Jika Saja Ku Tolak Cintanya [...

By LadyHong_

174K 10.9K 885

Noted : sebagian cerita merupakan kisah nyata. Rate age : 18+ terdapat adegan kekerasan yang tidak patut diti... More

1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9
10.
11
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
32.
33
34.
35
36.
38.
39.
40.
JSKTC SEASON II
⚠️Pengumuman⚠️

37.

2.1K 233 32
By LadyHong_

Hola untuk pembaca baru dan lama, apa sudah siap untuk baca kelanjutan kisah ini? Aku juga excited banget sih pengen liat reaksi kalian setelah baca chapter ini

Enjoyy!!
.
.

Banyak hal yang tidak Sephia ingat perihal tadi malam, yang ia rasa kini hanya pengar akibat efek samping alkohol juga kepala yang masih sakit. Tadi malam, Randi mengantarkannya ke rumah Joly saat waktu menunjukan pukul tiga pagi. Orang tua Joly sempat keberatan karena melihat kondisi Sephia yang mabuk berat layaknya anak nakal akan membawa dampak buruk terhadap anak mereka. Namun Joly dan juga Randi sudah siap dengan jawaban mereka untuk pertanyaan tersebut, yang pada akhirnya Sephia diizinkan untuk menginap.

Lalu esoknya, Joly mengantar Sephia untuk pulang ke kost setelah selesai makan sup pereda pengar buatan Ibunya Joly, juga istirahat beberapa saat.

"Baju lo gue buang," kekeh Joly saat mengingat penampilan Sephia yang datang dengan keadaan pakaian penuh robekan.

"Lo kayak gembel," tambahnya.

Sephia menggosok matanya, penglihatannya kabur dan pusingnya belum reda.

"Gue malu kalo inget."

"Tapi gue bangga sama Lo, bisa ngebales apa yang dilakukan Musa. Gak cuma diem aja," jawab Joly.

Sephia masih diam, mencerna semua ingatannya yang sempat hilang tentang kejadian tadi malam. Perlahan kembali memenuhi otaknya tak berurutan, Sephia ingat dia membuka kemeja, meneguk alkohol, merobek rok, dan....Mencium seseorang yang tak ia kenal!!

"Ini bukan mimpi kan!" gumam Sephia menampar kedua pipinya sendiri.

"Lo udah inget kejadian semalem?"

Sephia menarik selimut yang ada di kamarnya lalu menutup semua wajahnya karena benar-benar malu atas apa yang ia perbuat.

"Joly!!!"

"Kata Randi Lo cium orang random, itu yang ngebuat Musa benar-benar tak terkendali."

"Gak usah diperjelas, gue malu!!"

Joly tertawa, menepuk punggung Sephia, "proud of you."

"Dari pagi Musa neleponin gue Mulu nanya keberadaan Lo."

"Terus Lo jawab apa?"

"Gue gak jawab, biarin aja dia cari." Joly melipat kedua tangan di dada dengan angkuh.

Saat Joly berniat untuk duduk di sofa, ia menggeser sedikit kencang meja itu sehingga vas bunga yang terparkir cantik disana terjatuh dan pecah. Gegas, Sephia berhambur menuju ruang tengah. Mendapati vas bunga pemberian dari Musa itu sudah hancur tak bisa diperbaiki.

"Sephia, maaf ya." Joly berusaha mengumpulkan pecahan itu.

"Gak apa-apa, sini gue bantuin."

"Tunggu!" Joly menahan tangan Sephia, menatap tajam ke satu arah dibalik rangkaian bunga itu.

Diraihnya sebuah benda asing berwarna hitam yang tak ikut pecah meskipun vas sudah hancur, "Sephia.."

"Kamera," gumamnya, kedua pandangan mereka beradu seperti mempunyai fikiran sama.

"Siapa yang kasih ini?"

Deret masalah beberapa hari itu sungguh membuatnya frustasi, Sephia membulatkan matanya tak percaya atas apa yang sedang terjadi.

"Musa."

"Hah?"

"Ini dari Musa."

Joly melempar dan menginjak kamera itu sejadinya sampai hancur, "ubah kata sandi pintu Lo."

"Pasti Musa udah tahu kalo Lo disini, dia bakal kesini. Ayo Sephia!"

Sephia menuruti perintah sahabatnya, ditekannya satu persatu digit angka itu menciptakan kata sandi baru yang tidak diketahui Musa.

"Lo beresin barang-barang Lo, pulang ke rumah Lo sekarang. Gue antar," ucap Joly setelahnya.

Dan belum sampai disitu kepanikan keduanya, suara dering ponsel Joly ikut andil dalam membuat suasana semakin menegangkan.

"Halo."

"Hah?"

"Apa!"

"Aku kesana sekarang, Ma."

"Kenapa?" tanya Sephia ikut panik akibat raut wajah Joly.

"Randi..Randi ditikam orang!"

"Gue harus kesana, Sephia. Maaf gue gak bisa temenin Lo pulang."

Mereka berpelukan dengan air mata yang sudah rebas dari keduanya, kondisi Randi yang terbilang kritis membuat Joly hilang akal. Ia benar-benar takut kehilangan dia, tapi dia juga mencemaskan sahabatnya.

"Dengerin gue."

"Lo harus cepet pulang ke rumah orang tua Lo ya, dan putusin Musa. Lupain dia!"

