Malam harinya...
Rifqi menghampiri Kakaknya yang tengah membaca novel di depan tv sembil di temani oleh secangkir teh.
"Lagi apa Bang?" tanya Rifqi basa basi.
"Baca buku."
Rifqi duduk di sebelah kakaknya, Rizal meletakan bukunya di meja. " Ada apa Rif?"
"Bang Rizal tau aja kalah aku mau ngomong sesuatu," ucap Rifqi menyengir.
"Bang Rizal kan ngajar di kelas XI IPS 3 kan?"
"Iyah, kenapa emang?"
"Cara pembelajaran Bang Rizal tuh kayak gimana sih?"
"Maksud kamu, Rif?"
"Ya nggak Bang, kan aku tuh banget gitu kalau anak-anak XI Ips 3 itu nakal-nakal."
"Oh gitu."
"Tenang aja Rif, abang bisa kok nanganin anak-anak yang nakal itu."
'Kenapa gue gak bisa sih bilang sama Bang Rizal soal Dina,' batin Rifqi.
Di sisi lain, Dina tengah makan malam di kamarnya, saat Dina tengah asyik makan malam, ada nomer yang tak di kenal menelfonya.
Nomer tidak dikenal:" Haii, gimana kabar mu?"
Dina:" Siiapa ini?"
Nomer tidak dikenal:" Masa nggak inget sih, aku Dion."
Dina;" Dion?"
Dion:" Iyah, besok aku mau ke Solo nemuin kamu, udah lama ya kita nggak ketemu."
Seketika Dina mematikan Hp nya, ia terkejut Dion akan kembali, sudah lama mereka tidak ada kabar terakhir bertemu saat kelas satu SMP.
Keesokan harinya ...
Saat Dina ingin ke toilet, di jalan ia berpapasan dengan guru baru itu.
"Huh, dia lagi menyebalkan," gumam Dina.
Guru itu tersenyum ke arah Dina sedangkan Dina cuek saja.
"Dina!"
Langkah kaki Dina berhenti, Pak Rizal guru baru itu memanggilnya.
"Ada apa Pak?"
"Belok dong saya ada di belakang kamu nih."
Dina membalikan badannya menghadap Pak Rizal.
"Ada apa Pak?" tanya Dina ulang.
Pak Rizal mendekat ke Dina, matanya dengan mata Dina saling bertemu, langkah kaki Dina perlahan berjalan mundur.
"Bapak mau ngapain?" tanya Dina.
Hingga tubuh Dina menghantam tembok, tangan Rizal mengunci, kini Dina tak bisa kabur.
"Bapak mau ngapain sih?"
"Awas loh kalau bapak ngapa-ngapain saya, saya teriak nih," ancam Dina.
Wajah Pak Rizal semakin mendekat, Dina memejamkan kedua matanya.
Dan ...
"Jangan Gr deh kamu."
Pak Rizal hanya ingin mengusap pipi Dina yang ada sisa-sisa makanan menggunakan tangannya .
"Saya cuma mau ngusap sisa makanan itu nempel di pipi kamu, jangan GR deh." Pak Rizal beranjak pergi.
Dina membuang nafas lega." Kirain mau di apa-apain."
Jam pulang tiba, saat ingin keluar, Dina dan teman-temannya melihat banyak cewek-cewek berkerumun di depan gerbang sekolah, Dina dan temen-temen ingin melihat penasaran.
Dina menyelah ke sumua para cewek-cewek.
"Deg!"
"Dion!"
Menampakan seorang lelaki tampan mengenakan seragam sekolah lain duduk di motor ninja.
"Sayang!" seru lelaki itu langsung memeluk Dina.
"Sayang?"
Semua orang yang melihatnya bengong dan terkejut, apalagi dengan teman-teman Dina.
Dion Putra Mahendra, lelaki ganteng yang kabarnya pacar Dina saat masih SMP, namun hubungan mereka hancur begitu saja saat Dion tiba-tiba saja menghilang tak ada kabar. Saat itu Dina sangat terpuruk, dengan kepergian Dion tanpa kabar. Padahal hari itu mereka akan merayakan hari jadian mereka ke 2 tahun.
"Kamu apa kabar?" tanya Dion.
"Kamu ngapain ke sini?"
"Aku mau jemput kamu Din, aku bela-belain dateng kesini demi kamu."
Air mata Dina jatuh. " Din, kenapa nangis?"
"Kenapa lo dateng, kemana aja lo udah sekian lama ngilang?"
"Aku bisa jelasin sama kamu, Din."
"Lo tau nggak, semenjak lo pergi gue jadi gila, gue nangis-nangis nggak jelas karena lo," ungkap Dina.
Di sisi lain, saat Pak Rizal ingin pulang ia melihat ada anak-anak berkerumun. Pak Rizal memberikan kelakuan agar anak-anak itu memberi jalan untuknya, tetapi Pak Rizal melihat Dina dengan lelaki lain seperti sedang bertengkar apalagi melihat wajah Dina seperti sedih, Pak Rizal pun turun dari mobil.
"Aku mau kita kayak dulu lagi."
"Nggak bisa, gue udah punya cowok," ucap Dina.
"Siapa?"
"Saya."
Semua orang menatap kearah sumber suara yang tak lain ialah Pak Rizal. Semua orang terkejut, kenapa Pak Rizal bisa bicara seperti itu.
"Dina ini pacar saya." Pak Rizal merangkul Dina.
Dina tak mengucap sepatah katapun.
"Kamu bohong kan Din, masa kamu pacaran saya om-om sih?"
"Enak aja kamu bilang saya Om-om saya ini masih muda tau, masih 25 tahun,"
Pak Rizal menggandeng Dina masuk ke mobilnya.
****
Kini mereka berdua ada dalam perjalan pulang.
"Kenapa Bapak bilang kalau saya ini pacar Bapak?" tanya Dina.
"Ya, saya cuma mau nyelametin kamu doang," jawab Pak Rizal.
"Saya liat di dalam mobil kamu nangis-nangis nggak jelas."
"Itu pacar kamu ya?"
"Dia bukan pacar saya."
"Oh ..."
Mereka berdua sudah sampai di rumah Dina, Dina turun dari mobil.
"Makasih Pak."
"Ye."
Mobil Pak Rizal kembali melaju untuk pulang.
Warning!!!
Ada seorang pepatah mengatakan 'Tak kenal maka tak sayang' maka agar kita saling kenal dan sayang, setelah membaca jangan lupa vote and komen ya, agar Author lebih semangat lagi buat update!! 🤗