Syasha (Sudah Terbit)

By putriang06

742K 70.8K 8.4K

(Follow because private) Saran, mumpung masih lengkap, mending baca. Sebelum di hapus untuk terbit. *** Syak... More

PROLOG
01. Games
02. Morning routine
03. Syasha?
04. Soon
05. How?
07. A Big family
08. Sick
09. Princess
10. Protective
11. Amer
12. Who?
13. What?!
14. Daddy late, dear
15. There are many thinks
16. Dewa
17. Lose
18. Worried
19. Only Onigiri
20. No way?
21. Vidio call in grup
22. Who's Dinda?
23. Why not?
24. Not Different
25. What are you doing?
26. Today is?
27. Hah?
28. Caring
29. Not easy for them
30. Flashback
31. Good night
32. Practice
33. Sorry daddy
34. Briefing
35. Bathroom
36. Help her
37. Cry
38. Apartemen
39. Tom & Jerry
40. Swim
41. Good night
42. Short story
43. Boston
44. Shut up
45. Drunk or Drinking milk?
46. Try
47. Happy New Year
48. Dinda's plan
49. Important
50. Her?
51. Died
52. Peace
53. Long time
54. Find
55. Katrina
56. Cursed
57. The reason
58. Lies
59. Security
60. End.
Ekstra part
Nabar!
PO SYASHA!!!
3 HARI SEBELUM TUTUP PO!
HARI TERAKHIR PO!

06. Konferensi Pers

19.8K 1.3K 51
By putriang06

Syasha cemburu karena nama ceritanya justru mommynya wkwk.

Oke jadi ini cerita tentang Syasha, bukan mommynya lagi.

Semoga kalian suka dengan Syasha kali ini, bukan untuk menghapus nama Beby di hati kalian. Tapi Syasha juga mau aku taruh di hati pembaca.

Oke thnks.

Eh Vote duluuu!

***

Syasha sudah sangat cantik dan anggun, tubuh sempurnanya semakin sempurna setelah dibaluti dress putih dengan hiasan berlian kecil di bagian bawah. Rambut coklatnya juga di tata oleh penata rambut keluarga Anderson. Sudah pasti Syasha meminta untuk di jadikan ala-ala kerajaan dengan mahkota kecil dan indah di pucuk kepala.

Walaupun sudah terlihat anggun. Syasha tetaplah Syasha. Si gadis yang tidak bisa hanya diam di tempat untuk sekedar diam dan menunggu. Dengan berjalan riang, kaki yang belum di baluti apapun dengan beraninya menyentuh lantai dingin. Syasha tersenyum cantik setelah membuka pintu orangtuanya yang ternyata di dalam sedang ada proses merias Beby.

"Wahh cantik banget putri mommy!" seru Beby yang hanya bisa memandang dari kaca.

Syasha kembali berjalan mendekati mommy di tempat meja rias.

"Syasha kan anaknya daddy Raka," jawabnya lalu melihat ke sekitar. "Daddy mana mom?" lanjutnya.

"Lhoo? Bukannya nyamperin kamu ke kamar?" beritahu mommy membuat Syasha melongo.

"Emang iya?"

"Iya."

Syasha mengernyitkan dahi. "Tapi Syasha gak liat," ujarnya heran.

Beby mengedikkan bahunya. "Mungkin pergi ke tempat lain dulu."

Syasha membenarkan ucapan mommy, kalau begitu kenapa Syasha harus repot-repot kesini, kalo ujung-ujungnya daddy jemput? Ck!

"Yaudah mom! Syasha ke kamar dulu samperin daddy." Syasha lagsung berlari menuju kamarnya. Panggilan sang mommy yang berkali-kali, ia hiraukan. Dia juga tidak bisa mendengar lebih jelas apa yang mommy ucapkan sampai dia benar-benar hilang di belokan pertama.

Cklek.

Seorang laki-laki tampan keluar dari walk in closet lalu menghampiri istrinya yang masih teriak-teriak memanggil nama putrinya.

"Jangan teriak," tegur Raka tak suka. Suara Beby bisa terdengar sampai tempat ia berganti pakaian. Raka mengelus pucuk kepala istrinya sayang.

Beby terkekeh kecil dan mendongak, sedangkan orang yang menjadi perias wajahnya sudah berlalu saat Beby bilang cukup tadi.

"Tadi Syasha kesini, terus aku bilang kamu udah ke kamarnya, terus kayaknya dia mikir omongan aku serius, terus dia ke kamar lagi sambil lari."

***

"DADDYYY!"

