Gimme Love [END - Revisi]

By alitajung

7.3K 4.1K 7.8K

☃️ About Alice Quinza Hilary, Diego Alexander Gultom, & Yudha Michael Sanders ⛄ "Kamu itu tanggung jawabku."... More

Part 1. Pulang Kerja dari Kafe
Part 2. Cokelat Batangan
Part 3. Kenangan Pahit
Part 4. Weekend
Part 5. Bad Day
Gimme Love Cast
Part 6. Khawatir?
Part 7. Finding Alice
Part 8. Maaf, Yudha
Part 9. The Refour Band
Part 10. Salahkah jika Bertanya?
Part 11. Alice Kecelakaan?
Part 12. Mengapa?
Part 13. Masalah dan Bersalah
Part 14. Terima Kasih
Part 15. Harusnya Aku
Part 16. Tentang Rasa
Part 17. Rasa Suka?
Part 18. Mencoba Asing
Part 19. Siapa yang Salah?
Part 20. Cafe Time
Part 21. Eternal Cafe
Part 22. Diego, Aneh!
Part 24. Friendzone, Damn it!
Part 25. Heart Attack
Part 26. Keluar dari Kafe
Part 27. Cemburu?
Part 28. Coffee Paste Cafe
Part 29. Dua Pengakuan
Part 30. Fakta yang Terungkap
Part 31. Congrats, The Refour Band
Part 32. Diego Hilang?
Part 33. Club Malam
Part 34. Crazy Alarms
Part 35. Deal?
Part 36. Mission Failed
Part 37. Confession
Part 38. You, My Responsibility
Part 39. Long Way Down
Part 40. Kiss You
Part 41. About Forgiveness
Part 42. You're My Home
Part 43. Sorry, I Love You!
Part 44. Yes or Yes?
Part 45. Your Last First Kiss

Part 23. Dilemma

92 25 91
By alitajung

Update! 🫒

🧋🍨GIMME LOVE🍨🧋

.
.
.

🧁* * *🧁

.

Alice melepas helm miliknya dan turun dari motornya. Rumahnya sepi, neneknya ada di rumah, tetapi mungkin sedang istirahat.

Angin sore hari itu berembus pelan tanpa berisik.

"Go, mau mampir dulu. Ada nenek juga di rumah kalau mau menyapa," tawar Alice.

Diego tersenyum. Pria itu turun dari motor sport hitam miliknya.

"Maaf Al, mungkin lain kali. Roland bilang ada hal yang harus kami kerjakan malam ini. Tadi, Gary aku paksa pergi duluan ke markas," tolak Diego halus.

Alice hanya menggangguk. "Ya udah kalo gitu. Makasih banyak ya Go untuk semuanya. Aku nggak tau gimana balasnya nanti. Pokoknya makasih banget. Maaf jadi ngerepotin."

"Ngomong apa sih. Senang bisa membantu, Al. Ehm ... btw maaf kalau belakangan ini sikapku agak terkesan marah padamu," ujar Diego dan menatap gadis yang sedang berdiri di hadapannya.

"Nggak usah minta maaf, Go. Kamu nggak salah sama sekali. Aku yang minta maaf," ujar Alice.

Diego terdiam sejenak. Tangan kanan pria itu lalu terulur mengelus pelan surai cokelat gelap gadis di depannya.

"Kamu nggak salah, Al. Hmm ... Ada yang mau aku omongin, tapi nggak sekarang."

Alice salah tingkah, tetapi berusaha act cool. "Tentang apa?"

Diego terdiam lagi sembari menatap Alice dengan tatapan sendu. Ia menurunkan tangannya.

"Tentang masa lalu. Namun, aku belum siap kalau mengatakannya sekarang."

Alice ikut terdiam mendengar ucapan Diego.

Apa mungkin tentang kecelakaan itu? batinnya.

"Aku pulang dulu. Gary pasti ngambek disuruh pulang dan nggak aku izinin nganter kamu ke sini," kekeh Diego.

Alice tersenyum. "Aku titip ucapan terima kasih ke Gary, ya. Kamu hati-hati bawa motornya. Jangan ngebut."

"Kalo aku nggak lupa aku sampein," ujar Diego lalu naik ke atas motor miliknya.

Alice menatap Diego dengan sebal.

"Kamu masuk aja ke dalam rumah, titip salam untuk nenek. Lain kali aku mampir," ucap Diego sembari memasang helm full face miliknya.

Pria itu membuka kaca helmnya dan menatap Alice yang sedang melambaikan tangan padanya. Padahal ia belum menghidupkan mesin motor.

Alice tersenyum. "Nanti aku sampaikan ke nenek. Hati-hati pulangnya. Hati-hati juga besok, ya. Kabarin kalo udah sampai di Jakarta."

Diego berdeham pelan dan masih setia menatap gadis itu.

"Selama aku nggak ada di Bandung, jangan berbuat yang aneh-aneh. Kalau ada apa-apa bilang aja. Satu lagi, kalau Gary ngajak call-an, nggak usah diangkat, ngerti?!" tanya Diego yang lebih terkesan seperti sebuah perintah.

Alice tertawa kecil mendengarnya.

"Malah ketawa, aku serius," ujar Diego.

"Iyaaa, Go. Tapi, kan, Gary baik. Lagian cuma saling call-an, aku rasa nggak ada salahnya," ujar Alice.

"Nggak usah. Jangan bandel," ketus Diego.

Alice menyipitkan kedua matanya.

"Go, kamu tuh Aneh."

"Emangnya cemburu sama orang yang aku sayang itu aneh, hmm?" tanya Diego.

Mata Alice membulat. "Maksudnya?"

