalam sakunya. Matanya nanar mencari nomor yang akan di tuju. Nah dapet. Lian memencet icon telpon berwarna hijau. Bangyan is connectingg .. Itu yang tertera di layar handphone Lian. Beberapa saat kemudian ..

"Hallo?" suara orang dari seberang

"Jemput gue dong sekarang, genting nih" kata Lian dengan nada kesal

"Apaan? Lo lagi di atas genting? Wah mau ngapain lo? Mau bunuh diri ya lo?" Vian mulai ngaco di sebrang sana

"Heh! Kakak bego! Gue bilang ini gue baru dalam keadaan genting, maksudnya dalam keadaan terdesak dan gawat, bukannya gue lagi di atas genting! Ah pe'a" kata Lian ngomel-ngomelin kakaknya di telpon

"Oh gitu" nada Vian terlihat santai

"Kok O? Gue gak butuh jawaban O dari elo! Tapi gue butuh jemputan elo! " kini nada Lian sedikit meninggi. Astagfirullah! Gue punya kakak bego banget sih!

" Lo kan bawa motor? Ngapain minta jemput?" suara Vian dari seberang

"Bawel ah, buruan ada insiden nih, kaki gue keseleo, buruan! Gak pake lama!!" Lian langsung mematikan handphonenya. ia menunggu di lapangan basket itu. Karena kalo buat jalan ke depan gerbang gak mungkin bisa.

☔☔☔

Lian membuka handphonenya. Ada notif BBM dari kakaknya

Bangyan : lo di mana dek?

Gilianca : gue ada di lapangan basket, mobil parkir situ aja, elo masuk gih lewat gerbang belakang

Bangyan : emang gak di kunci?

Gilianca : kaga, buruan, masuk aja, gue ada di lapangan basket, lapangan basketnya di deket laboratorium Bahasa. Ada papan namanya kok.

Bangyan : otewe dek :*

Ketika Lian sedang melihat sekitar lapangan, tiba-tiba muncul Vian di depan pintu dan berlari lari kecil ke arah Lian.

"What wrong dear?" Vian memperhatikan Lian penuh selidik

"Nothing. Tadi cuma keseleo sama kakinya lecet dikit doang pas basket"

"Makanya kalo maen basket itu pake sepatu basket biar gak lecet plus keseleo, kan udah pernah mas bilangin kan?" Vian memapah Lian, berjalan menuju mobilnya.

Di dalam mobil, Lian masih memikirkan satu hal, entah kenapa ia merasakan de javu, pada kalimat yang di ucapkan kakaknya yang " makanya kalo maen basket itu pake sepatu basket biar gak lecet plus keseleo" . yah Lian baru ingat kalo kata-kata itu juga yang di ucapkan Rano kepadanya ketika Rano mengobatinya..

'Bener bener de javu' Batin Lian dalam hati.

☔☔☔

Lian tengah mengutak atik Handphonenya. Jari jari tangan Lian sibuk menari-nari di atas layar handphone. Lian tertarik membuka grup line, yang sebenernya isi grup itu cuma ada Anya, Nadin, Lian, sama Katrin.

Gilianca Desky : alllooo anak-anak baperr 😂

Nadinda Salsabela : elo aja kali nyet yang baper, gue mah kaga😜

Anyatama Destina : ceyius nih qaqa Nadin kaga baper? 😜

Nadinda Salsabela : sory nyet, gue mah emang baper, tapi gue gak sebaper Lian 😂😁

Gilianca Desky : eh monyet! Mulut lo bisa di jaga gak!? Ngaca dong! Elo kan juga baperan? 😌

Nadinda Salsabela : itu juga ge gara gue ketularan virus baperan lo yang mematikan

Katrina Disyana : syudah ceman ceman! Dari pada kita ribut mending kita dangdutan!

Nadinda Salsabela : Tarikk bang!!! Ha e ha e ha e hokya! Hokya! Hokya!

Gilianca Desky : kayaknya Nadin kumat deh? Buktinya dia teler kaya gitu

Anyatama destina : ketebak, di rumah pasti jingkrak jingkrak di kasur kaya orang gila tuh

Anyatama Destina : paling juga habis nyabu tu anak

Nadin salsabela : kok lo tau sih an kalo gue baru aja nyapu?

Anyatama destina : tau dong, apa sih yang gak gue tau dari elo? (Huekk mutah gue ngomong kek gitu)

Nadin salsabela : ihhhh gemes dech gue 😍

Gilianca Desky : lo kok tiba-tiba jadi alay gini sih nad? Ih jibang deh 🙊

Anyatama destina : Katrin mana katrin mana di maaannaaaa di manaaaaaaaaaaaaa

Nadin salsabela : gue alay gini juga ketularan elo nyet

Gilianca salsabela : ah! Elo mah apa-apa gue? Salah dedeq apa bang? Kok abang jahat sama dedeq?

Anyatama Destina : dedeq kaga kuat bangggg

Anyatama Destina : Katrinnnn mana katrin manaaa di manaaaaaaaa di manaaaaaaa

Gilianca desky : di jonggolll!!!

