GUYS! SORRY YA BARU UP SOALNYA WATTPAD EROR BNGT GES,
Aku mau tanya yang chapter 18 itu ada dua ga si? Habisnya temenku bilang chepter 18 ada dua. Dan diatasi aku gabisa guys, jadi makslumi ya.
Warning :'Aku mau minta kalian buat baca pake mata batin kalau semisal ada yang typo ya! '😣
Jangan lupa 🌟dan komennya🙌
"APA?!!"
Orang yang dihadapannya pun mengelus kedua telinganya yang seperti berdenging akibat pekikan nyaring temannya ini.
"Santai dong ah elah," grutunya kesal.
"Nggak-nggak! Gue ga bisa santai. Lo tau gue belum ketemu Divanya samsek anjeng hari ini." ucapnya dengan nada yang menggebu.
"Gue udah ketemu tadi, dia juga belum telalu sehat si, masih ngeluh pusing makanya langsung balik." ujar Airin sambil menyeruput kopi hangat.
"HAH MASA IYA?!" kagetnya.
Lawan bicaranya pun langsung menutup kedua telinganya dengan menggunakan kedua tangannya. Airin mengangguk.
"Jadi, kabar tentang Divanya ke Singapura berobat itu bener ya?" gumamnya bertanya pada temannya yang masih bisa mendengarnya.
"Entahlah, lo kan sohib-nya ya masa lo ngga tau,"
"Ck! Gue tau, tapi gue ngga terlalu percaya radaan."
"Coba lo tanya ke temen satu fakultasnya, yang sering sama Divanya kali. Maybe mereka tau lebih dari kita," sarannya.
"Siapa ya?" pikir Olive.
"Ayolah liv gue juga penasaran," rintih Airin sambil menatap rayu pada temannya.
"Njing sabar Rin, mikir gue ini masihan." kesal Olivia pada Airin. Ya! Setelah Airin bertemu Divanya tadi siang, sore ini ia langsung janjian untuk bertemu Olivia.
Mereka pun sedang duduk disalah satu cafe yang dekat dengan kosan mereka, jadi jika mereka pulang sedikit malam mereka tidak takut untuk berjalan kaki.
Olivia pun sedang fokus pada ponselnya untuk mencari media sosial para teman-temannya yang satu fakultas dengan bestinya, Divanya.
Sedangkan Airin ia masih diam untuk merangkai kata-kata yang akan ia ucapkan pada Olivia. "Liv, lo kan bestinya Diva. Lo tau karakteristik Divanya?" tanya Airin lirih menatap Olivia yang menghentikan aktivitasnya mengotak-atik ponselnya.
"Kenapa ... lo mikir gitu?" tanya Olivia bingung.
Airin mengidikkan kedua bahunya. "Disaat gue ketemu Divanya tadi, tampilan dia beda banget." ujar Airin sambil mengingat tampilan Divanya tadi.
"Beda gimana?" Olivia benar-benar bingung mendengar ucapan Airin tentang Divanya yang katanya berbeda. Makin membuat dirinya penasaran.
"Ya beda, apa dia itu orang kaya raya yang nyamar jadi orang sederhana?" tanya Airin yang langsung menoleh menatap Olivia yang sedang menggembungkan kedua pipinya menahan sesuatu.
Airin berdecak. "Ketawa mah ketawa aja," ketus Airin dengan nada kesal.
Dan saat itu juga tawa Olivia langsung pecah, dirinya tertawa keras. "HAHAHA! LO CANDA KAN? MANA ADA ANJIRR!" ucap Olivia sambil terus tertawa sampai memegangi perutnya.
Bisa-bisanya Airin berfikiran hal seperti itu. Rasanya membuat Olivia tidak bisa berhenti tertawa.
Berbeda dengan Airin yang langsung menggeplak lengan Oliva keras agar berhenti tertawa. Selain menjadi pusat perhatian pengunjung cafe dirinya juga malu ditertawakan Olivia karena ucapannya. "Gue serius woy!" kesalnya.
"Oke-oke, kenapa lo bisa mikir kayak gitu Rin?" tanya Olivia dengan nada lirih karena dirinya masih mencoba mengendalikan tawanya yang meledak tadi.
"Ya gue liat dia pake baju bermerek terkenal, dan waktu gue tanya dia kayak bingung gitu, terus akhirnya dia bilang kw," jelas Airin.
