Jika Saja Ku Tolak Cintanya [...

Por LadyHong_

174K 10.9K 885

Noted : sebagian cerita merupakan kisah nyata. Rate age : 18+ terdapat adegan kekerasan yang tidak patut diti... Más

1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9
10.
11
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
32.
33
34.
35
36.
37.
38.
39.
40.
JSKTC SEASON II
⚠️Pengumuman⚠️

23.

2.7K 230 31
Por LadyHong_


JSKTC UPDATE !!

Siapkan mental kalian dan jangan emosi di chapter ini wkwk.
.
.
.

Satu Minggu berganti, Musa melambaikan tangan pada Sephia yang sedang dalam rombongan theaternya. Sembari menenteng kamera yang sudah dipersiapkannya untuk memotret Sephia dengan kualitas baik, sebelum acara perlombaan dimulai Musa menyempatkan untuk menghampiri Sephia.

"Kamu yakin mau nonton? kamu pulang aja deh aku malu." Sephia mendesak Musa.

"Aku mau nonton."

"Beneran? kamu gak sibuk?"

"Nggak, aku mau nonton kamu aja."

Sepeninggalnya Musa, Sephia tampak gelisah dan khawatir. Bukan karena ia malu tampil di hadapan Musa, tapi sebenarnya ia takut ketahuan bohong.

Disisi lain, Musa yang sudah memilih kursinya yaitu di posisi paling depan. Sudah siap mengatur kameranya, dan tibalah acara perlombaan itu dimulai dengan menampilkan kelompok theater dari sekolah lain terlebih dahulu. Sementara sekolahnya berada diurutan tampil ketiga.

Sorakan dan tepuk tangan berkali-kali menyambut sekaligus menyemangati setiap sekolah yang tampil diatas panggung, Musa masih terlihat tenang duduk di kursinya menunggu giliran Sephia.

Namun, bukannya berbahagia dan semangat. Musa nampak sedikit kecewa dengan penampilan kelompok theater Sephia, ia merekatkan genggaman pada kameranya dengan kencang, mungkin jika sedikit lagi Musa menambah lagi tenaganya, kamera itu akan benar-benar hancur dalam genggaman Musa.

Tatapan elangnya yang menusuk memberikan sengatan pada setiap gerak gerik Sephia, bagaimana tidak. Musa merasa dibohongi lagi oleh Sephia saat itu, nyatanya di atas panggung sana Sephia malah berperan sebagai Juliet berpasangan dengan Galuh selaku ketua dari theater sekaligus teman sekelas Musa.

Sephia tampak fasih memainkan perannya yang feminim dan bermesraan disetiap adegan, begitu juga Galuh yang tak segan menggandeng bahkan mencium Sephia saat adegan terakhir dimana Juliet mati.

Musa seperti membawa bom waktu yang siap meledak, menahan emosi dengan merekatkan rahangnya juga mengepalkan tangannya yang berurat itu.  Dan boom! Musa meledak.

Ia berjalan menggapai backstage saat penampilan Sephia telah selesai, "SEPHIA!"

Sephia tampak berkeringat dingin, baru kali ini ada yang memanggil namanya dengan suara semenakutkan itu. Ia bangkit dari kursinya, terlihat Musa mendekatinya dengan emosi yang sudah tak terbendung lagi, Musa merasa bahwa kepercayaannya sudah hancur.

"Lo berani bohongin gue lagi!" Musa mencengkram bahu Sephia dengan kuat sampai Sephia mengaduh.

"Musa tenangin diri Lo," Joly mencoba menahan amarah Musa.

"Ini bukan urusan Lo!"

"Sa, aku bisa jelas." Sephia mencoba menenangkan.

"Lo bilang peran Lo bukan Juliet? Lo berani mesra-mesraan di depan gue?"

"Sephia, Lo gak ngasih tahu Musa?" tanya Joly dan teman-teman yang lain.

"Sinta tiba-tiba sakit, jadi aku dipilih gantiin dia. Ini mendadak."

"Siapa yang milih kamu?" Bentak Musa.

"Musa, duduk dulu. Tenang," ucap salah satu anggota pria disana.

"Kalian semua diem! yang boleh ngomong cuma gue, Sephia dan orang yang udah milih dia."

Semua hening di kursinya masing-masing, tiba-tiba saja acara yang harusnya membuat resah akan pengumuman kemenangan. Berubah menjadi resah karena ulah Musa yang menggemparkan.

"Jawab Sephia! siapa yang nyuruh Lo jadi Juliet!"

"Gue!" Galuh baru saja terlihat setelah ia pergi akan membawa camilan bagi anggotanya.

"Gue pikir akting Sephia bagus untuk jadi peran utama."

Langsung saja Musa segera menggapai kerah kemeja Galuh dan pukulan pun melayang tepat di pipinya, Galuh tak tinggal diam. Dia juga mencoba melawan aksi dari Musa.

"Musa!"

"Musa udah! Kasian Galuh!" Sephia masih mencoba memisahkan meskipun resikonya adalah terkena pukulan.

