Syasha (Sudah Terbit)

putriang06 tarafından

741K 70.8K 8.4K

(Follow because private) Saran, mumpung masih lengkap, mending baca. Sebelum di hapus untuk terbit. *** Syak... Daha Fazla

PROLOG
01. Games
02. Morning routine
03. Syasha?
04. Soon
06. Konferensi Pers
07. A Big family
08. Sick
09. Princess
10. Protective
11. Amer
12. Who?
13. What?!
14. Daddy late, dear
15. There are many thinks
16. Dewa
17. Lose
18. Worried
19. Only Onigiri
20. No way?
21. Vidio call in grup
22. Who's Dinda?
23. Why not?
24. Not Different
25. What are you doing?
26. Today is?
27. Hah?
28. Caring
29. Not easy for them
30. Flashback
31. Good night
32. Practice
33. Sorry daddy
34. Briefing
35. Bathroom
36. Help her
37. Cry
38. Apartemen
39. Tom & Jerry
40. Swim
41. Good night
42. Short story
43. Boston
44. Shut up
45. Drunk or Drinking milk?
46. Try
47. Happy New Year
48. Dinda's plan
49. Important
50. Her?
51. Died
52. Peace
53. Long time
54. Find
55. Katrina
56. Cursed
57. The reason
58. Lies
59. Security
60. End.
Ekstra part
Nabar!
PO SYASHA!!!
3 HARI SEBELUM TUTUP PO!
HARI TERAKHIR PO!

05. How?

19.9K 1.3K 41
putriang06 tarafından

"Iya-iyaa," Dafa memakan buah apelnya dengan kesal.

"......"

"Hah? Ikhlas lah dodol! Gue juga nganggap dia kayak lo," jawabnya semakin kesal.

"....."

"Maksudnya gue, anggap adek gue juga, lo bikin em-- tutttt--"

***

Setelah mematikan sambungan telepon secara tiba-tiba, El kembali memusatkan pandangannya pada vidio CCTV mansion yang kini ada di meja depan.

Dengan tenang El menonton gadis kecil yang bergerak lincah di pagi buta seperti ini. Jika ada El, pasti ia akan menegur adiknya. Apalagi saat sibuk mencari kunciran kesayangannya yang sering hilang di kasur. Adiknya sampai menarik sprei dan selimut dari kasur yang sudah di rapihin nanynya sendiri.

Tok tok tok

"Masuk!" Perintah El kesal karena telah di ganggu.

Seorang laki-laki paruh baya masuk dengan pakaian khas kantor. Pandangan El datar mengetahui orang yang menjadi bos di kantor ini datang ke ruangannya.

"Maaf mengganggu tuan muda."

El diam tak menjawab.

Laki-laki paruh baya itu melirik El sedikit takut. "Saya ingin mengonfirmasi, untuk meeting besar yang tuan ajukan akan di lakukan besok sore dengan investor Inggris."

"Dan untuk karyawan perempuan termasuk sekretaris saya sendiri sudah saya pecat tuan."

El mengangguk pelan.

"Saya juga sudah merubah kembali ketentuan syarat pengajuan perusahaan. Dan ini datanya tuan." Laki-laki itu memberi El beberapa berkas. El mengambilnya dan menaruhnya di samping laptop.

Laki-laki di depannya meneguk ludahnya susah payah. "Saya minta maaf sekali lagi tuan, terimakasih sudah beri saya kesempatan."

"Keluar."

"B-baik tuan," jawabnya seraya pergi meninggalkan ruangan El.

El mengambil berkas-berkas yang di berikan tadi. Beberapa penyalahgunaan syarat terjadi beberapa bulan ini, pantas saja banyak yang berani keluar masuk di kantor pusatnya sekarang.

Karena beberapa cabang perusahaannya tidak di jaga dengan baik. Seperti di perusahaan ini yang dia periksa bahwa karyawan-karyawan perusahaannya menggoda bosnya sendiri, yang akhirnya pria tua itu tergoda. Membuat perjanjian lain untuk menghasilkan uang sendiri, mengambil dari perusahaan dan yang rugi perusahaan.

El tidak habis fikir. Seseorang akan terlena dengan kekayaan seseorang. Mendapatkan uang dengan cara tidak senonoh. Dan anehnya orang yang jelas-jelas sedang di manfaatin justru senang, mungkin juga karena karyawan perempuan itu rela memberi tubuhnya sendiri.

