🍃
🍃🍃🍃
"Papi, lian di mana?" Ujar anya sembari berlari ke arah brama dengan air mata yang mengalir tanpa henti
Gadis itu bahkan tidak merindukan atau pun tersenyum sama sekali untuk sang papi, brama.
Karena yang ada di fikiran nya dan yang sangat ia khawatir kan saat ini hanyalah lian, kekasih nya.
"Ada di UGD sayang" jawab brama dengan nada halus
"Papi gak punya hati, kenapa berbuat buruk sama lian? Kalau terjadi apa-apa sama lian bagaimana? Apa papi mau bertanggung jawab"
"Papi keterlaluan!!" Teriak anya penuh emosi sembari memukul bahu sang papi berulang kali
Gadis itu bahkan tidak perduli dengan tatapan orang-orang yang menatap diri nya heran dengan penuh tanda tanya karena saat ini ia hanya ingin meluapkan emosi nya ke brama.
Brama memegang kedua bahu putri tunggal nya itu membuat anya menghentikan pergerakan nya dan mulai menatap brama dengan air mata yang terus saja mengalir
Sudah hampir dua bulan ia tidak melihat wajah putri nya itu dan ketika ia kembali bisa melihat wajah anya.
Bukan senyuman atau pun pelukan hangat yang diri nya dapat, karena ia hanya dapat menerima tatapan kebencian dari putri nya tersebut.
"Maafin papi sayang! Papi salah sama anya.. papi minta maaf" ujar brama terdengar sangat tulus
Anya mengeram dan melepaskan dengan kasar kedua tangan sang papi dari bahu nya.
Tatapan gadis itu benar-bebar berubah dingin dan tidak seperti biasa nya. Ia benar-benar marah saat ini, apalagi di tambah dengan kondisi kekasih nya yang memburuk akibat ulah dari sang papi
Namun...
Ia merasakan ada yang salah dari sikap papi nya tersebut, brama yang selalu terlihat tidak mengingin kan diri nya untuk berada di dekat pemuda manapun kecuali yang ia jodoh kan.
Saat ini terlihat sangat teduh dari tatapan mata nya membuat anya cukup keheranan
"Maafin papi ya sayang? Maaf karena udah keterlaluan ke lian, papi gak tau kalau dia pacar anya" ujar brama lirih sembari memeluk putri nya dengan lembut hingga membuat anya semakin kebingungan
"Papi kenapa?" Ujar anya lirih hingga membuat brama tanpa sadar mulai melepaskan dekapan nya pada tubuh anya
"Apa yang kenapa sayang?" Ujar brama bertanya ke putri nya
"Bukan kah papi mati-matian mau menjodoh kan anya dengan anak teman papi secara paksa? Tapi kenapa papi bisa berubah secepat ini dan juga bisa menerima lian secepat ini?" Tanya anya lagi
"Lian pemilik netzard"
"Hah?"
"Harus nya anya sejak awal bilang ke papi kalau anya memiliki hubungan sama avlian edzard Ceo nedzard, dengan begitu papi tidak akan mungkin melarang hubungan kalian" ujar brama lagi melanjut kan kalimat nya membuat anya terdiam dan membulat kan mata nya tidak percaya
"Nerzard?" Ujar anya lirih dan brama dengan cepat mengangguk sembari tersenyum lembut
Ia benar-benar tidak menyangka bahwa netzard adalah milik lian, kekasih nya
Perusahaan itu termasuk salah satu yang menolong perusahaan papi nya yang hampir mengalami likuidasi.
Dan saat ini sang papi mengatakan bahwa lian adalah pemilik netzard grup.
Diri nya benar-benar tidak menyangka bahwa pemuda yang sejak awal menolong nya secara sukarela dan berakhir menjadi kekasih nya merupakan pemilik netzard
"Anya pulang sama papi ya sayang? Papi salah karena udah paksa anya.. cuma anya satu-satu nya yang papi punya"
"Gak mau pihh.." ujar anya menolak sang papi
"Papi restuin hubungan kalian dan papi gak akan pernah jodohin anya lagi. Papi janji, tapi pulang sama papi sekarang ya sayang?" Ujar brama lagi dengan sedikit memohon
"Enggak pih, anya masih mau sama lian" jawab anya
"Anya mau pih..
Anya mau pulang sama papi, tapi anya gak bisa..
Lian butuh anya
Anya takut gak ada di sisi lian ketika lian butuh anya!! Anya takut penyakit lian kambuh dan tidak ada siapapun di sisi nya yang bisa menolong nya"
"Kenapa?" Tanya brama bingung
"Papi pulang aja, anya mau nya sama lian.. anya masih mau jagain lian" ujar anya
"Gak baik tinggal sama laki-laki yang belum menjadi suami sayang" ujar brama mencoba memberi pengertian kepada putri nya tersebut
"Lian gak tinggal sama anya pih, dia tinggal sama keluarga nya.. apartemen nya kosong jadi lian yang minta anya buat nempatin apartemen nya"
"Papi gak keberatan kan?" Ujar anya lagi melanjut kan kalimat nya
"Kalau itu mau anya saat ini, papi coba buat mengerti" ujar brama membuat anya mulai tersenyum
"Makasih pih" ujar anya semangat dan mulai memeluk tubuh brama dengan erat
🔹
Lian duduk dengan menyandarkan kepala nya ke bahu anya, ia tersenyum dan menatap punggung tangan nya yang sebelum nya tertancap jarum infus dan sekarang sudah di lepas kan seorang perawat karena permintaan dari nya
"Uhukk..uhuk"
Lian terbatuk beberapa kali dan terlihat kesulitan menarik nafas membuat anya yang merasakan pergerakan dari pemuda itu sedikit meringis dan mulai khawatir
"Butuh masker oksigen han?" Ujar anya bertanya kepada lian yang terlihat kesulitan mengatur nafas nya
"Gak perlu an, gue gak papa" jawab lian
"Sakit ya han?" Tanya anya lirih
Lian menggeleng lalu menggenggam tangan anya dengan erat, entah apa yang ada di fikiran pemuda itu saat ini.
Avlian malah tersenyum lembut dan menatap mata anya dengan sendu membuat anya sedikit heran
"Kok malah senyum han?" Tanya anya
"Lo tau an? Ngedapetin lo ternyata sesulit ini.." ujar lian dan sedikit tertawa di akhir kalimat nya
"Gak sulit kalo lo jujur sejak awal lian!" Ujar anya kesal
"Hah?"
"Kenapa gak bilang sejak awal sih han kalo lo, Ceo Netzard? Kalo lo jujur sejak awal. Bokap gue gak mungkin nyuruh orang-orang suruhan nya buat mukulin lo"
"Karena gue lo sampe babak belur kaya gini" ujar anya terlihat sedih sembari memegang wajah lian yang penuh lebam kebiruan
"Bukan salah lo an, karena lo pantas buat gue perjuangin! Sebener nya gue juga terpaksa jujur ke bokap lo"
"Maksud lo apa han?"
"Gue terpaksa jujur demi lo anya! Selama ini gue selalu tutup rapat identitas gue sebagai Ceo Netzard.. setengah mati gue usaha agar semua orang di luar netzard tidak tau siapa pemilik sebenar nya"
"Tapi gue gak bisa tutupin lebih jauh karena lo an, dan syukurlah bokap lo mau terima gue" ujar lian membuat mata anya berbinar menatap wajah kekasih nya tersebut
"Lian.." ujar anya menatap wajah lian dengan berbinar
"Tapi gue ragu an!!"
TBC
🔥 NEXT or NO? 🔥