Raka membuka tangannya lebar saat tau putrinya akan menubruk dia dalam dekapan.

Bibir Syasha mengerucut. "Daddy kemana aja? Syasha nungguin daddy disini, terus ke kamar daddy terus kata mommy daddy ke kamar Syasha, terus Syasha jadi ke sini lagi. Tapi daddy nggak ada!"

Raka terkekeh gemas mendengar ucapan beruntun itu. Mirip sekali dengan Beby. Raka jadi menghela nafas lega saat tau putrinya tidak kenapa-kenapa paska di bohongin mommynya sendiri.

"Cantik banget, kok keringetan hm?" Raka mengusap keringat di kening dan leher putrinya dengan sapu tangan yang masih bersih.

"Tadi Syasha lari-larian," jujur Syasha.

Raka yang mendengar itu merubah wajahnya menjadi datar namun lembut. "Daddy gak suka apa?" gumamnya.

"Syasha terluka," jawab Syasha anteng. "Tapi tadi Syasha hati-hati, soalnya Syasha gak pake sendal kok, jadi gak bakal licin." Syasha tersenyum manis, tak sadar ucapannya barusan bisa membuat Raka marah kembali.

Raka memutuskan diam dan mengangkat putrinya ke kasur. Dengan diam, ia langsung mencari tissue basah. Raka berjongkok di depan putrinya. Setelah itu, memeriksa telapak kaki yang memang benar tidak di baluti apapun.

Dia menghela nafas gusar, ada lecetan kecil di telapak kaki putih milik putrinya.
Dia segera membersihkannya dengan tissue basah lalu mengoles salep bening untuk mengeringkan lecetan tersebut. Setelah selesai, ia memakaikan kaki putrinya dengan sendal berbulu yang sangat halus karena terbuat dari sutra sungguhan.

"Syasha gak pake sendal putih yang itu, dad?" tanya Syasha seraya menunjuk sendal yang di khususkan untuk dres yang di pakainya sekarang.

Raka menoleh sekilas. "Nggak usah." Raka kembali berdiri dan mengangkat putrinya turun.

"Daddy,"

"Hm?" Raka menoleh kebawah, menatap putrinya.

"Gendongg.." tangan Syasha merentang. Raka tentu segera mengangkatnya ala koala. Setelah di atas Syasha menjatuhkan kepalanya di pundak daddynya dengan dengan nyaman.

"Abang mana dad, Kok belum pulang?" gumam Syasha membuat Raka diam sejenak.

"Abang lagi di jalan pulang."

"Nanti abang langsung kesana dong?" Syasha merasakan kepala Daddy mengangguk.

"Abang bawa hadiah kan dad? Buat syasha." Syasha menatap daddy nya dari bawah.

"Tentu."

***

Mereka baru mendarat di jet park mansion besar di Los Angeles, milik dua keluarga sekaligus. Siapapun pasti terpukau dengan keindahan Mansion ini. Namun hanya orang-orang tertentu yang di undang di acara konferensi pers pengenalan cucu terakhir dua keluarga tersebut.

Lambang 'A' dengan ukuran besar, yang bisa di lihat dari ujung ruangan. Membuat mereka semua yang melihatnya sudah tahu. Bahwa kedua keluarga ini di penuhi keberkahan dan keberuntungan.

Anderson dan Alexander, dua keluarga yang memang di takdirkan untuk bersatu itu kini membuat acara besar-besaran untuk cucu kesayangannya.

"Opahhhh!" Syasha berlari saat tahu opahnya menunggu di depan pintu jet park. Syasha di angkat begitu tinggi dengan Tama, tubuh yang sudah memasuki usia 50 tahunan, ternyata masih cukup kuat untuk mengangkat tubuh cucunya dengan perasaan bahagia.

"Jangan lari Syakila," tegur Beby yang baru sampai dengan Raka.

Syasha tak menghiraukan mommynya, ia masih tertawa karena di ajak terbang oleh opahnya. "Opah udahhhh hahahh."

Tama terkekeh gemas, ia membawa cucunya kedalam untuk menemui keluarganya yang lain.

Sebelum itu, Tama tidak lupa mencium sekilas putri kesayangannya, yaitu Beby.

"Dulu aku juga di gituin sama daddy," gumam Beby masih berjalan di samping Raka.

"Mau lagi?"

Beby mendongak dan menatap heran suaminya. "Mau apa?" tanya Beby heran, namun saat sadar ia melotot. "Nggak-nggak, aku gak mau digituin lagi. Aku udah malu sama Syasha, lagian aku udah senang lihat Syasha gini," beritahu nya.

