OWL MAN

By MutiaraLaut53

18.2K 1.9K 292

⚠️Budayakan Follow Sebelum Baca⚠️ 🦉🦉🦉 Hidup, tapi seperti mati. Hidup, tapi tidak diinginkan. Hidup, tapi... More

1. Orlando Alaska Gabriello
2. SeTan Kecil
3. Otak?
4. Hasutan SeTan
5. Seblak Berhadiah
6. Cambuk Titipan
7. Miss Me?
8. Papa?
9. Katakan Peta
10. Teka-Teki
11. NyaBar
12. Seventeen
13. Luka
14. Gombal ala Sera
15. Pulang
16. Sekali saja
CAST
17. Gagal Uwwu
18. Menyamar
19. Aska?
20. Mine
21. Gagal Paham
22. DeroCha
23. Gugur
24. Nasehat Dero
25. Sayang Tapi Gengsi
26. Bukan Ghibah
27. Awal Kelabu
28. Abu-Abu Tua
29. Kejadian
30. Pilihan Sulit
31. Taman Rumah Sakit
32. Kepingan
33. Semak Berduri
34. Dia Kembali
35. Retak
36. Demi Sera
37. Detik
38. Hilang
39. Tunggu Aku Pulang
40. Dimana Ava?
41. Kecelakaan atau keberuntungan?
42. Orlan kembali
43. Sedikit demi sedikit
44. Titip Harapan Pada Bintang
45. Flashback
46. Ava dan Cia ( Flashback)
47. Maa
48. Masih Jadi Anak Mama
49. Akhirnya
50. Salah Paham
51. Akhir Atau Baru Dimulai?
52. Sempurna
53. Ternyata Mereka
55. Misi Penyelamatan Barta
56. Penghianat!
57. Penjahat?
58. Arti Keluarga

54. Rencana

36 3 0
By MutiaraLaut53


"Membenci tanpa memahami apa yang terjadi, itu namanya sebuah kebodohan"

_OWL-MAN_



•••

Adison, Lusi dan anak-anaknya kini bersiap-siap untuk pergi ke tempat penyekapan Barta, begitu juga dengan Dero yang turut membantu.
Sekarang, mereka berada di rumah Adison. Rumah yang sama, tempat Orlan diculik oleh Adison saat itu.

Adison membawa mereka ke ruang rahasia miliknya. Banyak senjata yang terpajang disana. Bahkan, ruangan ini bisa disebut sebagai gudang senjata milik Adison. Bagaimanapun juga, mereka harus memiliki rencana yang matang untuk menyelamatkan Barta.

"Apa yang ingin kalian bawa?" tanya Adison.

"Aku tidak bodoh, untuk meninggalkan pistol-pistol kesayanganku," jawab Resha dengan nada datar, sembari memutar kedua pistolnya dijarinya.

"Aku membawa pistol juga, serta beberapa ramuan yang bisa mempercepat umur mereka," jawab Orlan dengan nada yang terdengar mengerikan, tak lupa dengan senyum miring yang ia tunjukkan, saat menatap 2 pistol ditangannya.

Tak lupa, Orlan melumuri peluru mereka dengan racun yang ia buat sesuai dengan isi dari buku Barta. Racun yang Orlan pakai, sangat aman jika hanya menyentuh kulit. Namun, akan bereaksi sangat cepat jika berada didalam tubuh.

Orlan terlihat tampan, dan memiliki aura yang sangat mengerikan dalam satu waktu. Dengan balutan jaket kulit berwarna hitam yang ia kenakan, menambah kesan dingin pada dirinya. Ia tak menggunakan Hoodie untuk malam ini. Karena ia memerlukan saku jaketnya saat ini untuk memudahkan ia menyimpan senjatanya.

"Kalau saya membawa belati kecil disaku saya, Tuan Besar," jawab Dero menunjukkan sekitar 6 belati yang terselip dijaketnya, serta didalam saku ya. Belati itu juga sudah dilumuri racun sebelumnya, oleh Orlan.

"Lusi!" panggil Adison.

"Ya, Pa?" jawab Lusi setengah terkejut, karena melihat anak-anaknya seolah menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya.

"Kau ingin ikut kami atau tetap dirumah?" tanya Adison.

"Jika diizinkan, saya ingin ikut dengan kalian. Saya juga ingin menyelamatkan suami saya, Pa" jawab Lusi

"Kau siap berada ditengah-tengah bahaya?" tanya Adison memastikan.

"Lebih baik Mama dirumah saja ya, biar kami yang menyelamatkan Papa, Ma" pinta Orlan.

