Can You Love Me? .end

De novemburn

13.2K 7.8K 3.8K

Revisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat... Mai multe

PROLOGUE
01. Come home late
02. Good morning
03. Zeon Guelzio
04. Why are you here?
05. Damn alcohol
06. Attention and comfort
07. I'm not your brother
08. Jevian Andrew
09. Don't set me up
10. Flashback one
11. Flashback, damaged
12. Flashback, broken
13. Flashback, Guel confess
14. Flashback, hateful gaze
15. Flashback, eavesdrop
16. Flashback, fever
17. Flashback, first love
18. Flashback, pregnant
19. Flashback, explain
20. Flashback, waiting baby
21. Flashback, sorry
21.22
22. He is so stupid
23. She is everything
25. Six member boygroup
26. Hope that never dies
27. Eighteen years passed
28. Arrive in London
29. Miss you Mommy
30. Selfishness and regret
31. Hard to persuade
32. Start planning
33. Finally we meet again
34. Please finish all this
35. Can you love me?
EPILOGUE

24. Love is gone

96 7 0
De novemburn

"Sebenarnya kamu kenapa Rei?" tanya Derjov setelah menanggalkan kemejanya.

Kirei hanya tersenyum tipis seraya melihat pantulan bayangannya di cermin rias. Di sana pun terlihat Derjov sedang menghampirinya.

Derjov berdiri tepat di belakang Kirei, menghela napas. "Ke mana perginya Kirei yang aku kenal? Raganya ada di sini tapi sepertinya, jiwanya tidak."

Senyuman Kirei luntur. "Jiwaku selalu ada bersama ragaku." Tapi kali ini, ekspresinya tidak bisa berbohong lagi.

Derjov mengalihkan pandangannya. Setelah acara pertemuan seminggu yang lalu, Kirei jadi lebih sering diam dan melamun. Derjov sudah memancingnya untuk bertengkar atau bahkan mengganggu aktifitasnya, tapi wanita itu lebih banyak diam dan mengalah.

Ini aneh, Kirei benar-benar aneh, dan Derjov tidak tahu apa penyebabnya. Lama-lama dia bisa stres karena memikirkannya.

Duaghh!

Dia akhirnya memukul dinding tidak berdosa itu dengan kepalan tangannya hingga berdarah sebagai pelampiasan. Kirei langsung menoleh terkejut, segera memeriksa punggung tangan suaminya. Akhir-akhir ini wanita itu lebih banyak bertindak dari pada bersuara.

Sekian lama hidup dengan Kirei yang berisik dan suka mendebat, sikapnya yang berubah drastis sangat mengusik hati Derjov.

"Sebenarnya apa yang terjadi?! Aku mohon Rei jangan diam begitu, perubahan sikapmu ini bukan perubahan yang baik." Derjov menarik tangannya yang sedang diobati oleh Kirei, mereka saling diam bertatapan cukup lama.

"Kamu lelah setelah lembur, sebaiknya kamu tidur sekarang," ucap Kirei sambil menarik kembali tangan Derjov, memaksanya agar mau diobati.

"Rei, aku tahu kamu tidak mau menceritakan apa pun padaku. Tapi sekali saja, katakan kenapa tiba-tiba kamu jadi begini?"

Bibir Kirei sedikit bergetar, urung untuk berterus terang. "Aku selalu yakin pada cintamu."

"Kenapa bicaramu selalu tidak nyambung?" Derjov menatap tidak percaya, lantas memeluk tubuh rapuh itu. "Apa yang membuatmu begitu terluka? Matamu tidak akan bisa berbohong."

"Tidak, Jov... aku hanya sedang berpikir berlebihan. Aku merasa tidak pantas mendapatkan cintamu."

"Ini bukan soal pantas atau tidak, tapi soal perasaan. Siapapun tidak bisa mengatur akan jatuh cinta pada siapa. Dan aku masih tidak mengerti apa maksud dari perkataanmu."

Kirei mendorong Derjov agar melepas pelukannya. "Maaf, mungkin aku lagi kurang sehat aja. Aku mengantuk, aku mau tidur duluan. Tolong jangan ganggu aku dulu sekarang," ucapnya kemudian membaringkan tubuh di atas ranjang.

