ROYALS

By amethystsnowie

127K 15.5K 1.1K

; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersauda... More

-royals
- royals
- royals
- royals
- royals
- royals
- royals
happy birthday sungchan!
- royals
- royals
- royals
-royals
-royals
-royals
- royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royalss
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals
-royals [epilog]
extra part 1
ekstra part 2 [last]

-royals

1.2K 150 3
By amethystsnowie

Happy reading!


"njun, nanti turunin gue di proyek nya kakak dan abang. Nanti kita lewat situ kok" ujar jeno setelah menerima telpon dari seseorang. Renjun menoleh. Tiba tiba sekali Jeno meminta turun bukan di rumah. Apalagi ada istrinya.


"Tumben? Mau ngapain lo malem malem ke proyek?" Renjun berkata namun tetap membelokkan mobilnya ke tempat yang Jeno maksud. Memang sebenarnya searah dengan tempat mereka berlibur, hanya melalui jalan pintas saja.


"Ada kasus di sana. Gue harus turun. Soalnya Abang bisa kena masalah nanti" renjun mengangguk mengerti. Ia melirik ke cermin dimana Lia dan yeji tengah tertidur di bangku belakang. Jisung dan aurora juga tengah terlelap di bangku paling belakang.


Mobil benar benar renjun hentikan di proyek milik jaehyun dan Mark, karena niatnya ini akan dibentuk menjadi kantor cabang untuk agensi milik mark. Maka tadi Jeno langsung mengiyakan untuk datang ke tempat ini.

"Loh udah nyampe?" Lia mengedipkan matanya pelan. Terbangun karena renjun mengentikan mobilnya. Yeji pun sama. Begitupun jisung di bangku belakang. Mereka bertiga menatap sekitar, sudah banyak kelap kelip sirine mobil polisi dan ambulans yang terlihat.



"Jeno minta turunin di sini" ujar renjun singkat.  Jeno langsung turun begitu saja. Yeji yang melihat suaminya turun pun ikut turun, membuat semua orang mau tidak mau ikut turun. Mobil belakang yang dikendarai chenle pun juga ikut berhenti melihat renjun turun di keramaian.

"Kenapa? Ada apa?" Haechan bertanya kepada renjun. Renjun mengangkat dagunya menunjuk jeno yang sedang berjalan mendekat.


"Kasus kayanya" haechan hanya mengangguk mengerti. Ia paham. Tentu saja.



"Malam dok" beberapa dokter  dan pihak kepolisian menyambut kedatangan jeno yang datang dengan celana jeans dan jaket jeans miliknya. Pakaian yang terlalu santai bagi seorang dokter untuk datang ke TKP. Jeno hanya tersenyum tipis kemudian mengangguk pelan.




Semua orang menoleh begitu jeno datang, termasuk kedua kakaknya dan sungchan tentu saja. Karena tadi sungchan hendak pulang bersama mark dan supir, tapi mark mendapatkan kabar kalau ada jenazah yang ditemukan di bangunan yang akan dijadikan kantor olehnya.

"Baru dateng mas?" Jeno mengangguk sambil memasang atribut nya. Ia kemudian menyemprotkan antiseptik pada tangan dan tubuhnya sebelum memakai masker dan sarung tangan.


"Berapa korban?" Ujar nya bertanya sambil meraih beberapa alat yang ia kira akan dibutuhkan nanti.



"Dua, dok. Satu ditemukan di tempat sampah. Satu tergantung di atas" ujar salah satu dokter yang berada di sana. Jeno mengangguk pelan sembari memakai masker miliknya.


"Belum dilepas kan?" Mereka mengangguk.


"Kami menunggu dokter. Tadi nadi dan denyut nya sudah tidak lagi berfungsi. Sepertinya sudah cukup lama meninggal" ujar nya. Jeno mengangguk mengerti.


"Jun, anterin yeji balik dong. Ngga baik ditempat kaya gini. Ryujin sama lia juga. Kalian balik aja. Ntar gue bisa pulang bareng kakak atau abang. Dek, mau pulang sekalian sama renjun tuh. Mumpung mobil kosong, sekalian nemenin renjun nyupir" ujar jeno yang diangguki semuanya. Memang bagi ibu hamil tidak dianjurkan untuk datang ke tkp, apalagi tkp ini penuh darah, keramaian, tentu saja ini tempat yang kotor untuk didatangi oleh ibu hamil. Apalagi ada aurora yang sekarang berada di dalam mobil bersama jisung.



