How To Be A Couple Goals

llilloee tarafından

9.8K 1.6K 1.3K

Spesial pembelajaran dari Kim Tan dan Eun Tak untuk menjadi Couple Goals yang dicintai semua orang. Hidup Eun... Daha Fazla

Character Introduction
[01] The Siblings
[02] One and One
[03] Fiancé
[04] Eun Sup
[05] Another Word to Say I'm Jealous
[06] She Believes
[07] He Said Sorry
[08] Deok Hwa's Feelings
[09] Belongs to Tan
[10] Tan Loves The Challenge
[11] Perfect Date On The Perfect Day
[12] First Met
[13] Bunny Friendly
[14] Horror Movie
[15] Basketball Tragedy
[16] Shin vs Tan
[17] High 5
SC : @kimtan87
[18] Tan To The Rescue
[19] Bucin
[20] Camping
[21] Tan's Style
[22] Run Twins Run
[23] Approved
SC : @leeuntak
[24] Camp At Home
SC : @deokhwa
[25] TanTak
[26] The Truth Behind
[27] Another Duo
[28] Sunny
[29] Eun Tak's Trouble
[30] Another Accident
[31] Deok Hwa's Misery
SC : @leebyunghun part 1
SC : @leebyunghun part 2

[32] Ice Cream's accident

92 15 5
llilloee tarafından

Halo gaisss, welkom bek yaaa, aku sudah libur kuliah hehe makanya mau mulai nulis lagi, doain aja konsisten soalnya emg author jd suka males malesan.

Kalian apa kabar?? Baik semua kann?? Sehat sehat ya, cerita ini belum tamat😔

Selamat membaca, semoga tidak lupa caranya mencintai Kim Tan dan Eun Tak.

.


.

.

"Lo belajar nggak si?" Deok Hwa memunculkan kepalanya dari sela pintu kamar Eun Tak yg terbuka sedikit.

Pria dengan kaos putih kebesaran dan celana boxer itu memperhatikan Eun Tak yang sedang serius menulis sesuatu di meja belajar.

"Lo gak liat?" Eun Tak bertanya dengan sensi. Ingin rasanya langsung melempar buku pelajaran ini tepat pada kepala kembarannya tersebut.

Deok Hwa membuka pintu lebih lebar, ia lalu berjalan cepat menuju Eun Tak. "Gue nggak tahu mau belajar apa."

Eun Tak menoleh. "Emang besok lo ujian apa?"

"Agama sama Kewarganegaraan."

"Sama dong bego." Eun Tak menggeser kursinya agar Deok Hwa mempunyai ruang untuk berdiri tepat di sampingnya.

"Emang lo belajar apaan?"

"Ya yang di ajarin lah."

"Lo paham?"

"Menurut lo?"

Deok Hwa tersenyum lebar. "Udahlah nggak usah belajar. Masih kelas 10 juga pasti guru guru maklum kalau nilai ujian jelek."

"Ih gila." Eun Tak menggeleng kuat dan tegas. Walau ia sudah paham betul watak kembarannya ini yang tidak suka belajar tapi ternyata Deok Hwa belum mau berubah bahkan hingga mereka sudah masuk SMA.

Deok Hwa berkacak pinggang, salah satu tangannya menyangga berat tubuhnya di sandaran kursi Eun Tak.

"Mau ikut abangmu ini nggak?" Tanya nya sambil menaik turunkan alisnya.

"Kemana?" Eun Tak menoleh.

"Beli es krim."

Kalo di pikir-pikir, ah sudahlah tidak usah di pikir-pikir.

"MAUUU."

"Cepetan ganti baju, jangan sampai kita ketahuan Papi, Mami, Bang Shin, Yeo."

Eun Tak langsung berdiri sesuai dengan titah sang maha raja Deok Hwa. Gadis itu dengan cepat mengambil jaket berwarna putih miliknya.

Ia melapisi baju piyamanya dengan jaket sementara celana piyamanya ia biarkan saja.

"Udah ayo!" Gadis yang barusan menasehati Deok Hwa untuk serius ketika ujian sudah berganti sikap dalam hitungan detik.

"Gue duluan, nanti kalo aman gue kasi kode. Oke?" Deok Hwa mengangkat tangannya membentuk 'O'

"Oke." Jawab Eun Tak tanpa perlu banyak omong. Entah kenapa malam itu si kembar menjadi tim yg baik.

Deok Hwa maju duluan, ia berjalan hingga setengah tangga lalu kepalanya di tundukkan sedikit hingga ia bisa melihat ruang keluarga dan dapur di sebelah kiri dan kanannya.

