Jika Saja Ku Tolak Cintanya [...

By LadyHong_

181K 11.4K 888

Noted : sebagian cerita merupakan kisah nyata. Rate age : 18+ terdapat adegan kekerasan yang tidak patut diti... More

1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9
10.
11
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
32.
33
34.
35
37.
38.
39.
40.
JSKTC SEASON II
⚠️Pengumuman⚠️

36.

2.2K 255 34
By LadyHong_

Jangan lupa follow dan vote!
Enjoyy
.
.

Randi menarik tangan Sabai yang saat itu sedang berpangku ditengkuk leher Musa untuk memperdalam ciuman mereka, posisi mereka yang panas dimana Sabai duduk dipangkuan Musa sambil bibir mereka menyatu penuh gairah.

Sabai yang mabuk berat terhuyung lalu ambruk saat Randi berhasil menjauhinya dari Musa, sementara Musa yang sama mabuknya belum peduli dengan tamu yang baru saja datang.

"Ngapain Lo disini!" bentak Musa pada Randi yang menghentikan aktifitas menyenangkan tadi.

Randi cepat-cepat menegukan satu botol air mineral pada Musa agar pria itu tersadar dari mabuknya, "sadar bajingan! gue malu sebagai laki-laki liat Lo kayak gini."

Kemudian Randi berkali-kali menampar kedua pipi Musa untuk menetralkan akalnya, karena akan percuma jika ia berkelahi dengan orang tak waras.

"Apa-apaan sih Lo! ganggu tau gak!" racau Sabai sebelum jatuh pingsan.

"Sadar goblok! cewek Lo liat!" Randi tak menggubris Sabai dan tetap fokus pada Musa, sementara Sephia yang masih termenung di ambang pintu.

Musa menggeleng-geleng dengan kasar mencoba mengumpulkan nyawanya, penglihatannya mulai menjernih saat ia menyadari bahwa Sephia sedang tertawa disana melihat pemandangan gila ini.

"Sadar woyy! Lo bakal bener-bener kehilangan Sephia!"

"Kenapa Lo ajak dia kesini, bangsat!" Sepertinya kesadaran Musa sudah mulai kembali.

"Seharian dia nyariin Lo!"

Musa mendorong Randi yang menghalangi jalannya, berlari menuju Sephia yang masih tertawa kencang sambil air matanya mengalir. Ekspresi itu tidak membuat Musa lucu atau tenang, tapi membuatnya lebih terlihat menakutkan.

"Sayang aku bisa jelasin, jangan nangis," ucap Musa mengusap air mata itu.

Sephia menepis setiap sentuhan yang diberikan Musa, "bulshit, persetan Lo Musa!"

Musa agak kaget dengan kalimat yang keluar dari mulut Sephia, karena sebelumnya gadis itu tak pernah berkata kasar, "Sephia..."

"Lo bilang Lo gak peduli gue gendut atau nggak! gak peduli cantik atau nggak! buktinya semua laki-laki sama! terpikat oleh kecantikan dan kemolekan tubuh cewek lain!" Maksud Sephia tertuju pada Sabai.

"Aku mabuk, Sephia. Aku gak sadar, aku pikir dia itu kamu."

"Lo bilang kemarin gue terlalu menuntut Lo untuk sempurna? Fine! kali ini gue yang akan menurut semua keinginan Lo!"

Musa mulai khawatir atas apa yang akan dilakukan Sephia, gadis itu mendekati Randi. Berbisik dengan suara paraunya, "kalo gue kenapa-kenapa, gue pengen Lo yang nganterin gue pulang."

Tak menunggu jawaban Randi, Sephia lalu melangkah ke tengah ruangan VIP itu dengan yakin, "Lo suka cewek sexy? gue bisa!"

Randi dan Musa mulai tak enak hati, "Sephia apa yang mau kamu lakuin!"

"Sephia!"

Satu persatu, ia membuka kancing kemeja coklat milonya dengan tenang. Menanggalkan ikatan rambutnya agar dibiarkan terurai, lalu perlahan membuka kembali kancing yang berderet vertikal itu.

"Sephia! kamu tahu apa yang akan aku lakuin sama siapapun yang melihat ini?" Musa dan Randi cepat-cepat menutup kembali kemeja itu yang sudah memperlihatkan pakaian dalam Sephia.

