Kelvin: Possesive Boy

By firza532

895K 67.1K 2.1K

๐ŸšฉSETIAP PART PENDEK-PENDEK!๐Ÿšฉ โ€Kehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria... More

Part 1๐Ÿ“
Part 2๐Ÿ“
Part 3๐Ÿ“
Part 4๐Ÿ“
Part 5๐Ÿ“
Part 6๐Ÿ“
Part 7๐Ÿ“
Part 8๐Ÿ“
Part 9๐Ÿ“
Part 10๐Ÿ“
Part 11๐Ÿ“
Part 12๐Ÿ“
Part 13๐Ÿ“
Part 14๐Ÿ“
Part 15๐Ÿ“
Part 16๐Ÿ“
Part 17๐Ÿ“
Part 18๐Ÿ“
Part 19๐Ÿ“
Part 20๐Ÿ“
Pengumuman๐Ÿ“
Part 21๐Ÿ“
Part 22๐Ÿ“
Part 23๐Ÿ“
Part 24๐Ÿ“
Part 25๐Ÿ“
Part 26๐Ÿ“
Part 27๐Ÿ“
Part 28๐Ÿ“
Part 29๐Ÿ“
Part 30๐Ÿ“
Part 31๐Ÿ“
Part 32๐Ÿ“
Part 33๐Ÿ“
Part 34๐Ÿ“
Part 35๐Ÿ“
Part 36๐Ÿ“
Part 37๐Ÿ“
Part 38๐Ÿ“
Part 39๐Ÿ“
Part 40๐Ÿ“
Part 41๐Ÿ“
Part 42๐Ÿ“
Part 43๐Ÿ“
Part 44๐Ÿ“
Part 45๐Ÿ“
Part 46๐Ÿ“
Part 47๐Ÿ“
Part 48๐Ÿ“
Part 49๐Ÿ“
Part 50๐Ÿ“
Part 51๐Ÿ“
Part 52๐Ÿ“
Extra Part 1๐Ÿ“
Extra Part 2๐Ÿ“
Extra Part 3๐Ÿ“
Extra Part 4๐Ÿ“
Flashback: Awal Pertemuan๐Ÿ“
Flashback๐Ÿ“
๐Ÿ“ŒPengumuman
๐Ÿ“ŒS2. Part 1
๐Ÿ“ŒS2. Part 2
๐Ÿ“ŒS2. Part 3
๐Ÿ“ŒS2. Part 4
๐Ÿ“ŒS2. Part 5
๐Ÿ“ŒS2. Part 6
๐Ÿ“ŒS2. Part 7
๐Ÿ“ŒS2. Part 8
๐Ÿ“ŒS2. Part 9
๐Ÿ“ŒS2. Part 10
๐Ÿ“ŒS2. Part 11
๐Ÿ“ŒS2. Part 12
๐Ÿ“ŒS2. Part 13
๐Ÿ“ŒS2. Part 14
๐Ÿ“ŒS2. Part 15
๐Ÿ“ŒS2. Part 16
๐Ÿ“ŒS2. Part 17
๐Ÿ“ŒS2. Part 18
๐Ÿ“ŒS2. Part 19
๐Ÿ“ŒS2. Part 20
๐Ÿ“ŒS2. Part 21
๐Ÿ“ŒS2. Part 22
๐Ÿ“ŒS2. Part 23
๐Ÿ“ŒS2. Part 24
๐Ÿ“ŒS2. Part 25
๐Ÿ“ŒS2. Part 26
๐Ÿ“ŒS2. Part 27
๐Ÿ“ŒS2. Part 28
๐Ÿ“ŒS2. Part 29
๐Ÿ“ŒS2. Part 30
๐Ÿ“ŒS2. Part 31 (End)
๐Ÿ“ŒS2. Extra Part 1
๐Ÿ“ŒS2. Extra Part 2
๐Ÿ“ŒS2. Extra Part 3
๐ŸŒฑSEASON 3
๐ŸŒฑS3. Part 1
๐ŸŒฑS3. Part 2
๐ŸŒฑS3. Part 3
๐ŸŒฑS3. Part 4
๐ŸŒฑS3. Part 5
๐ŸŒฑS3. Part 6
๐ŸŒฑS3. Part 7
๐ŸŒฑS3. Part 8
๐ŸŒฑS3. Part 9
๐ŸŒฑS3. Part 10
๐ŸŒฑS3. Part 11
๐ŸŒฑS3. Part 12
๐ŸŒฑS3. Part 13
๐ŸŒฑS3. Part 14
๐ŸŒฑS3. Part 15
๐ŸŒฑS3. Part 16
๐ŸŒฑS3. Part 17
๐ŸŒฑS3. Part 19
๐ŸŒฑS3. Part 20
๐ŸŒฑS3. Part 21
๐ŸŒฑS3. Part 22
๐ŸŒฑS3. Part 23
๐ŸŒฑS3. Part 24
๐ŸŒฑS3. Part 25
๐ŸŒฑS3. Part 26
๐ŸŒฑS3. Part 27
๐ŸŒฑS3. Part 28 (End)

๐ŸŒฑS3. Part 18

836 70 4
By firza532

Vote sebelum baca 🌟

‍‍‍‍‍"Pertemanan itu rapuh banget ya?"

