Reis [Re-write]

By mawaddah288

154K 5.8K 220

[[ Hutama Family-season 2 ]] Judulnya COME LATE tapi saya ganti menjadi Reis. Cerita ini sudah pernah d... More

2. I See You Again
4. Jyväskylä
6. Just A Friend To You
7. You Get Her
8. I Get Hurt
9. Angel of Me
10. Move On
11. I Did What You Do
12. Lucky
13. Spesial
14. Kebersamaan yang tak akan terulang
15. Sebelah Mata
16. My Prince
17. Heaven Sin
18. One Last Cry
19. Ex-bf
20. Nightmare
21. Already gone
22. Say Good Bye
23. Surprise
24. Back To Him
26. Accident
27. Divorce me, please.
28. My Son?
29. Ternyata
30. Ending
Secuil perkembangan Kelvin dan lain2

25. Best Mistake

4.7K 224 7
By mawaddah288

“Rin, kamu kenapa?” tanya Al saat melihat Irina memegang keningnya sejak tadi.

“Gapapa kok, cuma sedikit pusing. Hari ini kita balik ke rumahkan?” tanya Irina sambil mengangkat wajahnya.

“Besok aja ya? Soalnya di rumah ada tukang,” jawab Al,Irina mengerutkan dahinya. Al tidak pernah bilang kalau rumahnya akan direnovasi tapi seingatnya rumah masih dalam keadaan baik. “Gudang atas belum sempet aku selesaikan.”

Mereka kembali terdiam, namun Irina hanya memandang Al dalam diam. Menatap dengan serius setiap sudut wajah Al, entah kenapa ia menginginkan Al selalu disisinya, bukan karena bayinya namun hatinya yang sudah mencintai Al sejak dulu.

“Rin?” panggil Al dengan menatap Irina. “Besok ngedate yuk!”

Irina mengangkat sebelah alisnya bingung seakan kalimat yang keluar dari mulut Al adalah kalimat teraneh yang diucapkan. “Jalan maksudnya?”

Something like that.” Jawab Al dengan mengangkat kedua bahunya. Irina terdiam, bukan karena ia tak menemukan jawabannya namun ada yang aneh dari ajakan Al yang mendadak itu.

“Okey.” Jawab Irina menganggukan kepalanya, Al tersenyum manis melihat Irina.

Perjalanan mereka berakhir di rumah Luna setelah setengah hari tadi mereka habiskan dengan berwisata kuliner, Al hanya mengikuti keinginan Irina yang di luar pikirannya. Sebelum Al membukakan pintu rumah yang terlihat sepi, maklum sekarang masih sore dan yang pasti Mama dan Zhifa masih berkutat dengan barang diskon dan Papa serta Bara bekerja yang tersisa hanya si Bungsu yang menjaga rumah, ia menahan tangan Irina.

Can I call you Sayang or something like that?” tanya Al sebelum keluar dari mobil. Matanya menatap serius kemata Irina.

Yes, you can.” Jawab Irina dengan gugup.

“Can I kiss you?” kali ini langsung membuat Irina merona dan menundukan wajahnya, namun tanpa meminta jawaban Al langsung mendekatkan wajahnya dan mengecup pelan bibir Irina yang berwarna pink itu.

Irina berulangkali menghela napas akibat ciuman singkat itu, reaksi tubuhnya sungguh berbeda seakan ia ingin lebih dari sekedar ciuman itu namun ia harus bisa mencegahnya karena tak ingin merasa sakit. Begitu pula Al yang harus menahan diri akibat ciuman itu, dia sangat merindukan Irina namun ia tak ingin Irina pergi karena nafsunya yang tak tertahan.

Do you want me?” kata Irina pelan dan begitu serak dengan kepala menunduk, Al langsung menatap Irina dengan senyum senang, seharusnya Irina tidak perlu bertanya yang sebenarnya dia sudah tahu jawabannya.

