Second Life Changes Everything

De NinsJo

9.3M 1M 48.5K

Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewak... Mais

Prologue
The Beginning
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Extra Chapter I
Extra Chapter II
Extra Chapter III

Part 12

184K 20.6K 526
De NinsJo

Liam mengamati Jillian. Mereka saat ini sedang di meja makan untuk sarapan.

"Liam, mau selai apa?" Tanya Jillian melayani suaminya.

"Seperti biasanya." Jawab Liam dengan mata terus menatap sosok cantik di hadapannya.

Jillian mengoleskan selai kacang pada roti yang telah selesai di panggang. Setelah menaruh roti tersebut di piring Liam, Jillian mengarah ke vending machine coffe, tangannya dengan cekatan membuatkan kopi untuk Liam.

"Americano." Jillian meletakkan kopi buatannya di dekat Liam.

Liam menatap secangkir americano tersebut, kopi dengan kadar kafein rendah yang menjadi favoritenya setiap pagi. Jillian mengenal betul apa kesukaan dan kebiasaannya, padahal pernikahan mereka belum ada satu tahun.

"Kenapa?" Tanyanya setelah mendudukkan diri di depan Liam. "Apa seleramu sekarang sudah berubah?" Jillian bertanya karena melihat Liam terus menatap kopi buatannya.

"Tidak." Liam menatap Jillian yang berada di depannya. "Kau memahamiku dengan baik." Ujar Liam pada Jillian.

Inilah yang membuat Liam nyaman dengan Jillian, walau belum ada rasa cinta di antara keduanya, tapi Liam menghargai Jillian selama ini. Setelah menikah, Jillian tidak pernah menyulitkannya. Jillian selalu melayaninya dengan tulus, melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik, selain melayaninya di ranjang tentu saja...karena hubungan keduanya belum seintim itu.

"Aku sudah hafal dengan kebiasaanmu, Liam." Jawab Jillian di sertai dengan senyum manisnya.

"Ya, aku berterima kasih karena itu." Liam membalas senyuman Jillian.

"Sudah menjadi tugasku, Liam. Tidak perlu berterima kasih." Jawabnya sembari menyendokkan oatmeal ke dalam mulut.

Liam tidak pernah bosan menatap wajah cantik di hadapannya. Jika sebelumnya Liam mengagumi kemurnian hati Jillian, sekarang kekagumannya semakin bertambah. Walau dulu dirinya di ejek teman-temannya karena mempunyai istri yang tidak menarik, Liam tidak pernah menyakiti Jillian baik secara fisik atau batin. Tidak pernah sedikitpun Liam berkomentar masalah penampilan wanita itu yang kurang menarik atau kurang merawat diri.

"Kau akan pergi, Jill?" Tanyanya karena Jillian sudah tampil rapi pagi ini.

Jillian menghentikan makannya dan menatap Liam.
"Liam, aku lupa meminta ijin padamu...sudah satu bulan ini aku tergabung di Glam Society. Sekarang kami akan berkunjung ke panti asuhan, acara rutin yang di selenggarakan Glam Society." Walau Liam bukan tipe suami yang otoriter, Jillian tetap merasa bersalah karena tidak meminta ijin pada Liam tentang hal tersebut.

"Aku menyesalkan hal itu, Jill. Kenapa kau tidak membicarakannya padaku terlebih dahulu?" Ucap Liam menanggapi Jillian.

Jillian terlihat tidak enak hati pada Liam, walau bagaimanapun hubungan keduanya adalah sepasang suami istri dan istri wajib menghormati suaminya. "Maaf, Liam. Kau melarangku jika aku mempunyai kegiatan di luar?"

"Tidak. Aku senang kau bisa bersosialisasi dan melakukan kegiatan positif di luar. Aku tidak akan melarangmu selama itu baik untukmu dan kau nyaman dengan hal itu." Liam berdehem sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku berharap kau bisa menghargai posisiku sebagai suamimu, kau harus meminta ijin padaku terlebih dahulu jika ada kegiatan di luar rumah."

"Ya, Liam. Sekali lagi maafkan aku." Jawab Jillian merasa bersalah.

"Yang sudah terjadi tidak perlu kau pikirkan." Ujar Liam ketika melihat raut wajah Jillian. "Lanjutkan makanmu."

Jillian mengangguk dan melanjutkan sarapannya.

Liam tersenyum tipis, tipis sekali hingga Jillian tidak melihatnya. Entah kenapa hatinya bersorak gembira ketika Jillian merasa bersalah, itu pertanda jika Jillian menghargainya sebagai suami selama ini.

Dengan di antarkan Liam, Jillian menuju ke panti asuhan tempat di adakannya acara bakti sosial Glam Society. Jillian tidak menolak tawaran Liam untuk mengantarkannya.

"Ini tempatnya?" Tanya Liam ketika mobil yang di kemudikan Han sampai di sebuah panti asuhan tersebut.

