GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]

By PoppiPertiwi

42.8M 3.4M 5.1M

GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kis... More

RAVISPA
KEJORA: KEMBALINYA MEREKA
1. LORONG UTAMA SMA GANESHA
2. BS (Belakang Sekolah) 1
3. BS (Belakang Sekolah) 2
4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI
5. PUKUL RATA (2)
6. USAHA PERTAMA
7. FLASHMOB SMA GANESHA
8. PILIH GALAKSI ATAU KRIS?
9. RAVISPA ANGKATAN 9
10. MUDAH JATUH CINTA, MUDAH JUGA KEHILANGAN
11. SURAT KEJORA & JARGOM
12. JANJI
13. PUJANGGA BUNGA KRISAN
14. KEHILANGGANNYA
15. AKU, KAMU & DIA
16. API UNGGUN & BENCI
17. DIA TIDAK BAHAGIA DENGANMU
18. PERISAI
19. RAVISPA, AVEGAR, & JARGOM
20. DI TEPI JALAN
21. PIRAMIDA
22. TITIK TERENDAH
23. ORIGAMI
24. MALAM PERAYAAN
25. DEKAP LUKA
26. MUTIARA
27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH
28. MAAF RA
29. JATUH CINTA (LAGI)
30. SEMOGA BAHAGIA RA (PUTUS)
31. BERBALIK ARAH
32. REMEMBER
33. SIAPA
34. You Were Beautiful
35. Something New
36. SARAH AMEIRA
37. KEJORA, GALAKSI & SARAH
38. TELL ME THE TRUTH
39. KEJORA & SARAH
40. BIANGLALA & SI CANTIK KEJORA
41. PUTUSNYA GALAKSI ALDEBARAN & SARAH AMEIRA| YOURS
42. SUNMORI RAVISPA
43. ANTAR KETUA
44. KEMBALINYA AVEGAR
45. LINDUNGI SEKOLAH KITA!
46. BALIKAN? [OPEN MEMBER GRUP & RULES]
47. AWAL BARU MENJADI PACAR KETUA GENG 18 MEI (VOTE & INFO PO BAJU RAVISPA)
48. KONVOI, GRAFITI RAVISPA & SEBUAH KEJADIAN
49. RUMAH SAKIT
EXTRA PART GALANG GANESWARA | THE CHICAGO ELIFE PRINCE | RAVISPA 9
50. LIGHT IT UP: BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52. MIRACLE & TERBUKA
53. HEARTBEAT & FANI MALANI
54. RASA YANG PENTING
55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION
56. CHOOSE HER (SARAH)
57. AMERIKA & MAAF RA [PROSES PENERBITAN]
VOTE COVER NOVEL GALAKSIKEJORA + GIVEAWAY
58. GALAKSIKEJORA + INFO PO NOVEL GALAKSIKEJORA TGL 2 DESEMBER
FOR NEXT STORY: GALANG & GHEA

51. SELAMAT DATANG AYAH

246K 27.4K 45K
By PoppiPertiwi

Hai-hai! It's PoppiPertiwi gimana sudah kangen banget baca kelanjutannya?

Ada baiknya sebelum membaca pastikan kamu sudah vomment cerita GalaksiKejora ini ya

Coba sini sebut namamu dulu yang baca part ini

Dan berapa tgl lahirmu

Bener-bener ya kalian neror aku terus karena cerita-cerita ini belum update :D gimana kalian udah seneng belom?

Isi komentarmu tiap paragrafnya ya! You ready?

51. Selamat Datang Ayah

“Kalau dunia belum baik ke kamu. Seengaknya masih ada satu orang yang harus baik ke kamu yaitu dirimu sendiri.” — Kejora Ayodhya

Jordan mendengus karena sejak tadi Bu Dayu mengelu-elukan Septian. Giliran Galaksi, Jordan, Bams, Guntur, Oji dan Nyong malah dihukum karena ketahuan berlama-lama di kantin.

“Serba salah mulu di mata Bu Dayu,” Jordan mencebik. “Gak kepincut sama gue apa tuh guru?”

Guntur tertawa ngakak. “Mandi kembang tujuh hari tujuh malam kalau kepincutnya sama lu Dan.”

“Mandi soklin,” sebut Nyong.

“Kinclong dong,” Oji menyahut.

“Padahal kan gue gak kalah cakep dari Septian,” ucap Jordan.

“Astagfirullah setan mana tuh tadi yang ngomong gitu? Mana kesadaran dirinya?” Bams melirik Jordan.

“Dibutuhkan kesadaran diri untuk sadar sesadar sadarnya kalau Jordan sama Septian tuh beda.” Galaksi berkata membuat Jordan meliriknya tajam namun Jordan tak bisa apa-apa karena itu kenyataan.

****

Jordan Aditama: Pasti kangennya sama gue kan?

Guntur Gutama: Buta mata lo mereka kangennya sama gue! Iya kan?

Guntur Gutama: Yang bilang iya dapet hadiah rumah satu-satu dari Asep

Septian Aidan Nugroho: Bayar sendiri aja lo Tur

Jordan Aditama: Emang bener kata Ronald lo itu anak monyet Tur

Bams Adnyana: Najis si Guntur gabut bener nulis di buku gue. Dari King Guntur pacar halumu

Oji Anuraga Raspati: Cewek Tinder kemarin gimana Tur?

