Sasaeng Fans [EXO]

Autorstwa ismi_h

507K 30.6K 1.6K

Ada dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar... Więcej

Teaser/Prolog
Serpihan 1
Serpihan 2
Serpihan 3
Serpihan 4
Serpihan 5
Serpihan 6
Serpihan 7
Serpihan 8
Serpihan 9
Serpihan 10
Serpihan 11
Serpihan 12
Serpihan 13
Serpihan 14
Serpihan 15
Serpihan 16
Serpihan 17
Serpihan 18
Serpihan 19
Serpihan 20
Serpihan 21
Serpihan 22
Serpihan 23
Serpihan 24
Serpihan 25 (a)
Serpihan 25 (b)
Serpihan 26 (a)
Serpihan 26 (b)
Serpihan 26 (c)
Serpihan 26 (d)
Serpihan 27 (b)
Serpihan 27 (c)
Serpihan 27 (d)
Epilog
Tao Story
Kris Story
Suho Story
Lay Story
Xiumin Story
D.O Story
Baekhyun Story
Chen Story
Chanyeol Story
Luhan Story
Kai Story (bagian 1)
Kai Story (bagian 2)
Sehun Story (bagian 1)
Sehun Story (bagian 2)
Sehun Story (bagian 3)
Via Story
Sasaeng Fans [2]
pengumuman !
Gadis dalam Almari

Serpihan 27 (a)

6.5K 485 8
Autorstwa ismi_h

Serpihan 27 (a)

Kau membuatku percaya bahwa kau adalah teman yang baik yang akan menopangku. Tapi...mengapa kau pergi? -Sehun-

19.59 KST

"O...Oppa..." ucap Via lemah saat melihat Sehun tengah berjongkok di hadapannya.

"Sudah ku bilang untuk menjauhi dirinya kan? Kenapa kau tak pernah mendengarkan perkataanku ha?" Sehun langsung saja berteriak marah melihat keadaan Via yang terlihat berantakan sekarang.

Hyunbi tengah diurus oleh Ricky sekarang. Sehun langsung bergegas ke tempat ini saat lelaki itu tiba-tiba menghubunginya.

"Aku...Aku tak ingin kau tahu lebih banyak kecacatanku." Ucap Sehun lemah setelahnya. Lelaki itu menunduk dalam.

Sehun meraih Via dan menuntunnya keluar setelah menyelimuti Via dengan coat tebal yang tadi ia kenakan. Sehun sempat melirik marah pada Hyunbi yang malah tersenyum sinis setelah babak belur dipukuli oleh Ricky.

Pandangannya teralih pada Ricky yang telah membantunya. "Gomawo, Ricky..." katanya pelan. Setelah itu, Via dan Sehun pergi dari tempat tersebut.

Ricky menatap kepergian punggung Via dalam diam. Lalu, muncul sebuah senyum miris yang tercetak di bibirnya.

***

20.35 KST

Kencan bersama EXO yang dilakukan dalam rangka perayaan hari jadi EXO yang ke 3 tahun sejauh ini berjalan dengan lancar. Meski acara dimulai 15 menit sedikit terlambat ditambah absennya Tao dalam acara tersebut, lantas tak membuat para wartawan yang meliput merasa heran. Mereka juga tak lagi membahas masalah pengumuman mendadak Sehun mengenai kakaknya beberapa hari lalu. Semua berjalan lancar.

Setelah melakukan acara-acara kecil seperti perkenalan kecil dan sebuah permainan, kini memasuki acara makan malam bersama. Anggota EXO tengah menanyai para penggemar yang terpilih untuk ikut dalam acara ini agar menyebutkan siapa bias mereka di EXO. Dan sekarang ini giliran Via yang duduk di depan Baekhyun.

Via tersenyum malu saat semua anggota EXO menatapnya. Sehun tersenyum geli melihatnya. Gadis ini dapat berakting dengan lancar seakan mereka tak pernah bertemu dengan orang-orang di depannya. Juga, senyum itu dengan sempurna mampu menutupi ketakutan yang beberapa saat lalu ia tunjukkan pertama kali di depan Sehun.

"Sebenarnya-" Sehun memandang Via intens saat gadis itu mulai membuka suara. "-semuanya yang ada di EXO tampan-tampan." Semua tersenyum senang mendengar pujian Via. Sehun secara tak sadar merengut mendengarnya. Ia pun meraih gelas minumannya untuk menyamarkan kekesalannya. Kamera sedang menuju ke arahnya.

