Malam ini Gesa benar-benar melakukan hal yang sudah diluar batas, lelaki itu berkali-kali menambah minuman alkohol hingga keadaannya bisa dibilang benar-benar mengenaskan, para sahabatnya hanya bisa menyuruh Gesa untuk menghentikannya tapi Gesa sama sekali tidak mendengarnya
"Ges, cukup jangan minum lagi ingat lo masih mau hidup lama kan?"Shaka mengambil botol ditangan Gesa tapi lelaki itu tidak peduli
"Hahaha, kalian kenapa gue udah biasa santai"dengan santainya Gesa menambah minum alkohol itu
Padahal keadaanya sudah tidak baik-baik, karena mereka semua tidak mau Gesa kenapa-kenapa, mereka menghentikan Gesa yang meminta nambah minuman alkohol itu
Kali ini Gesa memilih meminum Vodka, efeknya bukan main-main itu bisa membayangkan jantungnya bukan?
"Gesa cukup, kalo ada masalah cerita jangan bunuh diri"suara tegas Dino mampu buat Gesa tersenyum tipis
"Kenapa Ges, lo nelepon kita terus nyuruh kita kesini cuma mau lihat lo mabuk gitu, gue tau lo ada masalah cerita"
"G-Gue..."Gesa menumpahkan air matanya tak kuasa menahan rasa sakit hatinya mendengar kata dokter tadi, bahwa Anna hamil lalu janinnya keguguran
Mereka semua masih setia menunggu Gesa cerita, apa masalahnya kenapa sampai Gesa stress begini, kalo soal Gina pasti dia larinya bukan minum tetapi balapan, apa ini masalah keluarganya?
Gesa belum siap menceritakan bahwa ia sudah menikah dengan Anna, ia tidak mau mereka tau sebelum dirinya memberitahunya
"Kenapa jangan setengah-setengah lo cerita, bangsat"kesal Gali
Gesa tersenyum tipis, benar dirinya seorang lelaki bangsat yang tidak memiliki hati, selama ini Anna cukup menderita karenanya, lalu apa ia bisa menerima Anna membencinya? Selama ini ia dengan enaknya melakukan hal semaunya, apa Anna membencinya ia juga tidak terima?
"Gue mau minum lagi, sini"Gesa merebut botol Vodka, kembali meminumnya tanpa memikirkan keadaanya
"Bangsat, ingat bego hidup dan masa depan lo"Daffa langsung merebut botol ditangan Gesa
"Masa depan apa Daff, masa depan gue hancur!"ujarnya
Mereka semua bingung padahal masa depan Gesa membaik, lalu hancurnya dimana? Mereka cuma bisa saling tatapan tidak tega dengan keadaan Gesa yang benar-benar sangat buruk
Pertama kalinya mereka melihat Gesa seperti ini dan sebelumnya Gesa selalu terbuka dan memberitahu masalahnya, jika memang ini masalah Gina itu tidak masuk akal bukan?