Guntur Gutama: Ji gue tuh udah cukup satu aja Ji. Maksudnya satu di mana-mana

Nyong Bakarbessy: Malu noh sama Septian yang setia aja gak banyak gaya kaya lu

Bams Adnyana: Segitu frustasinya lo gak dapet Mona sampe main Tinder Tur?

Guntur Gutama: Tinder is my life

Galaksi Aldebaran: Gimana Dan suaka margafakboi lo masih berdiri?

Guntur Gutama: Semakin bertambah. Gila dah tuh padepokan. Kenapa nanya-nanya mau join juga lu Lak?

Galaksi Aldebaran: Gue nanya Jordan bukan lu Tur

Guntur Gutama: Gue tuh emang anak tiri banget ya Gal di grup lo?

****

Dengan balutan seragam SMA putih abu-abu cowok itu merapikan rambut Kejora. Dari jarak yang dekat Galaksi terus menatap ke arah mata Kejora dengan intens yang memalingkan wajah padanya. Cowok itu memaksa Kejora agar menatapnya dengan kedua tangan.

“Ketemu dulu sama Papa kamu ya?” bujuk Galaksi, seperti membujuk anak kecil.

Kejora yang memegang seragam Galaksi meremasnya. Ketakutan berawan di matanya.

“Kalau belum siap kita keluar aja dulu nenangin diri. Aku siap nganterin kamu kemana pun yang kamu suka,” kata Galaksi.

“Aku harus ketemu Papa hari ini Gal?” tanya Kejora.

“Lebih cepat bukannya lebih baik Ra? Untuk tau keadaan dia. Untuk tau kabar dia juga. Gak baik menunda sesuatu.”

Galaksi yang merasa remasan pada pinggangnya semakin kuat membuat Galaksi menatap Kejora dengan khawatir. Khawatir kalau perempuan itu tidak siap. Khawatir kalau Kejora belum bisa menerima.

“Bagaimanapun dia tetep Papa kamu Ra. Kasi dia kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi sama kamu selama kamu gak pernah ngunjungin dia di sana,” kata Galaksi.

“Aku takut Gal,” ucap Kejora getir.

“Aku bakal jagain kamu.” Janji Galaksi. “Kalau kamu takut melangkah biar aku yang jalan lebih dulu biar kamu gak takut. Kamu selalu ada buat aku Ra. Bahkan saat aku sakit pun kamu masih ada. Sekarang biarin aku membalas dan memperlakukan kamu dengan baik,” kata Galaksi.

“Kalau aku ketemu Papa, aku harus gimana Gal?”

“Lakuin sesuai apa yang kata hati kamu bilang Ra.”

“Gitu ya Gal? Aku harus ngelakuin apa yang kata hati aku bilang?”

Galaksi mengangguk. “Di dunia ini gak ada yang lebih enak selain melakukan apa yang kita suka.”

“Kalau aku pengen lari gimana Gal?”

“Lakuin apa yang kamu suka Ra. Dan Mau sampe kapan kamu lari? Lari dari suatu masalah gak akan menyelesaikan masalah itu Ra. Kamu harus benar-benar berani untuk menghadapinya. Tadi kan aku udah bilang. Kalau kamu belum bisa enggak pa-pa. Aku bisa anterin kamu jalan-jalan ke mana pun yang kamu mau. Ke hal-hal menyenangkan misalnya?” Galaksi menggengam tangan halus bagai pualam Kejora.

“Aku bingung Gal di satu sisi aku pengen lari. Tapi di satu sisi kalau aku kaya gini terus. Aku gak bakalan tau apa yang terjadi.” Kejora membuat Galaksi mengelus rambutnya.

“Tapi Gal keberanian aku jauh lebih besar. Apapun yang terjadi ke depan setelah aku dateng ke sana. Aku pasti bisa menghadapinya kan?” pernyataan dari Kejora tersebut membuat Galaksi tersenyum.

****

Hari ini Papa bebas Ra
— Batra

Begitulah pesan dari Batra yang membuat Kejora shock berat. Yang lebih membuatnya shock adalah bahwa Ayahnya tidak pernah bersalah. Bahwa selama ini Ayahnya hanya korban tuduhan. Bahkan aset-aset yang pernah disita oleh bank itu kembali lagi membuat Kejora hampir limbung di depan gedung putih kepolisian itu namun Galaksi segera menjangkaunya. Galaksi menatap perempuan itu—benar-benar khawatir.

Kejora mana ya kenapa gak ke sini?
Kejora benci ya sama Papa?
Kangen liat anak Papa yang cantik dia sibuk sekolah ya sekarang?
Batra adik kamu kenapa gak ikut ke sini juga? Dia sakit? Atau kenapa?
Batra Papa titip salam sama Kejora semoga dia nanti mau mengunjungi Papa di sini

Beberapa waktu lalu Kejora sangat tidak ingin mendengar namanya. Bahwa Kejora sangat tidak ingin bertemu dengannya karena di sekolah selalu jadi sasaran bertubi-tubi oleh teman-temannya. Mulai dari loker sekolahnya, meja kelasnya, jendela kelasnya sampai teman-temannya yang selama ini ia percaya pernah meninggalkannya karena hal tersebut.

