ALTEZZA

By devitrnnviii

888K 44.3K 1.9K

"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki... More

PROLOG
ALTEZZA [ 1 ]
ALTEZZA [ 2 ]
ALTEZZA [ 3 ]
ALTEZZA [ 4 ]
ALTEZZA [ 5 ]
ALTEZZA [ 6 ]
ALTEZZA [ 7 ]
ALTEZZA [ 8 ]
ALTEZZA [ 9 ]
ALTEZZA [ 10 ]
ALTEZZA [ 11 ]
ALTEZZA [ 12 ]
ALTEZZA [ 13 ]
ALTEZZA [ 14 ]
ALTEZZA [ 15 ]
ALTEZZA [ 16 ]
ALTEZZA [ 17 ]
ALTEZZA [ 18 ]
ALTEZZA [ ]
ALTEZZA [ 19 ]
ALTEZZA [ 21 ]
ALTEZZA [ 22 ]
ALTEZZA [ 23 ]
ALTEZZA [ 24 ]
ALTEZZA [ 25 ]
ALTEZZA [ 26 ]
ALTEZZA [ 27 ]
ALTEZZA [ 28 ]
ALTEZZA [ 29 ]
ALTEZZA [ 30 ]
ALTEZZA [ 31 ]
ALTEZZA [ 32 ]
ALTEZZA [ 33 ]
ALTEZZA [ 34 ]
ALTEZZA [ 35 ]
ALTEZZA [ 36 ]
ALTEZZA [ 37 ]
ALTEZZA [ 38 ]
ALTEZZA [ 39 ]
ALTEZZA [ 40 ]
ALTEZZA [ 41 ]
ALTEZZA [ 42 ]
ALTEZZA [ 43 ]
ALTEZZA [ 44 ]
ALTEZZA [ 45 ]
ALTEZZA [ 46 ]
ALTEZZA [ 47 ]
ALTEZZA [ 48 ]
ALTEZZA [ 49 ]
ALTEZZA [ 50 ]
ALTEZZA [ 51 ]
ALTEZZA [ 52 ]
ALTEZZA [ 53 ]
ALTEZZA [ 54 ]

ALTEZZA [ 20 ]

15.7K 876 7
By devitrnnviii

Sebelumnya Aku mau ngomong dulu sama kalian. Jadi sebenarnya Aku bisa kalau suruh up beberapa kali dalam seminggu, cuma kadang mikir gini. Aku ngebet banget up tapi takut kalian ternyata ga se semangat aku.


Maka dari itu Aku mau bilang kalau bisa share cerita ini keteman-teman kalian supaya banyak yang baca juga vote semakin membuat Aku semangat up.
Sekian Terimakasih.

Jangan lupa 🌟 dan komennya🙌

Altezza memutar kenop tersebut dan membukanya. Saat pintu terbuka, Altezza mengintip sejenak kearah ranjang dan sekitarnya. Ternyata seseorang yang ia cari tidak ada di kamar ini. Lantas dimana dia? Bukankah kamar ini ia kunci dari luar?

Ia menggeram. Jika gadis itu berani kabur darinya, akan ia buat menyesal.


Altezza pun membuka lebar pintu kamar. Namun belum sepenuhnya terbuka, pintu tersebut seperti mengganjal sesuatu. Dirinya masuk kedalam lalu melihat dibelakang pintu, ada apa. Ia membelalakkan matanya melihat Divanya meringkuk dibelakang pintu, tertidur di lantai yang dingin ini.

Altezza berjongkok lalu menatap Divanya yang keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Altezza memandangi wajah polos Divanya. Walau rambutnya yang acak-acakan, tetapi membuat Altezza terkekeh kecil. Dirinya mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya yang tertidur sedikit gelisah.

Saat menyentuh wajah Divanya, Altezza dikejutkan kembali dengan suhu panas gadis itu. Divanya demam.

