Jika Saja Ku Tolak Cintanya [...

By LadyHong_

181K 11.4K 888

Noted : sebagian cerita merupakan kisah nyata. Rate age : 18+ terdapat adegan kekerasan yang tidak patut diti... More

1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9
10.
11
12.
13.
14.
15
16.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
32.
33
34.
35
36.
37.
38.
39.
40.
JSKTC SEASON II
⚠️Pengumuman⚠️

17.

2.9K 216 19
By LadyHong_

Gimana pagi ini guys? sudah siap baca Jsktc? Silahkan ramein dengan komen sebanyak-banyaknya jika mau aku up besok ya, tapi kalo yg komen sepi aku update Senin atau Selasa oke.
happy read
.
.
.


Sentimental rasa yang berupaya menawan hati berjelaga, rupanya tak sanggup lagi mengurung rasa kerinduan Sephia yang sudah berhari-hari tak berjumpa dengan Musa. Ia hanya sesekali melihat pria itu jalan dengan cepat menuju perpustakaan atau ruangan Pak Tendean selaku guru matematika, tak sempat bicara apalagi menyapa. Sebenarnya sudah bukan lagi panorama memilukan bagi Sephia saat diacuhkan karena matematika, tapi kali ini ia seperti merasakan dahaga yang tak berujung. Apakah ia mulai mencintai Musa?

Sephia Menepis semua pikirannya yang sudah terlalu dalam, lalu sedikit menampar pipinya sendiri dengan pelan agar bayangan Musa hilang sejenak.

"Phia! Musa itu udah ingkar janji sama Lo. Dia janji cuma tiga hari, sekarang udah lima hari dia menghilang dan gak ada kabar." Setiap hari Joly bukannya menenangkan Sephia, malah semakin menakut-nakutinya.

"Dia sibuk, Joly."

"Sibuk itu cuma alasan, kita aja ke toilet selalu bawa handphone."

"Itu Lo, bukan kita," koreksi Sephia.

"Ya pokoknya Musa udah ingkar janji, dia tuh seenaknya sama Lo."

"Gue mau ke perpus, Lo mau ikut?" ajak Sephia meredakan topik yang tidak menarik itu.

"Ketemu Musa?"

"Iya, kali aja dia belum makan."

"Yaudah ayo."

Sebuah pintu pun menjadi saksi bisu melihat kepergian mereka berdua untuk mencari Musa, dan saat mereka sudah tiba di perpustakaan yang tampak sepi. Sephia terlihat merekatkan genggaman pada kotak makannya pertanda bahwa ia ragu untuk melangkah, ia khawatir mengganggu atau membuat suasana semakin tidak nyaman. Namun saat melihat Musa ada di dalam sana, rasanya ia ingin menembus tembok saja agar cepat sampai.

"Kenapa?" tanya Joly melihat pergerakan Sephia yang melamban.

"Gue takut ganggu."

"Lo pacarnya, Lo punya hak!"

"Iya iya Gausah teriak, Jolly."

Bahkan saat baru melangkahi daun pintu saja, Sephia sudah bisa melihat kekasihnya sedang berkonsentrasi mengerjakan soal sambil berdiri di salah satu lorong kumpulan buku matematika.

"Sa.." nada Sephia pelan sekali menyapa Musa yang masih fokus.

"Hai." Bahkan Musa tak melirik sedikit pun pada gadis di depannya.

"Aku bawain kamu makan, pasti gaada waktu buat ke kantin kan."

"Taroh aja Disana, ada tas aku juga."

"Jangan cuma ditaroh, dimakan juga."

"Iya, sayang. Nanti aku makan, sekarang aku lagi sibuk banget ini," bisiknya.

"Joly, ajak dia main gih. Gue sibuk asli deh," tambahnya sambil mendorong pelan pada Joly agar membawa Sephia keluar dan tidak mengganggunya.

"Wah," gumam Joly terkejut dengan respon Musa yang menjengkelkan, jika saja bukan sedang di perpustakaan, rasanya dia ingin sekali menjambak rambut gondrong itu sambil memukul ubun-ubunnya dengan buku latihan soal UN yang terkenal tebal.

"Ayo Sephia, Lo gak dibutuhin disini."

*****

"Hari ini gue pulang bareng Lo, gue udah bilang Randi supaya gak jemput." Joly dengan rasa simpati yang tinggi memeluk Sephia saat mereka keluar gerbang.

"Beneran? makasih ya Joly."

"Sama-sama Bestie."

Baru beberapa menit saja mereka menunggu di halte bus, Joly sudah tergoda saja pada seorang pedagang cilok yang lewat sambil meninggalkan jejak aroma khas yang menggiurkan.

"Gue beli cilok dulu ya," ucapnya merogoh beberapa uang kertas dari saku seragam.

"Gue nitip," teriak Sephia.