Always!” balas Al dan tanpa menunggu lama ia langsung menarik Irina ke dalam rumah.

Edgar menaikkan sebelah alisnya saat melihat kakaknya dan Irina berjalan dengan terburu-buru, mengabaikannya seakan dirinya patung dewa yunani yang tampan. Namun Edgar paham dengan tingkah Irina yang malu-malu dan ia berkesimpulan akan terjadi tebar bunga di ranjang, begitu pula wajah mesum kakaknya yang tidak dapat ditutupi. Sebentar lagi dia akan punya keponakan ketiga, atau keempat? Tapi tunggu, ia melihat perubahan yang tak ia percaya pada tubuh Irina. Sebagai calon dokter ia paham dan tahu gimana keadaan Irina saat ini.

“Woy! Soft play, inget woy, nyebut jangan lupa.” Teriaknya saat Al menutup pintu kamar dengan kencang.

💔

Irina terbangun saat matahari menyinari wajahnya, dia menoleh ke samping yang sudah tidak ada penghuninya lalu ia duduk dengan bersandar di pinggir ranjang seraya menarik selimut. Masih hangat dalam ingatannya bagaimana percintaanya dengan Al semalam, begitu lembut dan memabukkan. Pipinya merona mengingat berapa banyak ia bermain bersama Al, ia menutup wajahnya yang panas. Ada sebuah kertas note yang tertempel di lampu tidur, di sana ada sebuah tulisan yang langsung Irina ambil.

___________________

Morning Lovely, Maaf aku ninggalin kamu duluan karena ada sesuatu yang harus aku lakukan. Sarapan sudah aku sediakan ya di meja, jangan lupa sarapan dan yang paling penting jangan lupa nanti malem kita ada kencan. I'll pick you up at seven o'clock.
___________________

Tulisan yang rapi itu membuat Irina tersenyum dan melirik meja yang tak jauh darinya, di sana sudah ada susu putih serta pancake yang sangat ia sukai telah tersedia. Tanpa menunggu lama, Irina langsung menyambar makanan tersebut dengan lahap.

Setelah membersihkan tubuhnya, Irina langsung keluar kamar yang terlihat sepi tidak seperti biasanya. Zhifa, Luna dan Edgar tak terlihat di ruang dapur yang biasa ramai dengan clotehan Mama Luna yang meneriaki Edgar. Melihat bagaimana rumah tanpa penghuni tak memiliki kehidupan, membuat Irina duduk di sofa sambil menyemilkan kue kering yang sengaja dibuat oleh Luna.

Ponselnya bergetar, sebuah pesan masuk dan tentu saja pengirimnya adalah suaminya. Suami? Sekarang ia kembali menyebut Al suami.

Alexander: Ke ruang baca, hurry up!

Tanpa menunggu lama Irina langsung menuju lantai dua, tempat di mana ruang baca keluarga berada. Terlihat sepi dan matanya tertuju pada satu kotak berwarna hitam yang berada di meja bundar di tengah ruangan itu. Kotak hitam yang bertuliskan brand terkenal kini berada di hadapan Irina, perlahan Irina membuka kotak tersebut dan matanya sunggu berbinar.

Sebuah gaun hitam yang cantik dengan panjang di atas dengkul serta stiletto berwarna senada terlampir di pinggir kotak tersebut dan ada pula kotak berukuran sedang yang kini membuat Irina menutup mulutnya, sebuah berlian berliontin berlian merah dengan bingkai sebuah peralatan masak.

Do you like it?” suara itu langsung membuat Irina membalikkan tubuhnya. Al berjalan dengan senyum terukir di wajahnya menuju Irina, ditatapnya tubuh Irina yang berada di hadapnnya dengan lembut.

“Aku suka, meskipun berlebihan.”

“Syukurlah kau suka. Lebih baik kamu segera bersiap, karena aku majukan acara kencan kita.” Kata Al dengan menyalipkan rambut Irina kebelakang telinga.