“Aku tau ini berat buat kamu. Tapi dia gak salah Ra,” ucap Galaksi.

Kejora menoleh. “Aku selama ini gak pernah ke sini Gal. Aku malu ke sini.”

“Kamu kan enggak tau Ra. Gak perlu malu untuk sesuatu yang kamu gak tau.”

“Aku tega banget ya Gal selama ini?”

“Jangan terus-terusan nyalahin diri sendiri kaya gini Ra. Kejora yang aku kenal itu percaya diri, berani dan dewasa kalau ngambil keputusan. Kasianin diri kamu Ra. Dia gak salah apa-apa. Jangan terus menyalahkan dia,” ujar Galaksi padanya.

Begitu melihat sepatu hitam itu diantar beberapa orang yang menjaganya, pengacara, juga orang-orang kepercayaan Ayahnya. Kejora mengangkat wajah lalu memperhatikan wajah Ayahnya. Ada binar kejut di mata Ayahnya saat melihat Kejora. Kali ini Kejora lebih cantik dari pada yang terakhir kali pernah ia lihat.

Martin Wirawan—ayah Kejora berjalan membuat Kejora terpaku di depannya.

“Kejora,”begitu panggilan itu bersua Kejora bergerak maju untuk memeluknya. Membuat Martin terkejut kaku.

“Maafin Kejora,” gumam Kejora. “Maaf karena enggak pernah dateng ke sini.”

Martin menepuk-nepuk punggung anaknya. “Enggak pa-pa kamu pasti benci sama Papa kan?”

Kejora menggeleng. “Kejora bahkan gak tau harus bilang apalagi sama Papa. Kejora malu dateng ke sini.” Setetes air mata Kejora terjun dari sudut matanya membuat Galaksi yang ada di sampingnya terus memperhatikan perempuan itu.

“Ada banyak salah paham diantara kita. Kita akan jelaskan nanti di rumah ya?” ujar Ayahnya.

“Di rumah?” Kejora mengulanginya.

“Iya di rumah Ra. Kamu udah lama gak pulang kan? Rumah itu masih jadi punya kita Ra.”

“Ada banyak orang yang bantu Papa. Bahkan selama Papa di rutan. Mereka membeberkan bukti-bukti bahwa Papa gak pernah melakukannya. Bahkan semua bukti transfer juga pemasukan Papa. Papa gak pernah ngasih makan anak Papa yang cantik ini pake uang yang gak bener Ra,” mendengar itu keluar dari mulut Ayahnya membuat Kejora menahan diri untuk tidak menyalahkan dirinya lebih dalam.

“Kamu kenapa nangis? Anaknya Papa gak boleh nangis,” ujar Martin membuat Kejora menunduk—menyesali perbuatannya yang abai dan tidak pernah ke sini.

Galaksi menatap banyak sekali orang-orang Ayah Kejora. Mereka menggunakan stelan berwarna hitam. Sepatu yang sama. Bahkan mereka bergerak untuk menjaga Ayah Kejora. Galaksi tahu Kejora bukan dari kalangan orang biasa dulunya tapi kali ini sepertinya Galaksi harus membuka mata tentang siapa Kejora juga keluarganya yang tidak main-main ini.

“Galaksi?” panggilan itu membuat Galaksi menegakkan tubuhnya menatap Ayah Kejora.

“Selamat Om atas kebebasannya,” Galaksi tersenyum simpul.

“Apa anak saya mengalami hari-hari yang menyenangkan selama di sekolah? Saya dengar dia sering diperlakukan dengan tidak baik di sana. Apa itu benar?” tanya Martin dengan suara otoriternya membuat Galaksi menoleh pada Kejora, meminta bantuan.

Batra datang merangkul Galaksi. “... mungkin dia salah satunya Pa.” goda Batra membuat Galaksi meneguk ludahnya karena Batra meremas pundaknya dengan cengir berbeda.

Martin mengangguk penuh perhitungan. “Benar begitu?”

“Saya emang pernah melakukan kesalahan Om tapi selama kembali dengan Kejora lagi saya berusaha memperbaikinya. Saya gak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang Kejora berikan untuk saya. Tapi kalau Om Martin ingin menghukum saya. Saya tidak akan melawan karena saya pantas mendapatkan itu,” sebut Galaksi mengakui kesalahannya yang dulu dengan gentle. Belum pernah merasa segrogi ini sebelumnya.

Bahkan di depan Ayah Kejora! Apa Galaksi akan masuk daftar blacklist Ayah Kejora sebagai calon menantu?

Martin tertawa. “Jangan tegang gitu. Saya gak akan menghukum kamu.”

“Saya minta maaf Om,” kata Galaksi.

“Saya masih ingin menghirup udara segar. Tenaga saya juga belum pulih benar.”

“Kalau udah pulih habis lo Gal,” cengengesan Batra di sampingnya.

Galaksi meneguk ludahnya membuat jakunnya bergerak naik turun. “Apa saya dimaafin Om?”