"Benar kata abang," sahut Resha

"Tidak! Dia suamiku, aku harus selalu ada disaat dia membutuhkanku," jawab Lusi. "Aku mohon, Pa. Biarkan aku ikut," lanjutnya.

"Baiklah, tetapi kau tidak boleh jauh dariku. Dan jangan pernah hilang dari pengawasan kami. Aku akan membawa orang-orangku untuk mengawal kita," jelas Adison.

"Baik, Pa" jawab Lusi.

"Apa kau bisa menggunakan pistol?" tanya Adison.

"Tentu, aku pernah diajak berburu oleh Barta. Jadi, aku telah terlatih menggunakan benda itu, walaupun belum terlalu mahir untuk mengenai sasaran," jelasnya.

Adison pun memberikan Lusi sebuah pistol untuk berjaga-jaga, serta melindungi dirinya. Takut jika terjadi hal yang tak diinginkan.

"Mobil sudah Opa siapkan, ayo berangkat!" ajak Adison yang bangkit dari tempat duduknya.

"Aku ingin menggunakan motor kesayanku!" ucap Resha.

"Ava!" tegur Lusi.

"Ayolah Opa, aku akan lebih cepat jika menggunakan motorku. Aku ahli dalam mengendarainya, aku pastikan kalau aku tidak akan terluka jika mengendarainya," bujuk Resha.

Ia sudah menyiapkan mobil anti peluru untuk mereka semua. Sedangkan cucunya yang keras kepala itu, tetap dengan pendiriannya.

"Baiklah, tapi Dero akan bersamamu!" ucap Adison yang tak ingin dibantah.

"Ta-"

Belum sempat Resha berbicara, Adison lebih dulu memotongnya, "iya atau tidak sama sekali."

"Baiklah!" pasrah Resha.

Sementara Dero, ada rasa senang dihatinya. Namun ia juga merasa takut jika itu dapat membahayakan nyawa Resha.

'Gimana kalau Echa terluka,' ucap Dero dalam hati.

Hal itu menarik perhatian Orlan, karena dia bisa mendengar apa yang Dero khawatirkan.

"Gue percaya, lobisa jaga Ava!" ucap Orlan menepuk bahu Dero, untuk meyakinkan pemuda itu.

Dero pun mengangguk, walaupun masih ada rasa ragu dihatinya.

"Orlan akan mengendarai motor Orlan sendiri. Jadi, Opa dan Mama saja yang naik mobil," ucap Orlan pada mereka.

"Ah! Terserah kalian sajalah, Opa pusing!" kesal Adison, "ayo Lusi!" lanjutnya.

"Baik, Pa!" jawab Lusi.

Sedangkan Lusi, pun mengikuti mertuanya. Karena disini, ia hanya boleh menuruti perintah mertianya, jika ingin ikut dengan mereka.

"Dero! Ayo naik!" perintah Resha yang tiba-tiba datang dengan motornya.

"Cha! Kamu cantik dan keren banget, tapi tutup aja jaketnya, dingin!" tegur Dero dengan penuh hati-hati karena takut Resha salah paham.

Sebenarnya, bukan hanya karena dingin. Namun, Dero tidak ingin jika banyak pasang mata yang nantinya akan memperhatikan Resha dengan pakaian itu.
Dero juga tak lagi menggunakan embel-embel 'Beb' saat memanggil Resha, terlebih saat berada di depan keluarga Resha. Ia menghormati mereka, karena keluarga Dero bekerja pada mereka.

"Hm baiklah!" sahut Resha.

"Gue aja yang bawa ya?" pinta Dero.

"Ga! Ayo naik, dan lo pegang 1 pistol gue. Takut kalau ada yang nyerang tiba-tiba. Kalau gue cape, baru kita gantian bawa motor ini!" ucap Resha tak terbantahkan.

Dero hanya mengangguk menuruti perempuan yang ia sayangi itu.

Orlan mendahului mereka, mengejar mobil Adison. Karena, hanya Lusi yang bisa melacak keberadaan mereka saat ini.
Sementara, pengawal mereka mengikuti dari belakang. Semua pengawal Adison mengendarai motor yang sama, semua motor mereka adalah pemberian dari Adison, sebagai hadiah kesetiaan mereka pada Adison.

Mereka mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata, namun tidak terlalu cepat, karena mengimbangi mobil Adison.

"Gue ga pernah izinin orang lain naik motor gue, lo beruntung karena dengan mudah bisa naik motor gue malam ini," gumam Resha saat diatas motor, yang masih didengar Dero.