"Sebenarnya kenapa sih Ges?"bingung Raga.."lo begini masalah keluarga apa Gina?"lanjutnya
"Kalo emang lo enggak mau cerita setidaknya lo jangan kaya gini"lanjut Shaka
Kenapa berat Gesa untuk mengatakan sebenarnya ia sudah menikah, ia belum siap mengatakan Anna adalah istrinya. Gesa menatap mereka semua dan kali ini mereka dikejutkan dengan Gesa, lelaki itu benar-benar menangis dihadapan mereka semua
"Gue belum siap kehilangan dia, gue belum sempat bertemu dengan dia"Gesa menumpahkan air matanya mengingat janin Anna keguguran
"Ges, gue benar-benar enggak paham tapi siapa dia?"tanya Bima
"Semua salah gue, dia pergi salah gue"semakin menumpahkan air matanya lelaki itu dan para sahabatnya semakin bingung dengan kata-katanya itu
Gesa menatap mereka semua, matanya semakin membengkak tak lama ia tersenyum tipis sangat tipis, ia benar-benar tidak kuat bertahan hidup jika anak yang Anna kandung meninggalkannya
"Bunuh gue malam ini, gue udah enggak sanggup hidup—"
"GESA!"mereka semua langsung memotong kata Gesa
"Jangan asal ngomong, apapun masalahnya lo selesain jangan kaya gini dan pastinya kita semua selalu dukung dan support lo—"
"Apa yang harus kalian dukung dari gue, gue udah kehilangan dia"Potong Gesa cepat saat Gali bicara
"Siapa dia Ges?"tanya Dino penasaran.."Gina?"lanjutnya
Malam ini mereka semua makin tidak tega dengan Gesa, mereka semua tau apa yang Gesa rasakan hari ini, pasti ada masalah dalam hidupnya yang sangat sulit ia ceritakan, mereka semua mengerti tapi tidak seperti ini mabuk dan meminta untuk mereka bunuh Gesa
Mereka sahabatan lebih dari enam tahun, mereka tidak akan pernah membiarkan selang satu dari antara mereka pergi
"Oke kita paham lo gak mau kasih tau, tapi jangan kaya gini"Daffa mengelus lembut punggung Gesa
"Kalian pasti akan sama apa yang gue rasain hari ini, gue benar-benar kehilangan seseorang dihidup gue"
Mereka mengerti tapi mereka tidak tau apa yang Gesa perbuat, apa Gesa kaya gini cuma karena Gina? Tetapi mereka tidak yakin Gesa menangis hanya karena Gina mungkin memang ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan kesiapapun bukan?
Gesa kembali menghabiskan alkohol itu setelah itu ia membangunkan tubuhnya dan meninggalkan para sahabatnya
"Ges—"
"Gue cabut dulu"Gesa pamitan pada mereka lalu meninggalkan club'
Ia memasuki mobilnya menjalaninya menunju jalan rumahnya, jam empat pagi ini menunju rumahnya, setelah Garen mengusirnya itu tidak akan mempan ia akan pergi yang pastinya ia akan kembali menemui Anna
Matanya yang rabun karena malam ini ia benar-benar kehilangan sadar, ia buru-buru menjalankan mobilnya tanpa memikirkan kondisi jalanan
"ARGH MOTOR GOBLOK!"kesal Gesa ketika motor didepannya malah menghalanginya
Karena ia terburu-buru membawa mobilnya menunju jalan pulang, ia akhirnya sampai dan ia turun dari mobil dan memasuki rumahnya
"Maaf tuan, ini perintah dari tuan Garen untuk tidak membiarkan tuan Gesa masuk"kata Tomi
"Lo berani sama gue?"tanya Gesa dengan keadaan benar-benar mabuk berat
Karena Tomi tidak mau membuat masalah ia cuma bisa diam ketika Gesa mendorongnya lalu main masuk kedalam rumahnya, matanya tertuju dimana Garen belum benar-benar tidur, ia duduk di sofa sambil mengerjakan berkas-berkasnya
"Gesa!"suara berat itu mampu membuat Gesa meliriknya.."mabuk kamu anak biadab."dengan kemarahan Garen, ia langsung meninju wajah putranya itu
"BISA-BISANYA KAMU MABUK HAH, UDAH MULAI BERANI KAMU MABUK-MABUKAN HAH!"
