Unwanted (End)

By Dhe_lacious

489K 34.1K 1.9K

Sanji adalah seorang omega yang tak di inginkan. Di jual oleh ayahnya sendiri. Di siksa oleh saudara-saudar... More

Prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
duabelas
tigabelas 🔞⚠
empatbelas 🔞⚠
limabelas
enambelas
tujuhbelas
delapanbelas 🔞
sembilanbelas
duapuluh
duapuluh satu
duapuluh dua
duapuluh tiga
duapuluh empat
duapuluh lima
duapuluh enam
duapuluh tujuh
duapuluh delapan
duapuluh sembilan
tigapuluh
tigapuluh satu
tigapuluh dua
tigapuluh tiga
tigapuluh empat
tigapuluh lima 🔞
tigapuluh enam
tigapuluh tujuh
tigapuluh delapan
tigapuluh sembilan
empatpuluh
empatpuluh satu
empatpuluh dua
empatpuluh tiga
empatpuluh empat
empatpuluh lima
empatpuluh enam
empatpuluh tujuh ⚠🔞
empatpuluh delapan
empatpuluh sembilan
limapuluh
limapuluh dua
limapuluh tiga
limapuluh empat
limapuluh lima
limapuluh enam
limapuluh tujuh
End 🔞

limapuluh satu

5.5K 399 8
By Dhe_lacious

Sudah satu minggu terlewatkan dan keadaan Sanji masih sama.

Tak ada perkembangan yang signifikan walaupun Dokter mengatakan bahwa kondisinya stabil.

Zoro dan Sora bergantian menjaga Sanji. Dan terkadang teman-teman mereka seperti Nami, Usopp dan Ace juga datang menjenguk Pria itu. 

Mereka menjaga dan menemani Sanji sambil sesekali mengajaknya mengobrol.

Dokter mengatakan bahwa walaupum dalam keadaan koma, Pasien masih bisa mendengar suara dari luar. Jadi mereka sebisa mungkin merangsang kesadaran Sanji dengan mengajaknya berbicara.

Tak ada kata lelah di benak mereka. Harus bergantian menjaga dan kurang istirahat tak menyurutkan tekad mereka untuk tetap berada di samping Sanji.

Sama seperti hari ini. Zoro baru datang kembali ke Rumah sakit setelah beristirahat sebentar dan membersihkan diri.

Ia membuka ruang rawat dan melihat Sora yang tertidur sambil menggenggam tangan Sanji di samping Ranjang.

Ia melangkahkan kakinya pelan karena tak ingin membuat Sora terkejut.

Setelah berada tepat di samping wanita itu, Zoro menepuk pundaknya pelan dan berkata "Bu, bangunlah"

Sora yang memang mudah sekali terbangun langsung mengangkat badannya dan melihat ke arah Zoro.

"Ahh kau sudah datang" Ucapnya seraya menghapus pelan kedua matanya.

"Maaf ibu tertidur"

Zoro tersenyum lembut " Tak apa bu. Ibu pulang saja. Aku yang akan menggantikan mu"

Mendengar itu Sorapun mengangguk dan mulai membereskan barang-barangnya. Sementara Zoro menggantikan posisi Sora untuk duduk di kursi sebelah Ranjang.

"Kabarin ibu ya, kalau ada apa-apa" Ujar wanita itu sebelum pergi.

"Baik bu"

Dan dengan itu, Sora berlalu dan menghilang dari balik pintu.

Tak lama dari kepergian Sora. Law masuk ke dalam ruangan.

"Ahh pas sekali kau yang ada disini" Ujarnya sambil berjalan mendekati Zoro.

Setelah berada di sampingnya, Law tersenyum sebelum berkata "Perkembangan anakmu membaik. Jadi hari ini, ia sudah bisa keluar dari NICU dan Kau sudah bisa menemuinya"

Mendengar itu Zoro menatap Law lama dengan wajah tak percaya.

"Benarkah? " Tanya yang masih tak yakin.

Law mengangguk dan hal itu membuat Zoro tersenyum senang.

"Ahh syukurlah. " Rasanya airmatanya akan menetes saat mendengar kabar jika ia sudah bisa menemui anaknya.

Selama seminggu ia hanya bisa mendengar kabar atau melihat anaknya dari jauh.

Malaikat kecil dengan selang di sekitar tubuh mungilnya membuatnya tak kuat menatapnya terlalu lama.

Tapi sekarang ia bisa menggenggam putranya, memeluknya dan menyalurkan kasih sayangnya.

Ia begitu bahagia.

Ohya, mungkin aku lupa mengatakannya, kalau anak kembar Sanji berkelamin laki-laki dan perempuan.

Anak perempuan mereka tak selamat, tapi Zoro telah memakamkannya dengan layak dan memberikannya nama "Reina" Yang berarti Ratu atau permata.

Sementara putra mereka belum ia kasih nama, kerena ia ingin Sanjilah yang memberikannya saat pria itu terbangun nanti.

Setelah mendapat kabar dari Law, seorang perawat masuk sambil mendorong box bayi dan meletakkannya tepat di samping ranjang Sanji.

Hati Zoro bergetar saat dirinya melihat seorang bayi mungil yang sangat tampan, tertidur di dalam box tersebut.

Rambut pirang seperti Sanji dan memiliki warna mata abu-abu sperti dirinya. Membuat anak itu terlihat menawan.

Ia tampak ragu, tapi Law kembali meyakinkan bahwa sang bayi sudah cukup kuat untuk di gendong.

Dia menjulurkan tangannya perlahan dan meletakkanya tepat di bawah leher dan pinggang bayi tersebut.