“Tergantung bagaimana kamu memperlakukan putri saya,” jawab Martin.

Galaksi lalu menoleh pada Batra. “Yang satu itu sudah habis saya bikin babak belur di depan sel waktu itu. Sampe dia gak berani menunjukan wajahnya sama Kejora. Sampe dia gak pulang-pulang.”

“Oh jadi Bang Batra gak pulang-pulang karena itu? Aku pikir karena—”

“Ra Abang udah dapet banyak ganjarannya. Apa kamu bakal nambahin itu Ra?” tanya Batra memelas menatap wajah Kejora juga Ayahnya yang memang sudah menghabisinya waktu itu.

“Ada banyak hal yang harus kita bicarakan. Benar kan?” tanya Martin membuat Kejora dan Batra mengangguk.

****

Sudah lama sekali rasanya Kejora tidak datang ke sekolah dengan suasana seperti ini. Dengan suasana penuh percaya diri. Perempuan itu turun dari mobil Ayahnya lalu menatap gerbang SMA Ganesha. Dengan mengatur napasnya. Kejora melangkah maju.

Benar kata Galaksi. Kejora tidak akan pernah tahu kalau dia tidak menghadapinya. Perempuan itu melihat Jihan, Febbi dan Lala yang sudah tiba di sekolah melambaikan tangan padanya. Sebuah euforia yang membuat Kejora malah ingin menangis.

“KEJORA!!” panggilan dari Febbi itu membuat Kejora merasa ada angin segar.

Welcome Ra,” kata Jihan pada Kejora.

Kejora melangkah dari gerbang lalu masuk. Di koridor sekolah ia melihat beberapa deret teman-temannya terus memperhatikannya. Bahkan Kejora yakin sampai ke ujung kukunya pun tak luput dari perhatian mereka. Tapi siapa yang peduli? Hidup adalah milik kita yang bisa bertahan hidup. Survive.

Di dunia ini akan ada orang yang menyukaimu atau pun sebaliknya. That's life.

“Ayahnya gak bersalah?” begitulah desas-desusnya.

“YAAMPUN! Gue pernah salah sama tuh cewek dulu!” sahut cowok yang pernah mempermalukan Kejora.

“Dari awal gue udah yakin kalau Kejora tuh bukan cewek kaya gitu tau!” kata cewek di sebelahnya.

Kejora lalu tiba di depan Jihan, Febbi dan Lala yang bergerak untuk memeluknya membuat Kejora membalasnya. Keempat perempuan itu memang sudah tidak pernah bermasalah lagi bahkan Lala pun mendukung penuh Kejora sekarang.

“ASTAGA RA! Kok lama banget sih sampe sekolahnya?” tanya Febbi.

“Macet tadi di jalan tau sendiri kan ibu kota?”

“Ayo ke misi kita.” Jihan memberikan Kejora, Febbi lalu Lala penggaris besi.

“Misi apa?”

“Membersihkan kata-kata gak benar di meja juga loker lo Ra. Biar bersih sebersih-bersihnya,” Lala melirik Kejora membuat Kejora terkejut karena teman-temannya merencanakan itu.

“Ini idenya Lala kemarin malem Ra,” Jihan memberitahu.

“AYO-AYO! Waktu kita gak banyak.” Febbi berseru.

“La,” panggil Kejora membuat Lala menoleh sambil tersenyum dan mengangkat kedua alisnya. Kejora memandangnya bahagia. Ada sorot yang tidak bisa Kejora maupun Lala jelaskan bahkan rasa sesak antara mereka masih terjadi. Apa saja yang pernah Lala lakukan ke Kejora juga apa saja yang pernah Kejora lakukan pada Lala. Namun dibalik itu semua. Kejora dan Lala adalah teman. Mereka tetap berteman.

“Makasi ya La udah bantuin gue.” Dan saat itu juga ada senyum dari Kejora dan Lala.

****

Galaksi tiba di sekolah begitu motornya terparkir rapi di parkiran. Cowok itu masuk ke koridor sekolah namun belum begitu lama melangkah. Bu Dayu sudah menghadangnya dengan wajah yang siap menyeruduk Galaksi kapan saja yang membuat Galaksi berjengit begitu guru itu melangkah dan memberikannya LKS.

“Kamu menyalin jawaban teman kamu kan Septian? Ngaku kamu!”

Galaksi yang dituduh seperti itu tampak shock di tempatnya. “Si Ibu pagi-pagi udah main nuduh-nuduh aja.”

“Jawab!”

“Enggak Bu,”

“Jawab!”

“Enggak Bu Ya Allah masa iya saya nyalin jawabannya Septian? Gini-gini saya pinter Bu!”

“Terus kenapa jawaban kalian sama?”

“Mana saya tau Bu? Emangnya saya jago apa nyalin tulisan orang? Tulisan saya aja patah-patah Bu.”

“Iya sih tulisan kamu kaya sangkakala terakhir,” Bu Dayu melirik LKS tersebut.

Galaksi mengernyit tak beres karena tulisannya cukup rapi lalu mengambil LKS itu dan membalikannya. Ia lalu menatap datar Bu Dayu begitu melihat nama yang tertera di sana.