Semakin terluka Gesa karena pukulan Garen, terdengar suara bunyi remukan dari tubuh pria itu. Gesa menjatuhkan tubuhnya lalu menatap Garen yang menarik kerah bajunya dan berkali-kali memukul wajah Gesa
"SAYA TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU TIDAK BENAR, SETAN!"semakin mengamuk lelaki itu
Tulang hidung Gesa patah dan hidungnya mengeluarkan darah, bahkan wajahnya membiru. melihat kondisi Gesa yang benar-benar mengenaskan, sama sekali Garen tidak peduli
"PAH CUKUP!"Gara tiba dan menahan Garen
"Lepasin papa Gar, kamu lihat anak ini dia sudah terlaluan mabuk-mabukan"
Semakin memukul wajah Gesa, dimana Garen menghentikan ketika Gara menahan tangan Garen. Gesa tersenyum lalu menghapus luka pada bagian hidungnya
"Kenapa berhenti pah? Bunuh Gesa dong biar puas Papa"
Garen menahan tangannya untuk tak memukul wajah Gesa tapi mendengar katanya ia malah semakin emosi. Garen meninju wajah Gesa sampai Gesa batuk-batuk darah
"MAS!"Tiara turun dari tangga berlari mendekati suaminya itu.."APA-APAAN KAMU PUKUL ANAK AKU!"bentak wanita itu tidak terima
"KAMU LIHAT! ANAK KAMU MABUK—"
PLAK
ruangan itu semakin ramai, semua bangun karena mendengar suara keributan. Tiara yang benar-benar sudah tertidur ia tidak sengaja mendengar suara keributan dan ternyata itu suaminya yang memukul Gesa
"Kamu mau bunuh Gesa, iya!"bentaknya
"Kalo iya kenapa!"balasnya
Tiara menumpahkan air matanya, tidak terima dengan balasan katanya. Tiara langsung menamparnya kembali karena hatinya benar-benar sakit Garen ingin membunuh anak kandungnya sendiri
"Kamu dari dulu selalu benci Gesa, apa salah dia Mas!"Tiara menangis sejadinya menyentuh dadanya yang terasa sakit
"Anak kamu berbeda dengan Gara, Gesa tidak pernah nurut sama aku dia selalu melawan sama aku, gimana aku tidak membencinya"
Gesa menyipitkan matanya, benar ia tidak pernah nurut dengan Garen beda dengan Gara, lelaki itu selalu nurut dengan Garen makah dari situ Garen lebih menyayangi Gara dibandingkan dirinya
"Gara tulus mencintai istrinya walaupun itu perjodohan sedangkan Gesa dia malah menyiksa istrinya, beda sekali bukan?"
Tiara hanya diam menahan rasa sakit hatinya, kenapa Garen selalu membandingkan Gara dan Gesa, lelaki itu selalu memuji-muji Gara dan tidak pernah sekalipun menuji Gesa
"Pah—"kata-kata Gara terputus karena Gesa
"Ini alasan gue benci sama lo Gar, lo jadi anak kebanggaan dia sedangkan gue benar-benar kaya anak tiri!"tegasnya
"Semua karena kamu terlalu egois, kamu beda dengan Gara—"
"Gue enggak pernah minta di laharin apa lagi lo ayahnya—"
BRUK
Gesa meringis menahan rasa sakit wajahnya ketika Garen benar-benar memukulnya tanpa ampun, Tiara ataupun Gara mencoba untuk menghentikannya tapi Garen sudah kesetanan
"Berani kamu melawan saya hah!"