Tok tok tok.

Tok tok tok.

El menghela nafas berat.
"Masuk."

Kali ini bodyguard yang di kirim Daddynya datang, El mengangkat alis saat bodyguard itu datang hanya sendiri.

"Permisi tuan, saya hanya ingin memberi informasi untuk tuan muda."

"Ada apa?" tanya El cepat.

"Kemarin, tuan besar bilang ke saya, kalo tuan bisa pulang lusa untuk menghadiri konferensi pers yang tiba-tiba di majuin harinya," beritahu bodyguard.

"Kenapa baru bilang!" marah El.

Bodyguard itu menunduk. "Maaf tuan, saya baru datang di negara ini jam 1 malam."

El berdecak. "Bilang sama Daddy, El besok telat datang jadi jangan nungguin El."

Bodyguard itu mengangguk. "Baik tuan." Bodyguard itu lalu berjalan keluar, sedangkan El kembali menahan kekesalannya.

'Sial, pasti mereka berebutan.'

***

Syasha baru saja datang ke sekolah dengan wajah sembab karena baru tahu abangnya pergi sejak kemarin. Kalau saja dia tidak tidur sore saat itu, mungkin ia akan tahu lebih awal lalu menyuruh abangnya untuk pulang kembali.

Karena kata Daddynya abang sedang bekerja di tempat yang jauh... Tanpa mengajaknya.

"Nanti Daddy jemput," ucap Raka.

Syasha mengangguk kecil, wajahnya masih saja murung.

"Nanti besok abang pulang." Raka mencium kening putrinya.

"Daddy." Syasha mendongak dengan wajah sembabnya.

"Kenapa sayang?" Raka menatap putrinya lembut.

"Nanti kalo abang pulang, Syasha mau marah lagi. Soalnya abang pergi gak ngajak Syasha."

Raka sontak tertawa kecil,
"Iya."

Mereka akhirnya sampai di kelas, guru yang sudah di dalam merasa terkejut melihat Raka datang.

"Selamat pagi pak." Guru itu menunduk sopan seraya menyapa.

Syasha yang melihatnya justru heran. Alisnya terangkat karena melihat gurunya sendiri terlihat takut dengan Daddy.

"Maaf, putri saya telat."

Guru itu kembali terkejut mendengar ucapan maaf dari mulut Raka. "Iya Pak, tidak papa," jawabnya cepat.

"Daddy kerja dulu, nanti pulang Daddy jemput. Jangan pergi kalo di ajak orang selain daddy, oke?"

"Oke Dad." Syasha mengecup pipi daddynya sebelum masuk ke kelas.

***

Syasha dan Manda baru saja keluar kelas dan berjalan menuju kantin. Karena kata Manda, lewat lab-lab akan lebih jauh sampai di kantin, akhirnya mereka berdua lewat lapangan outdoor yang biasa di pakai untuk bermain basket anak-anak.

Dan kebetulan saat Syasha dan Manda lewat sana, lapangan itu sedang di pakai oleh anak basket yang membuat ramai siswa yang nonton.

"Harusnya tadi kita lewat koridor pertama aja Sya."

Syasha menoleh. "Emang kenapa?"

"Ya lo liat kan? Rame, berisik. Gue juga malu kalo lewat sini, biasanya tuh prince-prince sekolah kita muncul dari lapangan, ya termasuk abang lo itu."

Syasha ber'oh ria, lalu memandang kembali ke arah lapangan.

"Rame banget ya," gumam Syasha memandang tribun kecil di pinggir lapangan.

"Biasanya gitu Sya, kalo ada anak basket pasti cewek-cewek pada cuci mata ngeliat abs," ujar Manda ikut memandang isi lapangan basket itu.

Syasha mengangguk pelan. "Beda ya," gumam Syasha membuat Manda menoleh. "Kalo Syasha cuci mata enaknya di kamar mandi sambil mandi. Emang enak ya, cuci mata sambil panas-panasan gitu?"

Manda mengerjabkan matanya berkali-kali. Setelah itu karena ia baru kali ini mendengar jawaban polos seperti tadi, Manda tak bisa menahan tawanya. Akhirnya Manda menyemburkan tawanya keras, bahkan sangat keras, hingga terdengar sampai lapangan.

Anak basket yang baru saja selesai main ikut mendengar suara tawa Manda. Syasha membesarkan matanya saat sadar mereka jadi pusat perhatian.