"Tapi... ada seseorang yang paling aku sukai." Sehun minum sambil menahan senyum. Ia yakin jika namanya akan disebut sebentar lagi. "Orang itu... Baekhyun oppa."

Sehun tersedak minumannya saat Via menyebut nama yang belum pernah Sehun bayangkan sebelumnya. "Ottokh-" secara tak sadar Sehun berteriak hendak memprotes, namun kesadaran menamparnya dengan cepat saat semua mata tertuju padanya.

Tangannya terangkat untuk menunjuk wajah Baekhyun yang kebetulan duduk di sebelahnya. "Ottokhae... Baekhyun hyung yang terpilih?" Sehun merubah nada suaranya menjadi lembut bak image maknae yang selalu ia tunjukkan di depan kamera. "Apa karena dia imut?"

Via mengangguk mantap tanpa berfikir dua kali. "Sebenarnya... Baekhyun oppa adalah tipe ku." Dan rasanya Sehun ingin mengarunginya dalam karung saat melihat Baekhyun yang tengah tersenyum menggoda pada Via. Ia lalu ingat sesuatu.

"Kemana dia? Padahal aku sudah merencanakan pertujukkan special dengannya." Kata Baekhyun khawatir sambil sesekali melirik Sehun.

Sehun langsung melirik sinis Baekhyun saat ingat perkataannya di ruang make up beberapa jam yang lalu. 'Jadi ini pertunjukkan yang kau maksud? Akan aku tunjukkan apa itu pertunjukkan yang sebenarnya.'

Sehun beralih memandang gadis yang duduk di depannya. "Kalau kau... siapa yang kau sukai?"

Gadis itu sempat terlonjak kaget mendapati Sehun menanyainya langsung. "Itu... Sehun oppa. Oppa terlihat sangat keren saat memperkenalkan kakakmu ke dunia."

Sehun sempat terdiam mendengar gadis ini tiba-tiba mengungkit masalah tersebut sekarang. Bahkan Seunghwan manager sudah siap untuk menghentikan kamera yang tengah merekam jika saja Sehun tidak segera bersuara.

"Jinjja-yo?" katanya antusias, berhasil menutupi ekspresi kosongnya tadi. "Woah... kau gadis pertama yang mengatakan hal tersebut padaku secara langsung." Katanya sengaja dengan nada keras sambil melirik Via yang kini tengah cemberut. Kita semua tahu jika gadis itu bukanlah yang pertama.

Tanpa di duga, gadis tersebut berteriak girang dan menari-nari senang. Membuat semua orang tertawa mendengarnya. Tapi tidak dengan dua orang yang masing-masing duduk di pojok.

***

20.44 KST

Semua tertawa, namun tidak dengan sang Leader yang terlihat murung semenjak awal acara ini dimulai. Ia bahkan tak pernah melepaskan pandangannya dari gerak-gerik Kai barang sedetik pun. Pikirannya dipenuhi dengan kejadian siang tadi. Saat Jongmin tiba-tiba menemuinya dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang bahkan belum jelas seperti apa.

Suho langsung mengalihkan pandangannya saat Kai menangkap basah dirinya tengah menatapnya. Tawa yang tadi terurai akibat tingkah penggemar Sehun langsung hilang begitu saja. Berganti menjadi tatapan tajam yang seakan menelanjangi Suho tentang apa yang kini tengah berada di pikirannya.

Kai membuang muka. Dan secara tidak sengaja mendapati Luhan tengah menatap kosong pada Sehun yang terlihat menaruh perhatian lebih kepada gadis yang duduk di depan Baekhyun semenjak acara ini dimulai. Saat Kai mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia melihat Xiumin tengah menatap Luhan tajam seperti tengah menyimpan amarah dan kekecewaan.

'Ada apa ini sebenarnya? Kenapa terlihat sekali ada kecanggungan di sini. Persis seperti saat Kris hyung mengatakan selamat tinggal kepada kit...' Kai tiba-tiba menghentikan pembicaraan di kepalanya saat dirinya menyadari sesuatu. 'Jangan-jangan... ada yang akan keluar lagi?'

***

21.32 KST

Acara kencan bersama EXO berakhir sesuai rencana. Semuanya tersenyum ke arah kamera untuk yang terakhir kalinya. Tanpa disadari oleh siapapun, Sehun melangkah ke belakang Via.

