OWL MAN

By MutiaraLaut53

18.2K 1.9K 292

⚠️Budayakan Follow Sebelum Baca⚠️ 🦉🦉🦉 Hidup, tapi seperti mati. Hidup, tapi tidak diinginkan. Hidup, tapi... More

1. Orlando Alaska Gabriello
2. SeTan Kecil
3. Otak?
4. Hasutan SeTan
5. Seblak Berhadiah
6. Cambuk Titipan
7. Miss Me?
8. Papa?
9. Katakan Peta
10. Teka-Teki
11. NyaBar
12. Seventeen
13. Luka
14. Gombal ala Sera
15. Pulang
16. Sekali saja
CAST
17. Gagal Uwwu
18. Menyamar
19. Aska?
20. Mine
21. Gagal Paham
22. DeroCha
23. Gugur
24. Nasehat Dero
25. Sayang Tapi Gengsi
26. Bukan Ghibah
27. Awal Kelabu
28. Abu-Abu Tua
29. Kejadian
30. Pilihan Sulit
31. Taman Rumah Sakit
32. Kepingan
33. Semak Berduri
34. Dia Kembali
35. Retak
36. Demi Sera
37. Detik
38. Hilang
39. Tunggu Aku Pulang
40. Dimana Ava?
41. Kecelakaan atau keberuntungan?
42. Orlan kembali
43. Sedikit demi sedikit
44. Titip Harapan Pada Bintang
45. Flashback
46. Ava dan Cia ( Flashback)
47. Maa
48. Masih Jadi Anak Mama
49. Akhirnya
50. Salah Paham
52. Sempurna
53. Ternyata Mereka
54. Rencana
55. Misi Penyelamatan Barta
56. Penghianat!
57. Penjahat?
58. Arti Keluarga

51. Akhir Atau Baru Dimulai?

41 2 0
By MutiaraLaut53


"Mencintai bukanlah sekedar, mengucapkan kalimat cinta. Namun, bagaimana caranya menjaga dan menghargai"

_Sera_

_OWL-MAN_

•••

"Ser!" panggil Orlan saat menghampiri Sera yang berada dibawah pohon, yang ada di taman belakang. Sera bertekad, untuk bolos dari jam pelajaran selanjutnya.

"Mau apalagi lo ke sini?" tanya Sera tanpa menatap Orlan.

"Ser, gue mau jelasin semuanya. Hubungan gue sama Resha it-"

"Cukup Owl! Gue ga mau denger apapun lagi," potong Sera, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Bukan itu yang ingin ia katakan, ia sangat ingin mendengarnya. Namun bibirnya berkata yang bertentangan dengan hatinya.

"Ser, kasih gue kesempatan buat jelasin semuanya," pinta Orlan.

Semua itu disaksikan oleh teman-temannya, yaitu Resha, Dero dan Redo. Mereka bertiga bersembunyi dibalik pohon lain, tanpa berani mendekat. Mereka memilih untuk menguping pembicaraan Orlan dan Sera.

"Owl itu siapa?" bisik Redo pada Resha dan Dero.

"Shutt! Dengerin aja, nanti aja keponya," ucap Dero.

"Sha?" panggil Redo pada Resha.

Resha langsung menatapnya dengan tajam, membiat Redo langsung terbungkam. Mereka melanjutkan kegiatannya untuk menguping, walaupun itu salah.

Sera, yang masih merasakan sakit itu, tak kuasa menahan air matanya. Apa yang ia lihat pada waktu itu, berputar jelas dalam ingatannya.

"Jangan sekarang," pinta Sera.

"Gue mohon, dengerin gue," ucap Orlan

"Owl, lo tau? Gue ga pernah sesuka ini sama cowo. Gue ga pernah ngejar cowo sebegininya. Gue cuma lakuin itu sama lo doang. Banyak yang suka gue di sekolah ini, tapi gue maunya cuma lo doang. Tapi kenapa, Owl?" tanya Sera.