“Dasar bossy!” goda Irina sambil menyium pipi kanan Al dengan kilat dan menghilang sambil berlari.

💔

Irina memasuki mobil Al, biasanya Al akan membukakannya pintu namun kali ini suaminya itu langsung masuk. Dengan bibir mengerucut, ia membuka pintu mobil dengan kasar. Ia menatap Al dengan menggelengkan kepala, bunga mawar serta minuman alkohol berada di kursinya. Dengan segera ia masuk dan memangku benda tersebut, sedangkan Al hanya tersenyum simpul menatap Irina.

“Ini apa?” tanya Irina seraya menunjukan yellow card yang tadi menjadi petunjukanya ke hadapan Al.

Al menepuk jidatnya dengan pelan, Irina enggak ngerti apa yang dimaksudnya itu. “Satukan setiap kalimat acak itu.”

Irina terdiam seraya menatap kertas itu tanpa tahu maksud yang dibicarakann Al, hingga akhirnya Al mengambil tiga kartu itu dan disusunnya di atas paha Irina.

I.LOVE.YOU

Tiga kata, satu kalimat itu membuat Irina paham. Ia melirik Al yang menatapnya dengan penuh tanya.

I love you with so much of my heart that none is left to protest.” Al menatap Irina dengan serius, senyum simpul tercetak jelas di wajah Al. Tanpa sadar, Irina tersenyum membalasnya.

Al melajukan mobilnya menuju suatu tempat yang telah ia siapkan sejak lama. Keadaan mobil pun hening karena Irina bilang ingin memejamkan mata karena lelah, padahal Al tahu sejak tadi Irina tidak melakukan hal berat namun terlihat pucat. Tanpa berkomentar lagi Al lebih memilih fokus mengemudi, meskipun sesekali melirik Irina yang tertidur.

“Rin, kita sudah sampai.” Al menepuk pipi Irina pelan, perlahan Irina pun membuka matanya dan menyesuaikan pandangannya.

Irina mengikuti langkah Al ke dalam restoran, ia menggandeng tangan Al dengan sedikit jarak. Restoran yang bisa dibilang mewah itu terlihat sepi, mungkin karena bukan jam makan. Al memberikan buku menu pada Irina yang terlihat bingung.

“Kamu kenapa?” tanya Al bingung.

Mata Irina menatap ke sekeliling restoran itu, dahinya berkerut dengan kedua alis menyatu. “Kok aku ngerasa enggak asing sama konsep restoran ini ya?”

Restoran yang unik di dalam resort mewah menjadi nilai lebih, tempat ini mengambil tema tentang Frozen tapi tak hanya itu, beberapa karakter disney memenuhi restoran tersebut. Terlihat seperti tempat bermain, dan tak hanya itu, yang datang ke tempat ini tidak hanya anak kecil. Beberapa remaja juga datang untuk berfoto di stage yang tersedia, sungguh lucu.

“Aku lupa,” Al menepuk dahinya. Ia tersenyum mengikuti arah pandang Irina yang mengaggumi restoran. “ Restoran ini milikku dan aku buat untukmu.” ujarnya lalu menunjuk cover buku menu yang memiliki lima bentuk yang berbeda, dan yang berada di pegangannya adalah buku menu berbentuk Elsa Frozen.

Irina mengikuti arah jari Al yang menunjuk judul cover buku itu dan terkejut karena nama restoran itu adalah Rixela Resto atau disingkat seperti keinginannya dulu. “Kita lagi ada di resort milik Bara?”

Al mengangguk. “Iya, ini restoran yang dulu aku maksud.”

Irina ingat saat beberapa tahun yang lalu Al datang ke London dari Jakarta hanya untuk bertanya nama apa yang menurutnya bagus dan ternyata untuk nama restorannya. Ia tersenyum begitu tulus kepada Al, salah satu impiannya diwujudkan oleh suaminya.