“Bu ini tuh tulisan Nyong Bu Nyong!”

“Loh masa iya?”

“Makanya Bu lain kali jangan asal nuduh. Begitu terus kan. Apa-apa saya. Apa-apa saya. Dendaman banget sama saya. Saya ini bukan pelaku tapi korban! Korban!”

“Mana Ibu tau Gal soalnya tadi Ibu liat itu kaya LKS kamu.”

“Eh Gal kamu di sini?” tanya Kejora membuat Bu Dayu dan Galaksi menatapnya yang baru saja datang. “Kenapa kok mukanya gitu?”

“Tuh Ra! Masa Bu Dayu nuduh-nuduh aku Ra. Aku gak nyontek sama Septian!” Galaksi mengadu.

“Ngadu kamu Galaksi sama Kejora?” tanya Bu Dayu.

“Iya habisnya Ibu tempat saya mengadu eh malah nuduh saya. Gak beralasan lagi. Satu lagi Bu. Tulisan saya tuh rapi!” Galaksi menatapnya sebal.

“Kenapa ya Bu?”

“Ini Ra. Ibu kira LKS nya punya Galaksi taunya punya Nyong. ” Bu Dayu menjelaskan. “Kayanya sekarang Ibu harus nyari Nyong buat tanya dia.”

“Tuh Bu si Nyong Bu!” Galaksi memanggil. “Woi Nyong sini lo!”

Nyong yang dipanggil langsung menoleh namun badannya masih di tempat. “Weits kenapa nih Bos?”

“Itu tuh masa tulisan lo dibilang kaya sangkakala terakhir sama Bu Dayu!” Galaksi mengompori membuat Bu Dayu melotot padanya. Sementara Kejora mengerjap ingin tertawa namun tertahan.

“Eh Ibu bisa-bisanya to Ibu memperlakukan saya begitu? Saya kan udah sering pantunin Ibu! Nanti Ibu kehilangan fans berat Ibu yang kaya saya Bu! Gak ada lagi di dunia ini,” Nyong nyerocos dengan logat daerahnya.

“Masa tulisan lo bagus-bagus gini dikatain Nyong? Wah penghinaan!” Galaksi lagi-lagi mengompori.

“DIEM KAMU GALAKSI!”

Bentakan Bu Dayu membuat Galaksi tertawa-tawa lalu mengajak Kejora untuk menepi dan menjauh meninggalkan Bu Dayu juga Nyong yang sedang berdebat panjang tentang masalah “Tulisan” saja.

“Kenapa sih?”

Kejora bertanya saat mereka sudah jauh dari keduanya. Galaksi mengajaknya mendekat lalu memperhatikan penggaris besi yang dibawa Kejora. Sebenarnya Kejora ingin mengambil daftar absen yang disuruh oleh teman sekelasnya.

“Tuh Bu Dayu. Baru juga aku dateng Ra udah dituduh-tuduh. Beneran punya dendam pribadi kayanya sama aku tuh guru Ra!”

“Mungkin aja salah liat Gal.”

“Marah-marah mulu sih makanya jadi salah liat,”

“Lah kamu sendiri juga gitu kalau di belakang sekolah ke temen-temen kamu.”

“Ini Beda Ra! Kaya aku gak melakukan kesalahan apa-apa dan aku yang harus nanggung kan gak jelas.”

“Iya udah jangan marah-marah. Baru banget sampe sekolah?” Kejora melihat Galaksi sedang memegang tasnya.

“Hm,” Galaksi bergumam. “Baru mau ke kelas.”

“Gal soal yang kemarin pas sama Papa. Aku gak tau harus bilang apa sama kamu. Tapi makasi ya Gal.” Kejora menarik napasnya. “Kamu tau kan itu sulit buat aku tapi ternyata hal-hal buruk yang aku pikirin gak terjadi ya?”

Galaksi menatap maklum. “Kita manusia emang gitu Ra. Yang penting kamu udah merasa aman aja.”

Kejora menarik lengkung senyum. “Pagi ini kamu keliatan beda Gal. Lebih keliatan... happy?”

“Iya soalnya baru dateng ke sekolah udah ketemu Kejora Ayodhya. Dulunya cuman bisa liat aja bahkan foto juga lewat temen sekarang udah bisa ngobrol bareng.” Galaksi menjawab jujur. Begitu besar rasa sukanya terhadap perempuan ini.

“Jadi kamu seneng ngobrol sama aku?”

Galaksi menaruh tangannya di pinggang Kejora. Menatap Kejora dengan rendah, “Lebih dari seneng.”

****

“Ada yang kembali merajut asa. Mencipta tawa. Menaruh debar. Dan menjaga rasa. Kita adalah sepasang yang pernah singgah dan mencoba untuk memperbaikinya.” — Jordan & Lala

Kelas XII Bahasa 2 mengalami pelonjakan penduduk secara tiba-tiba karena tahu-tahu Jordan, Guntur dan Nyong mengungsi ke kelasnya. Bukan hanya itu bahkan para anak buah Galaksi yang dari kelas IPA juga berdiri di sana. Kejora menatap ngeri yang lain walaupun mereka tidak saling kenal hanya tahu nama saja namun teman-teman Galaksi yang ini cukup terkenal juga di kalangan sekolah sebagai anak-anak bengal. Bagaimana tidak bengal? Bahkan Kejora yakin seragam mereka sangat ketat.