"Ya udah kita balik duluan. Hati hati jangan sampai kejadian kemarin keulang" renjun menepuk bahu jeno sebelum menggiring semuanya masuk kembali ke dalam mobil dan pergi meninggalkan tempat ini.


"Kak, izin masuk ya" ujarnya kepada jaehyun yang nampak tengah sibuk menelepon seseorang. Entah itu bang Yuta atau bang doyoung, yang jelas kakaknya tengah berbincang cukup serius.

"Masuk aja mas" jeno kemudian menyibak garis polisi dan melangkah masuk. Mark masih berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Raut wajahnya tampak sangat datar karena diberi tahu ada mayat tergantung di proyek yang bahkan tidak ia tahu itu siapa.



Jeno dan tim nampak masuk ke dalam bangunan yang belum jadi sempurna. Kakinya melangkah menaiki tangga dengan bantuan senter yang menyala di tangan. Matanya tampak awas mengamati sekelilingnya dengan teliti, takut kejadian seperti kemarin terjadi dan jika terjadi, jeno tidak yakin kalau otak nya akan berfungsi sebagai mana mestinya.



"Kalian sudah menemukan bukti di tempat ini?" Salah satu pihak kepolisian menggeleng.


"Kosong, dok. Hanya ada jasad ini yang tergantung" jeno mengangguk paham. Langkah nya mendekat ke arah jasad yang tergantung dan berayun ayun terkena angin. Berada di pinggir, jadi terlihat jelas dari arah jalan ada manusia yang berayun di sini.


"Aku akan menurunkannya. Tolong pegang kursi" pinta jeno, ia kemudian menaiki sebuah kursi karena posisi tali yang menggantung cukup tinggi. Butuh satu kursi yang ditumpuk beberapa kayu untuk jeno meraih tali.


Jeno melepas dengan pelan mayat wanita berambut hingga pinggang tersebut, jemarinya bergerak penuh ketelitian, memastikan tidak ada kerusakan tambahan yang ia perbuat. "Pegang" kemudian dibantu dengan beberapa tim dokter akhirnya mereka membawa wanita tersebut turun dan diletakkan ke kantung jenazah. Jeno lantas mengambil pisau, memotong tali tak lupa meminta salah satu dokter untuk memotret tali sebagai barang bukti yang kemudian ia letakkan di dalam kantung.


Jeno lantas mendekat, senter nya ia gunakan untuk memindai tubuh sang wanita. Ia mendekat, memeriksa denyut nadi dan tanda vital lainnya, tidak ada. perempuan ini sudah benar benar kehilangan nyawanya. Jeno merapatkannya bibir. Tidak ada yang aneh dengan jasad di hadapannya, layaknya korban gantung diri seperti biasanya.


"Kita turunkan saja. Kita lanjut di rumah sakit" ujar jeno sebelum melangkah turun sambil membawa jenazah yang ada di kantong berwarna oranye.



Beberapa wartawan nampak datang mengerubungi jaehyun dan mark membuat mereka berdua segera masuk ke dalam mobil. Namun mereka tidak mengetahui kalau adik dari jaehyun dan mark sedari tadi lewat di depan mata. Berbeda dengan ketiga saudaranya yang popular, nama Jeno seakan hilang dari keluarga. Dia tidak pernah mengenalku dirinya sebagai adik dari jaehyun dan mark, ataupun kakak dari sungchan. Fans mereka mengerikan. Jadi jeno tidak terlalu akrab dengan publik, jaehyun menghargai keputusan adiknya.


"Langsung ke rumah sakit, aja. Jasad yang satunya udah diamanin kan?" Dokter muda disampingnya mengangguk.



"Sudah dok" Jeno mengangguk. Ia lantas naik ke dalam mobil patroli dan menuju rumah sakit bersama pihak kepolisian.


Jeno mengganti pakaiannya terlebih dahulu dengan pakaian khas rumah sakit. Ia sudah melihat pihak kepolisian datang di rumah sakit, dua kakaknya juga sudah berdiri di balik kaca pelindung. Melipat kedua lengannya yang dibalut jas hitam, memastikan semua nya transparan dan penuh kejujuran, bagaimanapun juga ini menyangkut instansi yang akan didirikan mereka berdua. Jika ada masalah, pasti mereka berdua akan terkena masalah.