"Awas Lo semua!"

"Sephia! Lo gila!" cerca Randi.

"Gue berusaha ikutin semua yang dia mau!" tunjuk Sephia pada Musa.

"Nggak, Sephia. Aku minta maaf.."

"Aku gak mau kamu kayak gini."

Kemudian Sephia memutar kepalanya mencari sesuatu disana, tersenyum saat ia sudah menemukan lalu mengambil sebotol alkohol itu lalu meneguknya, "Lo bisa selingkuh karena mabuk? gue juga mau kalo gitu!"

Kali ini pemandangan tak kalah seru saat Musa dan Sephia berebut botol alkohol itu, namun Sephia sudah terlanjur meminum cukup banyak.

"Apa yang Lo lakuin!" Randi sama frustasinya.

Musa melempar botol itu sembarang, menciptakan suara kegaduhan yang membuat tamu lain ikut masuk dan melihat peristiwa itu.

Sephia lalu merobek jahitan sisi roknya sampai paha, berjalan sempoyongan dan mendadak mencium pria random disana.

"Persetan!" Musa benar-benar murka kali ini atas apa yang dilakukan Sephia.

Ia menarik kerah baju pria itu, mengangkat lalu melemparnya ke lantai menggunakan teknik taekwondonya, "beraninya Lo cium cewek gue, bangsat!"

Musa menaiki tubuh yang sudah terkapar itu, menghajarnya habis-habisan.

"Dia duluan yang cium gue!"

"Harusnya Lo jangan terima, bangsat!"

"Musa apa yang Lo lakuin!" Randi mencoba memisahkan.

"Dia bisa mati!"

"Persetan Lo!"

"Lo yang setan!" hardik Sephia.

Musa bangkit, jantungnya terpacu sangat kencang. Meninggalkan tubuh pria itu yang sudah tak sadarkan diri, bergerak cepat menuju Sephia lalu mencengkram kuat kedua pipinya, "lihat, Sephia! inikah yang Lo mau? melihat gue membunuh!"

"Lo duluan yang membuat gue gila, Musa!"

Keadaan di dalam ruangan itu semakin chaos, Musa benar-benar liar dan tak terkendali. Sekali lagi, Randi mencoba melepaskan kesakitan itu pada Sephia.

"Musa udah!" Teriak Randi yang dibantu salah satu satpam disana.

"Kalo Lo bisa selingkuh, kenapa gue gak bisa!"

Musa membekap mulut Sephia dengan kasar, "gue gak selingkuh!"

"Mas udah, Mas. Kasihan Mbaknya."

"Sa, kendalikan diri Lo!" Randi ikut berusaha.

"Lo selalu bikin gue marah, selalu membuat gue menggila!" Kuat sekali Musa mencengkram tangan Sephia.

"Gue mau pulang!"

"Iya! emang sebaiknya Lo pulang!" Musa menarik tangan itu untuk keluar.

"Gue yang anter dia pulang,"ucap Randi merebut alih tangan Sephia.

"Siapa Lo, beraninya ngatur gue!"

"Gue yang ajak dia kesini, jadi gue yang harus antar dia pulang!"

"Minggir Lo, sialan!" Musa kali ini berkelahi dengan sahabatnya sendiri.

Mereka berguling diatas lantai, saling adu kekuatan tanpa salah satu mengalah, "Lo gak pantes buat Sephia!"

"Cukup, udah!" Sephia mencoba memisahkan mereka dengan keadaan akalnya yang sudah dipenuhi alkohol.

Satpam akhirnya menengahi mereka, membiarkan Randi membawa pergi Sephia sementara kelima satpam itu menahan Musa disana.

*****

Musa terbangun, mendapati Sabai yang sudah berada di samping ranjangnya memandangi dengan lekat.

"Pagi sayang!"

"Gue dimana?"

"Rumah aku lah, semalem Kakak kacau banget. Gak mungkin aku bawa pulang anak politikus dengan keadaan seperti itu."

"Ini semua gara-gara Lo!" hardik Musa mendorong Sabai ke tembok.