"Jangan harap kau akan lolos malam ini." Ia membisikkan sesuatu pada gadis itu. "Tidak mendengarkan perkataanku mengenai Hyunbi, dan sekarang membohongi seluruh dunia mengenai siapa oppa yang kau sukai-" Via terdiam mendengar ancaman Sehun yang terdengar sedikit menakutkan itu. "-sepertinya hukuman yang akan kau dapatkan cukup berat."

Sehun melangkah maju dan berhenti tepat di depan Via saat yang lain mulai berkeliling untuk memberi salam kepada semua orang. "Tunggu aku di jendela kamarmu. Aku akan memberitahukan apa hukuman yang harus kau dapatkan melalui jendela kamarku." Bisik Sehun untuk yang terakhir kalinya.

Sehun berjalan santai dengan senyum puas yang terkembang setelah berhasil mengerjai Via habis-habisan. Di pikirannya sekarang tenga terpenuhi berbagai ide konyol yang akan ia gunakan untuk menghukum gadis bodoh tersebut.

"Sepertinya kau bahagia sekali malam ini." Sehun buru-buru membenahi ekspresinya saat sadar Luhan tengah tersenyum menggoda di hadapannya. "Aniya, hyung..." sangkal Sehun malu-malu.

Luhan tersenyum tipis melihatnya. "Sehunna..." panggilnya tiba-tiba. "Ada sesuatu hal yang ingin ku beritahu padamu. Bagaimana jika ... kau menghabiskan malam ini denganku." Sehun mendongak, menatap Luhan dalam diam. Lalu... "Tentu saja, hyung." Sehun merangkul Luhan dan tersenyum senang.

***

22.03 KST

Suho menjatuhkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Entah sudah yang ke berapa kali Suho menghela nafas lelah hari ini. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamar dorm yang putih bersih dengan hiasan beberapa bintang yang akan menyala saat gelap. Dirinya tersenyum tipis saat mengingat Lay lah yang memasang itu ketika mereka berbagi kamar bersama.

Perlahan, Suho memejamkan matanya. Mencoba terlelap dan mulai masuk ke alam mimpi. Dan kejadian siang tadi... mulai menghantuinya kembali. Mimpi buruk Suho pun dimulai.

-flashback on-

Suho tersenyum senang saat melihat punggung milik Jongmin terlihat di depannya. Ia pun langsung menghampiri gadis itu yang menyambutnya dengan senyum merekah.

"Kenapa tiba-tiba menelepon? Ada sesuatu yang ingin kau katakana padaku?" Suho langsung mencecari gadis itu dengan berbagai pertanyaan. Ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagia saat tahu gadis ini berada di Seoul.

"Jangan-jangan... kau akan membicarakan masalah tawaran pekerjaan guru SD yang Ayahku berikan padamu, uh? Beliau sangat menunggu jawaban yang kau berikan." Kata Suho kembali. "Dia-" Suho mendekatkan tubuhnya pada Jongmin untuk membisikkan perkataannya selanjutnya. "-sangat berharap kau menerima tawaran itu."

Jongmin mengulas senyum tipis menanggapi semua perkataan yang Suho lontarkan. Suho yang hanya mendapatkan hal itu pun merengut manja. "Ada apa denganmu... Sudah lama kita tak bertemu dan kau hanya menghadiaku sebuah senyuman?" Suho mengalihkan pandangannya dan merajuk marah. "Bahkan senyuman yang kau berikan hanya senyuman tipis."

Suho memandang sekitar. Menikmati pemandangan café yang berisi sebagian besar orang lanjut usia ini. Ia tersenyum tipis, gadis ini pintar dalam memilih tempat ketemuan mereka berdua. Tak akan ada yang mengenalinya di café khusus lansia ini.

"Joonmyeon-ieee..." panggil Jongmin setelah keheningan tercipta. Suho langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Jongmin dengan senyuman cerah. Sebenarnya ia tidak benar-benar marah pada gadis di depannya. Ia hanya pura-pura.

"Ayo kita akhiri hubungan ini." Senyuman merekah Suho langsung hilang begitu saja saat pendengarannya menangkap setiap kata yang meluncur dari mulut gadis itu. Ia tak salah dengar kan?

"Kita bahkan tidak bisa menganggap ini semua sebagai sebuah hubungan. Kita hanya baru mengenal satu sama lain."