Jeno keluar dari ruangannya sembari memakai masker, dilihatnya kedua kakaknya yang juga menoleh begitu dirinya datang. Kevin pun juga sama datang dari arah berlawanan karena baru saja dia selesai mengantarkan jenazah ke rumah duka.


"Vin, kamu mau handle yang mana? Yang hanging atau yang mati belum tau penyebabnya?" Tanya jeno kepada kevin yang sedang memakai masker miliknya.



"Yang pertama saja, dok" Jeno meringis. Dasar. Padahal yang paling susah adalah kematian orang yang sudah diketahui penyebabnya.


Kevin kemudian masuk lebih dulu untuk menyiapkan barang barang yang diperlukan untuk keduanya melakukan operasi. Sementara jeno nampak harus menjelaskan prosedur operasi kepada inspektur polisi. Sayang sekali ini bukan soobin, jika saja ini soobin pasti dia langsung masuk ke dalam ruangan.



"Selamat malam, saya Jeno. Saya sendiri yang akan memimpin operasi malam ini. Perlu dijelaskan, kami akan melakukan pembedahan guna mencari tahu penyebab terdalam dari kematian korban. Operasi berjalan cukup lama dari 4 jam hingga belasan jam. Silakan hubungi pihak pengacara atau jaksa jika kalian ingin memperkuat segalanya. Saya akan bertindak sejujur mungkin. Saya tidak suka ada yang menghentikan saya di tengah operasi. Saya mohon bantuannya dari tuan tuan semua" jeno sedikit menundukkan kepalanya sebelum berjalan masuk ke dalam ruangan dimana Kevin sudah siap dengan sarung tangan miliknya.





"Buka kantong nya" ujarnya kepada beberapa dokter muda dan perawat yang berada di sana. Mereka segera melakukan tugas yang diberikan oleh Jeno. Jeno hanya memperhatikan jasad seorang perempuan yang tertutup oleh kotoran kotoran dari tempat sampah. Beberapa lalat juga sudah mulai hinggap. Aroma yang tidak nyaman pun menyengat hidungnya, padahal dia sudah memakai masker.



"Jam berapa sekarang?" Ujar Jeno sambil mengecek pisau bedah yang akan ia gunakan, disisi lain kevin pun sudah sama. Kevin melirik jam dinding yang tergantung. Ada anna sedang mengayunkan kakinya sambil memainkan rambutnya, tentu saja hanya jeno yang melihat setan itu.


"Jam 8.25 dok" jeno mengangguk. Ia kemudian memberi aba aba kepada seluruh pihak medis untuk mundur satu langkah.

"Berikan penghormatan terakhir kalian" ujarnya. Tujuh orang yang berada di dalam ruangan itu nampak menundukan kepalanya, berdoa sejenak bagi entah siapa jasad yang dihadapan mereka.


Jeno lantas mengambil pisau bedah miliknya. Ia melirik ke arah pintu kaca yang berada cukup jauh. Yuta datang sebagai pengacara dari pihak jaehyun. Jaehyun dan mark berdiri gagah berdampingan dengan pihak kepolisian.  Jujur, ia sedikit gugup karena ini pertama kali keluarganya menyaksikan sendiri dia bekerja. Kakak kakaknya berdiri dengan datar. Menyaksikan dirinya dengan seksama. Jeno jadi sedikit gugup. Jeno lantas menarik napas panjang.

"Pukul 20.30 operasi dimulai"

======================================

Terima kasih telah membaca, vote dan komen kalian sangat berarti buat aku❤️
stay safe stay healthy ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

159K 16.1K 59
[slow update] nothing special, just about how NCT's Haechan and ITZY's Ryujin live the idol life (just fanfiction) ©-raieveaceat, 2020.
58.7K 6.1K 39
Kalau kata orang dalam sekolah maupun orang luar sekolah, Tiger Aditya Vierzha itu MAUNGNYA SMA Angkasa Pelita.Keahliannya dalam ilmu baku hantam mem...
10.3K 1.5K 42
Mark x Ningning "sial kenapa tidak ada yang memberitahuku gadis pengatur ini sudah kembali!" -Malvin Arkana Satya "Oh, apa dia marah?" -batin Naira ...
91.6K 13.2K 164
~Novel Terjemahan~