Garen terus memukulinya tanpa ampun, ketika sudah puas melihat kondisi Gesa ia menyudahinya dan menatap anak sialan itu
"Pergi kamu!"usir Garen
"MAS STOP HIKS...GARA BAWA ADIK KAMU KEKAMAR MAMA!"suruh Tiara
Gara membantu Gesa bangun, lelaki itu tersenyum tak lama ia menatap Garen yang sangat emosi, benar-benar Gesa puas mengatakan hal-hal yang menyakitkan untuknya
Gesa seketika batuk dan memuntahkan darah. Gara merasa tidak tega dengannya, kini mereka berdua masuk dalam kamar dan Gara membantu Gesa untuk menidurkannya
Sama-sama tidak mengeluarkan suara kecuali mereka memikirkan hidup mereka yang sama sekali tidak ada kata bahagia
"Gar.."panggil Gesa yang membuat Gara menatapnya
"Kalo gue minta sesuatu sama lo, lo mau nurutin kemauan gue kan"
Gara hanya diam dan memperhatikan wajah Gesa yang benar-benar penuh dengan luka, wajahnya penuh dengan darah dan luka, malam ini Gesa tersiksa
"Mau kan lo"katanya lagi yang membuat Gara mengangguk
Gesa mengeluarkan cincin pernikahannya dengan Anna tak lama ia memandang cincin itu sampai Gara mengerutkan keningnya bingung, kenapa mereka tidak memakai cincin. pantas Garen selalu marah karena ini biang masalahnya, ia tau apa yang Gesa rasakan tapi itu sudah takdir karena mereka akan tetap bersama walaupun tidak saling mencintai
"Seandainya sesuatu saat gue mati muda, lo nikahi Anna ya"katanya sambil melirik Gara
"Ges lo ngomong apa sih, jangan ngomong gitu"ujar Gara
"Ini seandainya anjing"kesal lelaki itu sambil memasangkan cincin pernikahannya kejarinya
Gara hanya diam, entah kenapa ia jadi tidak tenang mendengar kata-kata Gesa barusan, ia tau Gesa seperti ini hanya karena ia kehilangan anaknya bukan. Gara kini menarik nafasnya duduk ditepi ranjang sambil menepuk pelan pundak adiknya itu
"Jangan sampai Ges, gue udah nikah dan gue udah cinta mati sama Citra jadi gue gak mau madu dia"katanya
Gesa mengangguk mengerti apa katanya.."gue ngomong terlintas di otak aja, tapi lo mau kan nikahi Anna kalo gue mati cepat"katanya
"Seandainya kan, gue enggak bisa janji dan gue harap tuhan kasih lo umur panjang"katanya
Gesa tersenyum lalu ia membangunkan tubuhnya, tak lama ia melirik Gara yang masih menatapnya.."lo mau kemana?"tanya Gara
"Lihat istri gue"ujarnya
"Tapi kondisi lo—"
"Gue bukan cowok lemah kaya lo, gue mau lihat kondisi Anna dulu"katanya
Gesa berjalan keluar menatap kedua orangtuanya yang ribut dibelakang halaman, Gesa sama sekali tidak peduli mereka ribut karenanya. kini ia berjalan memasuki kamarnya melihat Anna tertidur dengan nyenyak, pria itu menghapus noda darah pada hidungnya dan air matanya tertumpah
Ia melirik perut Anna, entah kenapa hatinya sakit harus kehilangan anak yang Anna kandung. Ia mengelus lembut perut Anna tak lama ia menciumnya
"Maafin papa"katanya pelan lalu ia melirik Anna yang masih tertidur
Gesa menangis sejadinya, meremas kuat selimut yang menutupi tubuh Anna, ia benar-benar ingin mengeluarkan isi hatinya yang selama ia pendam bertahun-tahun, ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Garen
Ia mengelus lagi surai rambut wanita itu, ia mengelus lembut leher wanita itu tak lama Gesa mencium leher wanita itu, ia juga mencium seluruh wajah Anna
Gesa membuka matanya lalu ia menatap wajah Anna yang benar-benar cantik sekali. Ia mencium bibir Anna tak lama ia mengisap bibir bawah Anna sampai Anna meringis dan perlahan membuka matanya
"Hmppp.."Gesa langsung melepaskan ciumannya dan mengelus lembut wajah wanita itu, terlihat wanita itu tidur lagi dan memeluk tangannya
"Gue nyerah Naa, gue udah enggak sanggup berpura-pura benci lo, gue sayang sama lo"kata Gesa
Guys maaf banget ya aku ingkar janji, aku lagi berduka makanya aku belum up, ini aku udah nulis dari sebelumnya dan niatnya mau up pas udah 350 vote. Karena aku lagi berduka aku belum sempat up, ini aku usahain buat up karena banyak banget yang DM aku lewat Instagram bahkan notice email aku penuh banget buat nyuruh aku up
Komen spam next disini:
Vote 350 ya
Komen 600 ya
18 Mei 2022
Mau endingnya seperti apa tulis disini, mana tau aku suka nanti sama saran kalian hehehe
"Maaf Anna..." GESA ANTARIKSA