"Baru mengenal kau bilang?" Suho berkata dengan nada dingin. "Apa satu tahun waktu yang singkat bagimu?" Suho memandang tajam tepat di manik mata Jongmin. Sampai Jongmin mengalihkan pandangannya dari tatapan Suho.

Jongmin mengeluarkan sebuah kertas dan mendorongnya hingga ke hadapan Suho. "Aku akan menikah sebentar lagi."

Suho mengedipkan matanya beberapa kali mendengar kata yang baru saja terucap dari bibir Jongmin. Matanya enggan untuk beralih dari wajah Jongmin yang terlihat jelas tengah menghindari tatapannya. "Keu namja... nuguya?"

"Kau bisa melihat namanya tertera jelas dalam unda-" Tangan Jongmin yang tengah menyodorkan kertas tadi dicekal oleh Suho. "Nuguya?" ulang Suho kembali.

"Dia calon suamiku dulu... yang gagal menikah saat aku berumur 25 tahun. Sekarang kami berencana melanjutkan pernikahan yang tertundaa itu." Suho memandang Jongmin dengan tatapan terluka saat mngetahui fakta yang seakan menamparnya dengan keras. Calon suami? Kenapa gadis ini tak pernah menyinggung hal tersebut padanya sama sekali?

"Kenapa harus lelaki itu? Tak bisakah aku saja?" Dan entah hilang kemana akal sehat Suho sekarang. Lelaki yang selalu memperhitungkan setiap kata yang akan ia ucapkan, kini terlihat bodoh di depan gadis ini.

"Naega Suho-ya... EXO Leader Suho. Anak professor terkenal Korea, Kim JoonMyeon. Tak bisakah lelaki itu adalah aku?"

Jongmin yang semula mengalihkan pandangannya pada Suho, perlahan menatap lelaki itu. "Kenapa bukan aku saja? Aku memenuhi syarat sebagai menantu idaman semua ibu di Korea."

Setetes air mata meluncur dengan mudahnya mendengar suara Suho yang terdengar menyedihkan. "Justru... karena kau adalah Suho sekaligus Kim JoonMyeon... ini semua mustahil." Jongmin berkata dengan suara serak akibat menahan tangis.

"Justru karena kau... EXO Leader dan anak professor terkenal Korea... kau tak bisa menjadi lelaki itu." Jongmin menangis dalam diam.

"Kalau begitu... tunggu sebentar lagi saja." Pinta Suho kembali. "Tunggu sampai aku bukan lagi EXO leader Suho...Tunggu sampai aku pantas untuk men-"

"Itu tidak mungkin." Potong Jongmin cepat. "Aku...sudah berumur 30 tahun. Jika aku tidak menikah sekarang...kapan lagi?"

"LALU KAU MEMUTUSKAN UNTUK MENGAKHIRI SEMUA INI HA?" Jongmin terdiam melihat Suho tengah berteriak kencang di hadapannya. Ia tak pernah melihat kemarahan Suho sedikitpun. Bahkan di kamera sekalipun. Saat para member mengerjainya, Jongmin hanya melihat senyuman darinya dan kata-kata bahwa mereka melakukan itu karena bosan. Dan sekarang...ia secara langsung mendapati kemarahan itu, ini menakutkan.

"Mianhae...tapi aku sepertinya harus pergi." Jongmin memilih bangkit dari duduknya dan pergi saat semua mata mulai tertuju padanya.

"Apa kau benar-benar mengundangku ke pesta pernikahanmu?" Langkah Jongmin terhenti mendengar suara lirih milik Suho. "Kau... Apa kau tak takut jika aku akan menghancurkan pestamu nanti?"

Jongmin membalikkan badannya dan menatap Suho perlahan. "Aku yakin kau tak akan melakukan hal itu... Karena kau Suho... Orang yang lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya, Kim JoonMyeon."

-flashback off-

Suho membuka matanya cepat saat percakapan menyakitkan siang tadi kembali menghantuinya. Keringat dingin sebesar biji jagung memenuhi dahinya. Suho bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar kamarnya. Tak ada gunanya mencoba untuk tidur saat pikirannya dipenuhi oleh hal menyakitkan itu.

***

22.04 KST

Via memandang bosan ke arah jendela kamar Sehun yang tak kunjung terbuka. Kamarnya juga gelap menandakan sang pemilik kamar belum datang. Padahal, dengan jelas Via melihat van milik EXO sudah terparkir manis di garasi milik mereka.