Derjov ikut berbaring, lantas dia mengecup dahi Kirei. "Aku terus pada harapan, kamu bisa mencintaiku."

Mata Kirei yang terpejam mengeluarkan air mata, ini adalah malam yang sangat sulit untuknya.

Hari ini dia sangat hancur.

Sementara Derjov yang tidak tahu apa-apa, mulai memeluknya dari belakang. Dia akan selalu dihantui rasa penasaran dengan apa yang terjadi.

"Selamat malam."

***

Keesokan harinya Derjov sedang menikmati sarapan ketika menyadari ada kertas di balik pancake dinginnya. Dengan penasaran dia membuka kertas putih yang terlipat itu kemudian membaca isinya.

Untuk, Derjovzier Khlenzio.

Aku tahu kamu akan menyantap pancake ini. Mungkin ini akan menjadi pancake terakhir buatanku. Jadi, habiskan dulu.

Selanjutnya,

Jov... tolong maafkan aku, ini berat untukku, percayalah. Tapi mungkin ini juga yang terbaik untuk semuanya. Rasa tidak pantas ini menjadi beban pikiranku. Aku merasa tidak pantas lagi menjadi istrimu, bahkan menjadi seorang Ibu.

Sekarang, lupakan aku Tuan Derjovzier.

Jika kamu melanjutkan hidupmu dengan baik, aku akan sangat bersyukur. Anggap saja ini penebusan kesalahanku padamu selama ini. Hapus semua kenangan tentang diriku, carilah istri yang lebih baik. Aku mengikhlaskan segalanya tentangmu.

Dan Zavelios... sekarang dia adalah putramu seorang. Berikan dia banyak kasih sayang, dan jangan pernah menceritakan tentang aku padanya atau dia akan sangat sedih. Dari awal, dialah yang paling kamu inginkan dariku bukan? Sekarang kamu tidak akan pernah takut kehilangan anakmu.

Oh iya, dan tentang "Can you love me?"

Itu pertanyaan yang simple, tapi sekali lagi maaf... aku membuat jawabannya menjadi sangat rumit. Mungkin aku tidak akan pernah bisa menjawabnya karena jika aku jawab, semua ini akan jadi lebih sulit lagi untuk kita.

Terimakasih karena pernah hadir dalam hidupku. Aku bahagia pernah memiliki seseorang yang luar biasa sepertimu. Semoga semakin sukses dengan pekerjaanmu. Selalu bahagia, Jov.

Dari, Bianca Kirei Khlenzio.

Derjov menepuk dahinya setelah memahami isi kertas itu dan membacanya berulang-ulang, dia masih tidak percaya. Waktu terasa berhenti, dia sangat terpukul. Kirei memang sudah tidak ada di rumah, tapi Derjov mengira dia berangkat ke agensinya untuk bekerja.

Dengan pikiran yang kacau, Derjov segera beranjak dan berlari keliling mansion untuk mencari istrinya. Dia masih tidak percaya jika Kirei sudah meninggalkannya entah ke mana.

"Hana, apa kau melihat Kirei?" tanya Derjov pada baby sitter anaknya saat mereka berpapasan di taman.

"Tidak... memangnya Nyonya ke mana, Tuan? Mobilnya saja masih ada di garasi."

"Ya Tuhan..." Derjov mengusak rambutnya dengan kasar. "Suruh satpam memeriksa CCTV! Cepat!"

***

Kembali ke beberapa jam sebelum Derjov bangun, pagi-pagi sekali Kirei sudah sampai di bandara. Raut wajahnya tampak sedih. Dia hanya duduk diam di salah satu kursi tunggu. Sebentar lagi, dia akan meninggalkan semuanya. Dia akan menebus semua kesalahannya dengan menjalani hidup sendirian.

Guelzio yang menemaninya menoleh, kemudian memberikan sebuah ponsel pada Kirei.

"Untuk apa ini?" Kirei menatap ponsel keluaran terbaru itu.

"Ponselmu kan rusak, jadi pakai saja." Guelzio tersenyum kecil. "Turuti saja aku, kamu sudah merepotkan aku pagi-pagi begini loh."