"Udah sore, aku balik dulu. Sampai ketemu lagi, Al," ujar Diego sembari mengedipkan sebelah matanya sebelum suara deruman motor meninggalkan pekarangan rumah yang kembali sepi itu.

Alice masih terdiam mematung mencoba mencerna ucapan Diego yang tak disangka-sangka.

"Sayang??? Dia pasti bercanda," ujarnya pada diri sendiri.

Gadis itu lalu mengacak rambutnya kasar tak mau ambil pusing dan bergegas masuk ke dalam rumah.

Dari balkon seberang rumah Alice, Yudha tampak menghela napas pelan. Ia menatap punggung gadis yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Makin deket aja mereka berdua sekarang."

.

🧁* * *🧁

.

Alice duduk di atas tempat tidurnya. Ia memandang foto kedua orang tuanya yang telah tiada. Gadis itu mengusap pelan bingkai berwarna cokelat tua itu.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah tujuh malam.

"Ibu, Ayah. Hari ini aku sudah mendapat pekerjaan baru di kafe pamannya Diego. Aku senang sekali. Tadi, aku dibantu sama Diego dan Gary. Mereka baik sekali. Aku bersyukur bisa bertemu dan berteman dengan mereka." Alice bermonolog dengan senyuman yang terukir dibibirnya.

Ia lalu memeluk bingkai foto keluarganya itu.

"Aku rindu Ibu dan Ayah. Sangat." Alice memejamkan matanya dan berusaha tetap tersenyum.

Tok Tok Tok ...

Gadis itu menoleh ke arah pintu kamarnya.

Ia lalu meletakkan bingkai foto tersebut di meja nakas dekat buku-buku tebal miliknya.

Walaupun ia tidak kuliah, tetapi Alice senang membaca buku pengetahuan, kesehatan, dan psikologi.

Gadis itu membuka pintu kamarnya.

"ASTAGAYAM!!!

Gadis itu hampir tersandung ke belakang.

"Kenapa telponnya nggak diangkat, sih? Perasaan tangannya masih lengkap."

Alice menutup pintu kamarnya dan melipat kedua tangannya.

"Ngapain kamu ke sini, Yud?"

"Kangen sama kamulah," jawab Yudha.

Alice mengernyitkan dahinya.

"Bercanda kali. Ayo, ah ke ruang depan! Ada tamu kok diem di kamar," ketus Yudha sembari melangkah meninggalkan Alice yang terdiam mematung.

"Eh, Yud. Serius nanya, ada urusan apa sebenarnya?" tanya Alice dan mencoba menyamakan langkahnya dengan Yudha.

Pria itu berhenti dan menghela napas pelan.

"Kamu tuh terkesan menghindar dariku belakangan ini. Kenapa? Aku ada salah apa, hah?"

Alice meneguk salivanya susah payah.

"S-Siapa yang ngehindar. Aku sibuk kerja, Yud."

Kamu juga nggak tau, kan, kalau aku diberhentikan dari kafe, batinnya.

"Sesibuk itukah sampai pesanku nggak dibalas, ditelpon nggak diangkat. Kalau aku ada salah ya bilang." Yudha berkata sembari menatap Alice lurus.

Dasar Yudha. Nggak peka sama sekali! Aku kesal karena kamu suka dengan orang lain, Yud, batin Alice.

Tapi ya sudahlah, batinnya lagi.

Gadis itu menggeleng."Nggak ada. Nenek sedang buat kue bolu cokelat. Ayo kita habiskan. Maaf, ya kalau aku bikin kamu kesal."

Alice lalu melangkahkan kakinya, tetapi lengannya ditarik pelan oleh Yudha dan memeluknya cepat.

Mata gadis itu membulat.

"Kita udah sahabatan sejak kecil, Al. Aku tau ada yang kamu sembunyiin. Untuk itu, aku minta maaf atas apapun yang membuatmu marah," ujar Yudha.

Alice terdiam. Ia tak tahu harus berkata apa.

Yudha melepaskan pelukannya. Ia mengulurkan jari kelingking kanannya.

"Baikan, ya?"

Nih anak buat dilema aja. Sama kayak Diego, kadang cuek, kadang perhatian, batin Alice.

Gadis itu menatap Yudha sejenak lalu menautkan jari kelingking miliknya. Hal yang selalu mereka lakukan sejak kecil jika berantem lalu baikan.

"Iya, deh."

Alice lalu tersenyum jahil. "Yang sampai terakhir di ruang depan pantatnya bisulan."

Gadis itu telah memulai start duluan dan berlari meninggalkan Yudha yang mulai ikut berlari.

Mereka berdua berlari seperti anak kecil yang baru pulang dari sekolah dan mengejar jajanan arum manis.

.
.
.

🧁* * *🧁

See You Next Part, Guys!

.
.
.
.
.

Thursday, Nov 24
© Alita Jung, 2022

Continue Reading

You'll Also Like

15.7K 1.9K 30
WARNING⚠ CERITA INI MENGANDUNG VIRUS KEBUCINAN, AWAS BAPER KARNA HAMPIR SEMUA PART MENGANDUNG KEROMANTISAN. !!- BIJAK DALAM MEMBACA -!! KESAL SAMA TO...
5.8M 306K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
5.5K 1.1K 28
Perlahan cahaya itu memudar, hal indah mulai lenyap. Tidak ada yang bisa dibawa untuk rasa bahagia. Bagai seutas tali, Akasa hanya bisa ber-cycle di...
4.9K 288 5
Ummy Adyla Rachel Rasyfa ingin jodohin anaknya dengan murid les kesayangannya yaitu Nathan Ardya Kenaan. Tapi sebelumnya ummy ingin Achel dekat denga...