Di perjalanan pulang, Rizal melihat ada seorang wanita yang jatuh, lalu Rizal turun untuk membantu wanita itu.
“Apa Mbak baik-baik aja?” tanya Rizal membantu wanita itu untuk berdiri.
“Kaki aku sakit,” ucap wanita itu.
“Ya udah biar saya antar pulang,” ujar Rizal memapah wanita itu masuk ke mobilnya.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, Rizal dan wanita itu pun sampai ke rumah wanita itu. Rizal memapah wanita itu hingga ke depan rumah.
“Udah sampe sini aja, makasih ya Mas udah nganterin saya, maaf ngerepotin,” ucap wanita itu.
“Iyah sama-sama.”
“Oh ya, kita belum kenalan, nama aku Kinanti.” Wanita itu mengulurkan tangannya.
“Rizal.”
“Yaudah sana pulang dulu ya, Permisi.”
“Kinanti!” Mamah Kinanti keluar.
“Mah.”
“Kaki kamu kenapa sayang?” tanya Mamah.
“Tadi aku jatuh Mah, untung ada Mas Rizal tolongin aku,” jelas Kinanti.
“kamu nolongin anak saya?” tanya Mamah Jasinda.
“Iyah Tante.’
“Makasih ya, ayo masuk kita makan kebetulan saya masak banyak!” ajak Mama Jasinda.
“Nggak usah repot-repot Tante.”
“Nggak papa Mas anggap aja sebagai ucapan terima kasih,” sambung Kinanti.
Kemudian mereka masuk dan makan siang bersama, di sana juga ada Papah Maheswara. Jadi wanita yang ditolong Rizal itu adalah Kakaknya Dina dan sekarang Rizal tengah makan siang di rumah Dina.
Di sisi lain, Rifqi mengantarkan Dina depan gerbang rumah Dina tidak sampai depan rumah.
“Makasih ya Rif untuk sehari ini,” ucap Dina.
“Iyah sama-sama.”
“Maaf ya aku nggak bolehin kamu buat nganter aku sampe teras rumah, kamu kan tau kalau keluarga aku nggak ngijinin aku pacaran,” ucap Dina.
“Iyah Dina, aku ngerti kok.”
Saat masuk ke rumah, Dina melihat ada sebuah mobil parkir di depan rumahnya, Dina melihat obil ini tak asing. Dina pun mengingat-ingat, dan Dina baru ingat kalau mobil ini lah yang hampir menabraknya waktu itu, tetapi anehnya kenapa ada di depan rumahnya, lalu Dina pun masuk kedalam rumah.
"Assalammualaikum!"
"Wa'alaikumussalam."
Dina terkejut melihat ada Rizal yang tak lain gurunya di sekolah dan sekarang ada di rumahnya tengah makan bersama keluarganya.
“Pak Rizal?”
“Dina?”
Mereka berdua saling menunjuk kaget.
“Kalian saling kenal?” tanya Kinanti.
“Sayang, kamu kenal saya Nak Rizal?” tanya Mamah Jasinda.
“Iya Mah, Pak Rizal ini guru Dina di sekolah,” jawab Dina.
“Oh gitu.”
“Yaudah sini Nak, kita makan siang bersama!” ajak Mamah Jasinda mengambil nasi dan lauk untuk Dina.
Dina duduk di samping Mamah Jasinda dan di depan Rizal.
‘Kenapa sih dia ada disini?’ tanya Dina dalam hati.
Setelah makan siang, Rizal berpamitan untuk pulang dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada keluarga Maheswara.
“Terimakasih Pak atas jamuannya,” ucap Rizal.
“Sama-sama, saya pun sangat berterima kasih karena Pak Rizal sudah menolong anak saya Kinanti,” ucap Papah Maheswara.
“Kalau begitu saya pamit dulu, assalamualaikum.”
“Wa'alaikumussalam.”
***
Di kamar, Dina duduk di ranjang kasur sambil memikirkan hal tadi tentang mobil dan Pak Rizal.
“Apa jangan-jangan yang nabrak gue itu si guru nyebelin itu?”
“Terus kenapa dia bisa ada disini, dalam rangka apa coba?”
Dina merebahkan tubuhnya tanpa sadar ia memejamkam matanya dan terlelap tidur.
Di perjalanan pulang pun, Rizal masih memikirkan hal yang sama.
‘Jadi dia itu adiknya Kinanti,’ batin Rizal menyetir mobil.
Keesokan harinya …
Di sekolah Dina memberitahu hal ini kepada teman-temannya.
“APA?!”
“Lo yang bener?” tanya Natasha memastikan.
“Bener, sumpah tuh guru baru datang dan makan siang di rumah gue,” ucap Dina.
“Tapi dalam rangka apa?” tanya Zalea.
“Gue juga nggak tau.”
“Yah payah lo Din,” ejek Camella.
Warning!!!
Ada seorang pepatah mengatakan 'Tak kenal maka tak sayang' maka agar kita saling kenal dan sayang, setelah membaca jangan lupa vote and komen ya, agar Author lebih semangat lagi buat update!! 🤗