"Sebenarnya apa hukuman yang ingin dia berikan padaku?" Via mempoutkan bibirnya kesal. "Atau...ini hukuman yang ia berikan. Menunggunya sampai aku kelelahan, begitu?"

Via memandang marah pada jendela kamar Sehun. "Ini pasti hukumannya. Aku yakin dia sudah berada dikamarnya dan sengaja tak menghidupkan lampu."

Dengan cepat Via meraih ponselnya dan mengetikkan suatu pesan pada Sehun. "Seharusnya dia menghukum Baekhyun oppa saja... Itu semua ide Baekhyun oppa. Dan aku melakukannya karena Meimei yang meminta." Gumamnya kesal. Via kembali menatap pesannya. Ia tersenyum senang lalu memencet tombol send tanpa ragu.

***

22.05 KST

"Mwo?" Sehun memandang kosong pada Luhan saat ia tiba-tiba mengatakan sesuatu yang bahkan hanya Sehun bayangkan saja membuat diriny sakit. "Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi?" katanya tajam.

"Sehunnie..." Luhan hanya bisa mengatakan itu, karena sampai sekarang pun, ia belum bisa menyatakan alasan yang sebenarnya mengapa ia pergi.

"Apa kau tahu hyung mengapa aku memilih kau sebagai temanku? Karena aku percaya padamu..." Air mata Sehun mulai jatuh satu persatu. "Apa kau pergi karena aku tak memberitahumu perihal kakak kandungku, uh?"

Luhan menggeleng cepat. "Itu bukan seperti itu."

"LALU APA YANG MEMBUATMU INGIN PERGI???" Sehun berteriak marah. Ini pertama kalinya lelaki itu marah pada seorang Luhan. "Kenapa kau meninggalkanku??" lanjutnya lirih. Ia menunduk dalam menyembunyikan isakan tangisnya yang kian keras.

"Sehunnie..."

"Kau tahu hyung... kau sangat mirip dengan kakakku. Berada di dekatmu membuatku tak kesepian lagi..." Sehun mengangkat pandangannya. "Tapi... jika kau pergi apa yang harus ku lakukan? Kakekku sudah memindahkan Sekyung hyung entah kemana setelah pernyataanku waktu itu." Suaranya lirih, penuh dengan luka.

"Apa aku bubarkan saja EXO sekarang."

"Sehunnie...." Luhan melotot kaget dengan ide gila yang Sehun lontarkan. "Wae??? Aku juga punya posisi yang bagus di perusahaan yang memungkinkan melakukan hal itu." Sehun berkata dengan lantang. Namun...

Sehun kembali menunduk dalam saat Luhan menatap matanya, menatap kosong tanah basah di pinggiran Sungai Han malam ini. "Mengapa semua orang yang ku beri kepercayaan selalu meninggalkanku."

"Sehunnie..." bagai kaset rusak, Luhan hanya bisa menyebut namanya saja. "Mengapa mereka semua mengkhianatiku?" Sehun kembali larut dalam tangisannya. Luhan bergerak maju, hendak menenangkannya, namun Sehun melangkah menjauh menghindarinya.

"Geurae... Pergilah dan jangan pernah kembali." Ia menatap Luhan nyalang. "Aku akan membuatmu menyesali keputusanmu malam ini." Setelah itu, Sehun berlari menjauh dan hilang di kegelapan malam. "Sehunnie..." Sampai akhir pun tak ada penjelasan apapun yang Luhan sampaikan pada bocah itu. Luhan menunduk dalam dan setetes air mata jatuh membasahi pipinya diikuti tetesan yang lain.

***

EXO's Dorm - 22.15 KST

Suho menghentikan langkahnya saat menyadari ada sosok lain yang kini juga berada di dapur dorm tersebut. Ia langsung bergerak gelisah saat sadar Kai lah yang tengah berada di tempat yang samaa dengannya.

Setelah berdiri cukup lama di tempatnya, Suho pun memberanikan diri untuk melangkah kembali. Ia berjalan ke depan kulkas besar di sana untuk membuat secangkir kopi hangat.

"Seharian ini kau selalu memandangiku dengan tatapan kosong. Kenapa?" suara Kai membuat Suho menghentikan gerakannya. Perlahan, ia menoleh padanya yang tengah duduk di depan meja dapur sambil menikmati coklat hangatnya.

Suho mengalihkan perhatiannya kembali pada kopi yang belum sepenuhnya jadi. "Kau pasti sudah tahu jelas apa alasannya."