Nadinda Salsabela : ohh begituu?

Gilianca desky : Lalu??

Katrina Disyana : apaan kunyuk kunyukku sayang!!? Pada nyariin gue yak??

anyatama destina : kaga!? Gue cari upil noh di idung sapi!

Katrina disyana : emang sapi punya upil?

Anyatama destina : ya mana gue tau? Emang gue pakar upilnya sapi? Tanya aja noh sama Lian, gue juga dari dia

Gilianca Desky : eh monyet! Kok jadi apa-apa gue sih!? Gue gak pernah bilang kalo sapi ada upilnya!

Nadinda destina : heh heh! Kok malah pada bahas upil sapi sih?

Gilianca Desky : tau tuhh!!!

Nadinda salsabela : nah noh, Lian marah!

Gilianca Desky left the grup

"Sial!! Baru aja handphone di benerin, udah eror aja! Maen pencet pencet sendiri! Ah handphone bego!" Lian melemparkan handphonenya ke tempat tidur sembarang arah.

Ia menghempaskan dirinya di tempat tidur. Matanya menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa susunan kayu-kayu jati yang tertata rapi. Tiba-tiba dirinya teringat dengan Rano. Yah Rano. Lian baru ingat kalo cowok brengsek itu mau ngeline dia buat ngabarin apa yang harus di lakukannya untuk Rano selama satu bulan, akibat Lian kalah dalam pertaruhan permainan basket.

Dddrrrtttt drrtttt ....

Handphone Lian bergetar, itu notif dari Linenya. Di buka Line itu. "From Hirano" itulah yang tertera di layar handphone Lian. Matanya terbelalak, kaget dengan apa yang di lihatnya.

'Buset nih anak baru di omongin langsung nongol aja. Panjang umur berati. Eh tapi nih kunyuk dapet ID line gue dari mana ya? Ah bodo!Lian lagi-lagi terlibat konflik dengan dirinya sendiri.

Hirano : haii Desky!

Gilianca Desky : paan?

Hirano : kok cuek gitu?

Gilianca Desky : bodo!

Hirano : elo mah gitu, jangan gitu dong

Gilianca Desky : gak usah basa basi! Gak usah sok manja! Langsung to the point aja! Jadi apa mau lo?

Hirano : pacaran sama elo 😜

Gilianca Desky : pacaran aja noh sama kambing! Gue mah ogah! Kalo lo gak to the point, gue gak mau bales line dari lo!

Hirano : iya deh enggak-enggak

Gilianca desky : jangan di ulangin, atau gue gak bakal bales

Hirano : iya deh janji ✌

Gilianca Desky : apa yang harus gue lakuin buat lo ?

Hirano : emmmmm ....

Gilianca Desky : buruan nyet! Lama!

Hirano : entar! Gue juga baru mikir kali

Gilianca Desky : cepet!!!

Hirano : emm, gini aja deh, sebagai permulaan yang gampang dulu aja. Mulai besok sampe satu bulan ke depan elo berangkat sekolah sama gue, pulang sama gue. Gue jemput. Dan elo harus ikut kemana pun kapan pun, dan semua kemauan gue. Termasuk kalo gue ke kamar mandi lo harus ikut

Gilianca Desky : heh! Lo tu mesum banget sih! Gak mau gue ikut lo ke kamar mandi! Jijik banget sih lo!!

Hirano : hahahah, canda kali! Ya gak mungkin lah elo ngikut gue ke kamar mandi. Tapi kalo lo mau, ya gue siap aja sih.

Gilianca Desky : ogahhh!!!

Hirano : gimana? Lo mau?

Gilianca Desky : yang mana?

Hirano : yang gue jemput tadi lah! Masak yang di kamar mandi?

Gilianca Desky : oh, emm oke! Gue udah terlanjur janji. Jadi gue harus nepatin

Hirano : gitu dong. Sampe ketemu besok Desky. Good night. Have nice dream 😘

Gilianca Desky : hm

"Buset nih cowok banyak maunya banget! Kalo bukan ge gara gue kalah taruhan, gue gak bakal mau tuh ketemu dia, harus nurutin permintaan dia. Empet gue liat dia." Lian uring uringan gak jelas

☔☔☔

Maafin saya kalo ceritanya gak sesuai harapan, saya baru belajar nulis 😊

Continue Reading

You'll Also Like

1K 208 61
⚠️ [Cerita tidak lengkap] ⚠️ Cerita ini telah di terbitkan di Penerbit Keraton Publisher. Jika berminat untuk menyentuh buku fisiknya bisa kirim pesa...
7.6K 1K 35
Pernah kah kamu merasa ada hal yang ganjil pada keluargamu sendiri? Bagaimana jika kamu diberitau pada keluargamu bahwa kamu, adik dan para sepupumu...
2.2M 80.8K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
1.9K 361 16
(Vote and comen yah) Gimanasih perasaan lo jika sebuah hubungan yang lo bangun selama ini tapi hanya lo yang berjuang mati-matian tapi tidak dengan d...