"Hah? Apa Cha?" tanya Dero yang berpura-pura tidak mendengarnya.

"Fokus, musuh bisa aja muncul dengan tiba-tiba!" ucap Resha sedikit keras, sebenernya itu hanya untuk mengalihkan pembacaraan mereka.

Sedangkan di depan, Orlan masih fokus dijalanan. Bahkan ia mematikan handphone miliknya, karena takut jika tiba-tiba Sera menghubunginya. Sementara ia tak tau harus menjelaskan darimana. Jika semua telah selesai, mungkin ia akan menjelaskan semuanya pada Sera.

"Aku janji sayang, akan pulang dengan selamat. Sekalipun Tuhan mengambil nyawaku, setidaknya itu karena aku telah berbakti pada ayahku, dan ingin melindungi keluargaku," gumam Orlan yang tidak bisa didengar oleh siapapun.

Mobil Adison masih melaju, belum ada tanda-tanda akan berhenti. Padahal, mereka sudah sangat jauh dari rumah Adison.

20 menit kemudian, mobil Adison mulai melambat pada suatu tempat. Tempat yang sepi karena masuk ke tempat yang bisa disebut mirip seperti hutan, bahkan hanya ada satu rumah yang berdiri ditempat itu. Rumah yang bisa dibilang sangat mewah, dan besar. Hal itu terlihat dari pagar rumah itu yang menjulang tinggi.

Mereka berhenti sedikit jauh dari rumah itu. Orlan dan yang lain pun mulai mendekati dan masuk ke mobil Adison. Sementara, pengawal mereka berhenti dibelakangnya, menunggu perintah dari Tuannya.

Tempat mereka parkir tertutup dengan pepohonan besar, sehingga tidak akan terlihat oleh para penjaga rumah itu.

"Disana?" tanya Resha.

"Ya, menurut jejaknya, memang ini tempat penyekapan itu," jawab Lusi.

"Opa tau rumah ini milik siapa?" tanya Orlan.

"Nanti saja, sekarang kita susun rencana. Bagaimana bisa menyelinap masuk kesana, sedangkan penjagaannya sedikit ketat," ucap Adison.

"Habisi saja mereka!" usul Resha.

"Ide yang tidak terlalu buruk, tapi bagaimana jika jumlah mereka lebih banyak?" tanya Adison mempertimbangkan keputusan itu.

"Resiko!" jawab Resha dengan enteng.

"Bagaimana kalau kita bagi tugas?" usul Orlan.

"Maksudnya?" tanya Dero.

"Kita bagi tugas, ada yang memancing perhatian mereka, ada yang menyelinap masuk lewat pintu belakang," jawab Orlan.

"Gue, Dero dan beberapa anak buah Opa akan memancing mereka," usul Resha.

"Tidak sayang, itu berbahaya!" ucap Lusi yang tidak setuju.

"Tenang Nyonya, saya akan menjaga Resha dengan baik. Nyonya, Tuan Besar dan Orlan silahkan mencari pintu masuk lain untuk menyelinap saat kami berurusan dengan mereka," ucap Dero.

"Gue percayain Resha sama lo, jaga dia baik-baik," tegas Orlan.

Semuanya setuju dengan ide itu, mereka pun mulai keluar dari mobil dan membagi pasukan mereka. Sementara, Resha mengirim pesan pada orang kepercayaannya, untuk mengirim pasukan susulan. Untuk berjaga-jaga jika mereka memerlukan itu.

"Lo bisa beladiri kan?" tanya Resha pada Dero.

"Tentu, gue cuma ga mau pamer sama siapapun," jawab Dero, Resha mengangguk mengerti.

"Ayo!" ucap Resha dan Dero secara bersamaan.

Sementara Orlan, Adison, Lusi dan sebagian pasukan yang lain, memutari rumah itu untuk mencari jalan masuk agar bisa menyelinap.












🦉🦉🦉

Huh, akhirnya bisa update lagi🙌





_TBC_

Continue Reading

You'll Also Like

7.3M 405K 48
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
969 99 13
Ravin remaja 16 tahun yang hidupnya bebas tak bersyarat, dia tidak diperlakukan baik oleh orang tua dan juga saudara angkatnya, tiba-tiba bertemu de...
7.3K 910 15
Altheo chesley, anak anak ke 4 keluarga chesley, dan dia mempunyai adik perempuan yang hanya beda satu tahun. karena sebuah kejadian dia harus berper...
510 66 13
Danu dan Endru merupakan korban jatuhnya pesawat X-12QAR yang akan terbang menuju Amerika. Mereka berdua merupakan korban yang selamat dari kecelakaa...