"Tungguin ya!"

Saat Sephia baru saja kembali duduk, datang tiga orang siswa laki-laki yang tak tahu berasal dari sekolah mana karena almamater yang mereka tutupi dengan jaket. Awalnya mereka duduk di sisi kanan dan kiri Sephia seperti sengaja mengunci pergerakan gadis itu, kemudian mereka mencoba menariknya untuk pergi, namun dengan mati-matian Sephia berusaha agar tak tertarik.

"Kalian siapa!"

"Lo gak bakal kenal sekalipun kita memperkenalkan," kekeh satu orang yang menarik tangan kanannya lalu menamparnya sangat kencang.

"Sakitt!"

"Mangkanya nurut, supaya gak sakit!"

"Kalian bawa gue kemana! Jolly tolong!!" teriak Sephia berusaha menggapai Joly yang masih memesan cilok di seberang sana.

"Berisik ya Lo!" Satu orang membopong Sephia di bahunya dengan kasar.

Namun Sephia tak gentar untuk melawan ketiga siswa laki-laki itu, ia mencoba menendang- nendang agar siswa itu melepaskan pangkuannya.

"Sakit anjing!!"

"Turunin gue!"

"Bangsat!!" umpatnya sambil tak sengaja menjatuhkan Sephia ke aspal dengan sangat kasar, sehingga membuat suara dentuman yang juga cukup nyaring. Seketika Sephia teringat kembali peristiwa di Lombok, saat segerombolan siswi mencoba untuk menyetrumnya. Nafas Sephia menjadi tersenggal dan menyempit sehingga ia kehabisan oksigen, belum lagi penglihatan yang berkunang-kunang serta punggunya yang sakit luar biasa.

"Dia mati?" Salah satu siswa menendang tubuh Sephia yang sudah tak sadarkan diri di aspal, namun tak ada respon.

"Anjing, gawat!!"

"Woy ngapain kalian!!" teriak Joly yang tampak berlari kearah Gerombolan anak itu.

"Kabur woy kabur!" titah yang satunya.

"Jangan kabur! tolong!! tolong!!" Joly mengerahkan suara paling tingginya agar semua orang menolongnya.

Tubuh Joly gemetar saat melihat Sephia dengan pipi juga kening yang membiru, dan masih tak sadarkan diri. Dirinya langsung menelpon Randi saat tengah berada di ambulans dengan tangis yang tiada henti, meminta agar memberitahu Musa atas insiden ini.

Di sisi lain Randi yang baru saja selesai menelpon Joly, kini berganti menarik panggilan kepada Musa.

"Halo Musa, Lo dimana?"

Perpus, gue sibuk Ran.

Tutt..Tutt...tutt

"Kambing, malah dimatiin si Dajjal!"

Randi bergegas menuju perpustakaan sekolahan Musa untuk menjemputnya, sepanjang jalan ia sama resahnya karena sudah menganggap Sephia sebagai temannya, juga membayangkan frustasinya Musa jika mengetahui kondisi ini.

"Musa!"

"Ngapain Lo kesini!"

Perlu digaris bawahi bahwa suasana di perpustakaan sudah tidak ada penjaga karena semua staf sekolah sudah pulang, jadi mereka bisa leluasa mengobrol dengan nada tinggi sekali pun.

"Musa, Sephia_"

"Randi Lo gak liat gue belum Nemu jawaban soal ini, pusing! Lo malah ganggu!"

"Musa, Sephia_"

"Gue bilang gue sibuk Randi, gue gak ada waktu ngeladenin Lo!" sarkas Musa pada Randi.

"Sephia! Sephia masuk rumah sakit, dia hampir sekarat saat Lo tenggelam dalam matematika! puas Lo!" Randi tak kalah emosi.

Buku matematika yang semula dengan kokoh ia genggam berangsur jatuh, "apa kata Lo barusan? Sephia kenapa!"

"Persetan sama dunia matematika Lo!" Randi meninggalkan perpustakaan dengan emosi.




Wah gimana chapter kali ini guys? masih menerka si Musa gay?wkwkwk. komen yang banyak ya guys supaya aku semangat!! makasih yang udah baca sampe chapter ini😍
Ig : Acha.nuralbi


Beri salam pada paduka Musa yang gila matematika.




Sephia disini berusaha mati-matian untuk menerima Musa beserta plus minus nya.




Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 102K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
3.2K 260 7
"rokok?" . "Kissing burns 6.4 calories a minute. Wanna workout?" . "Don't bite your lip, I want to do that." "Ok then fuck me." . Mature content, kis...
715K 3.1K 12
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
284K 27.4K 185
Entah kenapa aku suka banget sama novel ini padahal aku udah baca berkali-kali. Cerita simpel tapi ngena banget. Jadi aku mutusin buat terjemahin nov...