Kalau kata Jordan lebih ketat dari rambu-rambu lalu lintas.

“Eh ada Lala mau dibantu gak?”  tanya Jordan pada Lala.

“Mau gak ya?” tanya Lala kesal. “Jelasin dulu kemarin tuh siapa coba yang naruh binder di atas meja yang isi tulisannya dari Jordan?”

“Itu La aku bisa jelasin. Itu dibawa Nyong,” rayu Jordan.

“JIAH AKU AKU ADA MAUNYA TUH LA!” sembur Guntur.

“Hati-hati La! Cewek sebelah aja digodain sampe gak bisa berpaling lo jangan sampe masuk perangkapnya La!” Nyong ikut-ikutan.

“DIEM LO SEMUA!” balas Jordan.

“Ada apa nih rame-rame? Dalam rangka apa?” tanya Oji yang habis lewat kelas Kejora lalu masuk seolah-olah kelas itu adalah kelasnya bersama dengan Galaksi, Septian dan Bams.

“Kepo aja lo,” cibir Lala.

“Buset La masih aja lo pedes-pedes manis gitu ya?” tanya Oji.

“Ji gue bilangin sama lo. Boleh yang mana aja Ji terserah. Mau Febbi juga silahkan asal jangan yang ini Ji. Udah gue tandain soalnya,” sebut Jordan.

“Wuidih mempertahankan aset negara lu Dan?” goda Guntur.

“Mempertahankan keturunan,” kata Jordan.

“YEEE SEMPAK!” Guntur melempar penghapus pada Jordan yang langsung menghindar.

“Kejora mana?” tanya Galaksi masuk ke dalam kelas.

“Gak ilang Lak cewek lu gak ilang,” seloroh Guntur.

“Memastikan aja.”

“Memastikan gue enggak Lak?” tanya Guntur.

“Lah siapa lu?” balas Galaksi membuat teman-temannya tertawa sementara Guntur mendengus.

“Aku putra raja. Raja duyung,” balas Guntur.

“Pacar fiksimu,” balas Oji.

“Gapapa penting gue ngebahagian orang. Daripada yang lain. Buat bahagia kaga. Nyakiti iya. Bikin overthinking iya. Mendingan gue dong?” Guntur PD.

“Ra,” Kejora menoleh pada Galaksi. “Ngapain?”

“Bersihin ini Gal.”

Galaksi berdiri di depan meja Kejora lalu berinisiatif mengambil penggaris besi tersebut dari tangan Kejora lalu memebersihkan kata-kata juga gambar tak bermoral di meja Kejora.

“Tuan putri duduk aja tinggal terima beres.” Galaksi menghimbau.

“Tapi Gal ntar diomo—”

“Emang kenapa? Kan kamu pacar aku. Melindungi pacarku adalah kewajibanku juga. Kamu duduk aja. Biar aku yang beresin.”

“Galak kalau lagi serius gitu cakep juga ya Ra?” goda Lala pada Kejora, bercanda. “Lebih cakep dari Jordan.”

“Aku denger La,” masam Jordan pada Lala membuat Lala terkekeh.

“Jadi lo sama Jordan balikan La?” tanya Kejora pada Lala.

****

“KEMANA KEMANA KEMANA,” Guntur bersenandung ketika sedang mengepel kelas. “Ku harus mencari kemana... Kekasih tercinta tak tau rimbanya lama tak datang ke rumah...”

Semua orang juga tahu bahwa itu lagu untuk Mona.

Mona yang kepanasan di mejanya hanya berusaha mengipasi wajahnya. “Suara fales gitu masih aja maksa nyanyi.”

Oji tertawa ngakak di samping. “Gitu-gitu nilai nyanyi seni budaya dia 90 Mon!”

“Kang nyogok,” balas Mona.

“Tipes kali mata Bu Seni Budaya sampe suara yang sanggup membangunkan berung-berung di laut gitu dikasi 90,” Mona menatap Guntur.

Jordan tertawa ngakak. “Berung-berung.”

“Galak mana?” tanya Septian. Cowok itu baru berbicara setelah teman-temannya diam. Hari ini Septian menggemparkan sekolah karena membawa salah satu koleksi mobil sport-nya ke sekolah.

“Menghabiskan waktunya sama Kejora.” sahut Bams.

****

Rooftop malam ini begitu lenggang. Udara di antara mereka terasa mendingin saat matahari kembali keperaduannya. Galaksi yang sedang merokok merasakan Kejora duduk di sampingnya sambil menutup hidung. Tidak suka bau rokok.

“Ganggu ya? Bentar aku matiin dulu.” Galaksi menyulut rokok tersebut hingga mati—tidak mau Kejora terganggu.

“Peka banget.”

“Masa gak peka.”

“Kalau diliat-liat sekarang langit lagi banyak bintangnya ya?” Kejora menerawang langit.

Galaksi hanya memperhatikannya dari samping. Meskipun ada banyak bintang. Hanya Kejora lah yang paling bersinar di matanya. Sebuah definisi di mata Galaksi saat menemukan hidupnya.