"Badan lo panas, tapi kenapa bibir lo merah?" gumam Altezza melihat bibir gadis itu yang memerah alami. Altezza pun segera menepis pikiran buruknya.

Sepertinya bibir gadis itu seakan membuat candu Altezza.

Akhirnya Altezza pun menggendong Divanya ala bridal style untuk dipindahkannya di atas kasur. Tak lupa menutupi tubuh Divanya yang panas itu menggunakan selimut sampai sebatas dada. Tapi, Altezza terdiam saat menatap wajah Divanya. Seperti rasa tidak enak jika dirinya melihat Divanya dalam keadaan seperti ini.

Altezza menggelengkan kepalanya pelan, mencoba menghilangkan perasaan tersebut. Ia juga menegakkan tubuhnya memberi jarak dari Divanya.

Namun, saat dirinya akan pergi untuk memanggil pelayan agar merawat Divanya, tiba-tiba Divanya grusa grusu dengan keringat yang membanjiri wajahnya. Tertidur gelisah, namun matanya masih terpejam.

Dirinya kembali mendekat pada Divanya. Mensejajarkan wajahnya pada wajah Divanya yang tertidur gelisah.


"Ibuu ... Anya takut. Anyaa ... " gumam Divanya dengan raut ketakutan, namun matanya terpejam. Keringat membanjiri tubuhnya.

Altezza menutup mulutnya rapat. 'Sekuat itu hubungan batin dengan Ibunya?' batinnya menatap Divanya. Ia mendekat, tangannya terulur mengusap kepala Divanya pelan dan lembut.

Divanya pun berangsur-angsur merasa tenang.  Usapan lembut diatas kepalanya dari tangam Altezza berefek membuat Divanya merasa aman dan tenang.

Ia merogoh ponselnya untuk menghubungi pelayan agar mengambilkan obat juga makan untuk Divanya. Setelahnya sambungan diputus.

Dengan senyum tipis, Altezza memajukan wajahnya pada wajah Divanya. Mencium dahi Divanya dengan lembut. "Kau gadis ku," gumam Altezza dengan nada yang berserat arti. "Sepertinya aku tertarik dengan mu,"

Tiba-tiba mata Divanya mengerjab, dengan perasaan terkejut, Divanya langsung meringsut mendur menjauhi Altezza. Seakan-akan Altezza itu manusia yang menakutkan untuk berada didekatnya. Senyum lelaki itu mengerikan ketika menatapnya.

Nampak Divanya yang ketakutan ketika melihat Altezza yang tersenyum miring. 

Tok!
Tok!
Tok!

"Masuk," kata Altezza dingin.

Masuklah seorang pelayan yang membawa nampan berisikan makanan dan obat. Ia menaruhnya di atas nakas samping tempat tidur. Lalu membungkukkan badannya pada dua orang tersebut ketika Altezza mengibaskan tangannya menyuruh pelayan itu keluar.

Setelahnya Altezza duduk di tepi ranjang dengan memberikan piring tersebut pada Divanya. Tetapi dirinya malah mendapat gelengan kepala sebagai jawaban dari Divanya.

"Serius lo ga mau?" tanya Altezza pada Divanya tanpa ucapan formalnya.

Hal tersebut membuat Divanya mengerjabkan matanya terkejut. 'Dirinya tidak salah dengar kan?' batin Divanya.

"Oke kalo lo ga mau, nih obat." lanjut Altezza dengan menyodorkan satu tablet obat pada Divanya. Tapi, lagi-lagi Divanya menggelengkan kepalanya tidak mau.

"Lo bisu? Ngomong! Mau apa lo?!" kesal Altezza seakan ingin membuat dirinya kembali marah. Kesabarannya hampir menipis.

Divanya memejamkan matanya mendengar suara ketus Altezza padanya. "Aku ... ngga nafsu makan," ucap Divanya lirih menundukkan wajahnya. Tak berani menatap Altezza yang mengertaknya.

