Then I See You Again (Tamat)

By lolyblossom

189K 9.4K 498

"then i see you again. i can feel butterfly on my stomach fly high, feel my feet want to knee front of you an... More

opening
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Extra part
macam macam diskon
PDF Version
CERITA BARU!!

14

5.4K 303 211
By lolyblossom

Wajib vote sebelum membaca!!
Jangan lupa comment tanggapan kamu tentang part ini!
Jangan lupa Follow buat dapet notifikasi updatetan selanjutnya.
Happy reading😘

Saat ini seluruh mahasiswa semester 1 - 7 di Unversitas Neo Citra Teknologi sedang melaksanakan Ujian Tengah Semester. Berlangsung selama 8 hari, dari Senin hingga Jumat lalu di sambung lagi minggu depan di hari Senin hingga Rabu.

Terhitung hari ini sudah memasuki hari ke-3 ujian. Dan sejak kemarin lusa tepatnya hari Senin, Jessa rajin sekali nongkrong di kantin pemersatu anak teknik dan manajemen. Sengaja Jessa selalu berada disana dengan atau tanpa Dimas di sisinya. Pemuda itu sedang berusaha menemui Anastasia. Tapi sudah 3 hari ini Jessa tidak melihat keberadaan gadisnya. Kali ini Jessa dengan sengaja membantu prof tejo dosen manajemen dasar untuk dibawakan tumpukan kertas ditangannya, sepanjang jalan menyusuri fakultas manajemen, pemuda itu tak hentinya menengok kanan dan kiri, berharap dapat menemukan batang hidung gadisnya.

"Kok gak kelihatan ya." Jessa bergumam lirih sambil terus berjalan tanpa melihat tempat prof Tejo berhenti.

"Hei hei nak, meja saya disini. Kamu mau kemana?"

"Eh iya pak, maaf saya kira masih lurus." Jessa menahan malu di hadapan dosen fakultas manajemen lainnya, pemuda itu segera menghampiri prof Tejo dan menaruh tumpukan kertas yang sepertinya lembar ujian yang telah di kerjakan.

"Cari siapa kamu? Anak teknik kok sampai mampir kesini, tapi saya terima kasih sudah di paksa untuk dibantu."

"Sama-sama pak, saya gak lagi cari siapa-siapa."

"Kalau ada masalah sama pacar itu di bicarakan, jangan pura-pura diam, nanti kamu yang rugi kalau sampai ada pihak ke tiga yang datang di hubungan kalian." Prof Tejo tau jika Jessa tidak serta merta ingin membantunya, pemuda di hadapannya ini beberapa kali terlihat memperhatikan sekitar selama perjalanan menuju ruang dosen, seperti tengah mencari seseorang.

"Terima kasih buat wejangannya pak." Akhirnya Jessa tidak mengelak, dia merasa ada benarnya tentang nasihat dari dosen dihadapannya. Jessa jadi berfikir apakah harus dia mengajak Ana berbicara, tapi apa yang harus di bicarakan. Hubungan meraka tidak sedang seperti mengharuskan untuk membicarakan sesuatu.

"Yasudah kamu bisa kembali."

"Saya permisi dulu pak, mari."

Jessa melangkah keluar dari ruang dosen fakultas manajemen. Harus kemana lagi dia mencari Ana, ruang geraknya terbatas karena ada mamanya yang sedang menginap di apartemen. Jika Jessa mampir ke kos Ana akan sangat memakan waktu dan itu bisa membuat ibu nya curiga.

"Coba besok lagi kali ya, gue juga udah telat pulang. Pasti mama ngomel lagi."

Pada akhirnya hari ini Jessa kembali pulang sebelum melihat batang hidung gadisnya. Sepanjang perjalanan menuju motornya yang terparkir pikiran Jessa berkelana. Sebenarnya Ana ada dimana, pemuda itu belum bertemu Ana sama sekali setelah kejadian dia menembak Bella di muka umum. Di tambah saat dia ijin sakit karena mukanya yang lebam dan badannya yang tiba-tiba demam. Sepertinya Jessa memang harus bersabar untuk kali ini.