“Kenapa ngajak aku ke sini Gal?”

“Jalan-jalan. Biasanya aku di sini kalau gak tau harus kemana.”

“Duduk di sini gak takut jatuh?”

Galaksi menggeleng. “Kalau jatuh pun aku gak bakal kenapa-napa.”

“Iya aku tau karena kamu Galaksi. Galaksi Aldebaran,” sebut Kejora.

“Gimana Papa kamu?”

“Sekarang udah membaik.”

“Kalau Bang Batra? Dia masih gituin kamu?”

“Enggak Gal kita bahkan jarang bertengkar lagi.”

“Kalau dia gitu lagi bilang sama aku.”

“Mau kamu apain?”

“Paling aku iket depan pohon pisang.” Galaksi menyahut enteng.

Kejora tertawa. “Tega juga ya kamu Gal? Aku pikir enggak gitu. Omong-omong kamu gak laper lagi?”

“Kenapa? Kamu laper lagi? Mau aku beliin makanan apa?” tanya Galaksi pada Kejora. Membuat Kejora menggeleng dan memegang tangan cowok itu.

“Kamu gak perlu beliin aku apa-apa Gal. Aku gak lagi butuh sesuatu. Asal please minimalisir kebiasaan kamu kasi aku hadiah-hadiah secara mendadak Gal. Mending dananya ditabung.”

“Itu emang buat kamu. Lagian aku gak rugi Ra kalau beli itu aja,” kata Galaksi.

“Iya ngerti tapi ada baiknya ditabung aja Gal. Aku udah banyak hadiah dari kamu. Bahkan sampe sekarang semuanya masih ada.”

“Gini ya rasanya ditolak pemberiannya,” kekeh Galaksi membuat Kejora terdiam.

“Bukannya nolak Gal aku pasti terima. Cuman kalau banyak juga aku belum bisa pake kan sayang banget Gal. Masih banyak orang yang butuh itu,” kata Kejora.

“Iya Ra,” sahut Galaksi.

“Kamu udah ngantuk?”

Kejora mengangguk. “Udah malem juga dari tadi kita jalan-jalan. Seneng deh kita jadi punya waktu berdua gini.”

“Ohiya?” tanya Galaksi penasaran.

Kejora mengangguk antusias. “Iya Gal.”

“Kamu kenapa malem-malem gini gemesin? Pacar siapa coba?” tanya Galaksi.

“... Iya kayanya pacar kamu.”

“Kok kayanya?”

Kejora bersemu. “Habisnya kamu tanyanya gitu sih!”

“Oh jadi kamu gitu?” tanya Galaksi membuat Kejora tertawa pelan lalu berdiri dari ujung roftoop dan menjauh membuat Galaksi ikut berdiri dan mengejarnya. Cowok itu lalu menangkap Kejora dan memeluknya.

“Gal apaan sih? Lepas gak?” tanya Kejora. Namun bukannya dilepas Galaksi justru semakin mengeratkan pelukannya.

“Kok mau dilepasin? You sure?”

“Gal jangan bercanda ini udah malem!”

“Siapa yang bercanda ini juga lagi serius.” kepala Galaksi menyeruk di pundak kanan Kejora. “Masih mending dapet pacar kaya aku Ra. Kalau dapet yang kaya Septian gimana coba? Ham hem ham hem doang kerjaannya.”

Kejora tertawa. “Hush Gal gitu-gitu temen kamu!”

“Siapa juga yang bilang temennya Guntur?” sahut Galaksi.

Kejora tertawa. “Tapi ya Gal temen-temen kamu lebih perhatian daripada kamu. Mereka juga cepet tanggap. Ada terus. Gak kaya kamu. Tiba-tiba ngilang. Tiba-tiba tawuran. Tiba-tiba rusuh sama yang lain.”

“Jadi kamu suka sama temen-temen aku? Yang mana Ra? Sebut orangnya! Sebut! Biar malem ini aku datengin rumahnya!” Galaksi menyeru.

“Kris.”

“Ra kamu pasti bercanda kan?” Galaksi menatap Kejora heran.

“Ra demi apa? Kenapa harus Kris?!” tanya Galaksi. “Emang aku kurang apa Ra?”

“Gak kurang apa-apa. Aku cuman bercanda Gal.” Kejora tertawa membuat Galaksi mengelitikinya karena kesal Kejora terus-terusan bercanda.

Galaksi dan Kejora lalu terdiam karena sama-sama lelah berlari dan tertawa. Pandangan Galaksi yang teduh tertuju pada Kejora. “Kamu adalah rasa yang tidak pernah berakhir Ra,” urai Galaksi.

“Kamu cantik Ra,” kata Galaksi lembut.

*****

AN: Hai semuanya aku seneng banget akhirnya bisa udpate lagi & kali ini aku sedang survive (bertahan hidup) dengan pola hidup yang sehat. Karena itulah keinginanku di tahun ini. Kalian gimana? Udah makan apa hari ini?

Seneng gak update lagi? :p

Atau seneng ketemu aku lagi? 😋

Sesuai obrolan kita di part kemarin kita kunci/lock ya terkait visual ceritanya gimana setuju?