"Kalo Divanya bilang kw ya gue percaya si,"
Airin langsung mengernyit menatap Olivia. "Ih! Tapi waktu gue pegang itu bahannya no kw-kw yang kayak dijual murah gitu!" kesal Airin karena dari tadi ia memberitahu tapi Olivia selalu tidak percaya.
Kini Olivia yang berdecak. "Yakan jaman sekarang, teknik marketing semakin dilema. Barang kw-kw itu ada yang modelnya lumayan mirip lah, bahkan ada yang dibuat semirip mungkin sama produk aslinya." ujar Olivia menjelaskan argumennya pada Airin yang sudah memasang raut wajah jutek.
"Tau ah seterah lo!" final Airin. Tidak dapat dipungkiri ia sedikit setuju dan percaya dengan ucapan Olivia. Apa karena dia kebanyakan nonton dan baca cerita-cerita gitu ya? Pikirnya.
"Huaahh, gara-gara lo si gue jadi lupa sampe mana gue tadi ngestalk temen Divanya."
"Lo disuruh ke kosan Divanya ya sore ini, jangan lo lupa," ucap Airin menyindir Aurin yang fakus pada ponselnya.
"Anjir gue lupa!!"
Airin melirik malas Olivia. "Ya lo ngestalk tapi ketika liat cogan yang akunnya kaga di privat langsung di scroll," kesal Airin pada Olivia yang penggemar berat untuk para cogan. Yang lebih parah lagi satu Universitas mungkin Olivia tau nama-namanya. Setiap circle pasti dia kenal salah satu dari mereka, minimal loh, maksimalnya gatau.
Olivia menyengir kuda. Tak merasa kesal atau apapun karena ucapan Airin benar adanya. Dirinya memang suka menstalking media sosial yang ia sukai ataupun yang membuat dirinya penasaran. Tapi aman kok guys kalau media sosialnya terlihat sudah mengetag akun pacarnya, Olivia tidak melanjutkannya. Maybe hanya sekedar tahu.
Shuuttt! Rahasia Olivia jadi terbongkar deh. Wkwk, diam-diam kayak mimin guys!😁
•oOo•
Divanya masuk ke kamar kosnya tanpa bingung karena beruntung saja dirinya menaruh kunci cadangan di tempat yang hanya ia tahu. Kalau tidak, mungkin saja dirinya akan kerepotan untuk mencari ibu kos. Tapi ya karena tas, dan beberapa isinya termasuk ponselnya hilang karena penculikannya kemarin, kunci yang ia bawa raib juga. Tapi entahlah ia rasa Altezza itu membawa semuanya. Tapi dirinya tak berani bertanya karena takut, juga sulit ditemui.
Saat pintu sudah terbuka Divanya langsung menghirup wangi khasnya yang menenangkan, wangi bayi. Yah bagaimana tidak, sejak dirinya SMA ia suka sekali dengan wangi bayi yang menenangkan. Contohnya parfum dan minyak telon. Kalau kalian bertanya kenapa suka sekali dengan wangi bayi, itu karena wanginya yang soft, sangat favorite bagi Divanya. Ia memakai minyak telon karena jika ia tidak enak badan atau apa, dia tidak bisa memakai minyak kayu putih yang lain karena tidak cocok yang bisa berefek bintik-bintik merah.
Ia pun menyempatkan untuk membersihkan kosannya karena sedikit berdebu. Bayangkan saja hampir tiga minggu dirinya tak membersihkan kosan. Untung saja tidak menimbulkan wangi tak sedap.
Dirasa sudah selesai beberes dirinya pun masuk ke kamar. Rasanya menenangkan ketika dirinya merebahkan tubuhnya di kasur biasa miliknya. Rasanya sangat berbeda sekali dengan kasur yang seminggu ini ia tiduri. Mengingat hal itu membuat dirinya mendengus, apakah hidupnya akan selalu berada dalam kungkungan Altezza?
Menoleh kedalam lemarinya, disana masih terlihat barang berharganya masih utuh. Divanya menghela nafas lega. Tak ada yang ia punya lagi disini kecuali tabungan juga leptop untuk kuliahnya. Untung saja tidak ada yang berniat mencuri atau apapun selama dirinya tidak ada di kosan.
Karena cuaca yang begitu cerah diluar sana, tak terasa membuat mata Divanya meredup karena rasa kantuk mulai menyerangnya. Dirinya pun terlelap dalam tidurnya.
Tbc.
Lanjut kan?
makasii💗😄