Shila mengangguk setuju mendengar penuturan Erika. "Iya. Rapuh banget malah. Mudah digoyahkan oleh sesuatu. Misalnya aja Fani, dia temenan sama mereka sejak semester dua, tapi sekarang malah disisihkan."

"Sama kayak gue yang disisihkan mereka pas selesai kampus mengajar. Pada dasarnya, sifat manusia emang sulit diubah. Kalau mereka bisa kayak gitu ke gue, ke yang lain pun pasti mereka kayak gitu."

"Gak jauh beda sama pengalaman gue. Gue juga digituin sama orang yang gue anggap sahabat." Imbuh Shila menggebu-gebu. "Padahal dia numpang di rumah gue loh. Gue juga selalu tungguin dia. Rela pergi terlambat dan pulang terlambat demi nungguin dia. Tapi, balasannya malah menyakitkan. Dia bertingkah seolah gak mengenal gue di sekolah. Dia selalu cuekin gue. Nyesek banget sih kalau teringat sikapnya itu."

"Herannya, Lo masih aja mau temenan sama dia sedangkan gue, malah hilang respect sama dia setelah dengar cerita Lo."

"Sebenarnya gue juga gak suka lagi temenan sama dia, tapi gak enak jauhin dia. Tau sendiri lah kalau dia gak punya teman di kelas."

"Bodo amat sih kalau gue. Orang kek dia tuh cuma ingat kita pas butuh doang. Pas senang, dia bakal lupain kita."

Shila tertawa kecil melihat kekesalan Erika. Lantas, ia pun berdiri sembari menyodorkan tangannya ke Erika. "Daripada bahas dia, mending kita pulang. Gocar kita udah datang tuh."

Erika menyambut uluran tangan Shila, kemudian bangkit dari posisi duduknya.

Keduanya masuk ke dalam mobil yang berhenti tepat di depan mereka. Mengambil posisi ternyaman dan mulai mengobrol lagi.

"Berapa nilai puisi Lo tadi, Shil?" Celetuk Erika penasaran.

"88. Kalau Lo?"

"88 juga."

"Entah kenapa gue gak setuju dengan sistem kayak tadi. Masa teman yang nilai puisi kita. Harusnya Bu Zera aja yang menilai gak sih? Soalnya ibu kan paling paham mengenai citraan, diksi, dan majasnya. Teman kan bisa aja keliru pas memeriksanya." Komentar Erika.

"Yah, mau bagaimana lagi. Untung aja nilai kita 88 sedangkan yang lain aja nilainya ada di bawah 60."

"Tadi nilai gue bisa tinggi karena bantu mengkoreksi punya gue sendiri loh."

"Gue juga."

Keduanya tertawa. Berlanjut ke obrolan lain, mengabaikan sopir yang terdiam membisu dari tadi.

Sopir itu baru bersuara setelah keduanya sampai di depan kontrakan Erika.

Kala selesai membayar, Erika dan Shila langsung masuk ke dalam rumah. Mengistirahatkan tubuh lelah mereka di kasur.

Semenjak Senin lalu, Shila menginap di kontrakan Erika karena temannya itu mengeluh takut tinggal sendirian.

"Kapan Kelvin balik, Ka?" Celetuk Shila.

"Katanya sih belum tau."

"Semoga aja masih lama ya. Soalnya gue betah banget tinggal di sini. Ada AC-nya."

Erika mengembungkan pipi kesal mendengar ucapan Shila. "Gak kasian Lo lihat gue galau karena LDR sama Kepin?"

"Gak."

"Dulu aja sok-sok an jauhin Kelvin, sekarang malah gak bisa pisah dari dia. Kena karma Lo, Ka." Ejek Shila menyebalkan.

****

Erika bertopang dagu. Menatap wajah suaminya lewat layar hp. Diam-diam berdecak kagum melihat ketampanan Kelvin.

Kelvin itu bagaikan pangeran dunia dongeng yang terlempar ke zaman modern dan jatuh cinta kepadanya secara tidak sengaja.

Beruntung sekali 'kan Erika?

Menerima cinta dari pria tampan, perhatian, kaya, dan setia seperti Kelvin. Entah amalan apa yang dilakukannya sehingga berhasil menjerat Kelvin ke dalam kehidupan membosankannya.

"Hei! Kok malah melamun? Lagi mikirin cowok lain ya?" Tuding Kelvin cemburu sedangkan Erika memberikan senyuman sebagai tanggapan.

Terkadang, Kelvin itu lucu. Selalu beranggapan pria lain menyukainya. Padahal tidak ada pria lain yang menyukainya. Hanya Kelvin lah yang menyukainya hingga detik ini.

"Nemu cowok baru dimana?"

Erika tertawa mendengar pertanyaan sarkas Kelvin. "Di kampus."