Sera selalu mengabaikan setiap laki-laki yang menyukai bahkan mengejarnya. Ia hanya menganggap semuanya teman, jika mereka menyatakan cinta pada Sera, maka Sera akan memutus pertemanan dengan mereka.

Sera berwajah manis dan imut. Tingkahnya yang kadang terlihat lucu, membuatnya menjadi semakin menarik.

"Ser, gue sama Resha itu cu-"

"Gue pamit, mau pulang!"

Berkali-kali Sera memotong penjelasan dari Orlan.

"Tapi ini belum jam pulang," ucap Orlan.

"Ga enak badan, permisi!" pamit Sera meninggalkan Orlan.

Tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Resha. Masih ada tatapan kekecewaan disana. Hanya beberapa detik, Sera memutus tatapan mereka dan meninggalkannya begitu saja.

"Bang!" panggil Resha.

Resha kini memanggil Orlan dengan panggilan "Abang"  dan itu atas kemauannya sendiri, untuk menghormati Orlan sebagai kakaknya. Walaupun umur mereka hanya berbeda beberapa menit saja.

"Ava, gue bingung harus gimana. Gue ga berpengalaman dalam membujuk orang lain," curhatnya.

"Bang?!" kaget Redo.

"Diem elah!" kesal Dero yang dengan santai memukul kepala Redo.

"Gue ada ide!" usul Dero.

"Jangan aneh-aneh!" peringat Resha.

"Tenang Beb, kali ini pasti berhasil pokoknya!" yakin Dero, "tapi semuanya harus bekerja sama, termasuk lo!" tunjuk Dero pada Redo.

Redo yang tak bisa menolak, pun hanya menuruti semuanya.
Sepulang sekolah, mereka bergegas untuk melakukan tugas masing-masing.
Mereka mempersiapkan segalanya dengan sempurna sesuai dengan rencana. Saat semuanya sudah siap, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk mandi.
Sementara Redo, seusai bersiap, ia masih memiliki tugas untuk membawa Sera ke tempat itu.

***

Matahari sudah tenggelam sejak beberapa menit yang lalu.

Sementara di rumah Sera, kini ia sedang diinterogasi oleh Bundanya, karena pulang lebih awal dari biasanya.

"Ish! Bundaaaa, kan Sera udah bilang kalau Sera tuh sakit," ucap Sera.

"Kamu sakit apa sayang? Kok bunda liat kamu baik-baik saja hm?" tanya Anita, Bunda dari Sera.

Ia duduk di pinggir ranjang anak kesayangannya, sementara Sera berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Sakit perut biasa kok, Bun" bohong Sera.

"Sayang, kamu anak Bunda. Bunda tau kamu sedang berbohong, butuh tempat cerita?" tanya Anita.

Sera terdiam dan menutup ponselnya. Ia menatap Anita, matanya kembali berkaca-kaca.

"Sera kenapa hm? Ada yang jahat sama Sera?" tanya Anita yang langsung memeluk putrinya.

Sekalipun bukan anak kandungnya, Sera tetaplah menjadi anak kesayangannya. Karena ia tak bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri, dokter sudah memvonis kalau dia mandul. Maka dari itu, ia sangat menyayangi Sera seperti anak kandungnya.

Sera menggeleng dipelukan Anita, namun ia tak bisa menyembunyikan apapun dari Anita. Karena, Bundanya itu adalah orang yang paling mengenal Sera.

"Bundaa," panggil Sera.

"Kenapa hm?" tanya Anita yang mengelus kepala putrinya.

"Bunda, apakah Sera boleh membenci seseorang karena laki-laki? Terlebih, dia adalah sahabat Sera sendiri?" tanya Sera.

"Kamu sedang bertengkar dengan Echa?" tanya Anita tepat sasaran, karena satu-satunya sahabat yang paling dekat dengan Sera hanyalah Resha.