"Ndaaa," bisik Syasha gugup.

"HAHAHA Lo polos banget sih Syaa." Manda tertawa keras lagi, sedangkan Syasha sudah ketar-ketir melihat banyak perempuan menatap tak suka ke arahnya.

"Manda diemm..." Syasha menggoyangkan tangan Manda membuat Manda akhirnya berhenti tertawa. Sambil mengusap ujung matanya yang berair, Manda menoleh kembali ke arah lapangan basket. Dan saat itulah tubuhnya tersentak kaget melihat seluruh pasang mata di lapangan menatap kearahnya dan Syasha.

"Sya?"

Syasha menoleh. "Apa?"

Manda menatap Syasha panik. "Lo kok gak bilang kita jadi di liatin gini."

Syasha menggeleng. "Manda ketawanya kenceng banget."

Gak usah di ingetin kek Sya!

Manda semakin gugup dan panik, ia melirik lagi dan orang-orang di tribun yang rata-rata di isi perempuan semakin menatap nya ganas, Manda tak mengerti kenapa mereka bisa menatapnya seperti itu.

"Ayo ke kantin Sya." Manda menarik tangan Syasha pergi. Dan di saat itulah tangannya seperti di tarik seseorang agar melepaskan tautannya dengan Syasha.

Manda membalikan tubuhnya dengan terkejut.

"Jangan di tarik."

Wajah Manda benar-benar melongo saat tahu bahwa Dafi baru saja melepaskan tangannya.

"Kak Dafi? Kak Dafa?" terkejut Syasha.

"Kok langsung kabur sih Sya, dari tadi kakak panggilin kamu loh.." kesal Dafa yang baru datang sambil membawa botol air.

"Lho? Emang iya? Syasha kok gak denger ya," heran Syasha. Sedangkan Manda langsung mengerti kenapa anak perempuan di tribun pada menatapnya sinis.

"Ayo ke kantin, kita makan bareng, nanti kak Dafi bayarin." Dafa menggandeng tangan Syasha sedangkan Dafi, kembaranya mendengus karena tahu Dafa tengah memanfaatkan situasi.

"Sori tadi gua terlalu kasar."

Manda tersentak seraya menatap Dafi. "I-iya kak."

Mereka berdua akhirnya mulai berjalan mengikuti Dafa dan Syasha yang sudah duluan di depan. Lagi-lagi mereka jadi pusat perhatian karena melihat kembaran tampan di sekolah sedang dekat dengan seorang perempuan.

Dafa jadi orang pertama yang paling ramah saat beberapa siswa terang-terangan menyapa mereka, sedangkan Syasha jadi banyak tertawa melihat kelakuan Dafa yang lumayan aneh.

Jika El tahu, dia harus membayar Dafa karena dia telah membuat adiknya terus tertawa.  Seperti saat ini, Dafa tengah melakukan jalan letoy seperti salah satu siswa yang terkenal banci-nya.

"Udah kak," ujar Syasha sambil tertawa.

Dafa menarik tangannya dan kembali berjalan biasa.

"HAI KAKK!" sapa beberapa perempuan yang tengah berkumpul di koridor.

"Uhuk!"

"Aduhh kakak kok batuk sih abis kita sa--AAAA" Mereka semua teriak heboh saat tiba-tiba tubuh Dafa ambruk.

"KAK KENAPA KAK??"

Dafa batuk lagi. "Lemes, belum di sapa sama ayang." Setelah itu Dafa berdiri seperti orang mabuk, jari telunjuknya menutup hidung.

"Aduhh kakk, kok bisa sih gaya orang gila aja kakak tetap cakepp!!"

Syasha dan Manda langsung menyemburkan tawanya keras. Sedangkan Dafi malu sendiri melihat kembarannya seperti itu.

"Daf cukup!"

Dafa menoleh. "Baik ipin."

***

Syasha memasuki mansionnya dengan mengendap-ngendap. Ia mencari suara TV saat sampai di pembatas ruang keluarga. Namun nihil, tidak ada suara apapun.

Setelah itu, Syasha kembali berjalan melewati undakan tangga sebelum seseorang memergokinya.

"Hayooo mau kemana??"

Syasha membalikkan tubuh lalu tercengir menatap Mommynya yang sudah siap dengan plastik di tangan.

"Mau kemana hah?" galak Beby.

"Syasha mau tidur, ngantuk lagi.." Syasha menguap lebar.