Wajah Kelvin merah padam. Tampak sangat cemburu. "Hebat. Baru ditinggal seminggu, udah dapat gebetan baru."

"Bercanda, Pin." Koreksi Erika cepat melihat Kelvin terlanjur baper. "Gue tadi gak melamun, tapi sedang natap Lo. Gue kangen banget. Pengen cepat-cepat ketemu. Kapan pulang?"

Kelvin kembali tersenyum. Berbunga-bunga mendengar penuturan Erika.

Ah, Erika selalu berhasil menenangkan cemburu butanya.

"Besok. Besok gue pulang."

"Yeyy!! Gak sabar deh."

"Mau nitip apa?"

"Gak ada."

"Yakin?"

"Iya. Lo kembali ke sisi gue aja, udah jadi oleh-oleh terbaik buat gue."

Kelvin tersedak jus jeruknya di sebrang sana. Terkejut mendengar ucapan manis Erika. Sudut bibirnya tertarik ke atas tanpa dapat ditahan.

Sementara itu, Erika menutup wajahnya malu. Mendadak salting sendiri melihat reaksi Kelvin.

"Astaga! Eneg gue lihat kebucinan kalian setiap hari." Komentar Shila yang sedari tadi duduk di hadapan Erika dan menyaksikan interaksi keduanya sejak awal.

Shila bangkit. Meninggalkan ruang tamu. Pergi ke kamar. Menyelamatkan diri dari kebucinan pasutri yang menurutnya sangat menggelikan.

Sebenarnya sejak awal menginap di rumah Erika, ia sudah disajikan pemandangan itu.

Bayangkan! Betapa tersiksanya Shila menahan geli selama berhari-hari.

"Teman Lo iri tuh." Tawa Kelvin.

"Biarin aja lah." Kikik Erika. "Btw, Pin. Gue mau cerita deh."

Kelvin menaikkan alisnya. Menunjukkan reaksi tertarik. Menyuruh Erika lanjut bercerita lewat tatapan mata.

"Tadi gue bimbingan sama ibu. Trus gue minta saran buku teori gitu. Dikasih lah sama ibu. Gue disuruh baca di rumah. Berhubung gue takut merusak buku ibu yang tebalnya bukan main, gue baca dulu daftar isinya. Ternyata gak ada sub materi yang pengen gue cari. Gue bilang gitu langsung ke ibu dan Lo tau apa kata ibu? Gue dibilang pemalas, Kepin." Erika bercerita menggebu-gebu. "Menurut Lo ibu bakal enggan membimbing gue gak sih di masa depan? Gue ditandain gak ya? Gue dipersulit gak ya?" tanyanya lesu.

"Pas ibu bilang gitu, ekspresinya sinis atau gimana?"

"Gak sinis sih. Ekspresi ibu lempeng-lempeng aja."

"Ohh gitu. Kemungkinan ibu gak akan nyimpan dendam. Mungkin ibu bilang gitu karena Lo gak mau berusaha buat baca."

Erika meraup wajahnya resah. "Gue emang salah sih. Udah minta saran, eh malah gak mau lakuin. Nyesel gue bilang gitu. Mending gue ambil aja bukunya dan pura-pura baca aja. Kalau pun bukunya rusak, gue tinggal ganti."

"Ya udahlah. Lagian udah terlanjur terjadi. Jadikan aja pembelajaran buat masa depan. Kalau dospem bilang A, harus lakuin A juga."

Erika mengangguk lesu.

"Udah makan malam?" Kelvin mengalihkan pembicaraan ke arah lain daripada menambah kadar overthinking Erika.

"Udah."

"Makan sama apa?"

"Ayam geprek."

"Katanya mau berhenti makan ayam?"

"Gak jadi. Gue udah sembuh."

"Lah? Emang pernah sakit? Sakit apa?"

"Gak tau."

Kelvin tersenyum gemas. "Ada-ada aja."

"Hm, udah dulu ya. Gue mau nugas. Buat peta konsep, dengerin video buat kuis besok, sama tulis cerpen."

"VC nya gak usah dimatiin." Tandas Kelvin.

"Ntar gue gak fokus."

"Anggap aja gue gak ada."

Erika merenggut pasrah. Terpaksa membiarkan VC berlangsung. Dan benar saja, Erika tidak bisa fokus mengerjakan tugas karena Kelvin selalu menggodanya. Ada-ada saja ucapan Kelvin yang membuatnya malu dan salah tingkah.

Bersambung...

27/3/24

firza532

Continue Reading

You'll Also Like

29.8K 2K 16
Republishing the works, updating soon H.P Boys x you
4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
947K 46.3K 61
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
1.6M 240K 56
"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [๐™Ž๐™š๐™ฆ๐™ช๐™š๐™ก ๐˜ฝ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐˜ฟ๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฃ] [๐˜ฟ๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฉ ๐™™๐™ž๐™—๐™–๐™˜๐™– ๐™จ๐™š๐™˜๐™–๐™ง๐™–...