Raka tersenyum kecil dan merengkuh pinggang kecil Beby.

Setelah mereka semua sampai di lantai dua, banyak teriakan heboh para menantu dari keluarga 'A' tersebut. Termasuk perempuan yang pernah mengobati Syasha saat sakit sariawan saat itu.

"Anak bundaaa," heboh Farah.

Syasha di turunin Tama saat menantu-menantu nya mengelilingi dia untuk memeluk cucunya. Rasa hangat mengalir di hati Tama, ia sungguh sangat senang bisa berkumpul seperti ini.

"Jangan berebutan, kasian cucu daddy." Tama menatap menantu-menantu nya dengan lembut. Mereka terkekeh, lalu mengiyakan ucapan Tama. Setelah itu Tama akhirnya menjauh membiarkan menantunya melepas kerinduan pada cucunya.

"Farahh, gantian dongg!" Nita namanya, ia belum kebagian memeluk Syasha.

Farah yang sejak tadi memeluk erat serta mencium pipi Syasha akhirnya melepaskan dekapannya. Syasha terkekeh geli saat kembali di serbu yang lain.

Cup cup cup

Pipi Syasha habis dengan kecupan yang terus datang untuk menyambutnya. Dia juga tersenyum cerah saat banyak orang yang memberikannya hadiah.

"Tante mama," gumam Syasha saat perempuan satu ini terlalu erat memeluknya.

"Yaampun Vinaa, itu kasian Syasha nya!" kesal Mira menarik Syasha dalam rengkuhannya. "Makasih tante mami," ucap Syasha.

Mira tersenyum lembut. "Sama-sama sayang.."

Cup.

"Udah-udah, gantian neneknya mau meluk." Tiba-tiba dari arah belakang Nita, Aretha datang langsung mengambil Syasha dan membawa ke dekapan hangatnya.

"Apa kabar sayang?"

Syasha mendongak dan mengernyit. "Syasha baik, nenek gimana?"

Aretha tersenyum. "Baik juga. Mau ketemu oma sama abang yang lain?" tawa Aretha.

Sontak Syasha mengangguk semangat. Tentu Aretha terkekeh gemas lihatnya, para menantu juga sudah tak bisa untuk tidak mencubit pipi Syasha. Namun tertahan dengan deheman laki-laki di belakang mereka.

Syasha melototkan matanya. "Papi!" Teriak Syasha heboh dan berusaha keluar dari orang-orang yang mengelilingi nya.

Syasha segera menubruk tubuh seseorang yang telah ia panggil papi sebelumnya. "Kangen banget sama papi!" Syasha tak berhenti menyerang dengan ciuman di pipi laki-laki tersebut. Tubuhnya sejak tadi sudah di angkat, Syasha jadi mudah saat mengecup seluruh wajahnya.

"I love you more?"

"Me too pi, love you too more and more!"

"Benar?"

"Iya papi! Syasha nungguin papi pulang, kenapa papi baru dateng?? Abang King mana?" Syasha menatap mata Axel. Laki-laki tersebut memang paling sibuk di antara keluarga yang lain, bukan hanya sibuk, tapi mereka berbeda negara. Axel pindah ke negara Rusia sejak mempunyai anak.

"Ada sama abang yang lain," jawab Al tiba-tiba, dia berdehem. "Gak mau peluk?"

Syasha terkekeh bahagia. "MAU PAH!"

Al mengambil alih putri adiknya dari Axel, ia memeluknya erat. Mereka sering bertemu akhir bulan, untuk berlibur karena Al memang selalu berkunjung ke mansion Anderson untuk bertemu adiknya dan Syasha.

"Cantik banget anak papah." Al mencium pipi Syasha. "Udah makan?"

Syasha tertawa kecil dan mengangguk. "Papah tau? Tadi Syasha makan dua piring di mansion, soalnya kata daddy, Syasha harus kuat terima pelukan dan ciuman dari kalian."

Mereka sontak tertawa bersama. Al kembali memeluk gemas. "Capek?"

Dengan polos Syasha mengangguk.

Mereka tersenyum. "Yaudah gak ada yang serang Syasha lagi," ujar Dev.

Azka hanya mengelus pipi Syasha lembut. Membuatnya nyaman dan menaruh kepalanya di pundak Al.

Tak lama Beby dan Raka datang, mereka telat datang karena tiba-tiba Beby minta di antarkan ke kamar mandi yang ada di kamar tamu.

"Abang," gumam Beby memeluk satu persatu abang nya. Terakhir Al, Raka harus mengambil Syasha dulu baru mereka bisa berpelukan.