Di dapur terdeteksi aman. Woo Hee alias Maminya tidak terlihat di sudut dapur manapun, menandakan bahwa Woo Hee sudah fix masuk kamar dan bersiap tidur.

Sementara ruang keluarga masih ramai dengan ke 3 laki-laki selain Deok Hwa.

Mereka semua dengan kompak sedang menonton bola.

"ARGH SEDIKIT LAGIIII." Yeo berdecak, pria itu frustasi melihat layar TV sedangkan Shin dan Byung Hun menonton dengan tenang.

Deok Hwa memberi kode dengan jarinya pada Eun Tak. Eun Tak turun dengan pelan, ia tadi mendengar juga teriakan Yeo.

Deok Hwa berjalan lebih dahulu dengan mengendap-endap. Seharusnya sekarang ia juga tengah ikut menonton bola bersama Papi dan kedua abangnya. Namun karna jadwal ulangan ini membuatnya kesal setengah mati.

Eun Tak memegang ujung kaosnya. Deok Hwa menunduk, ia merangkak ketika melewati belakang sofa dimana Byung Hun beserta Shin dan Yeo tengah menonton.

"GOL PAPI GOLLLLL!!!!!" Yeo berteriak dengan keras sembari menunjuk layar.

PRANG!

Gelas kopi yang di pegang Byung Hun jatuh, membuat bunyi berisik dan berkemungkinan akan membangunkan Woo Hee.

"Ayam ayam ayam duhhh jantung papi Yeoooo!!" Byung Hun tak kalah histeris, walaupun ia kaget dengan teriakan anak keduanya namun ia juga ikut menggerakkan tangannya di udara, seakan akan ialah yang memberikan gol.

Seketika ia lupa bahwa ia baru saja menumpahkan kopi yang di buat oleh istri tercintanya.

"Anjing." Deok Hwa menepuk dadanya. Ia merasa jantungnya akan jatuh ke bawah setiap kali Byung Hun bertingkah.

Eun Tak menahan tawanya.

"Cepat, nanti mami keluar kamar." Bisik gadis itu.

Deok Hwa segera merangkak lagi.

"PAPIIIII, BESOK BESOK MAMI GANTI AJA GELAS PAPI PAKAI GELAS PLASTIK MAU?"

Suara teriakan Woo Hee dari balik kamar membuat ke 5 dari mereka diam.

Byung Hun menoleh ke bawah. Ah.....

Shin dan Yeo menatapnya prihatin. Keduanya sama sekali tidak ada niat untuk mengambil inisiatif menyelamatkan Byung Hun dari terkaman singa.

"Tisu cepat tisu!" Byung Hun mengulurkan tangannya pada Shin, Shin dengan cekatan mengambil tisu yang berjarak 2 meter darinya.

Deok Hwa menarik tangan Eun Tak, mumpung Byung Hun beserta kedua abangnya tengah sibuk dengan gelas kopi yang pecah lebih baik ia memanfaatkan kesempatan ini untuk melewati pintu kematian.

Tepat saat keduanya berhasil keluar dari rumah, bertepatan juga dengan Woo Hee yang keluar dari kamar.

Deok Hwa menghela napas.

"Ayo cepat ke garasi, bantu gue dorong motor nanti kalo dah agak jauh baru kita nyalain."

Eun Tak setuju-setuju saja.

Keduanya lalu mendorong motor milik Deok Hwa hingga jauh dari depan gerbang, Deok Hwa lalu menyalakan motornya dan mereka langsung meluncur menuju supermarket terdekat.

.


.


.

"Nih." Deok Hwa menaruh sekantong penuh es krim yang barusan ia beli di atas meja dimana Eun Tak tengah memainkan ponselnya.

"Yeyyy." Gadis itu bersorak gembira, tangannya langsung mencari es krim miliknya.

Tanpa perlu bertanya dan mengatakan apa yang ia mau, Deok Hwa sudah hapal dengan seleranya.

"Kok gue jarang ya ngeliat tuan muda Kim Tan akhir-akhir ini?" Ujar Deok Hwa.

"Sibuk." Jawab Eun Tak seadanya.

"Sibuk apaan?"

"Ujian bego, dia udh kelas 12." Jawab Eun Tak.

Deok Hwa mengangguk-anggukkan kepalanya seakan-akan apa yang barusan Eun Tak katakan baru masuk di akal miliknya.