Altezza menghembuskan nafasnya pelan. Lalu berdiri dari duduknya menatap Divanya. Melihat hal itu sebenarnya dirinya takut salah bicara dan membuat Altezza akan marah padanya. Tetapi, melihat raut Altezza yang terlihat tenang itu ia berharap semoga saja tidak jadi marah padanya.

"Jangan membantah," singkat Altezza dengan nada datar.

Jantungnya langsung berbacu lebih keras karena sangking terkejutnya dirinya mendengar penekanan. "Ba-baiklah," tangan Divanya mengulur untuk menerima piring makanan yang ada ditangan Altezza.

Altezza tersenyum kecil ketika otak kecilnya terbesit hal aneh. 'Sorry it's not that easy, Girl!' Desis Altezza dengan suara rendahnya. Membuat Divanya merasa merinding.

Divanya mengerutkan alisnya. 'Tadi memaksanya makan, sekarang? Aneh' batin Divanya. "Kenapa?"

"Gue suapin, "

Bola mata Divanya terbelalak. "Ngga usah, aku bi--

Ucapan Divanya terpotong ketika jari telunjuk Altezza berdiri menempel pada bibirnya. Ia langsung mengatupkan mulutnya.

"Shuutt! Ja-ngan mem-ban-tah," tekan Altezza.

Divanya mengaguk cepat, menurut pada Altezza. Ia berharap sendoknya keluar dari mulut Divanya dengan aman. Takut kalah Altezza juga ikut memasukkan sendoknya untuk ditelannya.

Menarik jarinya dari bibir Divanya, ia menyendokkan sesuap makan dan diterima oleh Divanya. Melihat pipi gadisnya yang mengunyah membuatnya gemas. Altezza senyum tipis, karena sangking tipisnya Divanya sampai tidak menyadarinya sebab tak terlihat.

Terjadi kesunyian dan rasa canggung pada mereka. Divanya menahan suapan dari Altezza ketika perutnya sudah terasa menolak. Altezza menaruh piring itu dinakas. Akhirnya Divanya bernafas lega ketika Altezza tidak marah.

Altezza menyodorkan obat pada dirinya. Ia menerimanya dan langsung menenggaknya.

"Terimakasih Tuan," ucap Divanya.

Altezza menganggauk. Lalu tangannya terulur menyentuh wajah Divanya, mengelusnya pelan. "Cepat sembuh," singkatnya dengan nada datar, yang langsung melenggang pergi dengan santainya. Juga memasukkan kedua tangannya pada kantong celananya.


Divanya reflek menjatuhkan rahangnya menganga. Kaget, terkejut, kesal, heran menjadi satu. Dirinya benar-benar dibuat kesal, baru kali ini ia merasa aneh dengan Tuannya.

"Suka motong ucapan gue, dan selalu ngucap, 'jangan membantah' "cibir Divanya,
"Password-nya Tuan Altezza," Lanjutnya kesal.


Bersambung....

Tbc.

Woy vote, like and komen! Butuh support system coyyy!!!

BUTUH SEMANGAT BUTUH SEMANGAT!!

SIAPA YG CRUSH-NYA GA PEKA?!!


DAHLAH CUKUP MENGHIBUR KESEDIHAN KU. KURANG ASEM IS PICTURE VERY REALITY.

SEE YOU NEXT TIME😍✌

Continue Reading

You'll Also Like

5.1K 188 15
⚠️no salpak,cerita ini hanya nonfiksi/not real. • • • Jichen • • Posesif × centil • • • Happy reading, maybe this story is not clear or interestin...
37.1K 3.8K 26
Jungwon mendengar semua orang di sekolah barunya membicarakan betapa buruk dan rendahan nya seorang Park Jongseong.
2.8M 436K 50
your source of happiness
7.5K 851 10
⚠️❗ WARNING ❗⚠️ cerita bromance / brothership ⛔ gak suka, skip aja, gak usah baca Haechan x nct 127 . Tertanda Sayap Kiri . "Di ujung perjalanan kkn...