Kirei menatap ponselnya ragu. "Aku kan bisa beli sendiri saat sudah sampai di sana? Tapi baiklah, karena kamu sudah membereskan masalahku, aku akan menurutimu."

"Kamu harus pakai itu agar aku tetap bisa menghubungimu." Guelzio menarik Kirei ke dalam pelukannya. "Karena aku akan merindukanmu," ucapnya.

"Jadi itu alasannya? Tapi kan tujuanku pergi adalah jauh dari kalian semua." Kirei menghela napas.

"Berarti dariku juga? Pemberangkatan ke London 5 menit lagi. Rei... kamu yakin dengan semua ini?" Guelzio melepas pelukannya. Ekspresinya berubah menjadi sedih.

Kirei mengangguk, bersiap dengan dua koper di sampingnya.

Guelzio mengusap air matanya yang mulai menetes. "Berjanjilah kita akan bertemu lagi, aku akan menunggumu." Kemudian dia diam sejenak. "Aku yang melihatmu pergi saja hampir tidak ikhlas apalagi Derjov yang tidak tahu apa-apa. Bagaimana dia nanti?"

Kirei tersenyum kecil. "Akan sangat sulit baginya menerima semua ini. Tapi aku yakin, waktu akan membuatnya melupakan aku."

"Bagaimana dengan Zavel? Dia akan kehilangan Ibu kandungnya."

Kirei menghela napas kemudian tersenyum tipis. "Zavel akan lebih baik tanpa Ibu sepertiku. Dan ya, Guel... kita harus mengakhiri hubungan ini."

Guelzio berdecak, ekspresi sedihnya tidak dapat disembunyikan. "Ini benar-benar akhir dari semuanya termasuk juga kita?"

"Waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal, ini hanya akhir dari Kirei tapi bukan akhir dari Guelzio atau Derjov. Semoga kamu berhasil dengan B7S."

Guelzio menggeleng pelan, kembali memeluk Kirei dengan air mata tak terbendung. "Katakan kita akan bertemu lagi, aku mohon... jangan menghilang dariku selamanya."

Kirei melepas pelukan Guelzio, lantas mengusap air matanya. "Kamu tahu ke mana harus mencariku."

"Pikirkan lagi Rei, aku rasa ini bukan keputusan yang benar."

"Guel, tolong kontrol emosimu. Kamu harus mengantarku pergi dengan senyuman."

Guelzio justru semakin kalut, dia memang orang yang mudah tersentuh. "Bagaimana aku menghadapi Derjov nanti?"

"Ini adalah rahasia kita, pura-pura saja tidak tahu."

Guelzio merasa sangat bodoh karena membantu Kirei kabur. "Harusnya aku tidak membiarkanmu pergi."

"Ini adalah keputusanku sendiri, aku mohon jangan pernah merasa bersalah. Oh iya, jaga Zavel, sayangi dia seperti putramu sendiri. Terimakasih Guel, kamu sudah banyak membantuku. Aku harus berangkat, selamat tinggal, Guel." Kirei berbalik, berjalan menjauh dari Guelzio yang menangis.

"Berjanjilah untuk menghubungiku nanti!"

Kirei hanya menoleh sambil tersenyum dan melambai.

Guelzio ternyata bisa menangis di tempat umum seperti ini, membuat Kirei sedikit berat hati meninggalkannya. Pantas saja banyak fans yang memanggilnya bayi.

"Dia lucu dan agak cengeng."

Ketika punggung Kirei hampir tidak terlihat, Guelzio segera menggunakan maskernya kemudian berlari menuju mobil dan kembali menangis sepuasnya.

"Selalu bahagia Rei."

TBC

Continuă lectura

O să-ți placă și

5.1K 340 44
"Kau harus istirahat total Marc. Lupakan balapan! kau mesti lebih sering mengecek kondisi matamu. Atau... bagaimana kalau kuhubungi salah satu teman...
385K 25.1K 62
Sebuah kalimat pertama yang diucapkan Esme Andreas begitu dia sadar adalah, "Mari bercerai, Jason." Esme Andreas telah kehilangan bayi dalam perutny...
1.9M 92.6K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...