💝💝

“Hujannya lebat, yakin mau pulang?” tanya Irina setelah menyelesaikan serangkaian ngedate seperti makan malam, berbelanja lalu foto box seperti jaman dulu. Namun ketika keluar, derasnya hujan serta angin yang kencang begitu mengkhawatirkan.

“Terserah kamu aja, asal kamu enggak pergi lagi.” Ujar Al dengan cengiran, Irina langsung memukul lengan Al. “Tapi lebih baik kita menginap di sini.” Al mengelus wajah Irina dengan lembut dan menatap mata birunya.

“Terserah kamu aja Al.” Jawab Irina dengan santai, ia sudah merasa tubuhnya tak bisa lagi bergerak banyak, ingin cepat-cepat tidur atau berendam di air hangat.

Mereka berjalan menuju meja reservasi, Irina memijat keningnya dengan pelan. Kepalanya sakit luar biasa, kaki dan tangannya sudah terasa dingin. Tak beberapa lama kemudian ada seorang pelayan datang menghampirinya seraya membawa sekotak bunga penuh warna dan diberikannya kepada Irina dengan senyuman.

“Ini untuk Ibu Irina Hutama.” Sebuket bunga itu kini berpindah ke tangan Irina yang menatap penjaga keamanan yang pergi tanpa banyak kata.

Al langsung menarik pinggang Irina untuk mendekat dengan dirinya, langkahnya menuju kamar yang sebenarnya sudah ia pesan dan pertanyaan bersama petugas reservasi tadi hanya basa-basi. Datang lagi seorang kurier membawa boneka besar dan bunga mawar putih yang melingkari mawar merah dengan memakai trolly besar.

Lagi-lagi untuk Irina dan sudah menatap Al curiga, dia kembali membawa barang-barang tersebut hingga menjadi perhatian pengunjung resort. Melihat Irina kesusahan akhirnya Al membantu Irina membawakan bunga, dan tersenyum. Pintu kamar pun telah dekat membuat Al berjalan lebih dulu dibandingkan Irina.

Irina terkejut saat Al membukakan pintu kamar yang kini begitu cantik, kumpulan kelopak bunga mawar menjadi alas kakinya dan jalur untuk masuk kedalam. Dua pilar yang ada di kanan dan kiri berisi bunga mawar membuatnya tersenyum, tak lupa sebuket bunga mawar pula berada di ujung jalan. Al mengikuti langkah Irina yang pelan seraya melepas sepatunya, dia melihat Irina telah berada diujung bersama sekumpulan berbagai bunga yang mengelilinginya.

“Ini buatan kamu?” tanya Irina dengan wajah terlihat bahagia.

“Begitulah,”Al mengangkat kedua bahunya dengan santai. “Suka?”

“Of course,” Irina tersenyum menatap Al, ia bahagia hari ini bersama Al. “Terima kasih, Lex.” Irina langsung memeluk Al dengan erat, ia sandarkan kepalanya di dada Al. Al tersenyum saat mendengar panggilan itu, panggilan di mana ia dan Irina memanggil nama khusus. Lex adalah panggilan khusus Irina untuk Al, sedangkan Rin adalan panggilan khusus Al untuk Irina yang masih ia pertahankan hingga sekarang.

“Harusnya aku yang bilang, terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua.”Al membalas pelukkan Irina, ia mengelus punggung Irina dengan lembut. Ia melepaskan pelukkan Irina, ia tatap mata biru yang sedang memancarkan kebahagiaan. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke Irina, ia mengecup bibir Irina pelan namun lambat laun menjadi dalam dan Irina hanya mampu mengikutinya. Irina terlebih dahulu melepaskan ciumannya, lalu menyatukan keningnya dengan milik Al.

“Aku capek.” Bisik Irina pelan, tanpa menunggu lama Al langsung mengerti dan mengajak Irina ke dalam kamar.