"Kamu udah tidur lama, gak mungkin ngantuk lagi," ujar Beby.

"Mom tapi--"

"Nggak ada tapi-tapian Syasha, cuman ngasih kue doang," kesal Beby.

"Tapi Syasha maluuu," rengeknya keras.

Beby menggeleng. "Ini kan temen Mommy. Katanya, dia mau nerima kalo kamu yang kasih," beritahunya.

"Mommy gak takut, Syasha di apa-apa sama temen mommy? Kalo syasha di culik gimana?" cecar Syasha.

"Ya gapapa, kalo di culik, mommy bisa bikin lagi."

"MOMMY!!!!"

"Berisik sayang, bercanda. Yaudah cepetan makanya, keburu dingin ini kue coklat."

Dengan terpaksa, Syasha mengambil plastik berisi kue dari tangan Mommynya. Syasha juga kembali turun dari tangga.

"Bilang aja ini buatan mommy, ya."

Syasha berdehem malas.

Setelah itu ia di antar Beby keluar gerbang dan Syasha mulai berjalan menuju gerbang mansion di samping mansionnya.

Ada satpam yang menanyakan kedatangannya, Syasha memberitahu bahwa ia datang untuk memberi kue saja.

Syasha di ajak masuk dan di suruh menunggu di bangku halaman. Sedangkan satpam itu tengah masuk kedalam, katanya dia ingin memanggil nyonya.

Karena suasana hening, dengan gabutnya Syasha menghitung jari kakinya yang pasti ada sepuluh. Syasha juga bernyanyi untuk mengurangi rasa bosan.

"Hei,"

Syasha mendongak. Memandang perempuan paruh baya yang tengah memakai daster rumahan.

"Halo tante," sapa Syasha.

"Halo nak, cantik banget sih." Perempuan itu terlihat baik di mata Syasha, pipinya sedang di elus dengan lembut.

"Makasih tante Bela, tante Bela juga cantik."

"Eh?" gumam perempuan itu. "Tante Bela siapa nak?" tanyanya.

Syasha mengernyitkan keningnya. "Temen Mommy kan?"

"Iya, tante juga temen mommy. Tapi bukan tante Bela, tapi tante Ajeng. Kamu lupa sama tante? "

"Hah?" heran Syasha. "Emang tante Bela dimana? Tante ngapain disini?" tanya Syasha berturut-turut.

"Ini mansion tante. Tante keluar karena kata satpam tante, kamu mau ngasih kue?"

Syasha menggigit bibir bawahnya seraya membuka plastik. Melihat kue tart coklat berbentuk bulat masih rapih, Syasha akhirnya membuka bungkus itu lebar-lebar.

"Iya, setengah kue ini punya tante."

"Setengah doang?" heran tante itu.

"Iya, soalnya ini kue tart coklat. Takut tante sakit gigi kalo banyak-banyak."

Ajeng mengangguk heran. "Oke, terus gimana tante ambilnya?"

"Tante ambil piring sama pisau. Tante bisa kan potong kue? Nanti tante potong kayak pas tante ulang tahun, anggap aja ini hadiah dari Syasha buat ulang tahun tante."

"Oke."

TO BE CONTINUED...

Libur dua minggu lagi donggg ahhah:(
Kalian libur juga nggak?

Btw gimanaa part ini? Aku bikin sampai mau ke 2000 kata.

Jaga kesehatan ya, jangan sampai harus di perhatiin ayang dulu baru mau di jaga. Wkwkk.

Oke see you!

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

131K 8.4K 70
(FOLLOW AUTHORNYA DULU OKEY!!) Senja seorang gadis berusia 16 tahun, dia adalah gadis yang ceria dan ramah. Ia memiliki orang tua yang lengkap, namun...
2.4M 209K 64
Lentera Andini sosok gadis baik hati nan pekerja keras yang harus merasakan pahitnya hidup. Ayahnya menelantarkan dia begitu saja dan sering memperl...
12.5K 1.2K 27
menceritakan regie yang menyukai seorang ketos di sekolah nya,dan cinta yang bertepuk sebelah tangan karena ketos yang ia sukai menyukai orang lain y...
1.5M 89.5K 56
Sedari kecil tinggal di panti asuhan tak membuat Caramel Malaika Princessa atau yang biasa disapa Kara ini tak bahagia.... Buktinya, ia selalu bisa t...