"Emm!" angguk Sera, "Karena laki-laki, apa Sera salah, Bunda?" lanjutnya.

"Sera sayang kan sama Echa?" tanya Anita yang langsung dijawab anggukan oleh Sera.

"Dia sahabat Sera," jawab Sera.

"Kalau begitu, Sera tidak boleh bertengkar dengan Echa. Bukankah setiap Sera ada masalah yang tidak bisa dibagi dengan Bunda, Sera selalu berbagi dengan Echa?" ucap Anita mengingatkan bagaimana hubungan persahabatan mereka.

"Kebencian hanya akan menyakiti hati Sera, dan kebencian pula yang akan menghancurkan kita," ucap Anita menangkup pipi chubby Sera.

"Jangan pernah bertengkar sama sahabat terbaik kamu, apalagi hanya karena seorang lelaki," ucap Anita, "sayang, dengerin Bunda. Kalau memang laki-laki itu mencintai kamu, dia tidak akan pernah menyakiti hati kamu, apalagi menghancurkan persahabatan kalian," lanjutnya.

"Sera mengerti, Bunda" jawab Sera setelah memikirkan setiap kata yang Anita keluarkan.

"Apa lelaki itu yang menemani kamu di Rumah Sakit saat itu?" tanya Anita.

"Iya," gumam Sera, "Sera sangat mencintainya, tetapi Sera melihat dia memeluk Echa. Sera sakit hati, Bunda" adunya pada Anita.

"Apa kamu sudah mendengarkan penjelasan dari mereka?" tanya Anita.

Sera hanya menggeleng pelan, sambil menundukkan pandangannya. Padahal ia sangat ingin mendengarkan semuanya dari mulut Orlan. Namun, egonya memaksa ia untuk tidak meberikan Orlan kesempatan. Ia memang tidak memberikan kesempatan mereka untuk menjelaskan semuanya. Apakah ini salah Sera, yang terlalu cepat menyimpulkan segalanya?.

"Bunda, apa Sera salah?" tanya Sera.

Anita mengangguk, lalu berkata, "sebaiknya kamu berikan kesempatan untuk mereka menjelaskan semuanya. Kadang, yang kita lihat tidak seperti apa yang terjadi," nasehat Anita.

"Benarkah begitu?" tanya Sera.

"Iya sayang, sekarang cepat mandi ya, Redo ada di luar menunggu kamu, nanti Bunda dandanin yang cantik," ucap Anita.

"Ha? Ngapain manusia biawak itu ke rumah kita? Dan untuk apa Sera harus berdandan? Bunda ga lagi ngerencanain sesuatu kan?" tanya Sera penuh curiga.

Anita menyentil hidung anaknya, "tidak boleh berperasangka buruk seperti itu, dia bilang mau mambawamu ke suatu tempat, ada hal penting katanya."

Anita tidak sepenuhnya jujur kepada Sera, karena Redo yang meminta untuk merahasiakan semuanya.

"Huh! Iya-iya Sera mandi dulu!" kesal Sera yang beranjak dari tempat tidurnya.

Seusai mandi, Sera bersiap dengan dress putih dengan nuansa hitam dilengannya, yang disiapkan oleh Anita. Dress sederhana, namun terlihat cantik saat ia memakainya.

Anita membantu Sera untuk bersiap, bahkan ia juga menata rambut Sera agar terlihat cantik dan anggun. Tak lupa, dengan polesan make up tipis yang menghiasi wajahnya, menambah kesan manis pada dirinya. Untuk kesan akhir, Sera menyemprotkan sedikit parfum beraroma strawberry kesukaannya.

"Bunda, sepertinya ini terlalu berlebihan," ucap Sera saat menatap pantulan dirinya dicermin.

"Engga. Anak Bunda terlihat cantik, ayo turun, Redo udah lama nunggu," ajak Anita.