Secara hati-hati ia mengangkat bayi mungil tersebut dan mendekatkannya ke dadanya.

Setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya saat dengan jelas ia bisa merasakan degupan jantung sang anak.

Ia sungguh bahagia.

Beberapa menit ia menggendong sang anak sampai Law menyarankan untuk meletakkan sang bayi di dada milik Sanji.

Dokter itu berkata jika ikatan batin ibu dan anak itu sangat kuat. Ia berharap dengan melakukan itu, kondisi kesadaran Sanji perlahan akan meningkat.

Zoro setuju dan melakukan seperti yang dikatakan oleh Law, ia meletakkan Putranya tepat di dada Sanji dan membiarkan anak itu mencari posisinya nyamannya sendiri.

Mereka membiarkan bayi itu disana beberapa saat baru kemudian mengambilnya kembali.

"Aku rasa untuk sekarang cukup. Aku akan memeriksanya sekarang Dan melihat apakah ada perubahan" Ujar Law sembari mulai mengecek keseluruhan tubuh Sanji.

sementara Zoro sudah mengambil kembali putranya dan meletakkan bayi itu di dalam box semula.

-------------
Beberapa hari berlalu, dan mereka terus merangsang kesadaran Sanji dengan kegiatan apapun.

Dan pada minggu ke dua, Law menyatakan Sanji sudah melewati masa kritisnya dan sudah dapat bernafas sendiri tanpa menggunakan alat bantu.

Dokter itu juga mengatakan, jika perkembangan Sanji membaik secara signifikan. Maka tak berapa lama mungkin Pria itu akan sadar.

Mereka juga sudah memindahkan Sanji ke ruang rawat biasa karena merasa pria itu tak perlu lagi berada di ICU.

Mendengar kabar itu, sungguh Zoro merasa sangat senang.

Tapi ada sesuatu yang membuatnya khawatir.

Sejak semalam, saat dia berada di dalam kamar Sanji. Ia dapat merasakan sesorang yang mengintip dari jendela bulat yang terdapat dipintu.

Tapi saat dia berbalik untuk memastikan, ia tak mendapatkan siapapun berada disana.

Hatinya semakin was-was saat pernah mendapati seseorang dengan hoodie hitam, masker dan topi mencoba memasuki ruangan rawat.

Namun saat Zoro berjalan mendekat dan menegur pria tersebut. Pria itu malah lari dengan tergesa-gesa tanpa melihat kebelakang.

Sebenarnya hati Zoro semakin gusar. Ia tak tau harus melakukan apa. Seharusnya saat ini Sanji dalam pengawasan dan perlindungan ketat. Tapi itu semua tak mungkin dapat ia lakukan.

Ia harus meminta bantuan orang lain untuk melakukannya.

Tapi siapa?

Ia akan mencoba menanyakan kepada Ace apa dia bisa membantu.

-------------
Saat ini giliran Zoro dan Usopp yang bertugas menemani Sanji.

Sementara Sora sedang di rumah untuk istirahat dan meyiapkan barang keperluan mereka.

Dirinya sedang memberi susu pada anaknya saat pintu kamar terbuka menampilkan Law dengan wajah seriusnya.

"Zoro, bisakah kau ikut ke ruanganku? " Ujarnya tanpa basa-basi lalu pergi tanpa mendengar jawaban dari pria itu.

Awalnya Zoro merasa bingung dengan sikap Law, namun ia tak punya pilihan lain. Mungkin memang ada sesuatu yang penting yang harus pria itu sampaikan.

Zoro menyelesaikan dahulu kegiatannya memberi susu pada putranya, lalu setelah selesai ia mengembalikan anaknya yang telah tertidur ke dalam box bayi.

Sesudah semuanya selesai, ia menitipkan Sanji kepada Usopp lalu berjalan keluar menuju ruangan pribadi tempat Law berada.

Sesampainya di depan pintu tersebut, ia mengetuknya beberapa kali. Lalu saat suara yang berada di dalam menyuruhnya masuk. Ia membuka pintu dan melangkah kedalam.

Baru dua langkah kakinya berjalan, sesosok pria yang berdiri di tengah ruangan membuatnya terpaku.

"Ayah?!!" Ujarnya pelan sambil menatap sosok itu dengan raut wajah terkejut tak percaya.

Sementara yang di panggil ayah oleh Zoro hanya tersenyum sendu sambil menatap sang Anak.

Mereka saling bertatap beberapa detik sebelum raut wajah Zoro mengeras dan ia melaju dengan tergesa-gesa lalu menerjang sang Ayah.

Ia meremas kencang kerah baju pria tua itu sambil berkata "KEMANA SAJA KAU BAJINGAN!! "

Amarahnya membuncah dan emosinya sudah tak tertahankan.

Ia ingin melayangkan sebuah pukulan ke wajah ayahnya sebelum Law menahan tangan tersebut dan berkata

"Hentikan, ada yang harus kita bicarakan"

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

262K 22.3K 47
Xiao zhan adalah seorang guru matematika yang dipindah tugaskan ke sekolah wang yibo, yang tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri. Wang yibo...
194K 15.5K 38
Aditya Farrel Ravender tidak akan menyangka bahwa ia harus menerima tantangan dari temannya. Siapa yang mau jika Alpha harus berubah menjadi Omega?? ...
1M 84.6K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
225K 19.8K 18
(TAMAT) Genre; romance and (Angst Berat) BL 13 chapter ✔️ Total jumlah Chapter 18 Wang yibo x Xiao zhan Tiga tahun sebelumnya, Xiao Zhan datang keper...