Sephia mengangguk-ngangguk dengan cepat, menunjukan bahwa Joly sebaiknya fokus pada Randi saja dan segera berangkat.

****

Suara bel kost itu berulangkali berbunyi tanpa jeda, Sephia yang belum sempat untuk meninggalkan tempat itu merasa takut dan khawatir di dalam sana. Suara ketukan lalu bergema juga, "sayang, aku tahu kamu di dalam."

Sephia mengigit bibir bawahnya, tangannya terlihat gemetar tak tahu harus merespon apa.

"Kenapa kata sandinya diganti?" teriak sebuah suara di luar sana.

"Aku gak bakal melukai kamu, kenapa kamu jadi kayak gini Sephia?" Suaranya terdengar memelan dan putus asa.

"Sephia..."

Sephia melihat Musa dari monitor smart door viewer yang dirancang setiap kamar kost agar pemilik kamar mengetahui siapa tamu dibalik pintu. Namun setelah melihat wajah Musa yang nampak babak belur, membuat dirinya iba. Sekali lagi, apakah ia membuat pilihan yang salah?

Pintu itu terbuka, memperlihatkan Musa yang masih kokoh berdiri dibaliknya. Senyum pria itu merekah, ia tahu Sephia akan luluh jika melihatnya terluka. Musa lalu memeluk tubuh Sephia yang jauh lebih pendek darinya, meredupkan dagunya di bahu Sephia dengan manja dan hangat.

"Aku tahu kamu pasti akan buka pintunya."

"Aku pikir setelah apa yang terjadi tadi malam, semuanya udah berakhir begitu juga dengan kita."

"Maksud kamu?" Kerutan kening Musa terlihat keras.

"Sa, kita udahan ya. Hubungan kita udah gak sehat," ucap Sephia.

"Kenapa? kalo alasan kamu putusin aku gara-gara Sabai, sumpah aku gak selingkuh! aku mabuk kemarin."

"Bukan cuma itu." Sephia mundur satu langkah, sementara Musa maju satu langkah. Tak terasa mereka sudah melewati ambang pintu.

"Terus?"

"Aku udah tahu semuanya, Sa."

Aura wajah Musa seketika berubah, "semuanya?"

"Kamu kan yang mencelakai Tante Nayla, kamu juga yang nabrak Rekhsa, membunuh kucingnya Laura. Dan menikam Randi!"

Musa tersenyum menyeringai, "mereka menyakiti kamu dan menghalangi jalanku, apa salahnya aku memberikan peringatan?"

"Tante Nayla gak pernah menyakiti ku, Rekhsa juga baik, Kucing itu pun gak bersalah. Dan Randi? dia sahabat kamu, Musa!"

"Mama tiri kamu udah membuat Sephia ku gak nyaman, dan Rekhsa? aku gak bisa melarang kamu untuk tidak tampil di theater sialan itu kan? jadi aku membuat orang lain yang mundur dengan sendirinya. Aku cemburu, Sephia."

"Kamu jahat, Musa!"

"Sayang, itu semua karena aku cinta sama kamu."

"Bulshit!! aku salah berfikir bahwa Musa akan berubah. Ekspektasiku yang terlalu tinggi."

"Kamu itu Buas, liar, tak terkendali, psycho. Kamu monster Musa!"

Musa menempelkan jari telunjuknya pada bibir Sephia, "ssssttt.. kamu salah besar sudah menyebut monster pada monster sungguhan."

Sephia menelan salivanya, tubuhnya seperti mematung. Tatapan Musa menjadi begitu dingin dan mengerikan, sorot matanya tenang, namun penuh rencana.

"Aku mau kita putus!" bentak Sephia menyingkirkan tangan itu dari bibirnya.

"Sephia, mau aku kasih tahu rahasia seru?"

Sephia gerak memundurkan langkahnya, dan Musa terus berjalan mendekatinya.

"Kalau memang kamu sudah tahu semuanya, semengerikan dan senekad apa aku. Justru harusnya kamu tidak berfikir untuk putusin aku."

"Maksud kamu?"

"Aku udah kasih tahu kamu berkali-kali bahwa aku ini pendendam, Sephia."

"Dan.."

Musa mendekatkan bibirnya pada telinga Sephia, memotong jarak mereka sehingga semakin dekat.

"Masih banyak yang belum kamu tahu tentang aku," bisik Musa membuat Sephia semakin ketakutan.

"Kamu mau ngapain, Musa?"

To be continue...

Sephia, saran gue mending Lo kabur ke Zimbabwe aja sih..

Kalo ini Musa Mahesa



Maaf salah, maksudnya ini 🤭



Mana nih yang masih jadi team Sephia-Musa?





Continue Reading

You'll Also Like

180K 8.5K 12
*** Adrien menatap Dara dengan pandangan sulit diartikan. "Kamu pikir, singa akan melepaskan mangsa nya begitu saja?" *** Kaiden duduk di tepi ranjan...
1.5K 133 17
Dante yang awalnya hanya berniat menghancurkan kehidupan Isabel, seiring berjalannya waktu malah membuatnya terobsesi untuk memilikinya. Apa yang har...
64.3K 4.5K 18
Strawberries & Ciggaretes menceritakan tentang rumitnya percintaan segitiga di antara Gloria dan kedua lelaki yang bersahabat--- Jay dan Rayend. Berm...
3.3M 48.6K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...