Kai tersenyum singkat mendengar perkataan sang leader yang to the point. "Yang mana alasan utama. Orang yang kau sukai ternyata kakak kandungku... atau...tuduhanmu terhadapku atas putusnya hubungan kalian berdua?"

Suho menoleh dan menatap Kai lama. "Jadi...kau mengakui secara tidak langsung jika kau...yang menyuruh kakakmu untuk menjauh dariku?"

Kai kembali meneguk coklat hangatnya dengan santai. Lalu memandang kosong ke lantai. "Sejak Ayahku meninggal...aku lah yang menjadi kepala keluarga." Ia mengalihkan pandangannya pada Suho. "Dan sudah seharusnya ku lakukan itu untuk melindunginya dari cemooh saat mendekati Kim Joonmyeon."

Suho langsung tertawa singkat mendengarnya. "Cemooh? Kau pikir keluargaku tengah berada di sebuah drama mellow yang tak mengijinkan anaknya untuk mendekati siapapun?" Suho kembali tertawa geli. "Ayahku bahkan memaksaku untuk segera memperkenalkan Jongmin padanya." Ia menatap Kai menang.

Kai tersenyum miring, "Yang ku maksud bukan hanya keluargamu. Tapi...para EXO-L yang bahkan lebih menakutkan dibanding mertua jahat manapun." Senyum Suho seketika hilang. Digantikan tatapan kosong yang tertuju pada Kai.

"Mereka tak akan membiarkan oppa kesayangan mereka jatuh ke pelukan gadis miskin yang bahkan kecantikannya hanya rata-rata." Mulut Suho bagai terbungkam. Ia tak pernah membayangkan apa dampak yang akan timbul akibat rasa yang timbul sementara di hatinya. Sementara? Ia bahkan tak yakin rasa sukanya pada Jongmin hanya sementara.

"Kau sudah tahu kan sekarang, leader-nim." Kai berjalan dengan santainya meninggalkan Suho. Langkahnya sempat terhenti saat ia melihat Lay tengah bersembunyi di balik kulkas besar mereka sambil menatap kosong ke depan. Dilihat dari ekspresinya...ia sudah mendengar pembicaraan mereka. Kai tersenyum singkat ke arahnya.

***

22.41 KST

Wanita itu mengernyit saat merasa tak ada tanda kehidupan di kamar anak lelakinya. Tapi... ia mengedarkan pandangannya dan mendapati pintu balkon yang ada terbuka. Dan ia dapat melihat anak semata wayangnya tengah memunggunginya, serius memperhatikan ponsel, menghel nafas lalu meletakkan ponselnya kembali ke atas meja balkon yang terletak di antara kedua kursi. Wanita itu berjalan mendekat.

"Ricky..."

Ricky tersentak dan langsung menoleh ke belakang. Mendapati seseorang tengah menatapnya. "Mama..."

Wanita itu tersenyum kecil, memikirkan suatu hal apakah anaknya sedang memasuki masa transisi akhil-baliq atau semacamnya. Akhir-akhir ini bocah itu sering tertangkap basah tengah melamun atau bertingkah bagai orang linglung.

"Sejak kapan kamu minum kopi?" tanya wanita itu santai dengan bahasa Indonesia. Meski sudah sekian lama ia tinggal dan menjadi warga Korea, tetap saja ia senang menggunakan bahasa kelahirannya. Dan anak juga suaminya tak keberatan dengan itu.

Ricky mengangkat bahu. Mama langsung memandang Ricky intens. "Rick... jangan sampai Mama pergokin kamu pakai..."

Ricky menatap Mamanya kesal. "Ya ampun, Ma. Percaya deh... Ricky nggak lagi pakai obat apapun itu yang pikirkan akhir-akhir ini." Mama tertawa mendengar jawaban sang anak. Meski hubungan mereka hanya sebatas anak dan ibu tiri, tetapi ia senang.

"You're acting weird, lately. You know?"

Ricky kembali menatap ke depan dan mengacuhkan pernyataan Mamanya tadi. Ia menatap langit malam dalam diam. Salju sudah berhenti turun semenjak tadi sore, membuat udara malam ini sedikit lebih hangat dibanding malam-malam sebelumnya. "Ma..." panggil Ricky pelan.

"Hmmm?" gumam sang Mama. Ia pun memutuskan meneguk kopi buatan anaknya yang mulai mendingin.