"Daddy mau cupcake," beritahu Syasha membuat Raka akhirnya meninggalkan mereka untuk mencari cupcake yang di maksud putrinya.

Al mencium kening adiknya. "Udah makan?"

Beby terkekeh. "Udah."

Beby tiba-tiba kembali memeluk Axel yang memang di samping Al. "Pindah dong bang..."

Mereka semua tersenyum. Axel membalas pelukan adiknya. "Nanti ya."

"Nanti-nanti mulu, Beby mau sekarang."

Mira mengangguk setuju. "Pindah aja yuk, aku mau ketemu Syasha terus," sahut nya.

Axel diam sejenak, tak lama ia akhirnya mengangguk. Membuat Beby sangat senang melihat kenyataan itu.

"Yess! Kakak pindah!" Beby memeluk Mira kali ini, istri dari abang Axel.

"Nanti Mira nginap dulu aja di rumah aku," ujar Nita dan Mira menggeleng.

"Aku disini aja, nanti gak enak sama Azka."

Nita berdecak, "gak papa! Temenin aku kalo dia kerja." Nita menatap suaminya Azka. "Gak papa kan?"

Azka mengangguk.

"Tuh kan gak papa," ucap Nita senang.

"Yaudah deh,"

***

Raka dan Aretha masih sibuk memerhatikan kegiatan Syasha yang tengah asik makan berbagai cupcake.

Mulutnya tentu sudah blepotan dengan krim, untungnya Aretha sudah menyiapkan kain makan untuk menghalangi dress putih Syasha dari noda makanan.

"Biasanya di mansion suka makan gini?" Aretha menatap putranya yang tampak bahagia.

Raka mengangguk. "Cemilan dia kue, bun."

"Bagus dong yah, pantes kata Farah tubuhnya selalu sehat."

Raka mengangguk. "Tapi tetap aja, harus minum vitamin."

Aretha tersenyum dan mengelus punggung putranya. Mereka kembali memandang gadis kecil yang sekarang tengah menguap lebar, tangannya mengelap sembarangan di dressnya sendiri, Aretha sontak menepuk kepalanya gemas. Padahal sudah ada kain yang menyangkut di leher cucunya. Tetap saja cucunya mengotori bajunya sendiri. Kini Syasha terlihat mengerjabkan mata dan menoleh ke arah daddynya.

"Mau tidur daddy," gumam Syasha lemah. Mendengar itu, akhirnya Raka berdiri dan menghampiri putrinya yang benar-benar tengah mengantuk.

Aretha memandang dari jauh, putranya membawa Syasha menjauh dari kebisingan keluarga nya yang tengah berkumpul.

Namun tiba-tiba ada yang memegang pundak Aretha.

Aretha menoleh dengan terkejut. "Eh, iya?" Ternyata Angel yang datang.

"Acaranya sudah mulai, kita di suruh datang bareng Syasha kebawah."

Aretha membesarkan matanya. "Syasha tidur!"

Angel melongo tak percaya. "Tidur? Terus gimana Ronald sama Tama perkenalinnya??"

Aretha menggeleng pelan.

Tak lama suara kaki terdengar ke arah mereka.

"Nenek, oma."

Angel dan Aretha menoleh. Ternyata cucu-cucu tampannya yang datang. Wajahnya terlihat bahagia walaupun mereka tidak ada yang tersenyum.

"Nenek lihat Syasha? Kata mommy Beby, dia sama nenek?" cecar Revan.

Nenek mengangguk. "Tadi sama nenek. Tapi sekarang Syasha tidur, terus lagi di gendong sama daddynya ke belakang."

"TIDUR?"

TO BE CONTINUED...

Yuhuuuu,,, komen yang banyak, yang seru, yang bikin semangat nulis lagiii

Vote juga jangan lupaa

Jaga kesehatan juga, jangan lupaaa

See you!

Continue Reading

You'll Also Like

87.9K 5.8K 59
Sebelum baca cerita ini aku saranin baca cerita aku yang Daimmer dulu, karena semua konflik dan awal mula cerita ini berawal dari Daimmer! Kenyataan...
641K 23.5K 67
PART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu tetap dihatiku. Hidup. Dan akan slalu se...
2.4M 209K 64
Lentera Andini sosok gadis baik hati nan pekerja keras yang harus merasakan pahitnya hidup. Ayahnya menelantarkan dia begitu saja dan sering memperl...
77.1K 3K 48
Hidup dalam kukungan kesepian adalah kesehariannya selama ini. Tak ada kepastian dari kedua orang tuanya untuk datang bahkan memberi kasih sayang pad...