"Sekarang gantian, kenapa gue udah nggak pernah ngeliat lo dekatin cewek lagi?" Eun Tak memiringkan posisi duduknya, bersiap menerima tumpahan teh dari Deok Hwa.

"Nggak ada yang menarik." Jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Halahhh, biasanya juga yang tampilan kek kutu buku juga lo embat."

"Heh monyet, justru yang begitu tuh yang gue suka, yang kalem, penyayang, baik hati." Deok Hwa menoyor kepala Eun Tak karena gemas.

"Suka sih suka, tapi jangan 3 sekaligus dong yang kayak begi-"

"Sssstttttt.... yang penting gue udah tobat wlekkkk." Deok Hwa mencubit bibir Eun Tak agar gadis itu tidak lagi bisa mengomentari hidupnya.

"Emmmm!!! Heeemmmm!!!" Eun Tak berusaha melepaskan tangan Deok Hwa dari bibirnya namun pria itu malah semakin meledek gadis itu hingga Eun Tak rasanya ingin meledak saja.

"Hedibeakannn!!!" Eun Tak menggerakkan tangannya, seakan-akan ia melihat sesuatu yang menggerikan.

"Apasi nyet?" Deok Hwa tak paham. Dahinya mengernyit.

Eun Tak menunjuk belakang tempat dimana ia duduk dengan manis.

Deok Hwa menoleh, belum sempat ia membuka mulutnya, sebuah tangan tiba-tiba sudah menjewer telinganya.

"Aaaaa ampun Pak ampun Pak Joong Ki ampuuunnnnn!"

Eun Tak menghela napas pasrah. Tamat riwayatnya bersama Deok Hwa sekarang.

"Heh kalian sudah jam berapa ini?! Besok ujian bukan???" Joong Ki berseru marah sembari menatap kedua anak didiknya yang entah bagaimana bisa ia temukan di supermarket dekat rumahnya.

Masalahnya Deok Hwa memang sengaja mengajak eun tak untuk mencari supermarket agak jauhan sedikit untuk menghindari papi dan the abangs.

Bukannya aman, malah bertemu yang lebih parah.

"Pak aduh pak sakit pak telinga saya." Deok Hwa mengaduh, Joong Ki melepas jewerannya membuat Deok Hwa langsung menggosok telinganya yang terasa kebas.

"Kalian kabur kan dari rumah?" Tuduhan yang dilontarkan Joong Ki langsung tepat kena sasaran.

Membuat Eun Tak hanya bisa menahan cengiran sementara ia berharap kembarannya itu bisa membohongi guru mereka seperti biasanya.

"Nggak pak, saya sudah izin." Jawab Deok Hwa seadanya.

"Mana? Coba telpon orang tuamu sekarang."

Sekarang Eun Tak melotot menatap Deok Hwa.

Deok Hwa menepuk dahinya berakting. "Aduh pak, lupaaa, saya sama Eun Tak ga bawa hp."

Joong Ki memicingkan matanya lalu dengan sekali gerakan menarik keluar ponsel dari dalam saku celana pendek miliknya.

Ia nampak menghubungi seseorang dengan serius.

"Halo."

"Haloo brayyy, whacu duinnn??"

"Hyun Bin, kirimkan nomor orang tua Lee Deok Hwa dan Lee Eun Tak sekarang."

Deok Hwa menghela napas.

"Ha? Untuk apa itu?" Suara pak Hyun Bin yang entah kenapa tegas tegas membuat Deok Hwa ingin berlari kabur saja.

"Cepat saja kirim, lo ada kan?"

"Ada dong njayy, tapi nanti lo ngomongin gue ke bu Yejin yang baik baik ya."

"Oke kirim aja."

Telepon pun terputus, menyisakan pak Joong Ki yang sekarang sedang berdiam diri mengotak atik ponselnya.

"Pak kami mengaku saja pak, pak jangan hubungi-"

"Halo selamat malam."

Ucapan Eun Tak terpotong begitu saja ketika ia mendengar suara familiar Ayahnya dari ponsel Joong Ki.

Deok Hwa menatap Eun Tak pasrah.

.

.

.

Kalian bisa vote atau comment ya. Mau marah marah jg boleh karna author yang ngilang.

Boleh-boleh ajaaa, nanti lagi deh ya di update, doain ada niat.

see youuuu kapan kapan semuaaa

Untuk sc ada saran lg kah? Silahkan komen ya untuk sc selanjutnya mau siapa😁

Baiiii

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
3.6M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
8.8M 947K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
2.3M 126K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...