— Apa emojimu setelah baca part ini?

—  Apa emojimu ketika tau Kejora & Lala baikan?

— beberapa kata / harapan dari kalian buat Jordan & Lala?

— 1 Kata buat Kris

— 1 Kata buat Sarah

— 5 Kata buat Galaksi & Kejora

Kalau boleh jujur kangen banget sama kalian maaf kalau suka memakan waktu prosesnya tapi pasti secara pelan - pelan juga step by step berjalan yang penting di hidup ini kita berusaha dan berjalan sedikit demi sedikit. Untuk menyajikan cerita-cerita ini aku juga butuh yang namanya proses, energi, ide tapi semoga kalian sama ya! Apapun yang sedang kamu (kerjakan) semangat, jangan cepat menyerah💙

Dan untuk para pembaca yang sangat setia & mendukung terima kasih banyak tanpa kalian cerita-cerita ini engga akan sampai sini. Tanpa kalian cerita ini dan ceritaku yang lainnya gak akan sampe di tahap ini. Dan juga kita akan selalu bertemu di tiap partnya💙

Aku akan selalu mencoba (belajar) untuk menulis cerita-cerita yang layak dibaca dengan kualitas yang baik💙

1-10 EMOJI KETIKA KAMU SUDAH MEMBACA PART INI APA?

Jam Berapa Di Tempatmu Ketika Tiba di Bagian AN ini?

— SPAM GALAKSIKEJORA (Biar hafal)

— SPAM NEXT DI SINI UNTUK PART SELANJUTNYA YA<3

TENTUKAN TEAMMU: KEJORA ATAU SARAH?

TENTUKAN TEAMMU: GALAKSI ATAU KRIS?

1. SPAM "Galaksi" Untuk Update Cerita Lagi

2. SPAM "Septian" Untuk Yang Suka Septian

3. SPAM "Oji" Untuk Degem Oji

4. SPAM "" Untuk Update Lagi

5. SPAM "💙" Untuk Support Galaksikejora

6. SPAM "Bams" Untuk Yang Suka Sama Bams

7. Spam "Jordan" Untuk Degen Odan

8. Spam "Nyong" Untuk Kangen Pantun Nyong

9. Spam "Guntur" Untuk Guntur Raja Mermed Raja Terakhir Raja dari segaa raja

10. Spam "Galang" Untuk Galang🏴‍☠️

****

Kalian juga ada salam dari Galaksi Aldebaran & Kejora Ayodhya





I

ni Bang Batra & Kejora


Ini Jordan Aditama

Ini Septian Aidan Nugroho

Ini Bams Adnyana


Ini Oji Anuraga Raspati

Ini Guntur Gutama

Ini Nyong Bakarbessy

****

Bonus foto juga dalam dari Oji & Febbi


Ini Lala Thalany Nareswari

Ohiya aku juga lagi cari roleplayer cewek cowok kalau mau daftar langsung ketuk dm instagram: @Wattpadpi ya!

****



Follow Juga Instagram: Wattpadpi & Tik Tok Untuk Chat Story Tokoh-Tokoh RPPI

Pastikan kamu juga share cerita ini ke semua sosial mediamu ya!

***

Follow Instagram:
POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWII
WATTPADPI
POPPIPERTIWISTORY (TIK TOK)

Pinterest: Poppipertiwi & Wattpadpi (Untuk Semua Foto Tentang Semua Cerita)

Follow Instagram RPPI dari cerita (Galaksi, Septihan, & Galaksikejora)

RAVISPA
GALAKSIALDEBARANNN
SEPTIANAIDAN
KEJORAAYODHYA
JORDANADITAMA
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGAR
NYONGBRAY
KRISHAGRID
JIHANHALANA

FEBBINAFIKAAAA | JARGOMTEAM
MONAPRASETYAA | FANIMALANI
THALITAADIJAYA | WENDANELLA
MAURENANIKLE | LALATHALANY
FIFIRAVEYAA | SARAHAMEIRA
GHEAMONIKA | FREYAANDARAAA
GALANGGANESWARA | JEREMYGARENDRA | BEDULADNYANA
RONALDSINAGA | ZIDANDHYAKSA | MARCUSAFF | NOVAALDEBARAN | TITANUGROHO | SENJAGAHARI | HANAALEXANDER | STARLANUGROHO

****



Untuk yang belum punya novel Galaksi, Mozachiko, Septihan juga baju Unrespi dan Ravispa langsung pesan ke link ini : Https://linktr.ee//novelpoppipertiwi nanti kalian pilih salah satu untuk pesan di sana ya (Shopee) jadi langsung jemput mereka sekarang juga

Ingat beli buku original Galaksi, Mozachiko & Septihan & jangan beli yang bajakan!

****

Follow juga instagram Wattpadpi & PoppiPertiwistory untuk info-info updatean juga chat story chat story tokoh RPPI❤


With love, Poppi Pertiwi Ibu Negaramya anak-anak Ravispa sampe ketemu di part-part berikutnya! Doain aku semoga cepet udpate ya✨

(Spam) MAU UPDATE LAGI?💙

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 71.7K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
438K 50.5K 33
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
316K 25.3K 21
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...