••••

"Makasih kak Sean udah anterin aku pulang."

"My pleasure princess. Sekarang kamu nongkrongnya di mie ayam depan kampus na?"

"Hehe iya kak, temen aku udah pada tau soal kak Jessa, mereka mau meminimalisir aku ketemu sama dia, salah satu caranya gitu."

"Bagus deh kalau gitu, pelan pelan aja na. Jangan terlalu maksain diri."

"Enggak kok, aku juga udah hampir sebulan gak ada komunikasi sama kak Jessa, walaupun ada rasa kangen pingin lihat kak Jessa, tapi aku masih bisa handle kok."

Sean tersenyum mendengar penuturan Ana, di usap puncak kepala Ana lembut. Pemuda itu menatap Ana dengan tatapan yang sulit di artikan.

"You did great Ana, i hope you keep smiling like this in the future."

"Thank you kak, padahal kita gak deket, tapi kak Sean selalu ada buat nenangin aku."

"Masuk gih, gue mau balik."

"Yaudah makasih ya kak, bye hati hati nyetirnya."

Sean tidak sanggup jika harus lebih lama melihat senyuman Ana, pemuda itu memastikan gadis di hadapannya menghilang di balik gerbang, lalu menyalakan motor dan melesat menuju kosnya. Bagi Sean tidak masalah jika harus menunggu lama, jika hasil penantiannya itu adalah Ana, pemuda itu rela menanti bertahun tahun. Tapi semoga saja itu tidak mencapai bertahun tahun.

••••

Jessa memasuki apartemen ketika mamanya sedang menyiapkan makan siang, lelaki 17 tahun itu menaruh tasnya di sofa lalu menghampiri sang ibu yang sedang berada di dapur.

"Masak apa ma?"

"Mama siapin beberapa masakan buat kamu di kulkas, besok siang kayaknya mama balik ke jakarta."

"Kenapa? Ada masalah disana?" Sebenarnya Jessa merasa bersyukur setelah tepat 6 hari mamanya kembali ke jakarta juga. Jujur dia sedikit tidak leluarsa untuk menemui Ana jika mamanya masih di bandung.

"Enggak, cuma papamu minta di temani business trip ke Jepang. Kamu jangan berantem, jaga kesehatan Jessa."

"Iya ma, Jessa juga udah dewasa, bisa jaga diri."

"Jaga diri apa yang sampai babak belur?"

Okay, Jessa kalah. Dia tidak akan pernah menang melawan argumen mamanya. Lebih baik dia membantu menata makanan di meja makan. Selama makan siang berlangsung, sesekali mama Jessa memberikan nasihat pada putra tunggalnya. Arini tentu tidak mau terjadi sesuatu pada anaknya, apa lagi saat dirinya maupun suaminya jauh dari sang putra.

"Mungkin besok kamu pulang kuliah mama udah berangkat ke jakarta."

"Iya ma, hati-hati. Bilang sama pak budi jangan ngebut."

"Harusnya mama yang kawatir sama kamu."

"Ma udah dong, jangan dibahas melulu."

Rasanya jengkel sekali, memang ya kalau kesalahan kita ketauan oleh ibu akan selalu di ungkit setiap ada kesempatan. Entah sampai berapa kali lebaran hal ini akan di bahas oleh mamanya. Kini Jessa hanya bisa pasrah dan memakan makanannya dengan cepat, ingin segera masuk kamar untuk menghindari ibunda tercinta.

••••

Dimas, Sean dan Matthew baru saja memasuki sebuah tempat dengan degup musik yang keras dan bising. Banyak orang yang berjoget menikmati alunan musik EDM. Dari kejauhan Dimas melihat seorang gadis yang dia kenal. Pemuda dengan jaket kulit itu memberi isyarat pada Sean dan Matthew tentang keberadaan seorang gadis.