"Pernah nggak, Mama nggak mendapatkan sesuatu yang sangat Mama inginkan."

Mamanya mengerutkan kening. "Maksudnya?" tanyanya bingung.

"Awalnya... Mama hanya sekedar suka pada sesuatu tersebut. Lama-kelamaan tanpa Mama sadari, Mama mulai menyayangi hal tersebut dan ingin sekali memilikinya. Namun...Mama tiba-tiba tersadar jika sesuatu tersebut bukan untuk Mama."

Mamanya tersenyum geli mendengar penjelasan dari Ricky. "Yeoja? You're in love, aren't you?"

"Ma..." Ricky memutar bola matanya kesal melihat sang Mama malah menggodanya.

"Ricky...tidak semuanya yang kau inginkan bisa menjadi milikmu. Meski kau sudah berusaha sekeras mungkin." Ricky mengangkat salah satu alisnya, meminta penjelasan lebih. "Kau tahu...hewan-hewan liar yang Mama pelihara di pusat penangkaran hewan?"

Ricky mengangguk. Mamanya menjadi sukarelawan di salah satu penampungan hewan. Mama memiringkan duduknya hingga berhadapan dengan Ricky. "Saat Mama selalu memaksa mereka untuk makan minum dan bermain bersama Mama, mereka semua malah menjauhi Mama. Tapi...saat Mama memberikan semua secara diam-diam...mereka akan mendekati Mama bak majikan mereka."

"Artinya...sesuatu yang kau inginkan, belum tentu kau dapatkan dengan usaha keras. Dengan kehadiranmu di sampingnya, mungkin akan membuatnya terbiasa dan balik menginginkanmu juga." Ricky mengangguk setuju. "Mereka akan membutuhkanmu saat kau tak ada."

Muncul senyum menggoda dari bibir sang Mama. "Keu yeoja nuguya? Apa kau akan memperkenalkan gadis itu pada Mama dalam waktu dekat ini?"

Ricky memukul lengan Mamanya kesal. "Mama...."

***

07.21 KST

Via terbangun dari tidurnya dan menggeliat. Badannya terasa sakit saat ia menyadari dirinya tertidur di meja belajar yang ada di samping jendela kamarnya. Ia menunggu lelaki menyebalkan itu semalaman hingga tertidur.

Dengan cepat Via meraih ponselnya dan mengecek pesan yang dikirimkannya semalam. Ia mendengus kesal saat pesan yang dikirimkannya tak dibalas. Bahkan dibaca pun tidak. Via mencoba menahan kekesalannya yang akan meledak jika saja sang kakak tak memanggilnya turun ke bawah untuk sarapan.

Sesampainya di bawah, Yoora langsung menyuguhkan sepiring sandwich untuknya. Via makan dengan perasaan dongkol di hatinya yang ia tanam untuk Sehun. Seunghwan muncul dari lantai atas dan langsung mengacaukan acara sarapan pagi ini.

"Ada apa? Kenapa tak sarapan dulu?" Yoora langsung menegur suaminya yang terlihat sangat terburu-buru.

"Tidak bisa... Aku harus segera ke kantor."

Yoora cemberut mendapati penolakan suaminya. Semenjak ia hamil, tingkat kemanjaan dan kecemburuannya meningkat drastis. Seunghwan langsung melangkah kembali saat mendapati Yoora mulai merajuk. "Maaf sayang. Tapi aku harus segera ke kantor. Luhan dan Tao baru saja mengajukan gugatan keluar dari EXO dengan waktu yang hampir bersamaan. Dan juga...Sehun menghilang sejak semalam."

Gelas yang ada di genggaman Via lolos begitu saja. Jatuh dan pecah berkeping-keping. Meski Seunghwan sudah berbisik pada Yoora, tetap saja Via bisa mendengarnya. Dan fakta yang didapatinya pagi ini berhasil mengejutkannya. Bukan...Bukan hanya dirinya. Tapi semua orang di belahan dunia ini yang mengetahui EXO, terutama EXO-L.

***

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
387K 63.6K 56
[SEGERA TERBIT] Pencapaian besar seorang penggemar adalah bertemu dengan idolanya. _________________________________ Katanya ketika kamu mencintai s...
31K 6.1K 40
Ketika dua insan manusia berlatarkan keluarga terkaya di Korea harus menghadapi masalah perjodohan, yang mengharuskan keduanya saling mengikhlaskan p...
578K 61.9K 61
(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik...