Hello, my senior girl~ (Tamat)

Door Vinaasmarani

174K 11.1K 859

"Hai kakel cantik" Seorang laki laki berdiri menghadang jalan sang kakak kelas perempuan. Tidak ketinggalan... Meer

Satu satu
Tiga tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas.
Duabelas
Tigabelas.
Empatbelas
Limabelas
Daftar Nama
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluhsatu
Duapuluhdua
Duapuluhtiga
Duapuluhempat
Duapuluhlima
Duapuluhenam
Duapuluhtujuh
Duapuluhdelapan
Duapuluhsembilan
Tigapuluh
Tigapuluhsatu
Tigapuluhdua
Tigapuluhtiga
Extra part.
Extra story
epic story
New story

Dua dua

10.5K 687 6
Door Vinaasmarani

"Hai kakel cantik"
Seorang laki laki berdiri menghadang jalan Vanya. Tidak ketinggalan senyum manis yang membuat siapapun yang melihatnya gemas dan terpesona.

Berbeda bagi Vanya yang berdiri menatap bosan adik kelasnya yang setiap hari akan selalu  mengikutinya terang terangan itu. Bagi yang melihat senyum manis adik kelasnya itu mungkin akan terpesona, tetapi baginya itu sangat sangat manipulasi. Pasalnya sikapnya seperti iblis!!!

Ah, Vanya lupa ada makhluk yang lebih menyebalkan dari si ketua osis. Hans adalah makhluk paling menyebalkan di muka bumi ini. Ok, itu berlebihan. Bagai mana tidak lebih menyebalkan? setiap saat selalu di ikuti adik kelas yang wajahnya sok polos yang sangat cocok dengan wajahnya yang baby face tetapi tidak cocok dengan tubuhnya yang berisi dan tingginya jauh melebihi Vanya. Dia akan melarang ini, melarang itu,  mengoceh setiap saat dan mengekorinya kemanapun Vanya pergi. Kalau saja satu kelas mungkin Hans akan memaksa untuk sebangku dengan Vanya dan menempelinya dimanapun dan kapanpun.

Sikapnya seperti pacar yang posesif terhadap gadisnya padahal bukan, Vanya tidak punya pacar dan amit amit memiliki pacar seperti Hans. Risih, tapi kalau diusir bakalan buat malu dan malah tambah parah ngocehnya. Mau pindah sekolah, tapi udah kelas 11 dan beberapa bulan lagi akan menjadi siswi kelas 12. Akan sayang sekali kalau sampai pindah, dia sudah mempunyai beberapa teman bahkan sahabat yang sangat baik kepadanya dari kelas 10. Tahu kan rasanya, berat sekali untuk beradaptasi disuasana baru.

"Hm Hai, bisa enggak lo minggir Hans? Gue lagi buru buru" jawab Vanya dengan senyum terpaksa yang terpatri hanya saat mengahadapi Hans.

Vanya melangkah kesisi kiri, namun dihalangi oleh Hans. Bergeser kesisi kanan, Hans pun ikut bergeser kesebelah kanan.

"Mau kemana Kakak cantik?" Persis seperti anak tongkrongan di gang dekat kompleknya yang berpenampilan seperti preman yang kerjaanya setiap hari menggoda perempuan saat melewati mereka, menyebalkan!!.

"Bukan urusan lo" jawab Vanya datar.

"Aku anterin ya ya?"

Vanya pasrah, karena dirinya sedang buru buru maka terpaksa membiarkan Hans mengikutinya kemanapun dirinya melangkah.

Seperti inilah menjadi anggota Osis, disibukan dengan berbagai kegiatan. Untungnya Vanya hanya menjadi anggota osis biasa yang tidak memiliki jabatan apa apa seperti sekertaris dan lainnya. Vanya ikut keanggotaan osis juga karena direkrut langsung oleh Arlan si ketua osis yang semena-mena. Bagaimana tidak dikatakan semena-mena? saat perekrutan ketua osis awalanya Arlan mendaftarkan namanya sebagai pasangannya alias menjadi wakilnya tanpa persetujuan Vanya. Vanya sampai harus lapor ke beberapa guru bahwa itu bukan kehendaknya dan Vanya tidak setuju sama sekali menjadi wakil osis yang baginya hanya menjadi babu oleh para guru yang sialnya malah berganti menjadi babu Arlan.

Setelah gagal menjadikan Vanya wakilnya, Arlan menyeret Vanya tanpa perasaan melibatkannya dalam kegiatan osis dan disetujui oleh banyak guru dan anggota osis lainya, apa yang bisa Vanya lakukan? ya pasrah lah dari pada nilainya yang sudah anjlok tambah jongkok. Dengan menyebalkannya si Arlan sudah mengancam Vanya, berminggu minggu berlalu Vanya kira menjadi anggota osis yang tidak memiliki jabatan apa apa tidak akan melelahkan, Vanya salah! Arlan tetaplah Arlan! sudah memiliki wakil, sekertaris bahkan bendahara tapi semua tugas yang dilimpahkan kepadanya Vanya yang kena getahnya. Kampret memang. Sampai situ dulu kisahnya lanjut nanti saat tugasnya sudah selesai!

***

flashback

Telpon sudah tersambung "Halo ar, disini gak ada siapa siapa. Coba lo telponin semua anggota osis yang lain, kata lo urgent kok cuma gue doang sih?" tanyanya bertubi tubi.

"Ya emang urgent banget, tapi cuma perlu lo doang kok" jawab seseorang di seberang sana.

"Ya emang tugas urgent apa? kok lo juga gak dateng sih? biasanya juga langsung dijelasin kan?" Perasaanya menjadi tidak enak. Sudah sangat hafal sifat ketua osis yang bernama Arlan itu. Mendengar namanya memang terdengar ketua osis yang berwibawa tapi di pandangan Vanya, Arlan adalah sosok yang pintar membuat ide dan pintar mengatur tapi malas bergerak. Bagaimana tidak, idenya selalu cemerlang juga tidak ada yang bisa membantah perintahnya kalau mode tegasnya keluar, tapi masalahnya dia malas untuk melakukan semuanya dengan usaha sendiri, mageran titik.

"Oh, gue ditugasi nyusun teks baru buat upacara hari senin. Soalnya, sekalian latihan upacara ulang tahun sekolah. Karena gue belum sarapan, otak gue lagi gak berfungsi jadi lo aja deh yang nyusun" Kan? dugaan Vanya memang benar. Ketua osisnya itu sangat menyebalkan.

"Hm dan lo pikir gue pagi pagi buta kesini gue udah sarapan HAH? KAMPRET! Kenapa gak lo aja yang nyusun sekalian cetak? Lo kan punya laptop sama printer dirumah? dan kenapa MESTI GUE?" Vanya hanya bisa mengelus dadanya berusaha tidak membanting ponselnya sendiri.

"Yaudah si Van, kan cuma lo yang udah ada disekolah" jawab Arlan enteng tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Ya karana lo cuma nelpon GUE! lagian Ar, tugas kayak gini kan yang lain juga bisa!" jawab Vanya sedikit ngegas. Sungguh gemas,greget pengen gigit.

"Karena yang lain bisa, berarti lo juga bisa dong Van. Udah ah, nasi goreng gue gak abis abis nih. Udah tenang, lo belum sarapan kan? Nanti gue minta mami bungkusin nasi gorengnya buat lo" Ah yasudah lah, dia juga sudah lelah jiwa dan raga menghadapi sifat kurang ajar dari si Arlan. Heran, siswa dan guru kok bisa milih Arlan jadi ketua osis? Bahkan di agung agungkan oleh semua guru disekolah ini. Betewe maminya Arlan masakannya memang paling bikin Vanya tunduk, soalnya enak banget kayak ada resep rahasianya gitu.

Tidak heran, Vanya dan Arlan sudah kenal dari SD. Hanya kenal tidak terlalu dekat. Sempat satu kelas juga saat kelas 9. Maka dari itu Arlan selalu melibatkan Vanya dalam hal apapun karena memang hanya Vanya yang dia kenal di SMA TB ini. Arlan memang popular dari SD karena ketampanannya sampai SMA pun banyak yang mengidolakannya bahkan guru pun mengenalnya karena prestasinya, namun Arlan orang yang susah mengingat nama orang lain sehingga dia mengandalkan Vanya dari awal masuk SMA ini sebagai satu satunya yang dia ingat dan ia kenal. tak jarang Vanya pergi ke rumah Arlan karena alasan keperluan sekolah. dan favorit Vanya adalah masakan mommynya Arlan kalau mengunjungi rumahnya.

****

Disinilah Vanya, setelah menyelesaikan tugasnya. Sebentar, sebenarnya tugasnya tidak selama itu, Vanya mengikuti saran Arlan karena diberi akses masuk ke ruang osis dengan fasilitas lengkap termasuk komputer dan WiFi. Vanya keluar dari ruang osis setelah menyelesaikan unduhan dramanya sampai 5 episode itu. Baru dia akan mengantarkan ke ruang guru karena proposal ulang tahun sekolah juga dia salin sesuai tugas yang diberikan Arlan.

Berakhir dihadang adik kelas fanatik yang mengekorinya kesana kemari, Vanya memilih menjemput nasi gorengnya sebelum jam pelajaran 30 menit lagi dimulai. Pasti Arlan sudah berada dikelasnya.

Brakk

"Mana nasi goreng?, jatah gue" tanya Vanya yang sebelumnya menggebrak meja, sengaja mengagetkan Arlan yang sedang telungkup dimeja dengan kepala yang ditopang kedua tangannya yang dilipat.

"Kampret!!! Va!!! lo ngagetin gue sialan" umpat Arlan saking terkejutnya sampai reflek berdiri dari tidur tenangnya.