Setelah mengetahui siapa yang di maksud Dimas, segera Sean melangkahkan kakinya menuju gadis yang sedang bergelayut manja kepada seorang pria.

"Bel, kebetulan kita ketemu disini. Ikut gue dulu bentar, mau bahas sepupu lo."

"Ck, apaan lagi sih. Bentar ya sayang aku mau ngobrol sama temen sepupu." Bella, gadis itu sedikit berteriak agar lelaki di sampingnya mendengar suaranya yang kalah dengan suara musik yang di putar. Setelah di angguki oleh lawan bicaranya, Bella mengikuti Sean menuju pintu belakang Club malam tempat mereka berada saat ini.

"To the point aja cepet, gue udah males ikutan permainannya Jessa."

"Lah, bukannya lo yang terlalu patuh ke bocah brengsek itu? Lagian lo kenapa mau ikutin dramanya Jessa?"

"Kok lo jadi nyolot gini, jangan mentang-mentang lo senior gue ya."

"Gue peringatin buat gak ikut permainan gila Jessa. Gue lagi berusaha buat ngambil hati Ana, jadi jangan ganggu jalan gue pakek drama sialan kalian."

"Jadi lo mau nikung sepupu gue? Heh denger ya, gue sama Ana sama-sama perempuan. Dan gue paham betul cewek itu gak gampang buat beralih. Coba sana lo tanya dia suka sama Jessa udah berapa lama." Walaupun Jessa menyebalkan, Bella masih sedikit peduli dan tidak suka jika sepupunya di usik. Bella sendiri belum pernah melihat Jessa melakukan hal bodoh karena tertarik pada perempuan. Bella juga menduga jika Ana sedikit banyak merubah sifat kaku Jessa, sebelum pemuda itu menginjak kelas 12 SMA sifatnya sangat dingin dan kaku. Jessa juga jarang sekali tersenyum hampir tidak pernah malah. Tampilannya selalu datar, menjawab pertanyaan seperlunya, pokoknya lelaki itu seperti robot hidup. Tapi entah karena apa saat sudah menduduki bangku 12 SMA, Jessa jadi lebih seperti manusia walaupun sifat dingin dan kakunya masih ada.

"Emang bang Jessa tau kalau Ana udah 3 tahun suka sama dia?" Matthew muncul di belakang Bella sambil memainkan rubik yang entah dari mana asalnya, karena saat berangkat dia tidak membawa apapun kecuali dompet dan ponsel.

"See? 3 tahun. Kita semua tau kalau Sean baru suka sama Ana 2 tahun."

"Gak ada yang tau masa depan, cara Jessa caper ke Ana kasar. Bisa aja Ana lebih milih move on dari pada ngejar Jessa."

"Kalau itu gue setuju, tapi gue tetap mau Ana buat Jessa."

"We will see, siapa yang lebih bisa dapatin Ana."

"Serius lo ngajak gue kesini mau ngomong hal kayak gini?"

"Iya, gue mau lo jaga Jessa biar jalan gue mulus."

Setelah mengatakan hal itu Sean beranjak masuk kembali ke club. Bella melihat punggung Sean dan Matthew dengan tatapan sulit di artikan. Ana sangat pantas bahagia dengan orang seperti Sean yang tidak pengecut terhadap perasaannya. Bagaimana ya, apakah Bella harus menyadarkan Jessa sebelum terlambat?


Support aku dengan...

•follow akun wattpad untuk tau notif dan Karya ku yang lainnya.

•tinggalkan Vote dan comment biar aku makin semangat menulis.

Thank you untu support melalui vote dan comment kalian, see you next part my readers🖤

🤍my readers🖤

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 12.1K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
1.7M 25.7K 43
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.4M 172K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
365K 39.9K 22
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...