Samar-samar, ia dengar pembicaraan mereka dari ruang tamu. Disana ada Redo, dan kedua orangtuanya.

"Oh jadi begitu ceritanya?" tanya Redo.

"Iya Yah, boleh kan?" izin Redo.

"Boleh, tapi ingat! Jangan pulang larut malam!" peringat Evan, ayah Sera.

"Red! Ada apa sih?" tanya Sera yang masih kebingungan.

"Lah, sejak kapan lo disitu?" tanya Redo.

"Barusan kok," jawabnya.

"Wihh cakep juga lo kalau feminim begini," puji Redo tanpa berbohong sedikitpun.

"Emang!" sombong Sera.

"Udah, sana pergi! Keburu malem!" ingat Anita.

'jangan-jangan Bunda mau jodohin gue sama manusia biawak ini lagi!' batin Sera.

"Loh iya juga! Lo sih Ser mandi udah kayak putri keraton, lama banget!" kesal Redo.

"Kok lo jadi nyalahin gue!" sahut Sera yang tak terima.

"Udah sana, nanti kemalaman," kali ini bukan Anita yang bicara, melainkan Evan.

"Yaudah, kalau gitu Redo izin bawa Sera dulu ya Bun, Yah," pamit Redo.

"Sera pamit dulu Bun, Yah. Kalau Sera ga dipulangin nanti, tolong pulangin Redo ke Rahmatullah ya," pinta Sera.

"Kamu ini!" ucap Anita mencubit anaknya.

"Aww! Sakit, Bunda!" ringis Sera.

"Hati-hati, ingat jangan pulang larut malam!" kata Evan.

Mereka berdua mengangguk dan menuju mobil Redo. Namun, sebelum itu Redo menutup mata Sera menggunakan kain hitam yang ia bawa. Sera sempat menolak, karena takut jika ini adalah motif penculikan. Tetapi, Redo meyakinkannya, dan berhasil membujuk Sera.

Perjalanan itu cukup lama, hingga menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam. Sera tidak mengetahui tujuan mereka, karena Redo hanya bungkam saat ditanyai olehnya.

"Dah sampai," kata Redo saat selesai memarkirkan mobilnya.

"Udah? Ini udah boleh dilepas kan?" tanya Sera, ingin melepaskan penutup matanya.

"Eitss! Nanti dulu, ayo gue tuntun aja!" ajak Redo.

"Hm!" hanya itu jawaban yang keluar dari  bibir Sera.

Sepanjang perjalanan, Sera mencium aroma strawberry, hingga Redo berhenti dan melepaskan tangannya dari Sera.

"Red!" panggil Sera saat merasa Redo tak lagi berada disampingnya.

"Redo jangan macem-macem ya lo!" peringat Sera.

"REDO!" teriaknya, seraha melepaskan penutup matanya dengan kasar.

Betapa terkejutnya ia saat melihat apa yang ada didepannya saat ini.



🦉🦉🦉

Sorry guys, author baru sempet up🤏

Semoga kalian tetep antusias buat baca kelanjutan cerita Orlan dan temen-temennya yaa🙌.

Sera dengan dress cantik pilihan Mama Anita

_TBC_

Continue Reading

You'll Also Like

183K 20.8K 76
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
7.4K 910 15
Altheo chesley, anak anak ke 4 keluarga chesley, dan dia mempunyai adik perempuan yang hanya beda satu tahun. karena sebuah kejadian dia harus berper...
2.4K 613 14
⚠️ PERHATIAN!!! *Dilarang plagiat dalam bentuk apa pun *Hargai penulis *Bukan lapak BXB DeandDen gabungan dari Twins yang akan membawa alur cerita se...
54.4K 1.2K 8
Akan tiba masanya saat aku pergi dari dunia Saat janji yang aku ucapkan sudah terlaksana Saat dirimu mengatakan diriku sudah memenuhi yang kau pinta ...