"Kalo sampai hubungan gue berakhir sama Sephia, gue akan menutup umur Lo juga!"

"Kak Musa! Kakak gak pernah kasar gini sama aku!"

"Semua berubah semenjak anak Lombok itu Dateng! Kak Musa gak pernah perhatian sama aku lagi!"

Musa menampar keras Sabai, memperlihatkan darah menetes dari sudut bibir gadis cantik itu, "gak ada yang berubah! Lo cuman gak kenal Musa yang sebenarnya."

"Kak Musa jahat!"

Musa meninggalkan Sabai, memperlihatkan punggung kekarnya yang lamat-lamat menjauh lalu menghilang tertutup pintu.

Musa memukul stir nya keras, saat tak menemukan titik lokasi Sephia dimana pun. Mungkin karena ponselnya mati atau ia ketahuan telah   membajak ponsel gadis itu.

Di kost nya pun ia tidak menemukan keberadaan gadis itu, lalu memilih untuk pergi ke rumah Randi. Tersangka yang membawa kabur kekasihnya semalam.

"Dimana Lo sembunyiin Sephia, Goblok?" Tanpa basa-basi, Musa lalu melanjutkan perkelahiannya dengan Randi saat pria itu baru saja membuka gerbang rumahnya.

Randi yang belum siap dengan serangan, langsung terkapar di aspal.
"Lo yang goblok!"

Randi mencoba bangkit, suara pukulan keras terdengar kembali.
"Lo gak ada hak ikut campur urusan gue!"

"Gue punya hak, karena Sephia temen gue juga!"

"Dimana, Sephia!!!" Musa memukul pipi Randi dengan sekuat tenaga.

"Lepasin Sephia!" Ucap Randi, padahal posisinya sudah kalah telak dengan Musa.

"Sephia milik gue!"

"Kalo dia gak mau gimana?"

"Sephia milik gue! sekalipun harus gue bunuh lalu jasadnya gue awetkan!"

"Lo gila Musa!"

"Siapapun gak boleh bisa miliki dia kecuali gue!"

Fitri selaku Ibu dari Randi ikut keluar mendengar pertengkaran hebat di pelataran rumahnya pagi-pagi.

"Ada apa ini!"

Wanita parubaya itu kaget ketika melihat dua anak laki-laki yang telah bersahabat dari kecil berkelahi hebat, Ia membantu anaknya untuk berdiri.

"Ibu gak pernah lihat kalian berantem, ada apa ini. Musa? Randi?" Pandangan Fitri berayun dari kedua pria itu.

"Dia udah menyembunyikan pacar Musa, Tante!" tunjuk Musa.

Fitri melebarkan matanya, "bener itu Randi?"

"Kalian gak lagi suka sama wanita yang sama kan?"

Randi diam saat setelahnya ia berkata, "bukan, Bu. Musa sangat kasar dengan pacarnya sampai terlihat ingin membunuh gadis itu. Randi hanya menolong."

"Bagus, Lo akhirnya ngaku juga!"

"Mana pacar gue!"

"Musa bener itu? kamu kasar sama pacar kamu sendiri?" tanya Fitri membelalak.

Agaknya sudah semakin tegang ya guys, btw aku udh dapet untuk endingnya. Kalo kalian team suka baca cerita yang partnya bnyak banget, atau banyak aja?

Jangan lupa share temen2 kalian supaya ramein cerita aku, dan voted juga ya supaya ceritaku ada yang lirik nih 😍

Continue Reading

You'll Also Like

659 65 11
Bagaimana rasanya ketika pacar mu tak ingat kalau kalian adalah sepasang kekasih? Dan ia tak pernah ingat apa yang telah kalian jalani. Itulah yang d...
4.2M 127K 87
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž π‘©π’†π’“π’„π’†π’“π’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’”π’†π’π’“π’‚π’π’ˆ π’˜π’‚π’π’Šπ’•π’‚ π’šπ’ˆ π’ƒπ’†π’“π’‘π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’Œπ’† 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 οΏ½...
18.8K 794 33
Dante yang awalnya hanya berniat menghancurkan kehidupan Isabel, seiring berjalannya waktu malah membuatnya terobsesi untuk memilikinya. Apa yang har...
1.8M 57.8K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...