Jangan Bilang Papa!

By gigrey

354K 42.7K 2.8K

Pak Saujana adalah seorang asisten Komisaris dari Salim Group. Sudah lima tahun terakhir ia mencoba untuk res... More

Characters
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
PROMOSI SEBENTAR
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39 (18+)
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
SPESIAL: Belajar Mengemudi part 1
SPESIAL: Belajar Mengemudi part 2
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62

8

6.1K 789 43
By gigrey

Happy reading! Maaf ya kemarin babnya acak-acakan, tapi skearang semoga bisa kembali urut. Terima kasih...

Jangan lupa vote dan komennya yaaa ^^

***

Love at the first sight by The Brobecks

Kaia masih terkeju melihat kehadiran orang yang tak terduga.

Prabas menerima dua tiket untuk film yang sama. Kaia yang terkejut akan kehadiran Prabas, tak sadar jika pria itu juga sudah memesan dua cup minuman dan satu bucket popcorn berukuran besar. Prabas menggiring Kaia untuk berjalan bersamanya.

"Pangestu, kenapa kamu masih di sini?" tanya Kaia.

"Sudah aku bilang kan, kalau aku juga mau nonton film yang sama," jawab Prabas dengan senyumnan meyakinakan Kaia bahwa ia memang ingin menonton film.

Prabas bukanlah seseorang yang terlalu mengikuti dunia hiburan. Waktu luangnya ia gunakan untuk membaca buku atau melihat potensi pasar. Ia tidak memiliki hobi. Sejujurnya, Prabas belum pernah menonton film Mission Impossible tapi demi menghabiskan waktu bersama Kaia, ia rela berbohong. Parabas bukan orang yang pretensius, tapi ia ingin memiliki imej yang baik di depan Kaia.

Seperti makan di restoran Jepang tadi... Prabas bilang ia menyukai makanan Jepang karena Kaia suka makanan Jepang. Sebagai seseorang yang memiliki alergi ikan, ia terpaksa mengkonsumsi obat anti alergi sebelum datang tadi demi bisa menikmati hidangan sushi bersama Kaia.

It's all worth it untuk melihat wajah Kaia yang menikmati makanannya dnegan lahap.

Tapi ia akan menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri. Kaia tak perlu tahu.

Mereka duduk di kursi agak belakang.Duduk bersama deretan pria yang sudah tiba lebih dulu. Prabas menarik lengan Kaia untuk bertukar tempat duduk. Biar dia saja yang duduk di samping para pria tersebut. Prabas kemudian meletakkan minuman mereka di tempat minum.

"Aku ganti ya uangnya," ujar Kaia yang merasa tak enak karena Prabas mengeluarkan banyak uang untuknya.

"Tidak usah. Anak magang kan belum punya gaji. Biar aku saja yang traktir."

"Tapi..."

"Nggak apa-apa, Kaia. lagi pula ini masih awal bulan, kami baru dapat gaji."

"Bukankah gajian tanggal dua puluh lima?" tanya Kaia.

"Oh?"

Prabas baru ingat.

"Oh... iya.. Aku bukan orang yang boros. Jadi gajiku masih banyak."

"Tapi kamu kan butuh menabung juga-"

"Shh, filmnya mau mulai," jawab Prabas setelah lampu bioskop mulai dimatikan.

Kaia menghela nafas panjang. Sepertinya ia butuh cara untuk membalas kebaikan pria itu. Jika tidak, Kaia sungguh akan merasa terbebani.

Kaia mulai tenggelam dalam alur cerita, tapi tidak dengan Prabas. Pria itu menguap merasa bosan. Ia sama sekali tidak mengerti dimana bagusnya film itu. Pria itu mengetuk-ngetuk jarinya melihat adegan tembak-tembakan yang penuh dengan kepalsuan itu. Ia melirik Kaia sejenak dan menemukan gadis itu tersenyum dengan pipi merona.

Prabas kembali melirik ke arah layar lebar. Wajah pemeran utamanya terpampang dengan sangat jelas, terlihat kotor dengan debu juga darah tapi jika melirik ke arah Kaia sepertinya hal itu yang membuat gadis itu merona. Perhatiannya tertuju pada tangan Kaia yang tengah memegangi cup minumannya yang dingin.

Melihat gadis itu yang sedang berusaha untuk memegang cup yang dingin jauh lebih menghibur. Prabas pun mendekatkan dirinya kemudian meraih cup tersebut membuat Kaia yang tengah terpesona oleh Tom Cruise terkejut.

"Biar aku yang pegang."

"Eh?"

"Kasih jeda buat tanganmu. Tanganmu pasti sakit karena pegang cup dingin ini terlalu lama."

Kaia ingin menolak da mengambil kembali cup minumannya tapi Prabas menepis tangan Kaia. Pria itu mendekatkan tangannya agar ujung sedotan menyentuh bibir Kaia. Gadis itu hanya menyerah karena tidak ingin menimbulkan keributan dan minum dari cup minuman yang dipegang oleh Prabas. Prabas yang melihat itu tersenyum puas.

Pria itu kembali mendekat.

"Kamu suka pemeran utamanya?" tanya Prabas sambil berbisik. Kaia yang masih fokus akan adegan aksi yang disuguhkan ikut mendekatkan telinganya kepada Prabas karena ia tidak mendengar pertanyaan pria itu. Prabas membelalakkan matanya akan kedekatan mereka. Tapi sepertinya hal itu tidak disadari oleh Kaia.