"Iya, mereka semua teman-temanku." Jillian menunjuk para member Glam Society yang sedang berkumpul.

Liam bisa melihat para wanita disana dengan penampilan yang menunjukkan kelas mereka.

"Aku turun dulu, Liam." Pamit Jillian ketika sudah di bukakan pintu oleh Han.

Liam membuka kaca mobilnya, "Jill?" Panggilnya.

Jillian menoleh dan mendekat kembali ke mobil, "kenapa?" Jillian sedikit menunduk untuk melihat Liam di dalam mobil.

"Kau pulang jam berapa?" Tanya Liam seraya menatap Jillian.

"Aku baru sekali ini ikut acara, tidak tau akan selesai jam berapa." Jawab Jillian.

"Mau aku jemput?"

"Tidak perlu, Liam. Aku bisa pulang bersama temanku." Jillian tau jika Liam pria sibuk dan ia tidak ingin merepotkan suaminya.

Liam mengangguk. "Berhati-hatilah, aku pergi dulu." Liam mengacak pelan rambut Jillian dan tersenyum pada Jillian.

Jillian menegakkan tubuhnya dan tersenyum kaku.
"Ya--ya kau juga berhati-hatilah." Jawab Jillian yang masih belum bisa mencerna perlakuan Liam barusan.

"Jalan, Han." Liam menutup kaca mobilnya.

Jillian memegang kepalanya yang di sentuh Liam sambil menatap mobil Liam yang menjauh. Mereka hampir tidak pernah berkontak secara fisik, apalagi yang di lakukan Liam barusan tergolong perlakuan manis, wajar jika Jillian terbengong seperti sekarang.

Flow menepuk bahu Jillian. "Siapa yang mengantarmu?" Tanya Flow, ia baru saja sampai dan langsung menghampiri Jillian.

"Suamiku." Mereka berjalan bersama untuk bergabung bersama yang lain.

"Oh, sudah pulang ya? Perhatian sekali mau mengantarkan istrinya." Goda Flow.

Jillian tersenyum. "Kebetulan kami searah."

Jillian dan Flow menyapa member lain disana, saling berpelukan.

Gabby melihat semuanya, Jillian yang di antarkan Liam serta interaksi keduanya. Tangannya terkepal sempurna, menghunuskan tatapan tajam kepada Jillian yang sekarang sedang tertawa bersama member lain. "Kau lihat saja, aku akan merebut Liam darimu!!" Geram Gabby dalam hati.

Pertama kali perjumpaannya dengan Liam, Gabby merasakan cinta pada pandangan pertama. Kala itu Liam dan kedua orang tuanya berkunjung ke rumah papanya. Saat itu pula perjodohan Liam dan Jillian terjadi. Gabby hanya bisa iri melihat Jillian bisa bersanding dengan Liam yang berasal dari keluarga terpandang dan tampan.

Gabby menegakkan tubuh, menarik napas dalam lalu menghembuskannya. Dagunya terangkat ketika berjalan menghampiri Jillian.
"Hai, Jill." Sapa lembut dari Gabby.

Jillian mengalihkan pandangannya dari ponsel untuk menatap siapa yang menyapanya. "Hai, Gab." Sapanya tak kalah ramah disertai senyuman palsu yang terbit dari bibir Jillian.

"Liam sudah pulang ya? Tadi aku melihat kau di antar olehnya." Tanya Gabby.

Jillian tertawa dalam hati melihat keingintahuan Gabby. "Ya, Liam mengajakku untuk berangkat bersama."

"Oh, begitu." Balas Gabby dengan senyum kakunya, merasa tidak terima atas kedekatan keduanya.

"Ayo masuk ke dalam." Ajak Jillian karena member yang lain sudah masuk duluan.

"Ya, kau duluan saja. Aku akan menyusul."

Jillian mengangguk kemudian berjalan masuk ke dalam panti asuhan.

Gabby menatap Jillian yang menjauh, mengamatinya dari atas sampai bawah, tidak lama kemudian senyum sinis tersungging dari bibirnya.

Continue lendo

Você também vai gostar

2.6M 283K 55
[ SELESAI ] Selamat membaca. sorry if there is a typo(s) Dia, Lorraina Vabella. Dia gadis cantik yang angkuh. Dia gadis manis yang sombong. Dia sehar...
4.8M 410K 52
Anastasya Inez, sosok istri yang dibenci oleh suaminya sendiri yaitu, Davidson Giovanni Bhatara. Inez adalah istri kedua yang dinikahi secara terpaks...
2.5M 74.2K 12
[Kalian bisa baca di Karyakarsa. Ada voucher sebesar 20k untuk 20 orang pertama khusus paket FULL EDITION. Kodenya K20GTF. Semoga suka.] Mourena Que...
3.5M 267K 65
Diana Anggita Dwitama, gadis dengan kondisi tubuh sakit-sakitan bahkan untuk berjalan saja dia kesulitan. Kecewa pada diri sendiri ditambah dengan ke...