Lagi-lagi Irina diberi kejutan dengan bunga dan berbagai makanan serta makanan manis yang berada dalam tempat tidur yang disulap menjadi cantik itu.

“Bagaimana kalau kita minum dulu?” ujar Al seraya mengambil botol wine dengan dua gelas yang berada di atas tempat tidur.

Irina terlihat canggung, ingin rasanya ia merasakan minuman terbaik yang berada di genggaman Al. Tapi ia sadar, sekarang ia harus peduli dengan makhluk di dalam tubuhnya. “Aku enggak minum itu.” Jawabnya yang langsung membuat Al terdiam, tak seperti biasanya Irina menolak minum terlebih wine ini kesukaan Irina.

“Capek banget ya?” tanya Al yang membantu Irina merapikan tempat tidur.

“Lumayan.” Gumam Irina singkat dan langsung merebahkan tubuhnya.

“Aku bukain bajunya ya?” tawar Al lagi saat melihat Irina masih memakai dressnya.

“Nanti aku pake apa? aku enggak bawa baju.” ujar Irina pura-pura tidak mengerti. Sebuah seringai terukir di wajah Al, tatapan penuh gairah terlihat di matanya. tapi Irina benar-benar lelah. “Aku capek, Lex.”

“Okey, aku enggak maksa,” Al menarik selimut hingga tubuh Irina tertutup. “Good night, i love you.”

💝

Irina membalikkan tubuhnya, ia melihat Al sudah terlihat rapi dan begitu terburu-buru. Jarinya menyisir rambut serta ponselnya terselip diantara bahu dan telinganya. “Kamu mau ke mana?”

Al membalikkan tubuhnya, Irina baru saja bangun. Ia meghampiri Irina dan mematikkan ponselnya, ia mengecup kening Irina dengan lembut. “Aku harus ke kantor, kamu pulang sendiri gapapa?”

“Kenapa enggak bareng aja?”

“Enggak,” Al langsung mensela ucapan Irina, ia tersenyum tipis menatap istrinya yang terkejut. “Aku langsung ke kantor soalnya.”

Al langsung mengecup bibir Irina dengan lembut serta lama seakan ia tak akan merasakannya lagi, lalu meninggalkannya tanpa memberitahu yang sebenarnya. Irina hanya memandang tubuh Al yang kini menghilang di balik pintu, ia merasa Al menyembunyikan sesuatu.

Irina terdiam merasakan air hangat beraroma bunga, sejenak ia menenangkan pikirannya. Tempat ini begitu menakjubkan, tempat pelarian terbaik jika suatu saat nanti ia butuh waktu sendiri. Ia tenggelamkan seluruh tubuhnya, dan sejenak memejamkan matanya. Aroma terapi yang ia nyalakan sangat berguna untuk tubuhnya, ia merasa sedikit relaks. Ia segera memakai jubah mandi saat mendengar ketukan pintu tak lama Al pergi, ia segera menuju pintu yang mungkin Al balik lagi karena ada yang tertinggal. Namun Irina salah, karena yang ada di hadapannya kini adalah Dhirgo yang menatapnya dari atas hingga bawah dengan tatapan yang membuat Irina waspada.

Tanpa disangka, Dhirgo langsung menyerangnya tanpa membiarkannya berontak. Kedua tangannya dicekal oleh Dhirgo serta tubuhnya langsung di pojokkan ke tembok hingga Irina tak berkutik, tak hanya itu Dhirgo menyiumnya secara paksa hingga membuat bibirnya berdarah. Irina menengokkan kepalanya, di sana Al tengah berdiri menatapnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Sementara Dhirgo tampaknya tak menyadarinya, padahal Irina telah berusah menjauhkan tubuhnya dari Dhirgo.

“Al ini bukan seperti yang kamu liat.”

Continue Reading

You'll Also Like

8.3M 518K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
1.5M 72.6K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...