"Hm?"

Prabas menahan diri untuk tidak tersenyum. Ia semakin mendekatkan dirinya hingga jarak telinga Kaia dan wajahnya hanya satu centi saja. Pria itu kembali berbisik, "Kamu suka pemeran utamanya?"

Aroma sampo gadis itu begitu kuat di jarak sedekat ini. Prabas menahan dirinya untuk berada di jarak yang sama. Saat Kaia menunduk untuk minum dari tangan Prabas, mata Prabas melihat kilau anting Kaia. Gadis itu mengenakan anting sederhana yang terbuat dari emas. Matanya bersinar setiap melihat anting itu berkilau di hadapannya.

Kaia mengangguk dan memiringkan sedikit wajahnya tapi kedua matanya masih tetap fokus pada layar.

"Dia ganteng," jawab Kaia membuat Prabas tersenyum.

Prabas penasaran... bagaimana rasanya mencium pipi itu. Sial... ia belum pernah memiliki ketertarikan segila ini kepada wanita.

Ia pikir wanita hanya akan menyusahkan saja. Mengingat semua wanita di sekitarnya hanya bisa menghancurkan hidupnya, Prabas mengira bahwa ia mungkin tidak akan menikah. Ia tetap akan membutuhkan wanita, tapi hanya sebagai penghangat ranjangnya saja. Bukan sebagai seseorang yang ia ingin miliki.

Tapi apa yang dilakukan Kaia? Gadis itu tidak melakukan apa-apa, tapi ada dorongan besar di dalam diri Prabas untuk memiliki gadis itu. Bahkan ia tidak tahu sifat asli Kaia, ia tidak tahu masa lalu Kaia, ia juga tidak tahu apakah Kaia sudah memiliki kekasih atau belum. Tapi ia sungguh ingin memiliki Kaia.

Jika bisa, Prabas ingin memiliki waktu seperti ini terus setiap hari. Apakah perlu besok ia mengajak Kaia untuk menonton lagi?

"Kamu ga mau makan popcorn nya juga?" tanya Kaia membuat Prabas tersadar dari lamunannya.

"Huh? Nanti saja dulu."

Popcorn yang ia pesan memiliki rasa karamel. Prabas tidak terlalu suka rasa manis jadi ia memilih untuk menghindar makan benda itu.

"Tapi kan ini kamu yang bayar. Kamu makan juga ya."

"Nanti, Kaia."

Kaia melihat bucket popcorn di atas pangkuannya sejenak. Gadis itu mengambil satu dan meletakkannya di depan mulut Prabas. Kedua alis pria itu terangkat. Ia menoleh dan mendapati Kaia yang sedang merona.

"Makan juga, ya. Aku nggak habis makan ini semua."

Prabas tersenyum. Sepertinya ia juga perlu melatih lidahnya untuk sering makan makanan yang manis juga jika ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu.

Setelah terkekeh pelan, pria itu menggigit popcorn yang sudah dipegang Kaia di depan mulutnya..

"Yang manis ternyata nggak terlalu buruk," gumamnya pelan.

Setelah mereka menyelesaikan tontonannya, Kaia meregangkan kedua tangan. Ketika lampu kembali dinyalakan Prabas terkejut melihat minuman juga bucket popcorn yang sudah bersih. Ia menoleh ke arah tubuh Kaia yang masih terlihat ramping. Padahal belum ada beberapa jam, gadis itu makan dengan lahap sushi yang disediakan.

"Aku harus segera pulang. Papa sama kakakku pasti sudah nunggu."

"Mau aku antar?"

Kaia menggeleng.

"Au naik taxi online saja. Kamu juga butuh istirahat, kan? Terima kasih banyak ya, Pangestu. Aku janji akan ganti semua ini suatu hari nanti kalau ada kesempatan. Bye!"

"Kaia!" panggil Prabas sebelum Kaia pergi mennggalkannya.

"Ya?"

"Sebagai gantinya... bagaimana kalau... setiap jam makan siang kamu datang ke rooftop?"

Kaia memiringkan kepalanya bingung.

"Aku nggak punya banyak teman di kantor. Tapi kalau kamu berkenan, kamu temani kau makan siang di rooftop?" tanya Prabas.

Kaia berpikir sejenak. Gadis itu tengah memikirkan kemungkinan bahwa ia akan selalu disuruh membelikan makan siang ketika jam istirahat. Sepertinya itu ide yang bagus untuk menghindari tugas membeli makan siang untuk timnya.

Kaia mengangguk sambil mengangkat jempolnya.

Prabas mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Kaia. sampai jumpa besok?" tanya Prabas untuk memastikan apakah Kaia akan menemuinya besok lagi atau tidak.

"Ya sampai jumpa besok," jawab Kaia.

Mereka berdua berpisah jalan. Prabas memastikan Kaia naik taxi yang sudah dipesan kemudian menuju tempat parkir valet tempat ia menitipkan mobilnya.

***

Prabas ini kayaknya sudah jantu cinta pada pandnagan pertama nggak sih?

Kalau gini gimana dia mau deketin kalau tembok kakak sama papanya Ai tinggi banget wkwk

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 40.3K 31
jennie kim is a 25 years girl who doesn't believe in love anymore after she got played by her ex her parents getting worried since jennie will grew o...
1.4M 34.2K 46
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
192M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...