Brukk

Dengan tidak manusiawinya Vanya menoyor kepala Arlan sampai terduduk kembali dibangkunya.

"Ngumpat sekali lagi gue botakin pala lo ya Ar!!" ancam Vanya sadis.

"Mana?" tanya Vanya mengadahkan tangannya.

"Nih!!, santai kan bisa mintanya!!" tidak mikir!!. Dia yang enggak nyantai nyuruh nyuruh Vanya duluan.

"Makasih~" tidak, itu bukan suara Vanya tapi seseorang dibelakangnya yang mengulurkan tangan merebut nasi gorengnya.

"Makasih ya~" seseorang yang tak lain tak bukan adalah Hans adik kelasnya. Terlihat Hans menenteng nasi gorengnya tinggi tinggi lalu dijatuhkan begitu saja dilantai. Nasi gorengnya sudah tidak berbentuk lagi, bungkus kertas nasi yang pecah didalam plastik kresek berwarna biru membuat mata Vanya seketika melotot.

"Nasi goreng gue..." gumam Vanya dengan pikiran blank. lebay memang, tapi itu sarapannya.

"Ikut aku, kita sarapan bareng" Hans menarik pergelangan Vanya untuk dibawa kekantin. Sedangkan Vanya masih menatap nasi gorengnya yang tergeletak tak berdaya sampai kepalanya menoleh kebelakang.

"Ar nasi goreng gue~" ucap Vanya memelas.

Arlan diam saja, tidak heran dengan Babi satu itu. Sudah sering melihat drama Bulol nya Vanya. Ya, Bucin tolol!!!. Adik kelas bermasalah seperti itu entah kenapa bisa Arlan berurusan dengannya hanya karena Vanya. Malas, ia malas berurusan dengan murid bercitra buruk. Bukan takut, hanya merepotkan saja bagi Arlan. Kalau murid yang lain, Arlan disiplinkan hanya sekali pun akan takut kepada Arlan. Tapi tidak dengan adik kelasnya itu, Arlan bisa melihat mana yang berbahaya untuk di usik.

Saat ini, di saat jam pelajaran belum dimulai, Vanya tengah duduk makan nasi goreng kesukaanya dengan toping rebon di kantin. Disampingnya duduk seorang laki laki yang setiap harinya membuat Vanya risih sedang memainkan rambutnya yang diurai dengan sengaja oleh sang pelaku. Walau risih ada untungnya juga keberadaan laki laki ini, dia mentraktir nasi goreng dengan toping rebon kesukaan Vanya yang sayangnya hanya bisa di beli oleh Vanya sebulan sekali lamanya karena harganya yang tidak bersahabat dikantong Vanya, ingat! hanya dikantong Vanya.

"Va~" panggil Hans.

"..."

"Anya~"dengan suara sedikit menggeram memanggil Vanya

"..."

"VANYA!!!!"

Brakk

Bentak Hans sambil menggebrak meja dengan kekuatan dahsyat.

Vanya malu, melihat sekeliling akhirnya Vanya meringis tidak enak pada pengunjung kantin yang lain.

Dengan terpaksa Vanya meraih ujung kemeja Hans yang tadi sempat berdiri saat membentak Vanya.

Dengan bibir mengerucut, dan tatapan mata yang tajam Hans memandang Vanya yang masih belum bereaksi. Andai sikapnya tidak seperti setan mungkin wajah baby face seperti itu akan lucu jika sedang cemberut, tapi sayang tatapannya tidak lucu bagi Vanya.

Vanya bingung masih ditatap seperti itu oleh Hans, akhirnya Vanya berinisiatif. Vanya menyodorkan sendok yang berisi nasi goreng yang baru saja akan dilahapnya kepada Hans.

Dengan mata berbinar dan senyum sumringah akhirnya Hans membuka mulutnya lalu melahap nasi goreng yang disuapkan Vanya dengan senang hati.

Vanya melongo

Bagaimana bisa berubah secepat itu? lihat? Hans kembali memilin ujung rambutnya dengan senyuman yang mengembang ceria seperti anak kecil diberi permen.

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

38.5K 1.1K 12
Cuman seorang Alshye yg bisa buat Jian tunduk kayak orang gila gitu. Gw takut kalo Alshye suruh bunuh diri, Jian bakal lakuin tanpa pikir 2x ________...
1.5K 137 9
"Garafra, Ayo putus." Alrea. "Ga semudah itu." Garafra.
423 83 14
"STOP NGEJAR GUE." "JANGAN BERHARAP APAPUN DARI GUE" "Makasih udah mau berubah demi gue, tapi gue harus bilang ke lu kalo lu jangan berharap apapun d...
2K 82 33
Bagaimana rasanya dicintai oleh dua orang preman sekolah? Yang sialnya mereka juga saudara kembar. Keluar masuk bk, ruang kepsek, bahkan kantor polis...