"Lo pasti suka kan sama cewek gue! Anjing Lo!"

Bughh..
 
      bughh...

"Sa, gak semua orang suka sama aku."

"Minggir Lo!"

"Lo cari kesempatan buat cium Sephia kan!"

Berkali-kali lagi ia memukul setiap inci wajah Galuh, namun ia hanya bisa memukul Musa beberapa kali saja karena ilmu bela dirinya tak sehebat pria itu.

"Apa perlu gue cabik-cabik juga mulut Lo supaya bekas kening Sephia hilang?"

Sela bibir Galuh sudah mengalirkan darah segar akibat tangan Musa yang mahir.

"Sa, udah!" Sephia sudah menangis masih dengan percobaan untuk memisahkan keduanya dibantu oleh Joly.

Bughhh..

       Bugh...

Suara dentuman itu kembali terdengar tak ada habisnya.

"Gue bakal laporin Lo ke polisi!" Teriak Galuh setelah Musa berhenti memukulinya dan membawa Sephia keluar.

"Laporin! gue gak takut!"

"Awas ya Lo!"

"Gue akan nunggu sampai batas mana Lo berani lawan Musa!" Jawab Musa di sudut sana dengan menggenggam Sephia kencang.

*****

Saat di mobil, Musa menjalankannya dengan kasar. Sementara Sephia masih menangis.

"Sa, pelan-pelan."

"Mulai besok Lo gak usah lagi eskul theater, kalo perlu Lo gak usah punya temen. Gak guna, Lo cuma cukup punya gue!"

Tin..

     Tin...

Ia menarik klakson dengan kasar saat setiap kendaraan menghalangi jalannya, "Sa, aku takut."

"Lo ngerti gak sih, Sephia. Gue itu cemburu! gue cemburu!!!"

"Iya, Sa. Maaf, aku minta maaf."

"Kenapa kamu terus-menerus bohong sama aku? aku kurangnya apa!"

Sampailah pada momen saat ponsel Sephia berdering dan terpampang nama Shawn disana.

"Selingkuhan Lo telpon, angkat," ujar Musa mengembangkan senyuman smirk.

"Angkat, Sephia."

"Gausah, gak penting."

Musa membanting stir ke kiri jalan, menghentikan mobilnya lalu menarik rambut Sephia dengan kencang sampai gadis itu mendongak, "angkat gue bilang!"

Sephia meraih ponselnya, matanya berkaca-kaca sementara bibirnya bergetar mengangkat panggilan Shawn dan menambahkan volumenya.

"Ha_halo."

Dengan tangan masih menjambak rambut Sephia, Musa mendengarkan perbincangan keduanya dengan tenang, namun tampak lebih menakutkan.

Halo, Sephia. Galuh bilang Musa ngamuk? Lo gak apa-apa kan?

Sephia menatap Musa yang tak bersuara dengan menunjukan ekspresi yang seram, "gue gak apa-apa."

Syukurlah, Kalo ada apa-apa Lo bisa cerita sama gue ya.

"Shawn, gue udah mau sampe rumah. Gue tutup ya."

Panggilan dimatikan sepihak, Musa mendorong kepala Sephia sampai terbentur kaca mobil. Gadis itu hanya bisa menangis kembali sambil merasakan luka di dahinya, setelah merasakan sakit akibat jambakan Musa, "keluar!"

"Sa? kamu usir aku? aku gak tahu ini dimana, Sa."

"Lo bilang tadi ke selingkuhan Lo itu udah sampe rumah kan, berarti keluar!"

"Sa, aku gak tahu_"

"Keluar!"

Musa turun dari mobil, menyeret Sephia agar keluar dari mobilnya saat mereka sedang berada di jalanan yang sepi. Sephia tak gentar untuk bertahan, namun sekali lagi Musa menyakitinya dengan menutup pintu mobil saat tangan Sephia masih berpegangan disana. Membuat tangannya terjepit, sampai kuku jarinya berlumuran darah.

Dengan rasa tega, Musa tetap meninggalkannya sendirian saat sedang terluka. Sephia berusaha menahan darah yang bercucuran itu dengan sebuah sapu tangan di dalam tasnya.

Ia hanya berharap Musa kembali, seperti di film-film. Merasa menyesal, lalu meminta maaf.


Gimana chapter kali ini guys? menurut kalian apakah Sephia bisa lepas dari Musa, atau emang dia nya aja yang gak mau lepas? Untuk cerita ini kalian team happy, atau sad ending?

Sephia before meet Musa

After meet him




Seguir leyendo

También te gustarán

3.5M 36.8K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
1.5K 135 17
Dante yang awalnya hanya berniat menghancurkan kehidupan Isabel, seiring berjalannya waktu malah membuatnya terobsesi untuk memilikinya. Apa yang har...
3.4M 49.1K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1M 93.2K 47
Elios Lison Adalah seorang pria buruk rupa yang jauh dari kata sempurna. Hari hari yang ia lalui selalu bertemankan penderitaan dan kesepian. Ada saj...